Вы находитесь на странице: 1из 19

KATA PENGANTAR

Maha suci Allah, tiada kata yang pantas kita ucapkan selain puji dan
syukur kehadirat Ilahi Rabbi, dengan Rahmat dan Hidayah-Nya sampai saat ini
kita masih dapat merasakan nikmat-Nya. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curah kepada Nabi kita Muhammad Rasulullah SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Adapun maksud dan tujuan Pembuatan Makalah ini adalah sebagai upaya
untuk mendukung Proses Pembelajaran dan melengkapi salah satu mata kuliah
Bimbingan dan Konseling.
Berbagai kendala dan kesulitan yang hampir mematahkan semangat
penulis dalam menyelesaikan makalah ini dapat teratasi berkat petunjuk serta
nasehat dari dosen. Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandung, 21 Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Hal.
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang Observasi..........................................................................1


Rumusan Masalah Observasi....................................................................2
Tujuan Observasi.......................................................................................2
Manfaat Observasi.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling..........................................3
B. Analisis Hasil Observasi............................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
LAMPIRAN.........................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Observasi


Shertzer and Stone (dalam Suherman, 2015, hlm.10) memandang
bimbingan/guidance sebagai Process of helping and individual to understand
himself and his world. Atau proses membantu individu untuk mengerti dirinya
dan dunianya. Shertzer and Stone (dalam Suherman, 2015, hlm.12)
mengemukakan bahwa konseling/counseling is an iteraction process which
facilitates meaningful understanding of self and environtment and result in the
establishment and/or clarification of goals and values of future behavior. Atau
konseling adalah proses interaksi yang memudahkan mengerti secara penuh diri
dan lingkungan dan menghasilkan pendirian dan/atau klarifkasi dari tujuan dan
nilai tingkah laku dimasa depan.
Setelah sekian lama pelaksanaan bimbingan dan konseling belum memiliki
suatu pedoman yang menyeluruh akhirnya pada tahun 2014 pemerintah
mengeluarkan peraturan menteri pendidikan dan budaya no. 111 tahun 2014
tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah yang diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu guideline atau pedoman
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Namun masih perlu kita lihat bagaimana pelaksanaan dari permendikbud
tersebut di lapangan secara factual. Sehingga perlu diadakan observasi untuk
melihat bagaimana kondisi maupun pelaksaan bimbingan dan konseling di
lapangan.
Sehingga data hasil observasi di SMA Negeri 3 Bandung ini sekiranya
dapat memberikan gambaran bagaimana keadaan bimbingan dan konseling di
sekolah dan apa saja yang masih perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling.

B. Rumusan Masalah Observasi


Observasi ini berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana program Bimbingan dan Konseling di jalankan?
2. Bagaimana hubungan guru mata pelajaran dengan guru BK?
3. Bagaimana masalah adank di sekolah?
4. Apa kekurangan dan kelebihan program Bimbingan dan Konseling di
SMA Negeri 3 Bandung?
5. Apakah prinsip-prinsip program Bimbingan dan Konseling di SMA
Negeri 3 Bandung berjalan atau tidak?
C. Tujuan Observasi
Observasi ini bertujuan untuk:
1. Memahami kondisi bimbingan dan konseling di SMA N 3 Bandung
2. Memahami kekurangan maupun kelebihan dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling di SMA N 3 Bandung
D. Manfaat Observasi
Manfaat observasi ini antara lain :
1. Memberikan wawasan mengenai kondisi bimbingan dan konseling di
SMA N 3 Bandung.
2. Memberikan wawasan bagaimana seorang guru berkoordinasi dengan guru
lainnya di lapangan.
Memberikan data mengenai aspek apa saja yang perlu di perbaiki dari
pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA N 3 Bandung.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling


a. Tujuan
Tujuan umum Bimbingan dan Konseling adalah memadirikan
siswa dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan potensi mereka
secara optimalsesuai bakat, kemapuan, minat dan nilai-nilai, serta
terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Untuk
mencapai kebahagiaan pribadi sebagai mahluk Tuhan, kehidupan yang
produktif dan efektif dalam kehidupan masyarakat, dapat bersosialisasi
dengan individu lain dan harmonisasi antara kemampuan dengan citacita.
Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling merupakan penjabaran
yang lebih spesifik dari tujuan umumnya, misalnya dalam proses
pembelajarn guru atau konselor memberikan bimbingan belajar,
bimbingan sosial maupun bimbingan karier dalam mengatasi masalah
yang dihadapi oleh peserta didik.
b. Fungsi
Bimbingan dan Konseling memiliki beberapa fungsi yang hendak
dipenuhi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam ruang
lingkup sekolah. Dalam ruang lingkup di sekolah fungsi Bimbingan dan
Konseling di bagi menjadi beberapa fungsi yaitu fungsi pemahaman
(Informatif),

fungsi

pencegahan

(Preventif),

fungsi

perbaikan/pengobatan (Kuratif), dan fungsi developmental. Adapun


penjelasan keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Fungsi Pemahaman (Informatif), yaitu fungsi bimbingan
yang menghasilkan pemahaman mengenai sesuatu oleh
pihak-pihak
pengembangan

tertentu

sesuai

dengan

murid. Pemahaman

kepentingan

tersebut

meliputi

pemahaman tentang diri sendiri (potensi dan kelemahan)


dan lingkungan (keluarga, pendidikan, karir, sosial budaya
dan nilai).

b) Fungsi Pencegahan (Preventif), yaitu bimbingan yang


diberikan kepada murid dengan tujuan agar murid terhindar
dari

berbagai

masalah

yang

dapat

menghambat

perkembangannya. Hambatan tersebut seperti kesulitan


belajar, kekurangan informasi, masalah hubungan sosial
dan sebagainya.
c) Fungsi Perbaikan/pengobatan (Kuratif), yaitu layanan yang
membantu murid dalam mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi baik di lingkngan sekolah maupun di lingkungan
luar sekolah. Bantuan yang diberikan tergantung pada sifat
masalahnya, bentuknya dapat langsung bertatap muka atau
melalui pihak lain.
d) Fungsi Developmental, yaitu layanan yang diberikan
dengan

tujuan

dapat

membantu

mengembangkan

keseluruhan potensiny dengan mantap dan terarah seperti


memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pengalamanpengalaman yang dapat membantu perkembangan sebaik
mungkin.
c. Jenis
Kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling dikembangkan
dalam suatu program bimbingan dan konseling yang dituangkan dalam
empat kegiatan utama yaitu:
a) Layanan Dasar Bimbingan, yaitu layanan umum yang
diperuntukkan bagi semua murid yang bertujuan untuk
membantu seluruh peserta didik mengembangkan prilaku
efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu
pada tugas-tugas perkembangan peserta didik.
b) Layanan Responsif, yaitu layanan yang diarahkan untuk
membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
pada saat itu. Layanan responsif ini bertujuan untuk membantu
memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh
peserta didik saat ini. Layanan ini bersifat preventif atau
mungkin kuratif.

c) Layanan

Perencanaan

Individual,

yaitu

layanan

yang

dimaksudkan untuk membantu murid mengembangkan dan


mengimplementasikan rencana pendidikan, karir, dan pribadi.
Tujuan utama dari layanan ini adalah untuk membantu siswa
memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangan
secara

proaktif.

Sedangkan

tujuan

sistem

ini

adalah

membimbng murid untuk merencanakan, memonitor dan


mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosialpribadi oleh dirinya sendiri.
d) Komponen Dukungan Sistem, yaitu komponen yang berkaitan
dengan

aspek

manajerial

yang

mencakup

antara

lain

pengembangan program, pengembangan staf, alokasi dana dan


fasilitas, kerjsama dengan orang tua dan sumber lainnya, riset
dan pengembangan. Dengan tujuan untuk memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan
masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/
penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program,
penelitian dan pengembangan.
d. Prinsip
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya
berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami individu,
program pelayanan, tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Adapun
penjabaran mengenai prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan
sasaran layanan. Sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling adalah individu-individu baik secara perorangan
maupun kelompok. Setiap individu pasti berbeda-beda,
misalnya dalam umur, jenis kelamin, sosial ekonomi,
kedudukan sosial, jabatan dan lain-lain. Secara lebih khusus
yang menjadi sasaran pelayanan adalah perkembangan dan

perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan


langsung adalah sikap dan tingkah lakunya sehingga dalam
merumuskan prinsip bimbingan dan konseling yang
berkenaan dengan sasaran layanan sikap dan tingkah laku
dalam perkembangan dan kehidupan sebagai berikut:
Bimbingan dan Konseling melayani setiap individu.
Tanpa memandang umur, jenis kelamn, suku

bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.


Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap

dan tingkah laku individu yang unik.


Memperhatikan tahap-tahap perkembangan.
b) Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan
permasalahan yang dialami individu. Berbagai factor yang
mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu
tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang pengaruhnya
negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap
kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang
akhirnya

menimbulka

masalah

tertentu

pada

diri

individu. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal


yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu
terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta
dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan
sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental
dan fisik individu. Kesenjangan sosial, ekonomi dan
kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada
individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama
pelayanan bimbingan dan konseling.
c) Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan
program pelayanan adalah sebagai berikut:
Bimbingan dan koseling merupakan bagian integral
dari proses pendidikan dan pengembangan; oleh
karena itu program bimbingan dan konseling harus
disusun dan dipadukan sejalan dengan program
pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh.

Salah

satu

caranya

dengan

mengintegrasikan

program bimbingan dan konseling pada setiap mata

pelajaran.
Program bimbingan dan konseling harus fleksibel,
disesuaikan

dengan

kondisi

lembaga(misalnya

sekolah), kebutuhan individu dan masyarakat.


Program pelayanan bimbingan dan konseling
disusun

dan

diselenggarakan

secara

berkesinambungan kepada anak-anak sampai orang


dewasa, disekolah misalnya dari jenjang pendidikan

taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.


Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
hendaknya diadakan penilaian yang teraturuntuk
mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang
diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara

program yang direncanakan dari pelaksanaannya.


d) Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan
tujuan dan pelaksanaan pelayanan yaitu :
Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk
pengembangan individu yang akhirnya mampu
membimbing

diri

sendiri

dalam

menghadapi

permasalahan.
Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan
yang diambil dan akan dilaksanakan oleh individu
hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri
bukan karena kemauan atau desakan dari

pembimbing atau pihak lain.


Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga
ahli

dalam

bidang

yang

relevan

dengan

permasalahan yang dihadapi.


Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan

orang tua yang akan menentukan hasil bimbingan.


Pengembangan program pelayanan bimbingan dan
konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang
maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian

terhadap individu yang terlibat dalam proses


pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu
sendiri.
B. Analisis Observasi di SMA Negeri 3 Bandung
a. Profil SMKN 14 BANDUNG
Nama Sekolah

: SMA Negeri 3 Bandung

Status Sekolah

: Negeri

Alamat

: Jalan Belitung 8

Kab./Kota

: Bandung

Provinsi

: Jawa Barat

History

The school building is an old building that was built during the reign of the
Dutch East Indies (1916), designed by C. P Schoemaker Nederland architect . it
served as a building HBS (Hoogere Burgerschool), a school for children of the
Dutch middle class students at that time.
This building stands on a land area of 14 240 m2 with a building area of
8,220 m2 in Jalan Belitung inhabited by two schools which are SMA 3 Bandung
on West side and SMA 5 Bandung in the East. The boundary of SMA 3 and 5
is limited only by the middle of the lane corridor that extends from north to south.
This corridor boundary may also serve as a unifier between SMA 3 and 5 so that
the students of these two schools can stay and share the public the facilities
harmoniously.
The history of the building follows as below :
Dutch period (1916 - 1942) it served as the High School
Japanese period (1941-1945) it served as headquarters (barracks / dormitory) of
the Japanese army. (Ken Petai)

Transitional Period (1947-1950) in the

morning it served as VHO (Hoger

Voortgezet Onderwys) the Dutch-speakers only while in evening as VHO the


Indonesian users.
In 1950 VHO Indonesian students ( afternoon class) was changed to Senior 1 B
/ C. while VHO Dutch (ex HBS) changed into SMA 2 B / C
In 1952

There was expanded of schools, The school 1 B / C into high school

1 B and C while the SMA SMA 2 B / C into SMA 2 B


In the morning it was used by SMAN 2 (SMA B) and SMAN 5 (SMA C),
while in the afternoon used by SMA Negeri 3 (SMA B)
In 1966 SMA 2 moved to Jalan Cihampelas and SMAN 6 which also
shared the same building with SMA 5 moved to Jalan Pasir Kaliki
From 1966 till now the building serves for SMAN 3 and SMAN 5 Bandung.
Type of School: SMA 3 BANDUNG , founded in 1951, by Dutch
Colonial is mix students, three -year, Government / state school conducted by
mostly official teachers and staffs. Typically, 99% of the graduates go directly to
universities and colleges. Current enrollment is 930 including a senior class of
300 with the year 10 12 / 15 18 years olds students.
There are 9 science classes and 1 social class administered by around 70
teachers and 33 staffs.
School Community: SMA 3 is located on Jalan Belitung 8 Bandung West
Java Indonesia 40113 in northern part of Bandung with the campus Area of 7.120
m2 and draws students from every area in the city and suburbs. Since it is
inherited building sharing with SMA 5 Bandung in one structure. Admission is
by passing Grade of National Examination from lower level of Junior High
Schools recommended by the authority. SMA 3 Bandung students come from a
wide variety of economic and social backgrounds.

The community is

distinguished and enriched by its wide social, economic, and ethnic diversity
coming from neighborhood and some from other part of Indonesia.

Curriculum: The basic program required of all students includes six


semesters of Religions, Civics and Social study, Science and Technology,
Bahasa , English; seven of social science; mathematics, science, two semesters of
fine arts, , local language, foreign language. They study 6 days from Monday to
Saturday at 6.30.
b. Hasil Wawancara dan Observasi
Topik

: Bimbingan dan Konseling

Tujuan

: Memperoleh informasi mengenai Program BK

Narasumber

: Bu Cenny Suryaanitana, S.Pd

Hari, tanggal

: Jumat, 21 Mei 2016

Tempat

: SMA Negeri 3 Bandung

Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana program Bimbingan dan Konseling di jalankan?
2. Bagaimana hubungan guru mata pelajaran dengan guru BK?
3. Bagaimana masalah anak di sekolah?
4. Apa kekurangan dan kelebihan program Bimbingan dan Konseling di
SMA Negeri 3 Bandung?
5. Apakah prinsip-prinsip program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri
3 Bandung berjalan atau tidak?

Hasil wawancara
1. Dengan mengisi jadwal kelas yang sedang kosong atau guru mata
pelajarannya yang sedang berhalangan hadir. Didalam mengisi kelas,
seorang konselor mengarahkan siswa untuk menampilkan kelebihan yang
konseli miliki di depan kelas. Serta konselor menyuruh konseli atau siswa

10

untuk membuat tulisan sendiri serta mengemukakan kelemahan dan


kelebihan yang dia miliki sehingga konselor dapat mengenal siswa satu
persatu dan mengetahui siapa konseli yang ia hadapi dan dapat mencegah
masalah yang akan terjadi di kemudian waktu. Dalam penyelesaian
masalah tersebut, seorang konselor memberi peringatan selama 2 kali dan
jika siswa masih melakukan kesalahan sampai 3 kali, baru konselor
memohon untuk orang tuanya hadir ke sekolah. Dengan mengundang
orang tua siswa tersebut melalui telepon, lalu konselor bertanya kepada
orang tua siswa apakah harus melewati surat atau sebatas telepon dalam
mengundang ke sekolahnya. Jika orang tua meminta melalui surat, maka
suratnya di buat dan harus mengetahui kepala sekolah serta staf-staf yang
bersangkutan. Selain itu, program BK SMA Negeri 3 Bandung juga
membuat jadwal piket setiap harinya di depan gerbang pada saat sebelum
masuk sekolah dan sesudah pulang sekolah, untuk dapat berintarksi secara
2. langsung dengan siswa dan menyapa siswa agar siswa nyaman ketika
bertemu dengan guru BK atau konselor. Dan setiap siswa di berikan guru
BK masing-masing siswa untuk berkonsultasi terhadap pertanyaan atau
pun kesulitan yang sedang siswa hadapi. Lalu guru BK juga berinteraksi
tidak hanya di saat piket, namun dengan bergabung kepada siswa yang
sedang berkumpul dan berbincang. Ada 2 maksud mengapa Bu Cenny ikut
bergabung setiap ada segerombolan anak-anak di sekitar sekolah, yaitu:
pertama, mengetahui siswanya secara lebih dekat dan kedua, melihat siapa
saja siswa yang selalu bergerombol di sekolah sehingga konselor dapat
mengetahui info secara lebih efektif ketika salah satunya memiliki masalah
di dalam sekolah.
3. Hubungan guru mata pelajaran dan guru BK baik, namun pasti ada
beberapa guru yang pendekatannya kurang baik satu sama lain. Dalam hal
ini juga guru mata pelajaran sangat membantu guru BK dan sebaliknya
dalam menangani setiap masalah yang ada kepada siswa. Seperti misalnya
ada siswa yang tidak masuk tatap muka dengan mata pelajaran tersebut
dan guru mata pelajarannya bisa langsung melaporkan kepada guru BK

11

agar segera di tindak lanjuti. Ketergantungan itulah yang membuat


hubungan guru mata pelajaran dan guru BK baik
4. Masalahnya sangat beragam dari mulai LGBT, kenakalan remaja, siswa
yang merokok, narkoba, sering bolos, dan yang lainnya. Namun masalah
yang baru-baru ini yaitu tentang LGBT di SMA Negeri 3 Bandung. Bu
Cenny waktu itu pernah mencemaskan salah satu siswa SMA Negeri 3
Bandung yang berpenampilan seperti lelaki namun jenis kelaminnya
wanita, dan dia sangat dekat dengan teman kelasnya wanita juga, saat di
tanya alasan anak itu mendekati wanita tulen itu karena dia pintar. Itu
contoh masalah yang baru Bu Cenny dapatkan, selanjutnya Bu Cenny
mencari tahu latar belakang keluarganya dan lingkungan sekitarnya.
5. Kekurangannya ialah dalam administrasi harian di buku program
Bimbingan dan Konseling sangat kurang karena sangat banyak tugas guru
BK di SMA Negeri 3 Bandung yang harus di jalankan dan juga masih
6. kurangnya tenaga kerja guru BK di sekolah sehingga mengakibatkan
kurangnya pencatatan administrasi
Kelebihannya ialah dalam pengaturan jadwal piket yang sangat teratur,
dalam fasilitas ruangan BK yang cukup memadai dan nyaman untuk
hubungan berkonseling. Dari mulai fasilitas dapur, ruang konseling, dan
WC khusus BK.
5. Berjalan, Karena SMA Negeri 3 Bandung mungkin adalah sekolah yang
sangat ketat dalam melakukan kedisiplinan dan sangat konsisten dalam
melaksanakan prinsip-prinsip yang di tegaskan. Ujar Cenny (21/05/2015)
Pokok-pokok Informasi Wawancara
1. Guru yang menangani Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menengah Atas.
2. Waktu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

12

3. Cara pemberian Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik di


Sekolah Menengah Atas
4. Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas
5. Masalah-masalah yang sering muncul pada siswa/siswi Sekolah Menengah
Atas

13

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 3 Bandung

dilaksnakan dengan pendekatan terhadap siswa, mengisi kelas kosong yang


kebetulan guru mata pelajarannya berhalangan hadir, selalu melaksanakan piket
tiap pagi ketika sebelum masuk dan sepulang sekolah, tidak tertinggal informasiinformasi yang terjadi pada masing-masing siswanya. Karena SMA Negeri 3
Bandung berbeda dengan SMA/SMK yang lainnya, bahwa SMA Negeri 3
Bandung memberikan kepada masing-masing siswa pembimbing guru BKnya
sehingga guru BK tersebut memiliki tugas masing-masing dengan siswa yang
tetap, namun ada juga siswa yang tidak ingin di bimbingan dengan guru BK yang
telah di tentukan dan itu bisa saja berubah tergantung ketersediaan siswanya.
Inti dari sumber masalah yang dihadapi siswa/siswi SMA Negeri 3
Bandung yakni sangatlah ketat dalam menjalankan suatu prinsip yang terdapat di
dalamnya.
3.2

Saran
Bimbingan dan Konseling di sekolah menengah atas sangatlah penting.

Selain sebagai bantuan yang diberikan oleh guru untuk memecahkan masalah
yang dihadapi peserta didik juga sebagai salah satu cara untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik itu sendiri. Maka
sekolah diharapkan bisa menganalisa betapa pentingnya bimbingan dan konseling
bagi siswa/i di sekolah menengah atas. Diharapkan sekolah memiliki tenaga kerja
yang mencatat administrasi harian agar guru BK dapat mengevaluasi dan belajar
dari masalah-masalah yang telah di hadapi sehingga akan meminimalisir dan
mencegah masalah-masalah di kemudian hari.

14

DAFTAR PUSTAKA

Juntika Nurihsan, Achmad. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.


Bandung: PT. Refika Aditama.
Kurikulum. 2004. Pedoman Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas
Hariyanto. (2009). Pengertian Bimbingan dan Konseling. [Online].
Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-

konseling/. [24 Mei 2016]


http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.htm
http://dewi-dewilin.blogspot.com/2010/09/kedudukan-bimbingan-dan-konselingdalam.html

15

Lampiran

16

17

Вам также может понравиться