Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
penyakit metastasis, dan mereka juga telah dilaporkan pada kanker lokal. (Cherry,
2016)
CTC merupakan indikator prognostik penting. Berbagai penelitian telah
menyimpulkan bahwa CTC berfungsi penanda prognostik independen pada
kanker payudara, prostat, paru-paru dan colorectum. Aplikasi yang potensial
untuk CTC meliputi isolasi dan identifikasi CTC (diagnosis dini dan prognosis),
perubahan dalam tingkat CTC untuk mengevaluasi respon terhadap terapi baru
(prognosis dan prediksi) dan CTC fenotipe dan genotipe (diagnosis, prognosis dan
terapi langsung). (Cherry, 2016)
Metode Cellsearch ini didasarkan pada penggunaan besi nano - partikel
dilapisi dengan lapisan polimer membawa analog biotin dan terkonjugasi dengan
antibodi anti EpCAM untuk menangkap CTCs, dan pada penggunaan sebuah
analisa untuk mengambil gambar dari sel-sel yang terisolasi pada pewarnaan
mereka dengan antibodi fluorescent tertentu konjugasi. Darah sampel dalam
tabung EDTA dengan pengawet tambahan. Setibanya di laboratorium, 7.5ml darah
disentrifugasi dan ditempatkan dalam sistem persiapan. Sistem ini pertama
memperkaya sel-sel tumor immunomagnetically dengan cara ferrofluid nano partikel dan magnet. Sel-sel kemudian pulih yang permeabilized dan diwarnai
dengan noda nuklir, sebuah konjugat antibodi fluorescent terhadap CD45
(penanda leukosit), dan cytokeratin 8, 18 dan 19 (CKs). Sampel tersebut
kemudian dipindai pada analyzer yang mengambil gambar dari nuklir,
cytokeratin, dan CD45 noda. (Cherry, 2016)
CTC dianggap adekuat maka sel harus bulat atau oval, memiliki inti yang
terkandung
dalam
sitoplasma
(positif
cytokeratin
8,18,19-phycoerythrin
Meskipun
sensitivitas
dan
reproduktifitas,
metode
CellSearch
Gambar 1.6 Hubungan CTCs dan Imaging untuk overall survival (OS) (Steven,2008)
10
Gambar 1.6 Hubungan CTCs dan Imaging untuk overall survival (OS) (Steven,2008)
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
12
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada bagian lateral atasnya,
jaringan kelenjar ini keluar dari bulatanya ke arah aksila, disebut penonjolan
Spence atau ekor payudara. (Sjamsuhidajat, 2010)
Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masingmasing mempunyai saluran ke papila mamma, yang disebut duktus laktiferus. Di
antara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar susu dan
fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat
jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut
ligamentum cooper yang memberi rangka untuk payudara. (Sjamsuhidajat, 2010)
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior
dari a.mammaria interna, a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris dan
beberapa a.interkostalis. (Sjamsuhidajat, 2010)
Putting memiliki kulit berpigmen dan berkerut yang membentang keluar
sekitar 1 cm sampai 2 cm untuk membentuk areola. Areola mengandung kelenjar
13
14
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi
tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi tidak mungkin
dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena
kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai, semuanya berkurang.
(Sjamsuhidajat, 2010)
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus
berproliferasi dan tumbuh duktus baru. (Sjamsuhidajat, 2010)
Penurunan mendadak estrogen dan progesteron yang terjadi seiring dengan
keluarnya plasenta pada persalinan memicu laktasi. Setelah persalinan, laktasi
dipertahankan oleh dua hormon penting: 1) Prolaktin, yang bekerja pada epitel
alveolus untuk meningkatkan sekresi susu dan (2) oksitosin, yang menyebabkan
penyemprotan susu. (Sjamsuhidajat, 2010)
2.4 Etiologi dan Faktor Resiko Kanker Payudara
Etiologi kanker mammae masih belum jelas dan menunjukkan terdapat
kaitan erat dengan faktor berikut: (Lab PA, 2014)
1. Riwayat keluarga dan gen terkait karsinoma mammae
Penelitian menemukan pada wanita dengan saudara primer menderita
karsinoma mammae, probabilitas terkena karsinoma mammae lebih tinggi
2-3 kali dibanding wanita tanpa riwayat keluarga.
2. Reproduksi
Pertumbuhan kanker payudara sering dipengaruhi oleh perubahan
keseimbangan hormon. Misalnya, pada wanita yang di angkat ovariumnya
di usia muda lebih jarang ditemukan kanker payudara. Usia menarche
kecil, henti haid lanjut dan siklus haid pendek merupakan faktor resiko
tinggi karsinoma mammae, selain itu yang seumur hidup tidak menikah
15
atau belum menikah, partus pertama berusia lebih dari 30 tahun dan
setelah partus belum menyusui berinsiden relatif tinggi.
3. Kelainan kelenjar mammae
Penderita kistadenoma mammae hiperplastik berat berinsiden lebih tinggi.
Jika satu mammae sudah terkena kanker mammae kontralateral resikonya
meningkat.
4. Hormon
Pertumbuhan kanker payudara sering dipengaruhi oleh perubahan
keseimbangan hormon. Misalnya, pada wanita yang di angkat ovariumnya
di usia muda lebih jarang ditemukan kanker payudara
5. Radiasi pengion
Kelenjar mammae relatif peka terhadap radiasi pengion, paparan berlebih
menyebabkan peluang kanker lebih tinggi.
2.5 Klasifikasi Kanker Payudara
Klasifikasi China 2000
1. Karsinoma non invasive
a. Karsinoma in situ duktal
b. Karsinoma in situ lobular
c. Penyakit paget papilla mammae
2. Karsinoma invasive dini
a. Karsinoma duktal invasive dini
b. Karsinoma lobular invasive dini
3. Karsinoma tipe spesifik invasive
a. Karsinoma papilar
b. Karsinoma medular dgn sebukan
limfosif massif
c. Karsinoma duktuli
d. Karsinoma adenoid kistik
e. Adeno
karsinoma
musinus
karsinoma sel skuamosa
4. Karsinoma nonspesifik invasive
a. Karsinoma lobuli invasive
b. Karsinoma duktuli invasive
c. Karsinoma skirus
d. Karsinoma medular
e. Karsinoma sederhana
f. Adenokarsinoma
g. Siringokarsinoma
5. Karsinoma yang jarang ditemukan
16
a. Karsinoma sekretorik
b. Karsinoma limfoid
c. Karsinoma sel signet ring
d. Fibroadenoma tranformasi ganas
e. Papilomatosis transformasi ganas
6. Karsinoma dengan metaplasia
a. Varian sel skuamosa
b. Varia sel spindle
c. Varian tulang dan kartilago
d. Varian campuran
p.
q.
r.
s.
skuamosa
c. Adeno
karsinoma
17
sel
dengan
2.6 Patofisiologi
campuran
Karsinoma lipoid
Karsinoma sekretorik
Karsinoma onkositik
Karsinoma kistik adenoid
Karsinoma asinar
Karsinoma sel jernih kaya glikogen
Karsinoma seborea
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. (Lab PA, 2014)
Tahap Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
18
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi atau sinar matahari, tetapi tidak semua sel memiliki
kepekaan yang sama terhadap karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau
bahan lainnya disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi
lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Tahap Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi, oleh karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya
keganasan yaitu sel-sel yang peka dan karsinogen.
2.7 Manifestasi Klinik
a. Terdapat massa utuh kenyal biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah
ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi.
b. Nyeri di daerah massa (mammae)
c. Perubahan bentuk dan besar mammae
d. Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada areola mammae
19
b) Pemeriksaan Klinis
Sebaiknya pemeriksaan mammae dilakukan di saat pengaruh hormonal
seminimal mungkin (setelah 1 minggu dari hari terakhir menstruasi).
20
Untuk inspeksi, pasien dapat diminta duduk tegak atau berbaring atau
kedua-duanya. Kemudian perhatikan bentuk kedua mammae, warna kulit,
tonjolan, lekukan, retraksi, adanya kulit berbintik seperti kulit jeruk, ulkus
dan benjolan. Dengan lengan terangkat lurus ke atas, kelainan terlihat
lebih jelas. Palpasi lebih baik dilakukan pada pasien yang berbaring
dengan bantal tipis di punggung, sehingga mammae terbentang rata.
Palpasi dilakukan dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan
tanpa tekanan pada setiap kuadran mammae. Yang diperhatikan pada
dasarnya sama dengan penilaian tumor di tempat lain. Pada sikap duduk,
benjolan yang tidak teraba ketika penderita berbaring, kadang lebih mudah
ditemukan. Perubahan aksila pun lebih mudah pada posisi duduk.
Pemeriksaan kelenjar getah bening regional dilakukan dengan palpasi
kelompok kelenjar getah bening sekitar mammae. (Lab PA, 2014)
2.9 Staging Kanker Payudara
Menurut AJCC VI
Tx
To
Tis
T1
T1a
T1b
T1c
T2
T3
T4a
T4b
T4c
T4d
Nx
No
N1
N2a
N2b
N3a
N3b
N3c
Mx
Mo
M1
22
Stadium I
tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar
tumor 1-2 cm. KGB regional belum teraba.
Stadium II
lainnya.
2.10
Terapi
Sebelum merencanakan terapi karsinoma mammae, diagnosis klinis dan
Bedah Kuratif
Mastektomi radikal
23
2.
24
Pembedahan paliative
Bedah paliatif pada kanker payudara hampir tidak pernah
dilakukan. Kadang residif lokoregional yang soliter dieksisi, tetapi
biasanya pada awalnya saja tampak soliter, padalah sebenarnya sudah
menyebar, sehingga pengangkatan tumor residif tersebut tidak berguna.
(Lab PA, 2014)
4.
menyapu
atau
juga
membawa
beban
yang
ringan/berat
(menggendong anak). Bila mereka tidak kita berikan perhatian ini sangat
berat dirasakan oleh penderita. (Lab PA, 2014)
Disini peran serta keluarga dalam mendampingi dengan memberikan
perhatian dalam fisioterapi dan psikologis penderita. Fisioterapi diberikan
sesuai dengan akibat dari cacat mastektominya, misalnya karena akibat dari
mastektomi penderita akan mengalami kesulitan dalam menggunakan kedua
tangannya, kita berikan kepercayaan pada mereka untuk beraktivitas.
Kemudian kita ikutkan dalam suatu organisasi wanita yang pernah mengalami
operasi angkat payudara, dimana disana mereka akan bertukar pengalaman
dan beraktivitas, berkreasi, berkarya dengan menghasilkan suatu karya yang
dapat dinikmati orang lain. (Lab PA, 2014)
Ini akan memberikan rasa percaya diri mereka dalam melanjutkan
kehidupannya.
2.11Prognosis
Prognosis tumor payudara tergantung dari : (Lab PA, 2014)
a. Besarnya tumor primer.
26
27