Вы находитесь на странице: 1из 11

Analisa Pesaing

Keberhasilan bisnis salah satunya ditentukan oleh kemampuan memahami pesaing.


Output dari kemampuan tersebut, menopang manajemen dalam memutuskan dimana akan
bersaing dan bagaimana posisi diantara pesaing. Demikian karena, analisis dilakukan dengan
cara identifikasi industri dan karakteristiknya, identifikasi bisnis di dalam industri, kemudian
masing-masing bisnis pun dievaluasi, prediksi aktifitas pesaing termasuk identifikasi pesaing
baru yang mungkin menerobos pasar maupun segmen pasar.
Analisa persaingan merupakan sebuah usaha untuk mengidentifikasi ancaman,
kesempatan, atau permasalahan strategis (strategy question) yang terjadi sebagai akibat dari
perubahan persaingan potensial, serta kekuatan dan kelemahan pesaing.
Analisis persaingan bersifat dinamis. Pesaing dideskripsikan dan dianalisis,
pesaing di evaluasi, serta kemudian tindakan pesaing pun diprediksi secara tepat. Yang
dimaksud pesaing termasuk didalamnya pesaing baru yang berpeluang mengacungkan jari
telunjuk sebagai tanda kehadiran. Analisis persaingan merupakan aktifitas yang terus
menerus dan memerlukan koordinasi informasi. Bisnis dan unit bisnis menganalisis pesaing
dapat dengan cara menggunakan sistem intelejen pesaing.Untuk kepentingan itu, beberapa
teknik dilakukan seperti pencarian database, survey konsumen, wawancara dengan pemasok
serta partisipan lainnya yang sesuai, perekrutan karyawan pesaing termasuk mempelajari
produk pesaing. Setiap teknik yang telah dikemukakan, tampak didalamnya mengandung
unsur titik kedinamisan

Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunities,


Threats)
Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal yang
mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event kita.
Kekuatan dan Kelemahan
Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu event, kita harus mencermati isu-isu dalam
organisasi yang mempengaruhi kemampuan kita menjual event ke pasar dan sponsor. Yang menjadi
patokan suatu event bias dijadikan kekuatan atau kelemahannya, kita perlu menggali persepsi dari si
EO itu sendiri terhadap suatu event. Jika EO kita memandang event tersebut sebagai perioritas dan
peluang untuk meningkatkan profil EO, maka event tersebut menjadi sebuah kekuatan. Namun jika
kita memandang event tersebut sebagai pemborosan sumber daya,maka event tersebut menjadi
kelemahan.
Peluang dan Ancaman
Langkah yang perlu dilakukana adalah menganalisa semua faktor di luar organisasi yang mungkin
mempengarhi event kita. Analisa eksternal ini akan membantu kita mengidentifikasi peluang dan
ancaman yang terkait dengan event. Segera setelah menentukan ancaman-ancaman atas event kita,
kita bisa menaksir ulang situasi dan menganalisa bagaimana cara mengubah ancaman itu menjadi
peluang.

Penting sekali memusatkan perhatian pada masing-masing ancaman atas sebuah event saat kita
menjalankan perencanaan, untuk memastikan keberhasilan event tersebut. Pengkategorisasian suatu
ancaman akan menentukan cara kita merespon ancaman untuk meminimalkan efeknya.
1. Monitor
Ancaman yang kita putuskan untuk sekedar dimonitor adalah jenis ancaman yang tidak atau sedikit
dapat di kontrol, tetapi tidak berdampak besar pada event. Kita hanya ingin tahu apa yang akan
terjadi
2. Monitor dan Analisa
Ancaman yang kita putuskan untuk di monitor dan di analisa merupakan ancaman yang bisa sedikit
dikontrol, tetapi kita perlu memastikan bagaimana ancaman tersebut dapat mempengaruhi event kita.
3. Strategi-strategi Kontingensi
Ancaman yang kita putuskan untuk di respon dengan suatu startegi kontingensi, adalah semua
ancaman yang dapat kita kurangi pengaruhnya dengan perencanaan. Sebagai contoh jika cuaca
buruk adalah ancaman bagi event di luar ruangan, kita bisa menetapkan bagaimana kita akan
menanganinya, menunda event, pindah ke indoor, pawang hujan atau sedikit merubah konsep.
4. Analisa in-depth dan Strategi Pengembangan
Ancaman yang kita putuskan untuk di respon dangan analisa in-depth dan strategi pengembangan
adalah semua ancaman yang memiliki kemungkinan paling besar untuk mempengaruhi event kita.
faktor-faktor teknologi, pesaing dan legislatif adalah contoh-contoh ancaman yang mungkin
memerlukan analisa dan strategi pengembangan lebih detil lagi
Setelah semua telah kita analisa dengan baik, barulah kita dapat menentukan langkah selanjutnya
untuk menjalankan event yang telah direncanakan, dan alangkah baiknya apabila kita juga dapat
melakukan analisa pesaing dan strategi pemasaran terhadap event tersebut.

Tips Melakukan Analisa Persaingan Usaha


Salah satu langkah yang penting sebelum memulai bisnis adalah melakukan analisa persaingan
usaha / analisa kompetitor. Ada baiknya mereview literatur dari kompetitor , untuk melihat bagaimana
mereka merepresentasikan usaha mereka dan seperti apa public image yang dibangun. Sering kali
literatur bisnis memuat mission statement dan juga mengidentifikasi produk dan jasa spesifik mereka.
James W. Hart, seorang pakar marketing, memberikan tips analisa persaingan usaha yang meliputi
langkah- langkah seperti berikut :
1. Berperanlah sebagai pelanggan kaya uang.
2. Telponlah kompetitor di luar daerah anda
3.
Terakhir
anda
dapat
melakukan
in-field
competition
analysis
dengan
melakukan telemarketing pada prospek dan menanyakan apakah mereka mengenal kompetitor
anda, pernah menjalin hubungan bisnis dengan mereka, dan lain-lain

4. Tambahan: Lihatlah website kompetitor. Pelajari mulai dari desain webpage, interface,
warna/themes, sampai system e-commerce nya. Lalu buatlah website anda semirip mungkin dengan
website kompetitor anda. Jika perlu copy paste isi content yang ada, buat keyword yang sama yang
juga merepresentasikan website anda. Siapa tahu ada pengunjung yg singgah dan melihat sekilas
website anda mirip website kompetitor yang sudah mumpuni, pasti dalam pikiran pengunjung website
anda masih ada related dengan website original, dan bahkan akan tertarik dengan produk anda. Mirip
teknik pharming (situs palsu) tapi legal. Update lah selalu website anda,jika kompetitor berganti theme
biru, ikutlah ganti theme biru.

1. A.

Pengertian

Menurut Philip Kotler(2007:122), Saluran Distribusi adalah suatu


perangkat organisasi yang tergantung yang tercakup dalam proses
yang membuat produk atau jasa menjadi untuk digunakan atau
dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.
Menurut Warren J Keegan (2003), Saluran Distribusi adalah saluran
yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut
dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.
Dari pandangan para ahli tersebut dapat kita simpulkan bahwa salah
satu cabang dari saluran pemasaran yaitu terkait dengan masalah
penyaluran barang dari produsen kepada konsumen ataupun
konsumen industri.
Sehingga dalam hal ini saluran distribusi mempunyai tugas untuk
menyampaikan produk ataupun jasa yang diproduksi oleh perusahaan
atau produsen kepada para konsumen ataupun konsumen industri.
1. B.

Perantara Pedagang

Pada dasarnya perantara pedagang ( Merchant Middlemen) ini


bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang
dipasarkannya. Dalam hubungannya dengan pemindahan milik,
kegiatan perantara pedagang ini berbeda dengan lembaga lain. Yang
termasuk dalam agen seperti: perusahaan transport, perusahaan
pergudangan dan sebagainya. Adapun lembaga-lembaga yang
termasuk dalam golongan perantara pedagang adalah:
1. 1.

Pedagang Besar

Istilah ini digunakan para perantara pedagang yang terikat dengan


kegiatan perdagangan besar dan biasanya tidak melayani penjualan
eceran kepada konsumen akhir.
Pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual
kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain dan atau
kepada pemakai industri, pemakai lembaga dan pemakai komersial
yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir.
1. 2.

Pengecer

Meliputi semua kegiatan yang berhubungan secara langsung dengan


penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan
pribadi(bukan untuk keperluan usaha). Namun demikian tidak tertutup
kemungkinan adanya penjualan secara langsung dengan para pemakai
industri karena tidak semua barang industri selalu dibeli dalam jumlah
besar.
Pengecer adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha
menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi.
1. 3.

Perantaraan Agen (Agen Middlemen)

Dibedakan dengan perantara pedagang karena tidak mempunyai hal


milik atas semua barang yang ditangani.
Agen adalah lembaga yang melaksanakan perdagangang dengan
menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan
penjualan atau distribusi barang, tetapi mereka tidak mempunyai hak
untuk memiliki barang yang diperdagangkan.
Pada dasarnya perantara agen dapat digolongkan kepada 2 golongan,
yaitu:
1. a.

Agen Penunjang

Merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa


aspek pemindahan barang dan jasa. Terbagi dalam beberapa golongan:
1)

Agen pengangkutan borongan (Bulk Transportation Agent)

2)

Agen penyimpangan (Storage Agent)

3)

Agen pengangkutan khusus(Specialty Shipper)

4)

Agen pembelian dua penjualan (Purchase and sales agent)

Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan


barang-barang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan
langsung dengan pembeli dua penjual. Jadi agen penunjang ini
melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok secara serempak.
Dalam praktek agen semacam ini dapat dilakukan sendiri oleh si
penerima barang.
1. b.

Agen Pelengkap

Berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang


dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila
pedagang atau lembaga lain tidak dapat melaksanakan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka agen
pelengkap dapat menggantikannnya. Jasa-jasa yang dilakukannya
antara lain berupa:
1)

Jasa pembimbingan / konsultasi

2)

Jasa finansial

3)

Jasa informasi

4)

Jasa khusus lainnya

Berdasarkan bermacam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen


pelengkap dapat digolongkan ke dalam:
1)

Agen yang membantu di bidang keuangan, seperti bank

2)
Agen yang membantu dalam mengambil keputusan, seperti biro
iklan, lembaga penelitian, dokter dan sebagainya.
3)
Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti
televisi, surat kabar, radio dan sebagainya.
4)

Agen khusus yang tidak masuk dalam tiga golongan di muka.

Kedua macam perantara (agen dan pedagang) tersebut sama-sama


pentingnya dalam pemasaran. Perlu diketahui bahwa agen dapat
menyewa agen-agen yang lain.
1. C.

Fungsi Saluran Distribusi

Saluran distribusi memindahkan barang dari produsen kepada


konsumen. Saluran distribusi mengatasi kesenjangan utama dalam
waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang serta jasa
dari mereka yang akan menggunakan. Fungsinya adalah:
1. Informasi (Information)
Yaitu mengumpulkan dan menyebarkan informasi riset pemasaran
mengenai potensi dan kemampuan pasar, pesaing dan kekuatankekuatan lain dalam lingkungan pemasaran.
1. 2.

Promosi (Promotion)

Yaitu mengembangkan dan menyebarkan komunikasi terhadap para


konsumen. Dalam hal ini harus berani untuk membujuk atau persuatif
tentang produk yang akan ditawarkan. Saluran distribusi perlu memilih
sarana promosi yang tepat untuk promosi agar produk yang ditawarkan
kepada konsumen mengena di hari konsumennya.
1. Kontak , menemukan atau berkomunikasi dengan pembeli.
2. Penyesuaian: Membentuk dan menyesuaikan tawaran dengan
kebutuhan pembeli , termasuk aktivitas seperti pembuatan,
pemilahan, perakitan , dan pengemasan.
3. Negosiasi (Negotiation)
Yaitu usaha untuk membuat kesepakatan untuk mencapai persetujuan
akhir tentang harga dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
perpindahan hak milik produk produsen kepada konsumen.
1. Pemesanan (Ordering)
Yaitu keputusan dari distribusi untuk memenuhi minatnya membeli
produk atau jasa ke produsen.

1. 7.

Pembiayaan (Financing)

Yaitu pembayaran, permintaan, penyebaran dana untuk menutup


biaya-biaya saluran distribusi tersebut baik melalui bank atau lembagalembaga keuangan lainnya.
1. 8.

Pengambilan Risiko (Risk Taking)

Yaitu perkiraan berapa besarnya resiko yang berkaitan dengan


pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.
1. Kepemilikan Fisik ( Physical Possession)
Yaitu milik dari penyimpanan dan pergerakan barang secara fisik dari
bahan mentah sampai ke konsumen akhir.
1. Pembayaran (Payment)
Yaitu arus pembayaran kepada penjual atas jasa atau produk yang
telah diserahkan.
1. Kepemilikan (Title)
Yaitu arus perpindahan kepemilikan dari suatu lembaga atau organisasi
ke lembaga atau organisasi lainnya.
Saluran distribusi yang lain membantu melengkapi transaksi;
Distribusi fisik: memindahkan dan menyimpan barang.
Dukungan keuangan: membeli dan menggunakan dana untuk
menutupi biaya pekerjaan saluran distribusi
Mengambil risiko: menanggung risiko melaksanakan pekerjaan
saluran distribusi.
1. D.

Tingkat Saluran Distribusi

Menurut William J. Stanton yang diterjemahkan oleh Sadu Sundarto


(1996:81) mengemukakan beberapa saluran distribusi, diantaranya:
1. 1.

Saluran Distribusi untuk Barang Konsumsi

Pendekatan Perilaku Konsumen


Maret 29, 2012 in TOU 2

Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :


a.Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan
(misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan
yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang
dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan
berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya
nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen
dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam
membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat
kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan
tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh
individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah
perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1.

Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan


batasan pendapatannya.

2.

Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal
akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus
menerus.

3.

Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan


konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap
jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.

4.

Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari
tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang
maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka..

5.

Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan
barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan
independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi
barang X2, X3, X4 . Xn dan sebaliknya.

b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach


Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan
konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari
mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah
indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi
yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
1.
Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan
batasan pendapatannya.
2.

Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.

3.

Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang
untuk memenuhi kebutuhannya.

4.

Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus


berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi
kebtuhan mereka.

5.

Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai
daripada B, tidak berlaku sebaliknya

6.

Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada
C, maka A lebih disukai daripada C

Persaman dan perbedaan:


Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam

mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang


tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
Perbedaan kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam
angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan.dalam bilangan
atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal
utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve
atau kurva kepuasan sama .
Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan
variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi
konsumen terhadap perubahan harga.
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan.
Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah
penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus
mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan
penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang
meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum
permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan
hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga
produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata
menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil
penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita
kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang
produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar
kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga
sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.
Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau
indeks elastisitas.
4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec)
3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
KONSEP ELASTISITAS:
Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat
perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada
persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di
pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun
Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka
disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama
dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya
dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
Q P Q P
Eh : atau Eh = X
Q P P Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan
Q adalah Jumlah barang yang diminta
P adalah harga barang tersebut
adalah delta atau tanda perubahan.

Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga
permintaan, yaitu :
1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi
dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta
terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna
sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar
elastisitasnya tidak berhingga (Eh =) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak
berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling
rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga
adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu
tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi,
konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga.
Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan
mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang
akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu
penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana :
1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2. harga relatif tinggi
3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang
rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut
sangat dibutuhkan.
Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut.
Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga
pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang
berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of
demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain,
maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X
dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap
barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta
akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah
positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan
terhadap daging sapi Dan sebaliknya.

Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :


Qx Py
Es = - x - > 0 Substitusi
Px Qx
Qy Px
Es = - x - < 0 Komplementer
Py Qy
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope
dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu
barang dengan barang lain.
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh
terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa
yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang
yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
QYQY
Em = - : atau Em = x
Q Y Y Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang
yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan
terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian
pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang
diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang
normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang
diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut
dengan barang inferior atau giffen.

Вам также может понравиться