Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB 5

EVALUASI KEGIATAN
Pada

babiniakandiuraikanevaluasidalampelaksanaanModelAsuhan

Keperawatan Profesional (MAKP)yang dilaksanakan dalam PraktikProfesi


ManajemenKeperawatandiRuangBedah Teratai RSUDDr.SoetomoSurabayapada
tanggal19

September-21

Oktober

2016.EvaluasiMAKPditekankanpadakomponenutama yaitu1)Pengorganisasian,2)
Man

(M1),

3)

Material

(M2),

4)

Method

(M3)

yang

meliputi

pelaksanaanMAKP,Penerimaan
PasienBaru,SentralisasiObat,RondeKeperawatan,Timbang

Terima,Supervisi,

Discharge PlanningdanDokumentasiKeperawatan, 5) Money (M4), dan 6) Mutu


(M5). Selainitupada babiniakan diuraikan tentangevaluasi pelaksanaanroleplay.
5.1 Pengorganisasian
1. Evaluasi Struktur
Pada saat sebelum dilakukan praktik managemen di Ruang Bedah
Teratai sudah terbentuk struktur organisasi yang terdiri dari kepala ruangan,
wakil kepala ruangan dan perawat pelaksana. Kepala ruangan sebagai
konsultan

dan

pengendalian

mutu

perawat

akan

merencanakan

menyelenggarakan
Dalam pelaksanaan pengorganisasian praktik managemen ners muda
telah terbentuk struktur organisasi yang terdiri dari ketua, wakil ketua,
sekretaris, bendahara, serta penanggung jawab pelaksanaan kegiatan praktek.
Selain itu, ners muda membuat perencanaan organisasi ruangan satu minggu
sebelum pelakanaan. Pembuatan Gann Chart kegiatan bertujuan sebagai
pedoman

kelompok

dalam

melakukan

kegiatan

praktik

manajemen

keperawatan. Jadwal dinas untuk setiap anggota kelompok terlampir yang telah
dibuat dengan pemerataan jam dinas. Setiap anggota kelompok menjalankan
tugas sesuai dengan peranya masing-masing, apabila ada anggota kelompok
yang lalai masing-masing anggota saling mengingatkan sehingga tugas dapat
dilaksanakan dengan baik.
2. Evaluasi Proses

Di

Ruang

Bedah

Teratai

sudah

dilakukan

MAKP

primer.

Pengorganisasian dalam satu hari terdiri dari 1 NUM, 1 orang PP memiliki 10


orang PA. Shift pagi terdiri dari 1 orang PP dengan 3 orang PA. Shift sore
terdiri dari 2 orang PA. Shift malam terdiri dari 2 orang PA. Dan 2-3 orang
libur setiap hari setelah shift malam
Pada pelaksanaan pengorganisasian, mahasiswa menjalankan MAKP
Primer berkolaborasi dengan ners ruangan. Pengorganisasian ini dalam satu
hari terdiri dari 1 orang NUM, 1 orang PP memiliki 6-7 orang PA. Shift pagi
terdiri dari 1 orang PP dengan 3 orang PA. Shift sore terdiri dari 2-3 orang PA.
Shift malam terdiri dari 2 orang PA. Dan 2-3 orang libursetiapharisetelah shift
malam. Penataan pengorganisasian, kelompok tidak mengalami hambatan yang
berarti karena telah sesuai dengan acuan yang telah ada. Setiap ners muda
sudah mengetahui peran yang harus dilakukan pada hari tersebut.
3. Evaluasi Hasil
Dalam pelaksanaan pengorganisasian pada pasien kelolaan kelompok di Ruang
Bedah Teratai RSUD Dr Soetomo berjalan sesuai fungsi pada setiap pergantian
shift.
5.2 Man (M1)
1. Evaluasi Struktur
Pada pelaksanaan pengorganisasian di Ruang Bedah Teratai telah disusun
perawat penanggung jawabsetiap pasien. Terdapat 1 perawat primer yang
membawahi perawat asociate.

Pada ketenagaan kelompok mempersiapkan

catatan harian yang diisi oleh Perawat primer yang berisi tentang Ners yang
bertugas, jumlah pasien, dan tingkat ketergantungan pasien. Konsep
penghitungan kebutuhan tenaga perawat hari di Ruang Bedah Teratai dihitung
dengan metode Douglas dan Depkes.Untuk penghitungan beban kerja perawat
dilakukan berdasarkan metode Time Motion Study. Kemudian untuk melakukan
perhitungan kepuasan perawat menggunakan QNWL (Quality Nurse Work
Life).
2. Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan Ruang Bedah Teratai menjalankan MAKP Primer. Setiap
hari ada kepala ruangan yang memimpin timbang terima pada pergantian shift
malam ke shift pagi dan pergantian shift pagi ke shift sore.Selanjutnya,
kelompok tidak mengalami hambatan yang berarti karena semua format sudah

dipersiapkan sebelum pelaksanaannya dan adanya acuan untuk penghitungan


tenaga. Jumlah ketenagaan yang ada di Ruang Bedah Teratai terhitung sejak 26
September 2016 terdapat 12 orang perawat untuk melaksanakan tugas seharihari ditambah 10 orang mahasiswa yang sedang menjalani praktik profesi
manajemen, dan 3 orang mahasiswa D3 Keperawatan.
3. Evaluasi Hasil
Kebutuhan tenaga rata-rata per hari selama pelaksanaan praktik manajemen
keperawatan telah dapat terpenuhi sesuai dengan tingkat ketergantungan
pasien. Semakin banyak jumlah pasien yang dirawat di Ruang Bedah Teratai,
semakin tinggi beban kerja perawat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jumlah tenaga keperawatan sudah memenuhi kebutuhan ruangan.

5.3 Material (M2)


1. Evaluasi Struktur
InventarisasiperalatankesehatandiRuang

Bedah

RSUDDr.Soetomo

Teratai
Surabayayang

dilakukanolehmahasiswapraktikprofesimanajementelah
carapengecekan/observasi,wawancara,

dilakukan

dan

dengan

memberikan

kuesionerpadaperawat.Penggunaansaranadanprasaranadi Ruang Bedah Teratai


dapat memberikaninformasimengenaijumlah dankondisisarana prasarana(alat)
tersebutrusakataubaik,sertaperalatanapayang
dalammenunjang
Kepmenkes

No

dibutuhkanolehruangan

tindakanperawatdenganketentuanberdasarkanstandart
1204/Menkes/SK/X/2010,

PeraturanMenteri

Kesehatan

Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 340/MENKES/III/2010,dan


Depkes

RI2006.Berdasarkanhaltersebut,masihadabeberapamaterialyang

belumsesuai denganstandart sehingga ruangan mengusulkan ke bagian sarana


dan prasarana di rumah sakit.
Selain itu, mahasiswajuga menyiapkan papan bed untuk pasien, tanda
resiko jatuh pada bed pasien, stiker inventaris ruangan, kartu pengunjung.
Persiapan

untukmaterialsudah

dilakukan

sebelum

pelaksanaan

untuk

memperbaikimaterialdan melaluibimbingan daripembimbingklinik maupun


pendidikan.
2. Evaluasi Proses

Selamaprosespelaksanaan danpenggunaan saranaprasaranasertafasilitas di


Ruang

Bedah

Teratai,mahasiswatidakmengalamihambatanyang

berarti.

Pengontrolan jumlah alat dan dokumentasi dilakukan secara rutin setiap hari
oleh penanggung jawab peralatan ruang Bedah Teratai. Jumlah dan kondisi
peralatan terpantau dan dilaporkan dengan baik setiap hari.
3. Evaluasi Hasil
Pengelolaan alat dan pendokumentasian alat sudah dilaksanakan dengan baik
oleh karena sudah dibentuknya penanggung jawab alat di ruangan Bedah
Teratai. Jumlah sarana dan prasarana kesehatan di ruang Bedah Teratai
ditunjang dengan tambahan yang dibuat dan dibawa oleh mahasiswa sudah
mencukupi bagi perawat dan mahasiswa profesi manajemen di Ruang Bedah
Teratai, sehingga proses asuhan keperawatan pasien dapat dilakukan dengan
baik.
5.4 Method (M3)
5.4.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
1. Evaluasi struktur
Dalam penerapan MAKP telah terbentuk struktur organisasi kelompok,
gann chart, jadwal dinas dan daftar pasien, daftar uraian tugas kepala ruangan
(NUM), Primary Ners (PN), dan Assosiate Ners (AN), serta mekanisme atau
alur kegiatan MAKP. Dari setiap kegiatan tersebut telah ditentukan
penanggung jawab yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan,
mulai dari tahap persiapan hingga melakukan evaluasi atas kegiatan tersebut.
2. Evaluasi proses
Selama proses pelaksanaan MAKP, setiap mahasiswa belum menjalankan
tugasnya sesuai peran masing-masing secara maksimal seperti pada petunjuk
uraian tugas dan jadwal dinas serta peran yang ada. Hambatan yang didapatkan
adalah tentang adaptasi dari mahasiswa terhadap peran bervariasi dan tingkat
ketergantungan pasien juga bervariasi sehingga beberapa kali PN harus
membantu kerja AN ataupun sebaliknya.
3. Evaluasi hasil
Pelaksanaan MAKP pada pasien pada ruang Bedag Teratai RSUD Dr.
Soetomo sudah dilaksanakan sesuai dengan peran masing-masing tetapi belum
maksimal. Tapi hambatan tersebut dalam diatasi dari dukungan perawat
ruangan, bimbingan dari par pembimbing akademik dan klinik, serta adanya

kerjasama yang baik antara anggota kelompok. Model asuhan keperawatan


yang dilakukan oleh mahasiswa di ruangan ini adalah MAKP Primer.
5.4.2 Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat
1. Evaluasi Struktur
Pelaksaan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat oleh perawat
Ruang Bedah Teratai didapatkan evaluasi yaitu :
a.

Perawat telah menetapkan pasien yang akan dilakukan PPB dan SO

b.

Perawat telah mempersiapkan format dan kelengkapan berkas penerimaan


pasien baru dan sentralisasi obat antara lain: format penerimaan pasien
masuk, lembar serah terima pasien baru, format pengkajian, dan nursing
kit.
Pelaksaan penerimaanpasien baru dan sentralisasi obat selama 3 minggu

oleh mahasiswa, didapatkan evaluasi:


a.

Sebelum melakukan penerimaan pasien baru, ruangan sudah dipersiapkan


terlebih dahulu

b.

Format dan kelengkapan penerimaan pasien baru dan sentralisasi sudah


dipersiapkan, antara lain : format penerimaan pasien baru, serah terima
pasien baru, format pengkajian, flip chart sebagai media penyampaian
informasi untuk pasien dan nursing kit.

c.

Format Rekam Pemberian Obat dengan adanya kolom tanda tangan


pasien atau keluarga pasien sebagai pihak penerima obat.

2. Evaluasi Proses
Evaluasi proses pada saat role play penerimaan pasien baru yang
dilaksanakan pada hari Jumat, 30 September 2016 pukul 09.00 yang dilihat
pada tabel berikut:
Tabel.5.1 Evaluasi proses Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat di Ruang Bedah
Teratai RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Waktu
Kegiatan
09.00-10.00
Melaksanakan roleplay penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat sesuai
peran masing-masing (karu, PP, PA, Perawat Poli)
10.00-10.10
Evaluasi dari pembimbing klinik:
Nazirotul Khoiriah, S.Kep.Ns
1. Saat perawat poli menelpon Karu Bedah Teratai untuk memesan kamar
pasien baru tidak disebutkan pasien menggunakan BPJS atau tidak dan
tidak menyebutkan pasien kelas berapa.
10.10-10.20
Evaluasi dari pembimbing akademik:
Retnayu Pradanie, S.Kep., Ns., M.Kep
1. Sebaiknya pemberian informasi pasien baru dilakukan diruang

2.

edukasi
Digali terlebih dahulu pengetahuan pasien agar tidak memberi
informasi yang sudah pasien ketahui

Proses evaluasi penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilakukan


pada tanggal19 September sampai dengan 21 Oktober 2016 secara umum
didapatkan:
a.

Perawat telah melakukan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat


sesuai mekanisme kerja.

b.

Penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilakukan oleh perawat


maupun mahasiswa praktek profesi manajemen

3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan dihadiri oleh pembimbing akademik yaitu Ibu Retnayu
Pradanie,S.Kep.,Ns.,M.Kep dan pembimbing klinik Ibu Nazirotul Khoiriah,
S.Kep.,Ns dan 10 orang mahasiswa profesi Manajemen
b. Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar
c. Pasien dan keluarga mengetahui perawat, dokter, dan tenaga

non

keperawatan yang bertanggung jawab.


d. Pasien dan keluarga mengetahui ruangan Bedah Teratai
e. Pasien pengetahui hak dan kewajibannya
f. Keluarga dan pengunjung mengetahui tata tertib ruangan
g. Pasien dan keluarga mengetahui 5 waktu untuk mencuci tangan dan langkah
yang benar saat cuci tangan
h. Pasien dan keluarga mengetahui tentang penggolongan sampah
i. Pasien yang menyatakan setuju dapat mendatangani persetujuan sentralisasi
obat
j. Pasien atau keluarga sebagai pihak yang menerima obat dapat
terdokumentasi dalam rekam pemberian
k. Pengelolaan obat efektif dan efisien.
l. Selama aplikasi MAKP ners muda di ruangan melaksanakan PPB dan SO
pada 42 pasien baru.
m. Pelaksanaan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat sudah dilakukan
dengan baik oleh ruangan dan sudah sesuai standart sehingga dapat
meningkatkan kepuasan pasien

5.4.3 Timbang Terima


1. Evaluasi Struktur
Persiapan hand over mulai dilaksanakan pada minggu kedua. Persiapan
yang dilakukan antara lain:
a. Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan hand overkeperawatan
b. Membuat proposalhand over
c. Membuat hand over bookdengan format SBAR (terlampir)
d. Menyiapkan data pasien, sarana dan prasarana guna pelaporan saat hand
over.
e. Menyiapkan pelaksanaanhand over.

2. Evaluasi Proses
Prosesroleplayhand

overyangdilakukanpadatanggal05

2016olehpraktikprofesimanajemenkeperawatandi

RuangTeratai

Oktober
RSUD

Dr.Soetomo Surabayaadalah sebagai berikut:


a. Hand overdilakukan padadinas pagi ke dinas sore.
b. Hand overdipimpin oleh mahasiswa yang berperan sebagai kepala
ruangan.
c. Pelaksanaan hand overmencakup pelaporan M1-M5 dan kondisi pasien
dengan format SBAR.
Tabel 5.2 Evaluasi Proses Pelaksanaan Role Play Hand over
Waktu
10.00 -10.30
10.30 11.00

11.00

Kegiatan
Melaksanakan hand oversesuai dengan peran masingmasing(KepalaRuangan,Perawatprimer,Perawatassociate)
Evaluasi dari pembimbingklinik:
1. Kuranganya penerapan hand hygiene.
2. Perawat tidak membawa alat pemeriksaan fisk saat
validasi kondisi pasien.
Kegiatan role play hand over berakhir

3. Evaluasi Hasil
a. Mahasiswamampumelakukan

kegiatanhand

overdenganmenjalankan tugasnyasesuai peran masing-masing.

b. Mahasiswa mampu mengkomunikasikan hal-hal yang penting


untuk pelaporan dinas saat timbang terima.
c. Kegiatan roleplay dihadiri oleh pembimbing akademik yaitu Eka
Mishbahatul M. Has., S.Kep., Ns., M.Kep, Pembimbing Klinik
yaituNazirotul

Khoiriah,

S.Kep.,Ns

dan

BambangSubagjo,

S.Kep.Ns.,MM.KesKegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal


yang telah ditentukan.
b. Kegiatan berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal.
c. Timbang terima selalu dilaksanakan setiap pergantian shift dan perawat
mengetahui perkembangan klien.
d. Ners muda dan perawat Ruang Bedah Teratai mampu melaporkan timbang
terima yang sesuai dengan metode komunikasi SBAR
e. Hubungan kerja sama yang bertanggungjawab antar perawat dan ners muda
sudah sangat baik di Ruang Bedah Teratai sehingga pelaksanaan asuhan
keperawatan dapat berjalan berkesinambungan.
5.4.4 Ronde Keperawatan
1. Evaluasi Struktur
Persiapan ronde keperawatan mulai dilaksanakan pada minggu ketiga.
Persiapan yang dilakukan antara lain:
a. Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan ronde keperawatan
b. Membuat proposal ronde keperawatan
c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan ronde keperawatan
d. Menyiapkan inform consent
e. Menyiapkan resume medis kasus pasien yang akan dilakukan ronde
keperawatan
f. Konsultasi pada pembimbing akademik, pembimbing ruangan mengenai
resume kasus ronde keperawatan
g. Menyiapkan tim ronde keperawatan (NUM, perawat primer 1, perawat
primer 2, perawat pelaksana, konselor, ahli gizi dan dokter)
h. Menyiapkan pelaksanaan ronde keperawatan
2. Evaluasi Proses
Tabel 5.3 Evaluasi Proses Roleplay Ronde Keperawatan
Waktu
13.00-13.30
13.30-14.00
14.00-14.30

Kegiatan
Melaksanakan ronde sesuai peran masing-masing (NUM, perawat primer 1,
perawat primer 2, perawat pelaksana, konselor, ahli gizi dan dokter)
Kegiatan ronde keperawatan berakhir
Evaluasi dari pembimbing akademik:

Retnayu Pradanie, S.Kep., Ns., M.Kep


1. Saat diskusi pasca validasi terhadap pasien sebaiknya PP mengarahkan
pembicaraan mengenai permasalahan pasien.
2. Saat PP presentasi, sebaiknya yang dipresentasikan masalah utama yang
belum bisa diatasi.

3. Evaluasi Hasil
a.

Kegiatan dihadiri oleh Retnayu Pradanie, S.Kep., Ns., Nazirotul Khoiriah,

b.

S.Kep., Ns, M.Kep, Samilah, S. Kep., Ns, dr. Ridwan, dan Muawanah, S.Gz
Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan peran

c.

masing-masing.
Kegiatan dimulai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,

d.
e.

dan ahli gizi datang tepat waktu sesuai jadwal.


Kegiatan berjalan lancar namun tidak mendapatkan hasil yang maksimal.
Hasil diskusi yang telah disampaikan saat ronde keperawatan ditinjak lanjuti
dan dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2016 hingga pasien mau rencana

f.

KRS
Ronde keperawatan di ruang Bedah Teratai belum bisa berjalan secara
periodik/terjadwal karena ALOS pasien di ruang bedah teratai tergolong
rendah sehingga terdapat kesulitan dalam pemilihan kasus yang memenuhi
kriteria dilakukannya ronde keperawatan

5.4.5 Supervisi
1. Evaluasi Struktur
a.
Penanggung jawab supervise adalah Ahmadi Ramadhan S.Kep
b.
Supervisi yang dilakukan adalah supervise terjadwal
c.
Kelompok melakukan beberapa persiapan selama 2 minggu yaitu konsul
proposal supervise, konsul SOP pemasangan infuse, konsul mekanisme alur
yang harus dilaksanakan dalam supervise, konsul instrument supervisi,
d.
e.

membuat lembar instrument superisi.


Materi superisi adalah pemasangan infuse
Menetapkan supervisor, pembagian peran sebagai kepala ruangan ruangan,
perawat primer dan perawat associate. Pasien yang dilakukan pemasangan
infus adalah pasien Ruang Bedah Teratai yang mendapatkan jadwal untuk

kemoterapi pada hari selasa 11 Oktober 2016.


2. Evaluasi Proses
a.
Kepala ruangan melaksanakan supervise pemasangan infuse kepada perawat
b.

primer
Perawat primer melaksanakan pemasangan infus sesuai dengan SOP dibantu

c.

oleh perawat associate.


Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.

d.

Kepala ruangan mengisi form penilaian supervise pemasangan infuse sesuai


dengan petunjuk teknis pengisian
Tabel 5.4. Evaluasi Proses Role Play Supervisi
No
1
2

Waktu
09.30-10.00
10.00 11.00

Kegiatan
Pelaksanaan role play supervise perawatan trakeostomi
Evaluai role play :
1. Kushartinah, S. Kep. Ns. M.Kes :
- Alur role play sudah sesuai dengan teori.
- Kriteria scoring intrument penilaian supervise
pemasangan infuse harusnya memiliki standart penilaian
yang tinggi, karena merupakan tindakan keperawatan
invasive yang tituntut harus tepat sesuai SOP
- Pelaksanaan supervise di ruangan tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan secara terjadwal karena terkendala
dengan jadwal kepala ruangan misalkan rapat atau
pertemuan
2. Naziratul Khoriah. S.Kep.,Ns
- Pelaksaan role play secara keseluruhan sudah sesuai
dengan prosedur
3. Bambang Subagjo, S. Kep. Ns., MM.Kes
- Pelaksanaan supervisi sudah baik
- Tugas PA saat pelaksanaan supervise diharapkan lebih
aktif membantu pemasangan infuse.
- Untuk tindakan keperawatan pemasangan infus
diharapkan menyesuaikan dengan standart JCI (tempat
alat dan bahan untuk pemasangan infuse tidak boleh lagi
menggunakan baki)
4. Retnayu Pradanie, S.Kep.,Ns.,M.Kep
- Pelaksanaan sudah baik
- Feedback yang diberikan Karu sebaiknya diberikan per
point
- Follow up disesuaikan dengan masalah yang ditemukan
saat supervisi
- Pertimbangkan untuk memberikan reward walaupun
hanya sekedar pujian

3. Evaluasi Hasil
a.
Selama kegiatan mahasiswa melakukan peran dan tugasnya masing-masing
b.

naik supervisor (karu), PP dan PA


Acara dimulai tepat sesuai dengan dengan jadwal yang ditentukan dan acara

c.
d.

berlangsung selama kurang lebih 1,5 jam


Kepala ruangan mengevaluasi hasil supervisi
Kepala ruangan memberikan feed back, follow up, dan reward pada perawat

e.

primer
Proses supervisi di ruangan belum berjalan dan belum terjadwal dengan
baik, Karu atau wakil Karu hanya melakukan pengawasan secara insidental
terhadap perawat yang melakukan tindakan.

5.4.6 Discharge Planning

1. EvaluasiStruktur
Persiapan dischargeplanning mulai dilaksanakan pada minggu ketiga.
Persiapanyangdilakukan antaralain:
a. Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan discharge planning
keperawatan
b. Membuat proposaldischarge planning
c. Membuat leaflet tentang kemoterapi, aktifitas, nutrisi dan
perawatan yang dilakukan selamadi rumah
d. Menyiapkan berkas discharge planning meliputi : form
discharge planning,formresumemedis,kartudischarge planning,
obat obatan selamaperawatan dirumah danleaflet
e. Menyiapkan pelaksanaandischarge planning
2. Evaluasi Proses
Prosesroleplaydischarge planningyangdilakukanpadatanggal13 Oktober
2016olehpraktikprofesimanajemenkeperawatandi Ruang BedahTerataiRSUD
Dr.Soetomo Surabayaadalah sebagai berikut:
a. Discharge planning dilakukan padapasienyangakan pulang
b. Discharge
planningdilakukanolehperawatprimeryangdibantuoleh
perawatassociate.
c. Pelaksanaan Dischargeplanning

mencakup

pemberian

pendidikan

kesehatan menggunakanflipchartkepadapasienyanghendak pulang.

Tabel 5.5 Evaluasi Proses Pelaksanaan Role Play Discharge planning


Waktu
Kegiatan
12.00 12.30
Melaksanakan discharge planning sesuai dengan peran masingmasing(KepalaRuangan,Perawatprimer,Perawat associate)
12.30 13.00
Evaluasi dari pembimbingklinik:

13.00

Kurangdetailnyapenjelasan tentang minuman yang diperbolehkan untuk


dikonsumsi selain air putih
Kegiatan discharge planningberakhir

3. Evaluasi Hasil
a. Mahasiswamampumelakukandischarge
planningdenganmenjalankan

tugasnyasesuai

peran

masing-

masing.
b. Mahasiswa mampu mengkomunikasikan hal-hal yang penting
untuk perawatan pasien kemoterapi.
c. Kegiatan roleplay dihadiri oleh pembimbing akademik yaitu
Retnayu Pradanie, S.Kep., Ns., M.Kep, Pembimbing Klinik

yaituNazirotul Khoiriah, S.Kep.,Ns Kegiatan dilaksanakan


sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
d. Kegiatan berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal.
e. Selama aplikasi MAKP ners muda di ruangan melaksanakan
discharge planning pada 28 pasien rencana KRS.
f. Pasien dan keluarga mengetahui perawatan di rumah tentang:
rencana control, yang perlu dibawa saat control, prosedur
control, perawatan yang perlu dilakukan setelah keluar dari
rumah sakit, aturan diet, aktivitas ketika di rumah, obat yang
harus diminum di rumah, dan obat-obatan yang harus di minum
di rumah
5.5 Money (M4)
1. Evaluasi Struktur
Sumber keuangan di ruang Bedah Teratai secara umum berasal dari pasien BPJS
(kelas 2 dan kelas 3)
2. Evaluasi Proses
Setiap tindakan medis maupun keperawatan yang diberikan pada pasien ruang
Bedah Teratai terdokumentasi secara komputerisasi untuk menentukan jumlah
total pembiayaan perawatan
3. Evaluasi Hasil
Selama masa perawatan tanggal 26 September 2016 sampai dengan 16 Oktober
2016 terhadap pasien kelolaan (46 orang) di ruang Bedah Teratai, sumber
pembiayaan 100% berasal dari BPJS Jamkesmas.

5.6 Mutu (M5)


1. Prosentase kasus pasien keloalaan tanggal 26 september 16 oktober 2016
Kasus terbanyak di ruang bedah Teratai pada tanggal pada saat
pengkajian adalah Carsinoma Nasofaring (KNF). Berikut adalah penjabaran
jumlah kasus.
Tabel 5.6 Prosentase Kasus Pasien Kelolaan 26 September-16 Oktober 2016
No
Penyakit
Jumlah kasus
Prosentase (%)
1
KNF
21
46,67
2
Ca Laring
5
11,11
3
LNH
4
8,89
4
Ca Tonsil
3
6,67
5
Abses Mandibula
2
4,45
6
Ca Sinonasal
2
4,45
7
ICA Injury
1
2,22

8
9
10
11
12
13
14

Suspek Basalioma
OMSK
Ca Lidah
Ca Palatum
Tumor Esofagus
Hemangioma Lidah
ANJ
Total

1
1
1
1
1
1
1
45

2,22
2,22
2,22
2,22
2,22
2,22
2,22
100%

2. Keselamatan pasien (Patient Safety)


1) Angka kejadian phlebitis
Phlebitis didefinisikan sebagai peradangan akut lapisan internal vena (PPNI,
2009 dalam nursalam, 2011). Kejadian plebiis merupakan salah satu
indikator mutu yang penting untuk keselamatan pasien (patient safety).
Selama masa praktek menejemen di Ruang Bedah Teratai RSUD Dr.
Soetomo Surabaya mulai tanggal 26 September 16 Oktober 2016 selama
21 hari.

Angka Kejadian Phlebitis


Phlebitis
Tidak Phlebitis

Gambar 5.1 Angka Kejadian Phlebitis

Berdasarkan diagram pie diatas dari 45 terdapat 0% pasien yang mengalami


kejadian phlebitis.
2) Angka kejadian dekubitus
Kejadian dekubitus merupakan salah satu indikator mutu keselamatan
pasien (patient safety). Pasien yang berisiko terjadi dekubitus merupakan
pasien yang memiliki satu atau lebih faktor risiko, antara lain lanjut usia,
berbaring lama (mengalami penekanan disalah satu/ lebih area tubuh dari 2
jam di tempat tidur), dan mengalami kondisi kronik seperti diabetes melitus.

Angka Kejadian Dekubitus


Dekubitus
Tidak Dekubitus

Gambar 5.2 Angka Kejadian Dekubitus

Berdasarkan diagram pie diatas dari 45 pasien terdapat 0% pasien yang


mengalami kejadian dekubitus.
3) Angka kejadian pasien jatuh
Kejadian pasien jatuh merupakan salah satu evaluasi indikator mutu yang
harus dieprhatikan demi keselamatan pasien (patient safety). Selama masa
perawatan praktik menejemen di Ruang Bedah Teratai RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.

Angka Kejadian Jatuh


Jatuh
Tidak Jatuh

Gambar 5.3 Angka Kejadian Jatuh

Berdasarkan diagram pie diatas didapatkan bahwa dari 45 terdapat 0%


pasien yang mengalami kejadian jatuh.
4) Angka kejadian kesalahan pada pemberian obat oleh perawat
Kesalahan pada pemberian obat oleh perawat merupakan salah satu
indikator mutu yang harus diperhatikan demi keselamatan pasien (Patient
safety). Selama masa praktek menejemen di Ruang Bedah Teratai RSUD Dr.
Soetomo Surabaya

angka kesalahan pemberian obat

Gambar 5.4 Angka Kesalahan Pemberian Obat

Berdasarkan diagram pie diatas didapatkan bahwa dari 45 pasien kelolaan


terdapat 0% pasien yang mengalami kesalahan pemberian obat. Kesalahan
pemberian obat tidak terjadi pada paien kelolaan karena sebelum
memberikan obat atau memberikan injeksi, mahasiswa selalu melakukan 5T
yaitu tepat pasien dengan mengidentifikasi pasien, tepat waktu pemberian,
tepat dosis, tepat rute dan tepat pendokumentasiannya.
5) Tingkat kenyamanan (Nyeri)
Nyeri merupakan salah satu indikator mutu kenyamanan. Selama masa
praktek menejemen di Ruang Bedah Teratai RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
total pasien kelolaan adalah 45 pasien. data yang diperoleh dengan skala
nyeri yang terdokumentasi dalam askep selama masa perawatan yang dikaji
meliputi tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang dan nyeri berat.

tingkat nyeri pasien

Gambar 5.5 Tingkat Nyeri Pasien

Berdasarkan diagram pie diatas didapatkan bahwa jumlah pasien yang tidak
mengalami nyeri adalah 28,9% (13 pasien) tidak mengalami nyeri, 40% (18
pasien) mengalami nyeri ringan, 26,6% (12 pasien) mengalami nyeri
sedang, dan 4,5% mengalami nyeri berat.
6) Tingkat kecemasan

Kecemasan merupakan salah satu penilaian indikator mutu pelayanan.


Format penilaian (Zung Self) dilihat dari beberapa aspek fisik, sosial dan
psikologis.

tingkat kecemasan pasien

Gambar 5.6 Tingkat Kecemasan Pasien

Berdasarkan hasil pengisian format Zung self selama praktek menejemen


pada pasien kelolaan dari 45 orang didapatkan data 55,6% (25 pasien) tidak
mengalami kecemasan, 24,4% (11 pasien) mengalami kecemasan ringan,
20% (9 paisen) mengalami kecemasan sedang dan 0% mengalami
kecemasan berat. Faktor yang menyebabkan kecemasan pasien adalah
kurang informasi tentang penyakitnya, tindakan kemoterapi bagi pasien
yang pertama kali melakukan kemoterapi, tindakan operasi, dan status
kesehatan pasien.
7) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (Notoatmodjo 2010).

pengetahuan pasien

Gambar 5.7 Pengetahuan Pasien

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner pada 45 pasien kelolaan didapatkan


86,7% (39 pasien) dengan pengetahuan baik dan 14,3% (9 pasien) dengan
pengetahuan cukup.

3. Evaluasi kepuasan klien terhadap kinerja perawat

tingkat kepuasan pasien

Gambar 5.8 Tingkat Kepuasan Pasien

Berdasarkan diagram diatas dari hasil kuesioner tentang kepuasan pasien


terhadap pelayanan rumah sakit pada pasien kelolaan

setelah penerapan

MAKP Primer 26 September 16 Oktober 2016 didapatkan hasil dari 28


pasien kelolaan 96,4% (27 pasien) menyatakan puas dan 5,6% (1 pasien)
menyatakan cukup puas dan 0% menyatakan kurang puas. Kuesioner kepuasan
ini dibagikan pada pasien yang akan melakukan KRS.

Вам также может понравиться