Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Syafrina Mareta Sari
NIM : 101311223003
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) sesuai
waktu yang ditentukan.
Tujuan pokok dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas matrikulasi
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan tujuan umumnya untuk memberikan
beberapa informasi pengetahuan tentang Negara Hukum dan HAM bagi para
pembacanya, selain itu juga dapat berfungsi sebagai bahan referensi pembelajaran
perkuliahan khususnya bidang studi Kewarganegaraan.
Penyusun menyimpulkan masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penelitian ini, oleh karena itu Penyusun memohon kepada para pembaca untuk dapat
memberikan tanggapan atau masukan maupun saran yang sifatnya membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... .....
KATA PENGANTAR..........................................................................
ii
.....
DAFTAR ISI............................................................................................
BAB I
iii
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 NEGARA HUKUM
2.1.1 Pengertian Negara Hukum..............................................................
10
12
13
15
18
19
20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum
telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari zaman
Plato hingga kini, konsepsi Negara Hukum telah banyak mengalami perubahan yang
mengilhami para filsuf dan para pakar hukum untuk merumuskan apa yang dimaksud
dengan Negara Hukum dan hal-hal apa saja yang harus ada dalam konsep Negara
Hukum.
Pemerintahan berdasarkan hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa
hukum adalah otoritas tertinggi dan bahwa semua warga negara termasuk para pejabat
dan pemerintah tunduk pada hukum dan sama-sama berhak atas perlindungannya. Dalam
tradisi negara liberal dikatakan bahwa kebebasan sipil dan hak-hak sipil (yang mencakup
kebebasan berpikir dan berpendapat, kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan
beragama serta kebebasan pers) akan sulit diwujudkan jika hukum di sebuah negara tidak
diberlakukan secara tegas dan pada semua orang, termasuk pejabat pemerintah. Dengan
kata lain, supremasi hukum dalam rule of law merupakan unsur utama yang mendasari
terciptanya masyarakat yang demokratis dan adil.
Dengan demikian, perbedaan yang kuat dan lemah tidak lagi memainkan
peran. Orang dapat memperoleh apa yang menurut hukum menjadi haknya, apakah dia
kuat ataupun lemah. Secara sederhana, supremasi hukum bisa dikatakan bahwa
kekuasaan pihak yang kuat diganti dengan kekuasaan berdasarkan keadilan dan rasional.
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu
yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan
dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih
diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa
dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
1
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam
usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Dalam makalah dengan topik Negara Hukum dan hak asasi manusia (HAM) ini
akan diuraikan dengan singkat perkembangan konsep Negara Hukum dan HAM,
rumusan konsep Negara Hukum dan HAM dari para pakar.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk menambah pengetahuan tentang Negara Hukum.
b. Untuk mengetahui ciri-ciri Negara Hukum.
c. Untuk mengetahui tipe Negara Hukum.
d. Untuk mengetahui landasan tentang Indonesia sebagai Negara Hukum
e. Untuk menambah pengetahuan tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
f. Untuk mengetahui Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global
g. Untuk mengetahui Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
h. Untuk mengetahui contoh-contoh pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
1.3 Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan Negara Hukum?
b. Apa ciri-ciri Negara Hukum?
c. Apa tipe Negara Hukum?
d. Bagaimana Indonesia sebagai Negara Hukum?
e. Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)?
f. Penjelasan Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global?
g. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia?
h. Apa saja contoh-contoh pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)?
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1. NEGARA HUKUM
2.1.1 Pengertian Negara Hukum
Negara Hukum bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus
dijalankan atas dasar hukum yang adil dan baik. Ada dua unsur dalam negara hukum,
yaitu pertama, hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan
kekuasaan melainkan berdasarkan suatu norma objektif yang juga mengikat pihak yang
memerintah. Kedua, norma objektif itu harus memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara
formal, melainkan dapat dipertahankan berhadapan dengan idea hukum. Hukum menjadi
landasan tindakan setiap negara. Ada empat alasan mengapa negara menyelenggarakan
dan menjalankan tugasnya berdasarkan hukum yaitu:
1.
2.
3.
4.
Rule of Law (negara hukum) adalah terlindunginya Hak Asasi Manusia di negara yang
bersangkutan.
Asal usul Rule of Law merupakan satu doktrin dalam hukum yang muncul pada abad
19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Kehadirannya dapat
dikatakan sebagai reaksi dan koreksi terhadap negara absolute yang telah berkembang
sebelumnya. Negara absolute sebagai perkembangan keadaan di Eropa yaitu negara yang
terdiri atas wilayah-wilayah otonom. Negara absolute (sebagai negara modern) menyerap
kekuasaan menyerap kekuasaan yang semula ada pada wilayah-wilayah ke dalam satu
tangan yaitu tangan raja.
Rule of Law lahir dengan semangat yang tinggi bersama-sama dengan demokrasi,
parlemen dan sebagainya, kemudian Rule of Law mengambil alih akomodasi yang
dimiliki ancient regime yang terdiri dari golongan-golongan ningrat, prajurit dan
kerajaan. Munculnya keinginan untuk melakukan pembatasan yuridis (mennurut
hukum/secara hukum) terhadap kekuasaan, pada dasarnya disebabkan oleh politik
kekuasaan yang cenderung korup. Hal ini dikhawatirkan akan menjauhkan fungsi dan
peran negara bagi kehidupan dan masyarakat. Atas dasar pengertian tersebut maka
terdapat keinginan yang sangat besar untuk melakukan pembatasan terhadap kekuasaan
secara normatif, untuk menghindari kekuasaan yang dispotik.
Dalam hubungan inilah maka kedudukan konstitusi sangat penting bagi kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu lahirlah negara konstitusi yang melahirkan doktrin Rule of
Law, inilah awal dari kelahiran Doktrin Egalitarian dalam hukum yang menjadi ciri
utama Rule of Law. Disinilah kemudian Rule of Law merupakan doktrin dengan
semangat dan idealisme keadilan yang tinggi seperti supremasi hukum dan kesamaan
setiap orang di depan hukum.
2.1.2 Ciri-ciri Negara Hukum
1.
pokok, yaitu:
1) Adanya perlindungan HAM.
2) Adanya pemisahan kekuasaan.
5
1)
2)
3)
4)
sedangkan Negara hukum Eropa Kontinental terdapat peradilam administrasi yang berdiri
sendiri.
Selanjutnya konsep Rule of Law dikembangkan dari ahli hukum (International
Comunition of Jurits) Asia Tenggara & Asia Pasifik yang berpendapat bahwa Rule of
Law harus mempunyai syarat/ciri sebagai berikut:
a. Perlindungan Konstitusional.
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
c. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
d. Pemilihan umum yang bebas.
e. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi.
f. Pendidikan civics (kewarganegaraan/politik)
Adapun ciri Negara hukum menurut Montesquieu, yaitu:
a. Perlindungan HAM.
b. Ditetapkan suatu ketatanegaraan suatu negara.
c. Membatasi kekuasaan & wewenang organ-organ negara.
2.1.3. Tipe Negara Hukum
Ada 3 tipe Negara hukum, yaitu:
1.
bahwa warga Negara harus tunduk pada peraturan-peraturan Negara. Penguasa dalam
bertindak sesuai dengan hukum. Disini kaum Liberal menghendaki agar penguasa dan
yang dikuasai ada suatu persetujuan dalam bentuk hukum, serta persetujuan yang menjadi
penguasa.
2.
rakyat, segala tindakan penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu, harus berdasarkan
undang-undang. Negara Hukum formil ini disebut juga dengan Negara demokratis yang
berlandaskan Negara hukum.
3.
Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia
berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka
(Machtsstaat).
2.
yang kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam
wilayah Eropa Kontinental. Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara
hukum materiil, yang dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain
yang dapat dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada
Bab XIV tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD
1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas
perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip
sebagai berikut:
9
c. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan, serta
d. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi,
dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab
bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun
Militer),dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia
secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
2.2.2 Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global
Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai
HAM ,yaitu:
a. Ham menurut konsep Negara-negara Barat
1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
11
14
Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang
berawal dari masalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga terjadi
pelanggaran HAM dimana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat
kekerasan dan penembakan.
2. Kasus terbunuhnya Marsinah (1994)
Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-hak pekerja di
PT Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia meninggal secara mengenaskan
dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan
dan pembunuhan.
3. Kasus terbunuhnya wartawan Udin (1996)
Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari
harian Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya
ditemukan sudah tewas.
4. Peristiwa Aceh (1990)
Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak memakan korban,
baik dari pihak aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh
diduga dipicu oleh unsur politik dimana terdapat pihak-pihak tertentu yang
menginginkan Aceh merdeka.
5. Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)
Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa (penculikan) terhadap
para aktivis yang menurut catatan Kontras ada 23 orang (1 orang meninggal, 9
orang dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang).
Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Lingkungan Sekitar
1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih
pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu
mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada
setiap mahasiswa.
16
BAB III
KESIMPULAN
17
18
Demikian yang dapat penyusun paparkan mengenai materi Negara Hukum dan
Hak Asasi Manusia (HAM) yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
2013.
Gejolak
dan
Solusi
HAM
di
Indonesia.
https://www.facebook.com/permalink.php?id=187401471347610&story_fbid=38
4845091603246. Diakses pada tanggal 8 September 2013.
20