Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Ciri utama dari pada penelitian tindakan adalah bertujuan untukmemperoleh penemuan

yang signifikan secara operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan.
Dalam pendidikan, penelitian tindakan merupakan sebuah kegiatan penyelidikan yang
dilakukan secara sistematis oleh para guru, kepala sekolah, atau para pemangku kepentingan
dalam pengajaran yang melibatkan proses pengumpulan informasi mengenai proses
berjalannya sekolah, cara guru mengajar, dan cara siswa belajar.
Dalam pengertian lain metode penelitian tindakan dapat disebut juga sebagai suatu
penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang
variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan
kebijakan dalam pembelajaran.
Maka dalam hal ini, pembahasan penelitian tindakan menjadi suatu hal pokok dalam
pendidikan itu karena di dalamnya merupakan usaha untuk menginterpretasikan pada kegiatan
yang memiliki urgensi evaluasi di masa yang akan datang.
B.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penyusun ingin mengkaji lebih dalam tentang Metode

Penelitian Tindakan maka penyusun merumuskan masalah sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C.

Apa pengertian penelitian tindakan?


Sebutkan ciri-ciri penelitian tindakan!
Sebutkan contoh penelitian tindakan!
Sebutkan tujuan dari penelitian tindakan!
Sebutkan kesukaran dari pelaksanaan penelitian tindakan!
Bagaimana Landasan Penelitian Tindakan?
Sebutkan langkah-langkah penelitian tindakan!

Tujuan Penulisan
Makalah ini mempunyai tujuan penulisan dan tujuan penulisannya adalah :
1.

Pengertian penelitian tindakan

2.

Ciri-ciri penelitian tindakan

3.

Contoh penelitian tindakan

4.

Tujuan penelitian tindakan

5.

Kesukaran pelaksanaan penelitian tindakan

6.

Landasan Penelitian tindakan

7.

Langkah-langkah penelitian tindakan

BAB II
PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN TINDAKAN (ACTION RESEARCH)


A.

Pengertian Penelitian Tindakan


Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan

dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subjek yang
diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan
situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Tindakan ini di kalangan pendidikan dapat
diterapkan pada sebuah kelas sehingga sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
bila yang melakukan tindakan adalah kepala sekolah atau pimpinan lain maka tetap saja
disebut penelitian tindakan.
Dalam kaitannya dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas, di sana terdapat tiga kata
yang membentuk pengertian tersebut, yaitu :
Penelitian yang berarti menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara-cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
Tindakan yang menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
Kelas - dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian
yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran,
yang dimaksud dengan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga.
Dalam pengertian lain metode penelitian tindakan dapat disebut juga sebagai suatu
penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang
variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan
kebijakan dan pembangunan. Peneliti decision maker bersama-sama menentukan masalah,
membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut.
Ciri utama dari penelitian tindakan adalah tujuannya untuk memperoleh penemuan
yang signifikan secara operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan.
Penelitian tindakan mengadakan rangka kerja penelitian empiris yang didasarkan pada
observasi objektif pada masa sekarang untuk memecahkan masalah-masalah baru, serta

praktis dan aktual dalam kegiatan-kegiatan kerja. Karena itu, penelitian tindakan mempunyai
sifat lebih fleksibel dan dapat mengorbankan kepentingan kontrol demi adanya inovasi dan
bekerja dengan on the spot experimentation. Validitas internal dan eksternal dari penelitian
tindakan secara relatif lemah, karena sample kurang representatif masih dibenarkan, demikian
juga kontrol terhadap variabel bebas tidak terlalu ditekankan.
Penelitian tindakan yang bertujuan memberikan penemuan-penemuan yang praktis,
kurang memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.
B.

Pengertian Penelitian Tindakan Menurut Beberapa Ahli


Menurut Kemmis (1994) bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian

reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
praktik sosial.
Kemmis dan Taggar (1988) menyatakan juga bahwa penelitian tindakan adalah suatu
bentuk penelitian reflektif diri secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan pratik pendidikan sosial mereka, serta pemahaman
mereka mengenai praktik dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut.
Menurut Arikunto (2002: 18) penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang
terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada
masyarakat yang bersangkutan. Selanjutnya Zuriah (2003: 54) mengemukakan bahwa
penelitian tindakan menekankan pada kegiatan (tindakan) dengan mengujicobakan suatu ide ke
dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro yang diharapkan kegiatan tersebut mampu
memperbaiki, meningkatkan kualitas, dan melakukan perbaikan sosial.
Apabila dihubungkan antara penelitian dan tindakan, maka dapat kita lihat hubungan
antara penelitian dan tindakan yang dilaksanakan sebagai berikut :
1. Penelitian dan tindakan terpisah sama sekali. Penelitian memilih masalahnya sendiri
dan pelaksanakan tindakan praktis melaksanakan kegiatannya sendiri pula dimana
kedua mereka mempunyai tujuan yang berbeda. Jika ada dialog antara peneliti dan
kaum praktisi maka dialog ini bukan disengaja.
2. Terdapat interdependensi antara tindakan dengan penelitian tetapi tindakan yang
dilaksanakan oleh kaum praktisi tidak disambung dengan institusi penelitian namun
hanya dipandui oleh penelitian. Misalnya, ada program penelitian tentang program
sastra yang dilaksanakan oleh universitas tentang produktivitas menulis sastra
kemudian hasilnya digunakan oleh dinas atau Departemen Pendidikan Nasional.
Akan tetapi, Dinas/Depertemen Pendidikan Nasional tidak mempunyai kontrol

terhadap

masalah,

desain,

dan

sebagainya,

kecuali

Dinas/Departemen

menginginkan adanya data atau kesimpulan dari penelitian tersebut.


3. Program tindakan tidak bergantung dari penelitian tetapi penelitian bergantung atau
berkenaan dengan tindakan praktisi. Penelitian berupaya untuk mengadakan
evaluasi terhadap tindakan dan biasanya para praktisi mendefinisikan masalah dan
meminta institusi penelitian untuk meneliti tindakan tersebut.
4. Ada juga tindakan atau kegiatan dilaksanakan untuk kepentingan penelitian. Di sini
program dan tindakan dilaksanakan untuk menguji hipotesis dan tindakan dilakukan
demi kepentingan peneliitian. Misalnya peneliti ingin melihat efektivitas dari 3 metode
mengajarkan sastra pada siswa SMA.
5. Hubungan yang terakhir antara penelitian dan tindakan praktisi adalah program
tindakan dan penelitian dilaksanakan bersama-sama oleh peneliti dan mengambil
keputusan (decision maker), memilih masalah, membuat desain, dan bersama-sama
pula membuatnya serta dilaksanakan dalam masyarakat. Penelitian yang demikian
dinamakan penelitian tindakan atau action research.
C.

Ciri-Ciri Penelitian Tindakan


1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja/ kelas.
2. Menyediakan rangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah

dan

perkembangan-perkembangan baru. Cara penelitian ini juga empiris dalam artian


bahwa penelitian tersebut mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data
mengenai tingkah laku, dan tidak berdasar pada pendapat subjektif yang didasarkan
pada pengalaman masa lampau.
3. Fleksibel dan adaptif, membolehkan
penelitiannya

dan

mengorbankan

perubahan-perubahan

kontrol

untuk

selama

kepentingan on

the

masa
spot

experimentation dan inovasi.


4. Walaupun berusaha supaya sistematis, namun penelitian tindakan kekurangan
ketertiban ilmiah, karenanya validitas internal dan eksternalnya adalah lemah.
Tujuannya situsional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, dan kontrolnya
terhadap variabel bebas sangat kecil. Karena itu, hasil-hasilnya walaupun berguna
untuk dimensi praktis, namun tidak secara langsung memberi sumbangan kepada
ilmunya.
D.

Contoh Penelitian Tindakan

Suatu program yang dilaksanakan di sekolah terhadap para pengajarnya untuk


meningkatkan kedisiplinan. Menerapkan program reward and punishment dalam mengajar di
sekolah.
E.

Kesukaran Pelaksanaan Penelitian Tindakan


Kesulitan-kesulitan pelaksanaan penelitian tindakan dapat mencakup dua hal, yaitu

kesulitan dalam mengadakan evaluasi serta kesulitan dalam koordinasi antara peneliti dan
pelaksana kegiatan serta pelaksanaan program.
a.

Kesukaran evaluasi

Ada kalanya tidak diperoleh pengaruh yang dapat diobservasikan atau beda yang nyata
antara kelompok-kelompok di mana dilaksanakan program karena tidak ada kontrol untuk
mernbuat hal-hal lain di luar program tidak berubah. Kesukaran analisis serta evaluasi juga
disebabkan oleh kurangnya dokumentasi yang sistematik dan hati-hati dengan program, baik
ketika dimulai, asal usul program, modifikasi, dan sebagainya.
Kadangkala stimulus terlalu lemah relatif terhadap faktor-faktor lain yang terjadi di luar
program, yang mana kadangkala berhubungan dengan jangka waktu yang terlalu pendek untuk
mengevaluasi hasil. Juga karena waktu yang terlalu pendek untuk mengevaluasi hasil. Juga
karena adanya sifat "mengamati langsung" oleh peneliti terhadap manusia yang melaksanakan
dan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan perubahan itu sendiri, maka dampak yang
diperlihatkan tidak murni lagi.
b.

Kesukaran kerja sama

Pada pelaksanaan penelitian tindakan ini perlu sekali adanva kerja sama antara si
peneliti dengan si pelaksana kegiatan/decision maker, maka di sana-sini terdapat kesukarankesukaran, antara lain sebagai berikut :

Sukar untuk menjelaskan apakah proyek tersebut suatu penelitian atau suatu
program tindakan sehingga sukar menentukan siapa yang akan merupakan

pengambilan keputusan dalam kegiatan tersebut.


Adanya ketergantungan antara peneliti dan pelaksana program, sedangkan kedua
pihak mempunyai profesi serta orientasi dan perbedaan dalam deskripsi
pekerjaan, serta sistem "rewarding" membuat pelaksanaan penelitian tindakan
relatif sukar.

Ketentuan-ketentuan serta requirement yang interdisiplin dari penelitian tindakan


(antara guru dengan ahli psikologi, dan sebagainya) membuat penelitian tindakan
merupakan satu penelitian yang menghendaki kerja sama yang utuh.

F.

Landasan Penelitian Tindakan


Ada dua teori yang melandasi penelitian tindakan yaitu teori penelitian tindakan kritis

dan penelitian tindakan praktis.


Teori penelitian tindakan kritis memberikan perhatian pada pencerahan, membebaskan
individu dari aturan ketat, kebiasaan,birokrasi, berpartisipasi secara demokratis dalam proses
reformasi.
Teori ini merupakan bagian dari teori pascamodern yang memandang kebenaran itu
relatif, kondisional dan situasional, pengetahuan dihasilkan oleh penelitian terdahulu.
Ada 4 nilai dasar penelitian tindakan, yaitu :

demokrasi,
kesamaan,
kebebasan,
peningkatan perbaikan.

Penelitian tindakan praktis lebih menekankan perbuatan atau tindakan, komitmen untuk
terus mengadakan perbaikan penentuan keputusan didasarkan atas pengalaman sendiri dan
kondisi setempat. Penelitian tindakan hendaknya menjadi kegiatan sehari-hari :
a)
b)
c)
d)

pahami konsep penelitian tidakan,


hitung berapa penelitian tindakan yang telah dilakukan,
lakukan penelitian tindakan dan yakin upaya anda itu berharga,
Kerjakan tindakan penelitian yang bermanfaat bagi siswa masyarakat, dan yakin

penelitian tindakan yang anda lakukan tidak ada dampak negatif,


e) bila ada kekurangan segera perbaiki,
f) minta bantuan kepada rekan profesional.

G.

Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan


Secara

garis

besar,

perencanaan (planning),

langkah-langkah

pelaksanaan (acting),

dalam

penelitian

tindakan

ini

pengamatan(monitoring), dan

penilaian (reflecting). Keempat langkah tersebut dapat dilihat dari bagan berikut ini:

meliputi
refleksi/

Dari gambar tersebut, dapat kita ketahui bahwa dari langkah-langkah tersebut dapat
menjadi satu siklus artinya, siklus dari keempat langkah tersebut dapat berulang tetapi siklus
dapat berhenti bila peneliti sudah merasa puas akan hasil yang dicapainya.
Perencanaan
Dalam kegiatan apapun, perencanaan memiliki peran yang penting. Dalam penelitian
tindakan, perencanaan menjadi langkah pertama yang menjadi dasar bagi langkah berikutnya.
Berdasarkan definisi, perencanaan harus bersifat prospektif (Kemmis dan McTaggart, 1982),
yaitu menunjukkan arah tindakan. Dengan demikian, perencanaan harus mengarah pada apa
saja yang akan dilakukan. Semua kegiatan yang melibatkan manusia sampai pada tingkat
tertentu tidak dapat diramalkan dan karenanya mengandung risiko. Perencanaan harus
mengidentifikasi dan mengantisipasi hal-hal yang demikian. Perencanaan harus bersifat luwes
agar dapat disesuaikan dengan kejadian-kejadian yang tidak teramalkan sebelumnya dan
dengan kendala-kendala yang sebelumnya tidak diketahui.
Tindakan yang dicantumkan dalam perencanaan harus bersifat strategis.Tindakan
strategis adalah tindakan yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja berdasarkan pemikiran
rasional. Tindakan strategis bukan tindakan yang semata-mata berdasarkan kebiasaan atau
pandangan yang tidak dilandasi oleh pemikiran rasional.

Sifat strategis ini memiliki dua pengertian. Pertama, tindakan-tindakan tersebut harus
memperhitungkan risiko-risiko yang ada dan memperhatikan kendala-kendala yang mungkin
timbul di lapangan. Kedua, tindakan strategis harus dipilih karena tindakan tersebut memberi
peluang pada guru untuk bertindak secara lebih efektif dan bijaksana untuk meningkatkan suatu
keadaan. Tindakan strategis diharapkan dapat membantu guru untuk mengatasi kendala yang
ada dan memberikan kewenangan padanya untuk bertindak secara tepat dan efektif dalam
situasi yang dihadapinya. Tindakan strategis juga hendaknya membantu guru untuk menyadari
adanya potensi baru dari tindakan tersebut untuk meningkatkan kualitas. Dalam proses
perencanaan, guru dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk membicarakan tindakantindakan strategis apa yang akan dilaksanakan dan untuk membangun pengertian bersama.
Dengan pengertian tersebut, mereka dapat menganalisis dan meningkatkan pemahaman
terhadap tindakan mereka dalam situasi yang mereka hadapi.
Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implementasi dari rencana. Tindakan yang dilaksanakan adalah
tindakan yang disengaja dan terkendali. Tindakan pertama berfungsi sebagai landasan bagi
pengembangan lebih jauh dari tindakan berikutnya. Suatu tindakan hendaknya dilandasi
dengan niat untuk mengembangkan atau memperbaiki situasi kelas dalam arti luas. Jika dilihat
urutannya, tindakan diarahkan oleh perencanaan, dalam arti bahwa tindakan harus
memperhatikan perencanaan sebagai landasannya. Oleh karenanya, tindakan bersifat
retrospektif (Kemmis dan McTaggart, 1982).
Sifat retrospektif tindakan ini penting, karena sifat ini ini membedakan penelitian
tindakan dengan kegiatan sehari-hari manusia (meskipun tanpa disadari kegiatan tersebut
dapat memiliki unsur perencanaan, pelaksanaan, dan perencanaan kembali). Perbedaanya
adalah bahwa penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan yang direncanakan secara sadar
dan disengaja, suatu ciri yang mengarah pada tindakan strategis seperti yang sudah disebut di
atas.
Namun, tindakan tidak sepenuhnya diarahkan oleh rencana. Tindakan dilaksanakan
pada situasi dan waktu tertentu. Kadang-kadang muncul kendala secara tiba-tiba dan tidak
terduga sebelumnya. Oleh karena itu, rencana tindakan harus selalu memiliki ciri yang bersifat
sementara. Rencana harus luwes dan memberi peluang pada adanya perubahan sesuai
dengan keadaan. Tindakan sekarang terikat dengan tindakan sebelumnya, tetapi tindakan
sebelumnya juga memiliki jangkauan yang sementara terhadap kenyataan yang terjadi

sekarang. Dengan demikian, tindakan tidak bersifat kaku tetapi dinamis, yang dalam
pelaksanaannya memerlukan keputusan yang segera mengenai apa yang harus dilakukan.
Implementasi rencana tindakan mengasumsikan adanya ciri usaha yang sungguhsungguh menuju perbaikan. Negosiasi dan kompromi diperlukan, namun kompromi juga harus
dilihat dalam konteks strategis. Tindakan berikutnya didasarkan pada hasil tindakan
sebelumnya. Hasil tindakan hendaknya selalu dilihat dari tiga aspek: peningkan praktik,
peningkatan pemahaman (secara individual atau kelompok), dan peningkatan situasi tempat
tindakan dilaksanakan.
Pemantauan
Pemantauan

dalam

penelitian

tindakan

berfungsi

untuk

mendokumentasikan

implementasi perencanaan dalam pelaksanaan tindakan. Pemantauan juga bersifat prospektif


(memandang ke depan) karena menjadi dasar bagi penilaian (refleksi atau evaluasi) terhadap
tindakan sekarang, dan lebih-lebih lagi bagi tindakan yang akan datang selagi siklus yang
sekarang berlangsung. Pemantauan yang cermat diperlukan karena tindakan pada umumnya
mengalami kendala di lapangan.Kendala tidak selalu dapat diketahui sebelumnya. Pemantauan
harus direncanakan tetapi tidak boleh terlalu sempit. Observasi, sebagai salah satu alat
pemantau, misalnya, tidak boleh terlalu sempit. Observasi harus bersifat responsif dan terbuka.
Seperti halnya tindakan, rencana pemantauan harus luwes dan memberi peluang untuk
mencatat hal-hal yang tidak diharapkan. Peneliti perlu mengamati proses tindakan, pengaruh
tindakan pada situasi (baik yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki), kendala yang
timbul, dan masalah-masalah lain yang muncul. Pemantauan selalu diarahkan oleh tujuan untuk
memberikan dasar bagi refleksi atau penilaian. Dengan cara ini, pemantauan dapat membantu
meningkatkan praktik melalui pemahaman yang lebih baik dan melalui tindakan strategis yang
lebih memadai.
Penilaian
Penilaian dalam penelitian tindakan sering juga disebut refleksi atau evaluasi. Refleksi
bersifat retrospektif. Artinya, refleksi akan melihat kembali tindakan yang telah dicatat dalam
tahap pemantauan. Refleksi berusaha memberi makna pada proses, masalah, kendala yang
muncul ketika tindakan strategis dilaksanakan, dan efektifitas tindakan untuk memecahkan
masalah atau meningkatkan situasi. Refleksi mempertimbangkan berbagai macam perspektif
dari pihak-pihak yang terlibat dan berusaha memahami permasalahan dan penyebab timbulnya
permasalahan. Refleksi biasanya dilakukan melalui diskusi antara pihak-pihak tersebut. Diskusi

akan mengarah pada pemahaman baru dan dijadikan dasar untuk memperbaiki rencana yang
akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Refleksi memiliki aspek evaluatif, karena langkah ini
meminta pihak-pihak yang terlibat untuk menimbang-nimbang dan menilai apakah tindakan
strategis yang telah dilakukan efektif atau tidak.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan
dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang
diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan
situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Praktis dan langsung relevan untuk situasiaktual dalam dunia nyata. Menyediakan
rangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan-perkembangan baru,
yang

lebih

baik

baik

daripada

cara

pendekatan

impresiontik

dan

fragmentaris. Kemudian Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama


masa

penelitiannya

dan

mengorbankan

kontrol

untuk

kepentingan on

the

spot

experimentation dan inovasi.


Tujuannya situsional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, dan kontrolnya
terhadap variabel bebas sangat kecil.
Suatu program inservice training untuk melatih para konselor bekerja dengan anak
putus sekolah, untuk meningkatkan kemampuan narasi siswa, untuk menyusun program
pembelajaran yang efektif, untuk memecahkan masalah penggunaan IT dalam proses
pembelajaran bahasa,
Tujuan penelitian Tindakan

Untuk memperoleh keterangan yang objektif dalam rangka membenarkan kebijakan


atau kegiatan yang telah dibuat.

Untuk memberikan keterangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk kegiatan
dan tindakan yang akan datang.

Untuk membenarkan penundaan aksi dan tidak mengambil tindakan apapun.

Untuk menstimulasikan pekerja-pekerja pelaksanaan program ke arah yang lebih


dinamis serta lebih menggiatkan implikasi dari berbagai alat untuk mencapai tujuan.

Kesulitan-kesulitan pelaksanaan penelitian tindakan dapat mencakup dua hal, yaitu


kesulitan dalam mengadakan evaluasi serta kesulitan dalam koordinasi antara peneliti dan
pelaksana kegiatan serta pelaksanaan program.

Secara

garis

besar,

perencanaan (planning),
penilaian (reflecting).

langkah-langkah

pelaksanaan (acting),

dalam

penelitian

tindakan

ini

pengamatan(monitoring), dan

meliputi
refleksi/

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Furchan Arif, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Pustaka Pelajar. Yogyakarta : 2007.
John W. Creswell, Educational Research, Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative
and Qualitative Research (New Jersey: Pearson Education Inc, 2005)
Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta : 2003.
http://pbacirebon.blogspot.com/2009/12/konsep-dan-jenis-penelitian.html
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta Bandung, Bandung: 2012.
Setyosari,Pungoi, Metode Penelitian dan Pengembangan, Kencana, Jakarta : 2010.

Вам также может понравиться