Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUKAK PEPTIK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ALFIYAN
: 201404001
DITHA R HANDAYANI
: 201404004
FADILA ISKANDAR
: 201404007
LAHERMAN KEPNO
: 201404012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan
hidayah-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Makalah Tukak Peptik
sebagai bentuk pengajuan tugas dari mata kuliah Farmakoterapi 1 oleh Yulinda
M. Bambungan S.Faram.,M.Si.,Apt
Kami
Makalah ini, demi kesempurnaan Makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga segala
informasi yang terdapat di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
khususnya mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) PAPUA
SORONG, serta masyarakat Papua pada umumnya
Sorong, Desember 2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................
1
1
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Tukak Peptik ............................................................................
B. Prevalensi ...............................................................................................
C. Epidemiologi ..................................................................................
D. Tanda dan Gejala ...................................................................................
E. Klasifikasi Penyakit ................................................................................
F. Patofisiologi .............................................................................................
G. Etiologi ..................................................................................................
H. Faktor Risiko ..........................................................................................
I. Terapi .......................................................................................................
J. Kasus ........................................................................................................
3
3
4
5
5
6
7
9
10
14
PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................
17
17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lambung sebagai reservoir makanan berfungsi menerima makanan /
minuman, menggiling, mencampur, dan mengosongkan makanan ke dalam
duodenum. Lambung yang selalu berhubungan dengan semua jenis makanan,
minuman dan obat-obatan akan mengalami iritasi kronik. Lambung
sebenarnya terlindungi oleh lapisan mukus, tetapi dengan ditemukannya
kuman Helicobacter pylori pada kelainan saluran cerna, saat ini dianggap
Helicobacter pylori merupakan penyebab utama ulkus lambung, di samping
NSAID, alkohol dan sindrom Zollinger-Ellison yang menyebabkan terjadinya
peningkatan produksi dari hormon gastrin sehingga produksi HCl pun turut
meningkat.
Tukak didefinisikan sebagai kerusakan integritas mukosa lambung
dan/atau duodenum yang menyebabkan terjadinya inflamasi lokal (Valle,
2005). Disebut tukak apabila robekan mukosa berdiameter 5 mm kedalaman
sampai submukosa dan muskularis mukosa atau secara klinis tukak adalah
hilangnya epitel superfisial atau lapisan lebih dalam dengan diameter 5 mm
yang dapat diamati secara endoskopis atau radiologis. Robekan mukosa < 5
mm disebut erosi dimana nekrosis tidak sampai ke muskularis mukosa dan
submukosa.
Penyakit tukak peptik merupakan gangguan pada saluran pencernaan
bagian atas yang pembentukannya memerlukan asam dan pepsin. Tukak
berbeda dengan gastritis dalam hal kedalamannya yang mencapai muscularis
mukosa. Tiga bentuk umum dari tukak adalah ulcer yang di sebabkan oleh
Helicobacter pylori, obat anti inflamasi non steroid dan kerusakan mukosa
yang berhungan dengan stress(ulcer stress).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit Tukak Peptik?
2. Bagaimna prevalensi dari penyakit Tukak Peptik?
3. Bagaimna epidemiologi dari penyakit Tukak Peptik?
4. Bagaimna tanda dan gejala dari penyakit Tukak Peptik?
5. Apa sja jenis atau klasifikasi dari penyakit Tukak Peptik?
BAB II
PEMBAHASAN
Helicobacter pylori, obat anti inflamasi non steroid dan kerusakan mukosa
yang berhungan dengan stress(ulcer stress).
Tukak Peptik merupakan penyakit di mana keadaan kontinuitas mukosa
esophagus, lambung ataupun duodenum terputus dan meluas sampai di bawah
epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut
erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai ulkus. Istilah Tukak Peptik
mengacu pada semua ulkus yang ada pada daerah terendam dalam asam
hidroklorat dan pepsin cairan lambung yaitu lambung dan duodenum bagian
atas.
B. Prevalensi
Prevalensi tukak peptik di Indonesia pada beberapa penelitian ditemukan
antara 6-15 % terutama pada usia 20-50 tahun (Suyono, 2001). Tukak peptik
merupakan lesi yang hilang timbul dan paling sering didiagnosis pada orang
dewasa usia pertengahan sampai usia lanjut, tetapi lesi ini mungkin sudah
muncul sejak usia muda. (Robinson, 2004)
Karena lesi yang timbul disebabkan oleh banyak faktor maka
pengobatannya membutuhkan beberapa jenis obat dengan strategi terapi
tertentu
antara lain, obat untuk hipersekresi asam lambung, obat pelindung mukosa,
obat pencegah senyawa pencetus dan faktor penyebab, obat pencegah
kekambuhan dan komplikasi.
C. Epidemologi
Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara
usia 40 dan 60 tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun
ini telah diobservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih
sering daripada wanita, tapi terdapat beberapa bukti bahwa insiden pada
wanita hampir sama dengan pria. Setelah menopause, insiden ulkus peptikum
pada wanita hampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus lambung
dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan.
Risiko seumur hidup untuk mengembangkan ulkus peptikum adalah
sekitar 10%. Di negara-negara Barat prevalensi infeksi Helicobacter pylori
sekitar pertandingan usia (yaitu, 20% pada usia 20, 30% pada usia 30, 80%
pada usia 80 dll). Prevalensi lebih tinggi di negara-negara dunia
penyakit
ulkus
peptikum
diperkirakan
menurun
menjadi
pengembangan obat baru penekan dan asam efektif dan penemuan penyebab
kondisi, H. pylori.
Di Amerika Serikat sekitar 4 juta orang telah tukak lambung aktif dan
sekitar 350.000 kasus baru didiagnosa setiap tahun.Empat kali sebanyak ulkus
duodenum ulkus lambung didiagnosis.Sekitar 3.000 kematian per tahun di
Amerika Serikat disebabkan oleh ulkus duodenum dan 3.000 untuk tukak
lambung.
Jenis penyakit Tukak lambung atau maag secara umum bisa dibedakan dari
tingkat keparahannya. Setidaknya ada 4 tingkatan atau jenis penyakit maag
yang perlu Anda ketahui, yaitu:
1. Jenis tukak lambung ringan. tukak lambung ringan masih tergolong tahap
ringan dimana biasanya setiap orang sudah berada di tahap ini, jika
dilakukan pemeriksaan akan terlihat asam lambung berlebih di bagian
dinding. Kondisi ini asam lambung belum menyebabkan pengikisan
permukaan lambung. Maag jenis ini biasanya akan sembuh dengan
sendirinya seiring kembalinya keseimbangan asam lambung.
2. tukak lambung sedang. Maag pada tahap ini sudah menyebabkan nyeri,
sakit dan mual yang menyakitkan. Untuk meredakan, jenis penyakit maag
ini biasanya harus dengan obat.
3. tukak lambung kronis. Maag kronis adalah maag yang sudah parah
intensitasnya di bandingkan maag biasa. Dinding lambung sudah
mengalami pengikisan oleh asam lambung yang berlebih. Kondisi inilah
yang menyebabkan timbulnya rasa sakit dan perih yang amat sangat.
4. Kanker lambung. Kanker lambung terjadi akibat mikroorganisme yang
merugikan, yaitu Helycobacter pylori atau terjadi akibat perkembangan sel
yang tidak terkendali karena timbulnya pemicu. Ada berbagai macam hal
yang bisa memicu terjadinya kanker, salah satunya adalah jenis makanan
yang masuk dalam lambung.
F. Patofisiologi
1. Pathogenesis dari tukak duodenal (TD) dan tukak lambung (TL) memiliki
banyak factor dan kemungkinan besar merupakan refleksi dari kombinasi
ketidak normalan patofisiogi dan lingkungan serta factor genetik.
2. Kebanyakan tukak terjadi dengan adanya asam dan pepsin saat H.pylori ,
NSAID atau factor lain mengganggu pertahanan mukosa normal dan
mekanisme penyembuhan. Tingkat minimal dari sekresi asam lambung
adalah penting untuk pembentukan tukak. Sekresi basal asam pada malam
hari biasanya dapat memperparah pasien dengan penyakit TD.
3. Kebanyakan pasien dengan penyakit TD dan TL tidak mengkonsumsi
NSAID untuk pengobatan infeksi H.pylori dan gastritis antral. H.pylori
dapat menyebabkan penyakit tukak dengan merusak pertahanan mukosa
Penggunaan
obat
ini
mengganggu
peresapan
mukosa,
3. Beberapa makanan seperti kopi, teh, soda, minuman beralkohol, susu, dan
makanan
rempah
dapat
menaikkan
sekresi
asam
lambung
dan
menyebabkan dispepsia.
4. Faktor genetik dapat berisiko menyebabkan tukak peptik, namun belum
diketahui secara jelas.
5. Penderita Zollinger-Ellisons syndrome (ZES)
6. Factor gaya hidup termasuk stress kronis, kebiasaan minum kopi dan
merokok dapat memperparah penyakit tukak peptic namun tidak
menyebabkan terjadinya tukak peptic
I. Terapi
Tujuan terapi adalah untuk menghilangkan nyeri tukak, mengobati
tukak, mecegah kekambuhan, dan mengurangai kompikasi yang berkaitan
dengan tukak pada penderita dengan H.pylori positif, tujuan terapinya adalah
untuk mengatasi mikroba dan menyembuhkan penyakit dengan obat yang
efektif secara ekonomis.
1. Terapi nonfamakologi
a. Makan teratur
Alasan harus diterapkannya terapi non-farmakologi ini adalah bahwa
orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang
penyakit gastritis dan kemudian ulkus peptik, hal ini sesuai dengan
data objektif pasien. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong,
atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan
mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri (Ester,2001). Bila
seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam lambung yang
diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi
mukosa
lambung
serta
menimbulkan
rasa
nyeri
di
sekitar
pelepasan
pengeluaran
histamin
di
asetilkolin
sel
yang
parietal
dapat
sehingga
rokok
penghambat
juga
asam
mempengaruhi
lambung)
dan
kemampuan
obat-obatan
cimetidine
(obat
lainnya
dalam
10
11
2x1
Sukralfat 200 ml
3 x1
12
Captopril 12,5 mg
3x1
RESEP
Indikasi :
Mekanisme kerja :
Ranitidine : penghambatan kompetitif histamin pada H2-reseptor sel parietal
sekresi aldosteron
13
Ranitidine 150 mg :
Diminum sehari 2 kali, 1 jam sebelum makan
(misal jam 07.00 WIB dan jam 19.00 WIB)
Captopril 12,5 mg :
Diminum sehari 3 kali, sesudah makan
(misal jam 09.00 WIB, 14.00 WIB dan 22.00 WIB)
Sukralfat 60 ml :
Diminum sehari 3 kali, 1 jam sebelum makan
(misal jam 07.00 WIB, 15.00 WIB dan 23.00 WIB)
EVALUASI
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tukak Peptik adalah penyakit yang merupakan gangguan lambung.
Ulkus peptikum terjadi karena ketidakseimbangan antara faktor agresif
(pepsin dan asam lambung) dengan factor protektif. Penyebab paling sering
terjadinya ulkus peptik adalah Infeksi Helicobacter Pylori,Penggunaan
15
DAFTAR PUSTAKA
Sukandar Elin Yulinah, dkk. 2008. ISO FARMAKOTERAPI Buku 1. Jakarta : PT.
ISFI Penerbitan
https://www.scribd.com/doc/314706012/Askep-Ulkus-Peptikum-DARA-docx
http://www.haiyul-fadhli.tk/2016/03/tukak-peptik.html
https://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/ulkus-peptikum/
16
https://www.scribd.com/doc/179236962/LAPORAN-AKHIR-P1-ULKUSPEPTIK-KEL-D2-docx
https://www.bersosial.com/threads/pengobatan-tukak-pada-lambung-dengancepat.40281/
http://warungkopi.okezone.com/thread/581312/pengobatan-tukak-lambungdengan-tepat
https://www.scribd.com/doc/312339421/Study-Kasus-Tukak-Lambung-doc
17