Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ciri utama dari pada penelitian tindakan adalah bertujuan untukmemperoleh penemuan
yang signifikan secara operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan.
Dalam pendidikan, penelitian tindakan merupakan sebuah kegiatan penyelidikan yang
dilakukan secara sistematis oleh para guru, kepala sekolah, atau para pemangku kepentingan
dalam pengajaran yang melibatkan proses pengumpulan informasi mengenai proses
berjalannya sekolah, cara guru mengajar, dan cara siswa belajar.
Dalam pengertian lain metode penelitian tindakan dapat disebut juga sebagai suatu
penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang
variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan
kebijakan dalam pembelajaran.
Maka dalam hal ini, pembahasan penelitian tindakan menjadi suatu hal pokok dalam
pendidikan itu karena di dalamnya merupakan usaha untuk menginterpretasikan pada kegiatan
yang memiliki urgensi evaluasi di masa yang akan datang.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penyusun ingin mengkaji lebih dalam tentang Metode
Tujuan Penulisan
Makalah ini mempunyai tujuan penulisan dan tujuan penulisannya adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subjek yang
diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan
situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Tindakan ini di kalangan pendidikan dapat
diterapkan pada sebuah kelas sehingga sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
bila yang melakukan tindakan adalah kepala sekolah atau pimpinan lain maka tetap saja
disebut penelitian tindakan.
Dalam kaitannya dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas, di sana terdapat tiga kata
yang membentuk pengertian tersebut, yaitu :
Penelitian yang berarti menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara-cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
Tindakan yang menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
Kelas - dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian
yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran,
yang dimaksud dengan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga.
Dalam pengertian lain metode penelitian tindakan dapat disebut juga sebagai suatu
penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang
variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan
kebijakan dan pembangunan. Peneliti decision maker bersama-sama menentukan masalah,
membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut.
Ciri utama dari penelitian tindakan adalah tujuannya untuk memperoleh penemuan
yang signifikan secara operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan.
Penelitian tindakan mengadakan rangka kerja penelitian empiris yang didasarkan pada
observasi objektif pada masa sekarang untuk memecahkan masalah-masalah baru, serta
praktis dan aktual dalam kegiatan-kegiatan kerja. Karena itu, penelitian tindakan mempunyai
sifat lebih fleksibel dan dapat mengorbankan kepentingan kontrol demi adanya inovasi dan
bekerja dengan on the spot experimentation. Validitas internal dan eksternal dari penelitian
tindakan secara relatif lemah, karena sample kurang representatif masih dibenarkan, demikian
juga kontrol terhadap variabel bebas tidak terlalu ditekankan.
Penelitian tindakan yang bertujuan memberikan penemuan-penemuan yang praktis,
kurang memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.
B.
reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
praktik sosial.
Kemmis dan Taggar (1988) menyatakan juga bahwa penelitian tindakan adalah suatu
bentuk penelitian reflektif diri secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan pratik pendidikan sosial mereka, serta pemahaman
mereka mengenai praktik dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut.
Menurut Arikunto (2002: 18) penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang
terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada
masyarakat yang bersangkutan. Selanjutnya Zuriah (2003: 54) mengemukakan bahwa
penelitian tindakan menekankan pada kegiatan (tindakan) dengan mengujicobakan suatu ide ke
dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro yang diharapkan kegiatan tersebut mampu
memperbaiki, meningkatkan kualitas, dan melakukan perbaikan sosial.
Apabila dihubungkan antara penelitian dan tindakan, maka dapat kita lihat hubungan
antara penelitian dan tindakan yang dilaksanakan sebagai berikut :
1. Penelitian dan tindakan terpisah sama sekali. Penelitian memilih masalahnya sendiri
dan pelaksanakan tindakan praktis melaksanakan kegiatannya sendiri pula dimana
kedua mereka mempunyai tujuan yang berbeda. Jika ada dialog antara peneliti dan
kaum praktisi maka dialog ini bukan disengaja.
2. Terdapat interdependensi antara tindakan dengan penelitian tetapi tindakan yang
dilaksanakan oleh kaum praktisi tidak disambung dengan institusi penelitian namun
hanya dipandui oleh penelitian. Misalnya, ada program penelitian tentang program
sastra yang dilaksanakan oleh universitas tentang produktivitas menulis sastra
kemudian hasilnya digunakan oleh dinas atau Departemen Pendidikan Nasional.
Akan tetapi, Dinas/Depertemen Pendidikan Nasional tidak mempunyai kontrol
terhadap
masalah,
desain,
dan
sebagainya,
kecuali
Dinas/Departemen
dan
dan
mengorbankan
perubahan-perubahan
kontrol
untuk
selama
kepentingan on
the
masa
spot
kesulitan dalam mengadakan evaluasi serta kesulitan dalam koordinasi antara peneliti dan
pelaksana kegiatan serta pelaksanaan program.
a.
Kesukaran evaluasi
Ada kalanya tidak diperoleh pengaruh yang dapat diobservasikan atau beda yang nyata
antara kelompok-kelompok di mana dilaksanakan program karena tidak ada kontrol untuk
mernbuat hal-hal lain di luar program tidak berubah. Kesukaran analisis serta evaluasi juga
disebabkan oleh kurangnya dokumentasi yang sistematik dan hati-hati dengan program, baik
ketika dimulai, asal usul program, modifikasi, dan sebagainya.
Kadangkala stimulus terlalu lemah relatif terhadap faktor-faktor lain yang terjadi di luar
program, yang mana kadangkala berhubungan dengan jangka waktu yang terlalu pendek untuk
mengevaluasi hasil. Juga karena waktu yang terlalu pendek untuk mengevaluasi hasil. Juga
karena adanya sifat "mengamati langsung" oleh peneliti terhadap manusia yang melaksanakan
dan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan perubahan itu sendiri, maka dampak yang
diperlihatkan tidak murni lagi.
b.
Pada pelaksanaan penelitian tindakan ini perlu sekali adanva kerja sama antara si
peneliti dengan si pelaksana kegiatan/decision maker, maka di sana-sini terdapat kesukarankesukaran, antara lain sebagai berikut :
Sukar untuk menjelaskan apakah proyek tersebut suatu penelitian atau suatu
program tindakan sehingga sukar menentukan siapa yang akan merupakan
F.
demokrasi,
kesamaan,
kebebasan,
peningkatan perbaikan.
Penelitian tindakan praktis lebih menekankan perbuatan atau tindakan, komitmen untuk
terus mengadakan perbaikan penentuan keputusan didasarkan atas pengalaman sendiri dan
kondisi setempat. Penelitian tindakan hendaknya menjadi kegiatan sehari-hari :
a)
b)
c)
d)
G.
garis
besar,
perencanaan (planning),
langkah-langkah
pelaksanaan (acting),
dalam
penelitian
tindakan
ini
pengamatan(monitoring), dan
penilaian (reflecting). Keempat langkah tersebut dapat dilihat dari bagan berikut ini:
meliputi
refleksi/
Dari gambar tersebut, dapat kita ketahui bahwa dari langkah-langkah tersebut dapat
menjadi satu siklus artinya, siklus dari keempat langkah tersebut dapat berulang tetapi siklus
dapat berhenti bila peneliti sudah merasa puas akan hasil yang dicapainya.
Perencanaan
Dalam kegiatan apapun, perencanaan memiliki peran yang penting. Dalam penelitian
tindakan, perencanaan menjadi langkah pertama yang menjadi dasar bagi langkah berikutnya.
Berdasarkan definisi, perencanaan harus bersifat prospektif (Kemmis dan McTaggart, 1982),
yaitu menunjukkan arah tindakan. Dengan demikian, perencanaan harus mengarah pada apa
saja yang akan dilakukan. Semua kegiatan yang melibatkan manusia sampai pada tingkat
tertentu tidak dapat diramalkan dan karenanya mengandung risiko. Perencanaan harus
mengidentifikasi dan mengantisipasi hal-hal yang demikian. Perencanaan harus bersifat luwes
agar dapat disesuaikan dengan kejadian-kejadian yang tidak teramalkan sebelumnya dan
dengan kendala-kendala yang sebelumnya tidak diketahui.
Tindakan yang dicantumkan dalam perencanaan harus bersifat strategis.Tindakan
strategis adalah tindakan yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja berdasarkan pemikiran
rasional. Tindakan strategis bukan tindakan yang semata-mata berdasarkan kebiasaan atau
pandangan yang tidak dilandasi oleh pemikiran rasional.
Sifat strategis ini memiliki dua pengertian. Pertama, tindakan-tindakan tersebut harus
memperhitungkan risiko-risiko yang ada dan memperhatikan kendala-kendala yang mungkin
timbul di lapangan. Kedua, tindakan strategis harus dipilih karena tindakan tersebut memberi
peluang pada guru untuk bertindak secara lebih efektif dan bijaksana untuk meningkatkan suatu
keadaan. Tindakan strategis diharapkan dapat membantu guru untuk mengatasi kendala yang
ada dan memberikan kewenangan padanya untuk bertindak secara tepat dan efektif dalam
situasi yang dihadapinya. Tindakan strategis juga hendaknya membantu guru untuk menyadari
adanya potensi baru dari tindakan tersebut untuk meningkatkan kualitas. Dalam proses
perencanaan, guru dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk membicarakan tindakantindakan strategis apa yang akan dilaksanakan dan untuk membangun pengertian bersama.
Dengan pengertian tersebut, mereka dapat menganalisis dan meningkatkan pemahaman
terhadap tindakan mereka dalam situasi yang mereka hadapi.
Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implementasi dari rencana. Tindakan yang dilaksanakan adalah
tindakan yang disengaja dan terkendali. Tindakan pertama berfungsi sebagai landasan bagi
pengembangan lebih jauh dari tindakan berikutnya. Suatu tindakan hendaknya dilandasi
dengan niat untuk mengembangkan atau memperbaiki situasi kelas dalam arti luas. Jika dilihat
urutannya, tindakan diarahkan oleh perencanaan, dalam arti bahwa tindakan harus
memperhatikan perencanaan sebagai landasannya. Oleh karenanya, tindakan bersifat
retrospektif (Kemmis dan McTaggart, 1982).
Sifat retrospektif tindakan ini penting, karena sifat ini ini membedakan penelitian
tindakan dengan kegiatan sehari-hari manusia (meskipun tanpa disadari kegiatan tersebut
dapat memiliki unsur perencanaan, pelaksanaan, dan perencanaan kembali). Perbedaanya
adalah bahwa penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan yang direncanakan secara sadar
dan disengaja, suatu ciri yang mengarah pada tindakan strategis seperti yang sudah disebut di
atas.
Namun, tindakan tidak sepenuhnya diarahkan oleh rencana. Tindakan dilaksanakan
pada situasi dan waktu tertentu. Kadang-kadang muncul kendala secara tiba-tiba dan tidak
terduga sebelumnya. Oleh karena itu, rencana tindakan harus selalu memiliki ciri yang bersifat
sementara. Rencana harus luwes dan memberi peluang pada adanya perubahan sesuai
dengan keadaan. Tindakan sekarang terikat dengan tindakan sebelumnya, tetapi tindakan
sebelumnya juga memiliki jangkauan yang sementara terhadap kenyataan yang terjadi
sekarang. Dengan demikian, tindakan tidak bersifat kaku tetapi dinamis, yang dalam
pelaksanaannya memerlukan keputusan yang segera mengenai apa yang harus dilakukan.
Implementasi rencana tindakan mengasumsikan adanya ciri usaha yang sungguhsungguh menuju perbaikan. Negosiasi dan kompromi diperlukan, namun kompromi juga harus
dilihat dalam konteks strategis. Tindakan berikutnya didasarkan pada hasil tindakan
sebelumnya. Hasil tindakan hendaknya selalu dilihat dari tiga aspek: peningkan praktik,
peningkatan pemahaman (secara individual atau kelompok), dan peningkatan situasi tempat
tindakan dilaksanakan.
Pemantauan
Pemantauan
dalam
penelitian
tindakan
berfungsi
untuk
mendokumentasikan
akan mengarah pada pemahaman baru dan dijadikan dasar untuk memperbaiki rencana yang
akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Refleksi memiliki aspek evaluatif, karena langkah ini
meminta pihak-pihak yang terlibat untuk menimbang-nimbang dan menilai apakah tindakan
strategis yang telah dilakukan efektif atau tidak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan
dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang
diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan
situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Praktis dan langsung relevan untuk situasiaktual dalam dunia nyata. Menyediakan
rangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan-perkembangan baru,
yang
lebih
baik
baik
daripada
cara
pendekatan
impresiontik
dan
penelitiannya
dan
mengorbankan
kontrol
untuk
kepentingan on
the
spot
Untuk memberikan keterangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk kegiatan
dan tindakan yang akan datang.
Secara
garis
besar,
perencanaan (planning),
penilaian (reflecting).
langkah-langkah
pelaksanaan (acting),
dalam
penelitian
tindakan
ini
pengamatan(monitoring), dan
meliputi
refleksi/
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Furchan Arif, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Pustaka Pelajar. Yogyakarta : 2007.
John W. Creswell, Educational Research, Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative
and Qualitative Research (New Jersey: Pearson Education Inc, 2005)
Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta : 2003.
http://pbacirebon.blogspot.com/2009/12/konsep-dan-jenis-penelitian.html
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta Bandung, Bandung: 2012.
Setyosari,Pungoi, Metode Penelitian dan Pengembangan, Kencana, Jakarta : 2010.