Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
Dari anamnesa Tn.SA didapatkan masa inkubasi sebelum timbulnya onset 14 hari dari
awal terkena pecahan pot, ia mengeluh kaku pada rahangnya saat membuka mulut
(trismus 3 jari), kemudian diikuti bagian tubuh yang lain seperti lidah, leher, perut,
punggung dengan onset 3-4 hari dan terdapat kesulitan menelan (disfagia). Kekakuan otot
tersebut semakin lama semakin berlanjut terjadi dalam beberapa hari tetapi tidak disertai
dengan kesulitan bernafas maupun tidak ditemukannya kebiruan pada tubuh, sehingga
memblok pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak
terkontrol/ eksitasi terus menerus dan spasme.
Kekakuan biasanya dimulai pada tempat masuknya kuman atau pada otot masseter
(trismus). Pada saat toksin masuk ke sumsum tulang belakang terjadi kekakuan yang
berat pada extremitas, otot-otot bergaris pada dada, perut dan mulai timbul kejang.
Bilamana toksin mencapai korteks serebri, penderita akan mulai mengalami kejang
umum yang spontan. Karakteristik dari spasme tetani ialah menyebabkan kontraksi
umum kejang otot agonis dan antagonis. Racun atau neurotoksin ini pertama kali
menyerang saraf tepi terpendek yang berasal dari system saraf kranial, dengan gejala
awal distorsi wajah dan punggung serta kekakuan dari otot leher. Seperti yang terjadi
pada kasus, Tn.SA awalnya merasakan kekakuan pada rahangnya saat membuka mulut,
kemudian diikuti bagian tubuh yang lain seperti leher, perut, dan punggung.