Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Laboratorium Fisiologi Perkembangan dan Kultur Jaringan Tumbuhan Program Studi Biologi FMIPA
Universitas Mulawarman
2
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
*Corresponding Author: biksu57@gmail.com
Abstrak. Tumbuh adalah kenaikan volume yang tidak dapat balik (irreversible) dan dapat diukur.
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk meneliti laju tumbuh daun sejak dari embrio dalam biji
sampai daun mencapai ukuran tetap pada tanaman kacang putih. Alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah alat tulis, kamera, silet, dan nampan. Bahan-bahan yang digunakan yaitu tissue,
aquadest, kacang putih (Phaseolus sp.), kertas label, polybag, tanah dan aquadest. Metode dilakukan
dalam praktikum ini yaitu disiapkan polibag yang telah terisi tanah, biji kacang putih (Phaseolus sp.)
direndam dengan air kemudian ditanam pada media tanah dan diletakkan ditempat terbuka lalu
diamati ukuran tinggi tunas, tinggi tanaman, diameter batang dan panjang daun daun selama dua
minggu pengamatan. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu berdasarkan pengamatan yang
dilakukan laju pertumbuhan tanaman kacang putih terus meningkat dari mulai perkecambahan hingga
menjadi tanaman dewasa. Dalam proses pertumbuhan tersebut melalui 3 fase yaitu fase logaritmik
dimana pada awalnya laju pertumbuhan tanaman kacang putih berjalan lambat pada awal minggu
pertama hingga awal minggu ke 2, kemudian memasuki fase linear dimana laju pertumbuhan tanaman
kacang putih terus meningkat dan relative konstan yang berangsur memasuki fase penuaan laju
pertumbuhan mulai menurun, fase-fase tersebut dapat terlihat pada gambaran laju pertumbuhan
tanaman kacang putih dalam grafik yang membentuk huruf S atau sering disebut kurva sigmoid
pertumbuhan. Bentuk kurva sigmoid ini juga dipengaruhi faktor eksternal atau lingkungan dan faktor
internal, dalam pengamatan pengaruh eksternal yang dapat terlihat dampaknya pada laju
pertumbuhan tanaman kacang putih (Phaseolus sp.) adalah pengamatan yang dilakukan dengan
mengamati tinggi tunas, tinggi tanaman, diameter batang dan panjang daun (kanan dan kiri).
Kata kunci : potensial, konsentrasi, isotonis dan negatif
PENDAHULUAN
kemudian ditampilkan secara bersama dalam
Suatu hasil pengamatan pertumbuhansuatu bentuk bahasa matematik yaitu model
tanaman yang paling sering dijumpai khususnya matematik[2].
pada tanaman setahun adalah biomassa tanaman
Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat,
yang menunjukkan pertambahan mengikuti bentukkemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai
S dengan waktu, yang dikenal dengan modeltercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh
sigmoid. Biomassa tanaman mula-mula (pada awalmenurun. Apabila digambarkan dalam grafik,
pertumbuhan) meningkat perlahan, kemudiandalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva
cepat dan akhirnya perlahan sampai konstansigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk
dengan pertambahan umur tanaman. Likusemua tanaman kurang lebih tetap, tetapi
demikian dapat simetris,yaitu setengah bagian penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasipangkal sebanding dengan setengah bagian ujungvariasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa
jika titik belok terletak diantara dua asimptot. dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi
Seorang ilmuan akan tidak menerima begitu saja pengaruh faktor keturunan dan lingkungan. Kurva
kenyataan tersebut, tetapi mengajukan pertanyaan menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari
mengenai
proses
atau
mekanisme
yangwaktu. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali,
mengajukan pertanyaan mengenai proses atauyaitu fase logaritmik, fase linier dan fase penuaan.
mekanisme yang membuat hubungan biomassaPada fase logaritmik ini berarti bahwa laju
dengan waktu demikian, dan faktor-faktor yangpertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian
mengendalikannya[3].
meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan
Sebagai jawaban dari pertanyaan tersebutukuran organisme. Semakin besar organisme,
beberapa pertanyaan kemudian akan munculsemakin cepat ia tumbuh. Pada fase linier,
seperti apakah itu karena factor X,Y dan Z. Apakahpertambahan ukuran berlangsung secara konstan.
itu karena hubungan yang demikian di antara Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan
faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor dan prosesyang menurun, saat tumbuhan sudah mencapai
atau hubungan diantara satu dengan faktor lain, kematangan dan mulai menua[3].
hipotatik akan dilahirkan yaitu yang mendapatkan
Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid)
dukungan paling kuat (sesuai fakta yang tersedia). yang ideal yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan
Faktor dan hubungan yang ditempatkan tersebut setahun dan beberapa bagian tertentu dari
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
16.6 cm
24.5 cm
23 cm
23.4 cm
24.2 cm
22.8 cm
25.8 cm
24 cm
24 cm
26 cm
23 cm
26.9 cm
25.7 cm
26.4 cm
25.8 cm
24.7 cm
25.3 cm
34.8 cm
33 cm
31 cm
31.5 cm
31 cm
30 cm
33.5 cm
31 cm
33.8 cm
32 cm
36.6 cm
35.3 cm
33.1 cm
34.1 cm
33.6 cm
0.2 cm
0.3 cm
0.3 cm
0.3 cm
0.3 cm
0.3 cm
0.4 cm
0.4 cm
0.4 cm
0.4 cm
0.4 cm
0.4 cm
0.4 cm
0.4 cm
0.4 cm
0.4 cm
4.7 cm
6 cm
5 cm
6.4 cm
5.4 cm
5.8 cm
6.6 cm
5 cm
6.5 cm
6 cm
5.8 cm
6.7 cm
6 cm
6.6 cm
6.3 cm
6.3 cm
4.7 cm
5.5 cm
6.8 cm
6.4 cm
5.8 cm
6 cm
5.8 cm
5.6 cm
6.5 cm
6.4 cm
6 cm
6.4 cm
6.2 cm
6.6 cm
6.4 cm
6 cm
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kacang putih (Phaseolus sp.), menggunakan
tanah sebagai media tanam, serta air untuk menyiram tanaman. Alat yang digunakan adalah polibag
sebagai wadah penanaman, penggaris sebagai alat untuk mengukur tinggi tanaman, label nama untuk
menandai media yang digunakan, buku serta alat tulis untuk mencatat data.
Media tanah yang telah disiapkan diisi ke dalam polibag, setiap polibag diberi label. Sementara
kacang putih yang hendak ditanam direndam selam beberapa menit terlebih dahulu agar proses
perkecambahannya lebih cepat dan dapat mengetahui mana kacang yang baik untuk ditanam.
Kacang putih ditanam sebanyak 5 biji pada setiap polibag yang telah berisi media tanah. Kemudian
disiram secukupnya. Polibag tersebut diletakkan pada tempat terbuka. Pertumbuhan dicek dan
disiram setiap 3 hari sekali. Diukur tinggi tanaman, panjang daun, panjang tunas, dan diameter
batang. Dibuat tabel pengamatan untuk pertumbuhan. Setelah pengamatan selesai, dibuat grafik
rerata dari pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan tanaman merupakan hasil interaksi yang kompleks antara faktor internal (dalam)
dan eksternal (luar). Faktor internal meliputi faktor intrasel (sifat genetik/hereditas) dan intersel
(hormonal dan enzim). Faktor eksternal meliputi air tanah dan mineral, kelembapan udara, suhu
udara, cahaya dan sebagainya[4].
Percobaan kurva sigmoid pertumbuhan ini menggunakan kacang putih (Phaseolus sp.) yang
bertujuan untuk mengukur laju tumbuh tanaman kacang putih. Laju pertumbuhan kacang putih
nantinya akan digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absis
maka grafik tersebut akan membentuk suatu kurva berbentuk S yang disebut kurva sigmoid. Kurva
sigmoid hanya dapat berlaku bagi tumbuhan lengkap, bagian-bagian atau sel-selnya, dan kacang
putih memenuhi syarat itu. Tanaman kacang putih (Phaseolus sp.) ditanam selama 2 minggu sampai
menunggu organ generatifnya berkembang[1].
Berdasarkan pengamatan tinggi tanaman, pada pengamatan kurva sigmoid mulai minggu
pertama sampai minggu kedua pertumbuhan tunggi tanamannya logaritmik. Belum terjadi fase linier
dan fase penuaan pada tahap ini. Tanaman belum menghasilkan buah. Hal ini sesuai dengan literatur
yang mengatakan bahwa, Kurva pertumbuhan berbentuk S (Sigmoid) yang ideal, yang dihasilkan oleh
banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun bertahun,
dengan mengambil contoh tanaman kacang putih. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali: fase
logaritmik, fase linear, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik laju pertumbuhan lambat pada
awalnya, tapi kemudian meingkat terus. Pada fase linier pertambahan ukuran berlangsung konstan.
Fase peuaan dicirakan oleh laju pertumnuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai
kematangan[1].
Dari data percobaan dapat dilihat bahwa kacang putih mengalami pertambahan tinggi dari
minggu pertama rataanya awal hingga minggu kedua rataannya terjadi peningkatan. Semakin lama,
tanaman semakin tinggi. Hal ini terjadi karena kacang putih melakukan pertumbuhan dan
perkembangan. Pada fase pertumbuhan vegetatif ini ada tiga aspek penting yang perlu diketahui,
yaitu pembelahan sel (cell division), pembesaran sel (cell enlargemen), dan diferensiasi
(penggandaan) sel (cell differentiation). Terjadinya perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman bisa
disebabkan beberapa faktor yakni volume, biomassa, dan diameter umur tanaman mengikuti bentuk
ideal pertumbuhan[5].
Pola pertumbuhan tegakan antara lain dapat dinyatakan dalam bentuk kurva pertumbuhan yang
merupakan hubungan fungsional antara sifat tertentu tegakan, antara lain volume, tinggi, bidang
dasar, biomassa, dan diameter dengan umur tegakan. Bentuk kurva pertumbuhan tegakan yang ideal
akan mengikuti bentuk ideal bagi pertumbuhan organisme yaitu berbentuk kurva sigmoid. Pada
pengamatan jumlah daun, terjadi juga pertumbuhan dan perkembangan . hal ini dapat kita lihat
Jumlah daun, dari minggu pertama hanya 2- 3 daun, rataan akhir pada minggu kesembilan menjadi 56. Fase vegetatif terjadi pada perkembangan akar, batang, daun dan batang yang baru, terutama saat
awal pertumbuhan atau setelah massa berbunga dan berbuah. Terjadi penurunan jumlah daun dan
kenaikan jumlah daun merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan. Pada fase
pertumbuhan vegetatif ini ada tiga aspek penting yang perlu diketahui, yaitu pembelahan sel,
pembesaran sel, dan diferensiasi (penggandaan) sel[7].
Pengamatan pada panjang daun juga dilakukan, terjadi kenaikan pemanjangan daun setiap
minggunya. Meskipun begitu, terjadi perbedaan panjang daun antara pot 1 dengan yang lainnya, hal
ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Kualitas biji benih
2. Sulitnya pematahan dormansi
Refrensi
[1] Salisbury dan Ross C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 Edisi IV Alihan Luqman R.R. dan
Sumaryono. Penerbit ITB: Bandung
[2] Sitompul.S.M.1995.Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press : Yogyakarta
[3] Srigandono, B. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta
[4] Sujarwati,dkk . 2004. Perkecambahan dan Pertumbuhan Palem Jepang akibat Perendaman Biji
dalam Lumpur. Jurnal Natur Indonesia. 6(2)
[5] Susilo, W. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia, Jakarta.
[6] Tjitrosomo, G. 1991. Botani umum 2. Bandung : Angkasa.
[7] Ting, I.P., 1987. Plant Physiology. California : Addision- Wesley Publishing Company.