Вы находитесь на странице: 1из 34

M - XI

UJI GESER LANGSUNG UU


(UNCONSOLIDATED UNDRAINED DIRECT SHEAR TEST)
11.1

Maksud dan Tujuan Percobaan


Maksud dari uji geser langsung ini adalah untuk memperoleh besarnya

tahanan geser tanah pada tegangan normal tertentu. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan kuat geser tanah.

11.2

Teori Dasar Percobaan


Pedoman

ini

mencakup

metode

pengukuran

kuat

geser

tanah

menggunakan uji geser langsung UU. Interpretasi kuat geser dengan cara ini
bersifat langsung sehingga tidak dibahas secara rinci. Beberapa definisi yang
a.

berkaitan dengan percobaan ini antara lain:


Gaya Normal adalah gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang yang

b.

ditinjau.
Gaya geser adalah gaya yang bekerja secara menyinggung atau sejajar bidang

c.
d.
e.

yang ditinjau.
Tegangan normal adalah gaya normal per satuan luas.
Tegangan geser adalah gaya geser per satuan luas.
Peralihan (displacement) adalah perpindahan horizontal suatu bidang geser

f.
g.

relatif terhadap bidang lain dalam arah kerja gaya geser.


Kohesi (cu) adalah kuat geser tanah akibat gaya tarik antar partikel.
Sudut geser dalam adalah komponen kuat geser tanah akibat geseran antara

h.

partikel.
Kuat geser adalah tegangan geser maksimum yang dapat ditahan oleh suatu

i.

bidang (dalam tanah) di bawah kondisi tertentu.


Kuat geser puncak (peak strength) adalah kuat geser tertinggi pada suatu

j.

rentang peralihan atau regangan tertentu.


Kuat geser residual adalah tahanan geser tanah pada regangan atau peralihan
yang besar yang bersifat konstan. Kuat geser residual ini dicapai setelah kuat

k.

geser puncak dilampaui.


Dilantasi adalah pengembangan volume tanah saat dikenai tegangan geser.
Kekuatan geser tanah dapat didefinisikan adalah untuk mengukur
kemampuan tanah menahan tekanan tanpa terjadi keruntuhan.
Dalam aplikasinya, parameter kekuatan geser tanah dapat digunakan untuk
menghitung :
1.
Daya dukung tanah dasar
2.
Stabilitas lereng
3.
egangan lateral

Dalam pembahasan ini yang akan dibahas adalah mengenai kohesi C


dan sudut geser dalam . Sedangkan untuk Cu, St, Cc, dan Cv tidak dibahas,
karena paremeter tersebut lebih banyak dibahas dalam pembahasan konsolidasi
dan penurunan.

Sumber: www.labmekanikatanah.wordpress.com

Foto 11.1
Alat Uji Geser Langsung

Hipotesa mengenai kekuatan geser tanah diajukan oleh Coulomb (1773),


sehingga disebut Hukum Coulomb. Tahun 1925 dirubah oleh Terzaghi dengan
memasukan unsure tegangan air dan dibuktikan oleh Hvorslev (1937), sehingga
persamaan yang sudah dirubah tersebut dikenal sebagai persamaan CoulombHvorslev.

11.3 Alat dan Bahan


11.3.1 Alat
a.

Shear box / kotak geser


Terdiri dari 2 buah rangka untuk memegang contoh tanah dengan baik
dan dapat disatukan satu sama lain dengan sekrup pada waktu
konsolidasi. Kedua rangka diusahakan mempunyai bidang persentuhan
yang sekecil mungkin untuk mengurangi gesekan. Kedua rangka terletak
di dalam kotak yang dapat diisi air untuk meredam contoh tanah selama
percobaan berlangsung. Rangka bagian atas mempunyai dudukan yang
dihubungkan dengan piston yang berhubungan dengan proving ring.
Proving ring ini dipergunakan untuk mengukur gaya geser horizontal yang
digunakan untuk menggeser contoh tanah.

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Foto 11.2
Shear Box

b.

Bagian untuk menggeser shear box


Dilengkapi dengan system transmisi yang memungkinkan digantigantinya kecepatan penggeseran yaitu dengan mengganti susunan gigi
transmisinya. Penggeseran horizontal ini dapat dilakukan secara manual

c.
d.
e.

atau dengan menggunakan motor listrik.


Proving ring
Dial untuk mengukur deformasi vertikal dan horizontal
Beban konsolidasi

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Foto 11.3
Beban

f.

Batu pori dari bahan yang tidak berkarat (k = 0,1 cm/det)

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Foto 11.4
Batu Pori

g.
h.

Pelat untuk menjepit contoh tanah


Ring untuk mengambil/ mencetak contoh tanah dari tabung sample

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Foto 11.5
Ring Pencetak Tanah

i.
j.

Dolly, untuk memindahkan contoh tanah dari ring ke shear box


Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Foto 11.6
Timbangan

k.
l.
m.

Kertas filter
Oven
Stopwatch

n.

Pisau atau palet

11.3.2 Bahan

Contoh tanah non-kohesif


Dibentuk dengan langsung dengan meletakkan tanah non-kohesif pada
shear box dengan kepadatan yang sesuai tanah asli, atau sesuai dengan
kepadatan tanah kompaksi. Berat contoh tanah harus ditimbang.

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Foto 11.7
Contoh Sampel

Contoh tanah kohesif


Dibentuk dengan menekan ring contoh tanah ke dalam tabung sample.
Setelah kedua sisinya dipotong dan dirapikan, maka contoh tanah
ditimbang beratnya, supaya dapat diketahui berat isi dan kadar air
awalnya. Selanjutnya contoh tanah dipindahkan ke dalam shear box
dengan cara menekan contoh tanah yang ada di dalam ring dengan dolly
atau tangan.
Contoh tanah kohesif kompaksi dengan kepadatan tertentu dibentuk di
dalam ring contoh tanah. Dicari dahulu berat contoh tanah yang harus
diisikan agar diperoleh kepadatan yang dimaksudkan.

11.4

Prosedur Percobaan

a.

Siapkan semua peralatan yang diperlukan.

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Foto 11.8
Satu Pasang Alat Uji Geser langsung

b.

Keluarkan shear box dari tempat airnya.


Jadikan satu shear box bagian atas dan bawah dengan memasang baut
penguncinya. Memasukkan pelat dasar pada bagian paling bawah dari
shear box dan diatasnya dipasang batu pori yang sebelumnya telah
dicelupkan ke dalam aquades atau direbus dahulu untuk mengeluarkan
udara yang ada di dalam pori-porinya. Diatas batu pori diberi kertas filter
yang sebelumnya juga telah dicelupkan dalam aquades. Dan diatas
kertas filter ini dimasukkan pelat berlubang yang beralur, alur ini harus
menghadap ke atas dan arah alurnya harus tegak lurus arah pergeseran,
hal ini dimasukkan agar contoh tanah benar-benar terjepit secara kuat
pada waktu dilakukan penggeseran.

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Foto 11.9
Pemasangan Shear Box

c.

Masukkan contoh tanah ke dalam shear box dengan susunan .

d. Atur agar pelat pendorong tepat menempel pada shear box bagian
bawah.Cara menggerakkannya ialah Lepaskan kunci penggerak manual
dengan menarik clutch, sekarang penggeser dapat digerakkan dengan
memutar

handwheel. Memutar handwheel searah jarum jam akan

menyebabkan pergeseran ke kanan/maju dan sebaliknya. Setelah


penggeser tepat bersinggungan dengan shear box bagian bawah, maka
kembalikan lagi clutch pada kedudukan terkunci, yaitu dengan jalan
menarik dan memutarnya.
e. Piston proving ring diatur agar tepat menyinggung shear box bagian atas,
ini berarti proving ring belum menerima beban. Jadi dial proving ring juga
harus, diaturtepat pada nol, demikian juga dial pengukur deformasi
horizontal.

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Foto 11.10
Pengaturan Proving Ring

f.

Atur kedudukan loading yoke dalam posisi kerja, tempatkan juga


kedududkan dial untuk mengukur deformasi vertikal. Atur kedududkan dial

ini pada posisi tertentu.


g. Siapkan beban konsolidasinya.Lengan pembebanan ini mempunyai
perbandingan panjang 1:10, jadi beban yang bekerja juga mempunyai
perbandingan 1: 10.

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Foto 11.11
Pemasanga Beban

h. Contoh tanah siap digeser, dengan lebih dahulu menentukan kecepatan


i.

penggeserannya.
Atur susunan gigi agar kecepatan penggeseran sesuai dengan yang
diinginkan. Kecepatan penggeseran yang umumnya dipakai ialah :0,30

j.

mm/menit.
Periksa sekali lagi apakah jarurn dial proving ring dan dial deformasi
horisontal tepat pada posisi normal. Sekarang penggeseran dapat
dimulai, tapi jangan lupa melepaskan kedua baut yang menyatukan shear
box bagian atas dan bawah. Periksa juga clutch, apakah sudah
terkunci.Hidupkan tombol POWER, lampu indikator akan menyala,
Penggeseran dapat dimulai dengan menekan tombol B D karena posisi

gigi pada D.
k. Lakukan pencatatan waktu pada saat penggeseran dimulai dan amati
bahwa jarum dial proving ring dan dial deformasi horisontal mulai
bergerak, apabila kedua jarum dial tersebut, tidak

berarti ujung dial

belum menyentuh, hentikan dengan mematikan tombol B D, dan atur


l.

ujung dial pada kedudukan yang tepat.


Lakukan pembacaan dan pencatatan dial proving ring, dial deformasi
vertikal atau dial settlement, tiap dial deformasi horisontal bergerakk 20
divisi.Lakukan pembacaan sampai contoh tanah runtuh, yang dapat
diketahui dari dial proving ring yang mulai turun. Setelah mencapai
maksimum lakukan pembacaan terus sebanyak 4 kali.Atau hentikan
penggeseran kalau dial proving ring sudah mencapai 670 divisi.Setelah
penggeseran selesai, maka kembalikan shear box pada posisi sebelum

digeser, dengan menggerak mundur secara manual. Lepaskan beban


konsolidasi dan keluarkan shear box dari tempatnya.
m. Keluarkan contoh tanah dari shear box, timbang berat contoh tanah ini
dan masukkan oven selama 24 jam dalam suhu 1050 C, untuk
mengetahui kadar air akhirnya.
n. Ulangi semua prosedur di atas dengan dua buah contoh tanah lagi, tetapi
dengan menggunakan tegangan normal yang lain.

11.5

Rumus yang digunakan


Tegangan Geser =

Gaya geser
Ac

kg/cm2

Ac = a(a-)

D2
Keterangan :

sin

Ac = 2
Ac

( - D
= Area Corretion

= Diameter (cm)

= Pergeseran (cm)
= Panjang sisi (cm)

11.6 Data Hasil percobaan


Tabel 11.1
Data Hasil pengamatan 2 Kg

Horizontal

Loading Dial

Transition (div)
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200

Reading (div)
0
0
5
7
8
8
9,5
10,5
11,5
12

Vertical Movement (div)


6
9
9
8
6
4
5
5
6
6

220
240
260
280
300
320
340
360
380
400

13
13,5
14
15
15
15,2
15,7
15,9
15,9
15,9

6
6
6
5
5
5
5
5
5
5

Sumber: Data Hasil pengamatan Praktikum Geomekanika 2016

Tabel 11.2
Data Hasil pengamatan 4 Kg

Horizontal

Loading Dial

Transition (div)
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400

Reading (div)
3,8
4,2
6
8
9
9,5
11
12
13
13,5
14
14,2
14,5
14,9
14,9
15
15
15
15

Vertical Movement (div)


6,6
71
73
76
79
82
86
88
91
94
94
95
96
97
98
98
99
101
102

Sumber: Data Hasil pengamatan Praktikum Geomekanika 2016

Tabel 11.3
Data Hasil pengamatan 8 Kg

Horizontal

Loading Dial

Transition (div)
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400

Reading (div)
0
2
6
9,5
11
12,5
14,5
15,2
16
16,5
17
17,3
18
18,3
19
19
19,7
19,9
20
20

Vertical Movement (div)

Sumber: Data Hasil pengamatan Praktikum Geomekanika 2016

15
20
30
30
133
133
134
135
137
138
139
139
140
149
151
152
152
153
154
156

Tabel 11.4
Data Hasil pengamatan 2 Kg

Horizontal
Transition
(div)
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400

Loading Dial
Reading (div)

Vertical
Movement (div)

0
0
5
7
8
8
9,5
10,5
11,5
12
13
13,5
14
15
15
15,2
15,7
15,9
15,9
15,9

6
9
9
8
6
4
5
5
6
6
6
6
6
5
5
5
5
5
5
5

Sumber:Data Hasil pengamatan Praktikum Geomekanika 2016

Horizontal
Load (kg)
0
0
3,02
4,228
4,832
4,832
5,738
6,342
6,9
7,25
7,852
8,15
8,45
9,06
9,06
9,2
9,5
9,6
9,6
9,6

Shear Stress
(kg/cm2)
0
0
0,10
0,144
0,165
0,165
0,196
0,217
0,236
0,25
0,27
0,28
0,29
0,31
0,31
0,315
0,32
0,33
0,33
0,33

Shear Stress
(N/cm2)

0,67 N / cm2

Tabel 11.5
Data Hasil pengamatan 4 Kg

Horizontal
Transition
(div)
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400

Loading Dial
Reading (div)

Vertical
Movement (div)

Horizontal
Load (kg)

Shear Stress
(kg/cm2)

3,8
4,2
6
8
9
9,5
11
12
13
13,5
14
14,2
14,5
14,9
14,9
15
15
15
15

6,6
71
73
76
79
82
86
88
91
94
94
95
96
97
98
98
99
101
102

2,3
2,5
3,6
4,83
5,4
5,74
6,6
7,5
7,85
8,15
8,45
8,6
8,76
8,9
8,9
9,06
9,06
9,06
9,06

0,08
0,09
0,13
0,17
0,19
0,20
0,23
0,26
0,28
0,29
0,3
0,31
0,31
0,315
0,315
0,32
0,32
0,32
0,32

Sumber:Data Hasil pengamatan Praktikum Geomekanika 2016

Shear Stress
(N/cm2)

1,387 N / cm2

Tabel 11.6
Data Hasil pengamatan 8 Kg

Horizontal
Transition
(div)
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
300
320
340
360
380
400

Loading Dial
Reading (div)

Vertical
Movement (div)

Horizontal
Load (kg)

Shear Stress
(kg/cm2)

Shear Stress
(N/cm2)

0
2
6
9,5
11
12,5
14,5
15,2
16
16,5
17
17,3
18
18,3
19
19
19,7
19,9
20
20

15
20
30
30
133
133
134
135
137
138
139
139
140
149
151
152
152
153
154
156

0
1,208
3,642
5,74
6,6
7,55
8,76
9,2
9,6
9,9
10,3
10,44
10,9
11,1
11,5
11,5
11,9
12,01
12,1
12,1

0
0,04
0,12
0,19
0,22
0,25
0,29
0,3
0,32
0,33
0,34
0,346
0,36
0,37
0,38
0,38
0,39
0,4
0,4
0,41

2,6 N / cm2

Sumber:Data Hasil pengamatan Praktikum Geomekanika 2016

Tabel 11.7
Summary of Direct Shear UU Test

No
1
2
3

Sample Code

Cohesion

Load (kg)

LT/DS-UU/VI/2-1
LT/DS-UU/VI/2-2
LT/DS-UU/VI/2-3

(Mpa)

2
4
8

0,025 Mpa

Sumber: Data Hasil pengamatan Praktikum Geomekanika 2016

11.7 Pengolahan data

Beban 2kg
Diameter Sampel
Tinggi Sampel
Berat Sampel

= 6,1cm
= 2,1cm
= 91,5gr

Luas Permukaan

xr

= 3,14 x (3,052)
= 29,21cm2
Beban Horizontal
= Load dial x 0,604
1. 0 x 0,604
=
2. 0 x 0,604
=
3. 5 x 0,604
=
4. 7 x 0,604
=
5. 8 x 0,604
=
6. 8 x 0,604
=

0kg
0kg
3,02kg
4,228kg
4,832kg
4,832kg

Internal
Fraction
Angle (o)
15,82o

7. 9,5 x 0,604
= 5,738kg
8. 10,5 x 0,604
= 6,342kg
9. 11,5 x 0,604
= 6,9kg
10. 12 x 0,604
= 7,25kg
11. 13 x 0,604
= 7,852kg
12. 13,5 x 0,604 = 8,15kg
13.14 x 0,604
14. 15 x 0,604
15. 15 x 0,604
16. 15,2 x 0,604 =
17. 15,7 x 0,604 =
18.15,9 x 0,604
=
19.15,9 x 0,604
=
20. 15,9 x 0,604 =

= 8,45kg
= 9,06kg
= 9,06kg
9,2kg
9,5kg
9,6kg
9,6kg
9,6kg

Tegangan Geser
=

Beban Horizontal
Luas

1.

0kg
29,21cm

= 0kg/cm2

2.

0kg
29,21cm

= 0kg/cm2

3.

3,02kg
29,21cm

= 0,10kg/cm2

4.

4,228kg
29,21cm

= 0,144kg/cm2

5.

4,832kg
29,21cm

= 0,165kg/cm2

6.

4,832 kg
29,21cm

= 0,165kg/cm2

7.

5,738 kg
29,21cm

= 0,196kg/cm2

8.

6,342 kg
29,21cm

= 0,217kg/cm2

9.

6,9 kg
29,21cm

= 0,236kg/cm2

10.

7,25 kg
29,21cm

= 0,25kg/cm2

11.

7,851 kg
29,21cm

= 0,27kg/cm2

12.

8,15 kg
29,21cm

= 0,28kg/cm2

13.

8,45 kg
29,21cm

= 0,29kg/cm2

14.

9 , 06 kg
29,21cm

= 0,31kg/cm2

15.

9,06 kg
29,21cm

= 0,31kg/cm2

16.

9,2 kg
29,21cm

= 0,315kg/cm2

17.

9,5 kg
29,21cm

= 0,32kg/cm2

18.

9,6 kg
29,21cm

= 0,33kg/cm2

19.

9,6 kg
29,21cm

= 0,33kg/cm2

20.

9,6 kg
29,21cm

= 0,33kg/cm2

Tegangan Normal

Beban x Gravitasi
Luas

2kg x 9,8 m/s


29,21cm

= 0,67 N/cm2

Beban 4kg
Diameter Sampel
Tinggi Sampel
Berat Sampel

= 6cm
= 2cm
= 105,6gr

Luas Permukaan

xr

= 3,14 x (3,2)
= 28,26cm2
Beban Horizontal
= Load dial x 0,604
1. 3,8 x 0,604
= 2,3kg
2. 4,2 x 0,604
= 2,5kg
3. 6 x 0,604
= 3,6kg
4. 8 x 0,604
= 4,83kg
5. 9 x 0,604
= 5,4kg
6. 9,5 x 0,604
= 5,74kg

7. 11 x 0,604
= 6,6kg
8. 12 x 0,604
= 7,5kg
9. 13 x 0,604
= 7,85kg
10. 13,5 x 0,604 = 8,15kg
11. 14 x 0,604
= 8,45kg
12. 14,2 x 0,604 = 8,6kg
13.14,5 x 0,604
= 8,76kg
14. 14,9 x 0,604 = 8,9kg
15. 14,9 x 0,604 = 8,9kg
16. 15 x 0,604
= 9,06kg
17. 15 x 0,604
= 9,06kg
18.15 x 0,604
= 9,06kg
19.15 x 0,604
= 9,06kg
Tegangan Geser
=

Beban Horizontal
Luas

1.

2,3 kg
28,26 cm

= 0,08kg/cm2

2.

2,5 kg
28,26 cm

= 0,09kg/cm2

3.

3,6 kg
28,26 cm

= 0,13kg/cm2

4.

4,83 kg
28,26 cm

= 0,17kg/cm2

5.

5,4 kg
28,26 cm

= 0,19kg/cm2

6.

5,74 kg
28,26 cm

= 0,20kg/cm2

7.

6,6 kg
28,26 cm

= 0,23kg/cm2

8.

7,5 kg
28,26 cm

= 0,26kg/cm2

9.

7,85 kg
28,26 cm

= 0,28kg/cm2

10.

8,15 kg
28,26 cm

= 0,29kg/cm2

11.

8,45 kg
28,26 cm

= 0,3kg/cm2

12.

8,6 kg
28,26 cm

= 0,31kg/cm2

13.

8,76 kg
28,26 cm

= 0,31kg/cm2

14.

8,9 kg
28,26 cm

= 0,315kg/cm2

15.

8,9 kg
28,26 cm

= 0,315kg/cm2

16.

9,06 kg
28,26 cm

= 0,32kg/cm2

17.

9,06 kg
28,26 cm

= 0,32kg/cm2

18.

9,06 kg
28,26 cm

= 0,32kg/cm2

19.

9, 0 6kg
28,26 cm

= 0,32kg/cm2

Tegangan Normal

Beban x Gravitasi
Luas

4kg x 9,8 m/s


28,26cm

= 1,387 N/cm2

Beban 8kg
Diameter Sampel
Tinggi Sampel
Berat Sampel

= 6,2cm
= 2,1cm
= 107,5gr

Luas Permukaan

xr

= 3,14 x (3,12)
= 30,17cm2
Beban Horizontal
= Load dial x 0,604
1. 0 x 0,604
=
2. 2 x 0,604
=
3. 6 x 0,604
=
4. 9,5 x 0,604
5. 11 x 0,604
6. 12,5 x 0,604
=
7. 14,5 x 0,604
=
8. 15,2 x 0,604
=
9. 16 x 0,604
10. 16,5 x 0,604 =
11. 17 x 0,604

0kg
1,208kg
3,624kg
= 5,74kg
= 6,6kg
7,55kg
8,76kg
9,2kg
= 9,6kg
9,9kg
= 10,3kg

12.

17,3 x 0,604 = 10,44kg


13.18 x 0,604
= 10,9kg
14. 18,3 x 0,604 =11,1kg
15. 19 x 0,604
= 11,5kg
16. 19 x 0,604
= 11,5kg
17. 19,7 x 0,604 = 11,9kg
18.19,9 x 0,604
= 12,01kg
19.20 x 0,604
= 12,1kg
20.20 x 0,604
= 12,1kg
Tegangan Geser
=

Beban Horizontal
Luas

1.

0 kg
30,17 cm

= 0kg/cm2

2.

1,208 kg
30,17 cm

= 0,04kg/cm2

3.

3,624 kg
30,17 cm

= 0,12kg/cm2

4.

5,74 kg
30,17 cm

= 0,19kg/cm2

5.

6,6 kg
30,17 cm

= 0,22kg/cm2

6.

7,55 kg
30,17 cm

= 0,25kg/cm2

7.

8,76 kg
30,17 cm

= 0,29kg/cm2

8.

9,2 kg
30,17 cm

= 0,3kg/cm2

9.

9,6 kg
30,17 cm

= 0,32kg/cm2

10.

9,9 kg
30,17 cm

= 0,33kg/cm2

11.

10,3 kg
30,17 cm

= 0,34kg/cm2

12.

10,44 kg
30,17 cm

= 0,346kg/cm2

13.

10,9 kg
30,17 cm

= 0,36kg/cm2

14.

11,1 kg
30,17 cm

= 0,37kg/cm2

15.

11,5 kg
30,17 cm

= 0,38kg/cm2

16.

11,5 kg
30,17 cm

= 0,38kg/cm2

17.

11,9 kg
30,17 cm

= 0,39kg/cm2

18.

12,01 kg
30,17c m

= 0,4kg/cm2

19.

12,1 kg
30,17 cm

= 0,4kg/cm2

20.

12,1kg
30,17cm

= 0,4kg/cm2

Tegangan Normal
=

Beban x Gravitasi
Luas

8 kg x 9,8 m/s
30,17 cm

= 2,6 N/cm2

Kurva Perubahan Horizontal Terhadap Tegangan Geser


0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
Tegangan Geser (kg/cm2)
0.15
0.1
0.05
0

2 kg
4 kg
8 kg

0 100200300400500
Perubahan Horizontal (div)

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Gambar 11.1
Kurva Perubahan Horizontal terhadap Tegangan Geser

Kurva Perubahan Horizontal Terhadap Pembacaan Dial


200
150
2 kg
Pembacaan Dial (div)

100

4 kg
8 kg

50
0
0

5 10 15 20 25

Perubahan Horizontal (div)

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Gambar 11.2
Kurva Perubahan Horizontal terhadap Perubahan vertikal

Kurva Tegangan Normal Terhadap Gaya Geser


0.5
0.4
0.3
Tegangan Geser Maksimum (kg/cm2)

f(x) = 0.07x + 0.26


R = 0.82

0.2
0.1
0
0.5

1.5

2.5

Tegangan Normal (N/cm2)

Sumber: Dokumentasi Ptaktikum Geomekanika 2016

Gambar 11.3
Kurva Tegangan Normal terhadap Gaya Geser

11.8 Analisa

Berdasarkan hasil praktikum uji geser langsung UU diperoleh nilai tegangan normal terbesar pada beban
8kg. Hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai tegangan normal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah besarnya pembebanan, massa sampel dan juga luas dari sampel uji. Semakin besar massa sampel maka
semakin besar pula tegangan normal yang dihasilkan. Selain itu juga jika dilihat dari tegangan normal dan tegangan geser
yang didapat, dapat di analisa bahwa jika semakin besar pembebanan yang diberikan, maka nilai tegangan geser dan nilai
tegangan normal pun akan semakin besar pula, ini disebabkan karena gaya kuat geser dari sampel tanah itu sendiri terhadap
pembebanan yang diberikannya.
Sementara pada sampel 1 (beban 2kg) terjadi anomali data yaitu pada saat pembacaan dial gauge di
perubahan vertikal nilainya naik turun, mungkin terjadinya hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kurangnya ketelitian dalam pembacaan dial gauge, serta alat dari dial gauge nya itu sendiri yang sudah rusak,
sehingga menyebabkan kurang akuratnya nilai tegangan geser ataupun tegangan normal di sampe 1(beban 2kg).
Seharusnya seiring dengan kenaikan horizontal transisi-nya maka semakin besar pula nilai dari perubahan vertkal
ataupun perubahan horizontal, tetapi dengan syarat kondisi sampel tanahnya masih bisa menahan kuat geser dari
pembebanan yang diberikan.

11.9 Kesimpulan
Dari hasil percobaan Uji Geser Langsung ini, dari ketiga sampel yang diuji, diperoleh tegangan geser
maksimum pada sampel dengan beban 8kg yakni sebesar 0,46kg/cm 2 , pada sampel dengan beban 4 kg diperoleh
nilai tegangan geser sebesar 0,32kg/cm 2 dan pada sampel dengan beban 2 kg adalah sebesar 0,33kg/cm 2. Dan

pada kurva tegangan normal terhadap Tegangan Geser di dapat sudut geser dalam sebesar 15,82 dengan kohesi C
= 0,025 Mpa.

DAFTAR PUSTAKA

Nikymena,

Isra,

2013,

isranikymena.blogspot.com.

Kuat

Geser

Tanah,

Diakses hari Jumat 03 Juni 2016.

Tim Asisten, 2016, Modul Praktikum Geomekanika, Laboratorium Tambang,


Universitas Islam Bandung : Bandung

LAMPIRA
N

Вам также может понравиться