Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Salah satu kegiatan operasional perusahaan adalah penjualan dan jasa, baik yang
dilakukan secara tunai atau kredit yang sesuai dengan perjanjian. Perjanjian jual beli lahir dan
mengikat setelah ada kata sepakat mengenai harga dan barang walaupun belum dilakukan
penyerahan barang dan pembayaran harga.
Jika dilakukan secara tunai maka perusahaan tersebut akan langsung menikmati
keuntungannya tetapi jika dilakukan secara kredit maka perusahaan tersebut akan mempunyai
piutang atau tagihan yang harus menggunakan manajemen yang baik secara efektif dan
efisien agar piutang tersebut dapat ditagih sesuai dengan harapan. Pengelolaah piutang
perusahaan harus dilakukan dengan baik karena piutang tersebut merupakan sumber
pendapatan perusahaan yang tertunda dan merupakan hal yang sangat sensitive untuk
dibicarakan karena sebagian besar dana perusahaan dialokasikan dalam bentuk piutang dan
pengelolaan yang baik dapat memberikan kesan yang positif terhadap perusahaan dalam
kualitas manajemennya.
Ketika terjadi kemacetan dalam penagihan piutang dagang, perusahaan akan
mengalami kerugian yang besar karena tergantung perputaran barang dan perputaran
keuangan. Dan apa yang harus dilakukan ketika penjual tersebut sedang membutuhkan uang
atau membutuhkan perputaran modal yang cepat untuk perputaran selanjutnya. Salah satu
solusinya adalah dengan menjual piutang yang ada kepada pihak lain. Sehingga Bank,
Lembaga Keuangan non Bank, dan perusahaan pembiayaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas atau Koperasi memberikan jasa anjak piutang yang bertujuan untuk memperlancar
kegiatan penyelesaian utang-piutang dan membantu perusahaan dalam mengelola penjualan
secara kreditnya agar baik dan teratur.
Konsep pranata lembaga Anjak Piutang (Factoring) tidak dikenal dalam sistem Civil
Law sebagaimana yang dianut dalam sistem hokum Indonesia. Factoring yang dikenal
dewasal ini pertama kali tumbuh di Amerika Serikat tahun 1889, kemudian menyebar di
Kanada sekitar tahun 1930-an dampai kemudian meluas ke Negara-negara Eropa Barat,
Australia, Selandia Baru, Jepang, Filipina, dan akhirnya Indonesia mulai mengenal lembaga
ini pada akhir 1988 sejak berlakunya Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1988 tanggal 27
Desember 1988.

BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN ANJAK PIUTANG (FACTORING)


Anjak Piutang atau disebut juga Factoring apabila dilihat secara leksikal terdiri dari
dua kata yaitu Anjak dan Piutang. Anjak artinya berpindah atau bergerak sedangkan Piutang
artinya uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih dari seseorang), tagihan uang perusahaan
kepada para pelanggan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu paling lambat satu tahun
sejak tanggal keluarnya tagihan. Sehingga secara leksikal anjak piutang adalah berpindahnya
piutang. Sehingga perjanjian anjak piutang adalah perjanjian yang mendasari perpindahan
tagihan sejumlah piutang kepada pihak lain.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.021/2006 Tentang
Persahaan Pembiayaan pasal 1 (e) bahwa Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut
pengurusan atas piutang tersebut. Sedangkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61
Tahun 1988 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan bahwa
perusahaan Anjak Piutang adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perusahaan dan transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
Menurut Kasmir, S.E.,M.M. dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
menyatakan bahwa Perusahaan Anjak Piutang atau Factoring adalah perusahaan yang
kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau
pengelolaan utang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik
perusahaan.
Anjak Piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual
piutang (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara
anjak piutang dengan pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai
piutangn, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman,
melainkan pembelian suatu asset. Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan
anjak piutang melibatkan tiga pihak.

Dari keseluruhan pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa perusahaan anjak piutang
merupakan perusahaan yang membantu dalam mengelola masalah utang-piutang, baik
pengambilalihan atau pembelian piutang yang bertujuan memperlancar kegiatan perusahaan
dan menghindari kredit macet agar perusahaan yang mempunyai masalah utang-piutang dapat
melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan baik dan lancar. Perusahaan anjak piutang
tersebut juga akan mendapatkan diskon atau fee tertentu dari perusahaan yang mempunyai
masalah utang-piutang.
DASAR HUKUM ANJAK PIUTANG
Aturan hukum yang ada di Indonesia mengenai hal ini hanyalah diketemukan didalam
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1988 Tanggal 20 Desember 1988
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 1988 jis. Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: 448/KMK. 06/2002, jis. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
172/KMK. 06/2002 mengtur mengenai perusahaan pembiayaan, sehingga aturan anjak
piutang hanyalah dtemukan sebagai salah satu hukum administrasi yang mengatur
keberadaan kegiatan-kegiatan perusahaan pembiaayaan dengan demikian terlihat pengaturan
hukum dibidang lembaga anjak piutang itu terlihat masih sangat sederhana dan belum
lengkap.
Pengertian yang ada mengenai anjak piutang atau factoring masih dalam bentuk
Keputusan Mentri Keuangan Nomor 1251/ KMK. 013/ 1988 jis Nomor. 448/KMK. 017/
2000 Tanggal 27 Oktober 2000 pada Pasal 1 Huruf E adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan/ atau pengalihan serta kepengurusan piutang atau tagihan jangka
pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luara negri. Selanjutnya
pengertian anjak piutang dipertegas dengan Ketentuan Surat Keputusan Mentri Keuangan
Nomor 172/ KMK. 06/ 2002.
Yang menyatakan kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk:
Pembelian dan/ atau pengalihan; serta
Pengurusan atas piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan
dalam atau luar negri.

Ketentuan tersebut ditujukan kepada lembaga pembiayaan yang boleh menggunakan


usaha anjak piutang ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor. 61 Tahun 1998 Tanggal 20
Desember 1998 pada Pasal 3 Ayat 1 yaitu jenis kegiatan dan pembiayaan ini dapa dlakukan
oleh pembiayaan, lembaga keuangan bank dan bukan bank.

JENIS-JENIS ANJAK PIUTANG


Jenis dari jasa anjak piutang berganutng pada perjanjian antara klien dan factor, atas
dasar tersebut jasa anjak piutang dapat dibedakan atas dasar hal-hal berikut ini.
1.

Jasa yang Ditawarkan

Full Service Factoring


Yaitu kegiatan anjak piutang yang mencakup semua jasa Anjak Piutang baik financing

maupun non financing

Maturity Factoring
Yaitu kegiatan anjak piutang dimana klien hanya memerlukan jasa non financing.

Anjak piutang jenis ini memberikan jasa proteksi risiko piutang, administrasi penjualan
secara menyeluruh, dan penagihan

Bulk Factoring
Yaitu kegiatan anjak piutang dimana klien hanya memerlukan jasa financing dengan

persyaratan adanya pemberitahuan kepada customer. Anjak piutang jenis ini memberikan jasa
pembiayaan dan pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa lain
seperti proteksi risiko piutang, administrasi penjualan dan penagihan.

Agency Factoring
Yaitu kegiatan anjak piutang dimana klien memerlukan jasa non financing kecuali

penagihan kepada customer, yang tetap dilakukan oleh klien.

2.

Distribusi Risiko

With Recourse Factoring


Cara kerja anjak piutang ini, yaitu apabila pihak perusahaan anjak piutang tidak

mendapatkan atau tidak semuanya mendapatkan tagihannya dari pihak nasabah maka penjual
piutang masih tetap bertanggung jawab untuk melunasinya. Bahkan ada jenis With Recourse
Factoring yang memberikan opsi untuk pihak perusahaan anjak piutang untuk menjual
piutangnya kembali kepada para penjual piutang semula.

Without Recourse Factoring


Cara kerja anjak piutang ini, yaitu meletakkan beban tagihan beserta seluruh resikonya

sepenuhnya pada pihak perusahaan anjak piutang. Jika terjadi kegagalan dalam hal penagihan
piutang jenis ini adalah merupakan tanggung jawab pihak perusahaan anjak piutang sendiri.
Sementara pihak penjual piutang tidak lagi bertanggung jawab dan tidak dapat dikembalikan
penagihan kepada pihak Clien.
3.

Segi Negara Tempat Kedudukan para Pihak

Domestic Factoring
Yaitu cara kerja pengalihan piutang melalui anjak piutang yang semua pihak berada

dalam satu Negara.

International Factoring
Yaitu cara kerja anjak piutang dalam hal pihak nasabahnya berada di luar negeri. Untuk

International Factoring ini sering disebut juga dengan istilah Exsport Factoring.
4.

Keterlibatan Nasabah dalam Perjanjian

Disclosed Factoring
Penyarahan atau penjualan piutang oleh clien kepada factor dalam disclosed factoring

adalah dengan sepengetahuan pihak nasabah.

Undisclosed Factoring
Penyarahan atau penjualan piutang oleh clien kepada factor dalam disclosed factoring

adalah dengan tanpa sepengetahuan pihak nasabah.


Jenis anjak piutang bila dilihat dari segi jasa yang diberikan maka dapat dibagi kedalam :
1.

Financial Factoring
Yaitu dalam hal perusahaan anjak piutang memberikan jasa atau bantuan financial.

Jasa financial ini diberikan lewat advance paymen oleh perusahaan anjak piutang (factor)
kepada penjual (clien) sebelum jatuh tempo atau sebelum ditagihnya piutang. Dalam keadaan
demikian perusahaaan anjak piutang dapat memberikan bantuan berupa pembayaran sampai
80% atau bahkan sampai dengan 90% dari jumlah piutang dagang, segera setelah diadakan
kontrak Factoring dan menyerahkan bukti-bukti penjualan.
2.

Non Financial Factoring


Dalam hal yang demikian perusahaan anjak piutang memberikan jasa non financial

sehingga perusahaan anjak piutang melayani kepentingan kredit manajemen penjual piutang.
Jasa non financial ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
a.

Credit investigation
Besarnya resiko yang dihadapi penjual piutang sampai sebelum menyetujui pembelian

piutang maka penjual piutang meminta perusahaan anjak piutang untuk menilai kemampuan
membayar dari nasabah dengan sebaik-baiknya.
b.

Sales Ladger Administration


Cara kerja jasa ini sama dengan fungsi sales accounting, yaitu dengan melakukan

pembukuan. Penagihan atas penjualan yang dilanjutkan dengan memberi laporan posisi
hutang pada nasabah penjual piutang.
c.

Credit Control termasuk Collection


Dalam hal ini perusahaan anjak piutang memonitor penjualan yang dilakukan pihak

penjual piutang dengan dengan baik, aktivitasnya termasuk juga untuk menetapkan prosedur
penagihannya agar piutang dagang dapat diselesaikan pada waktunya.

d.

Protection Againt Credit Risk


Dalam hal ini perusahaan anjak piutang mengusahakan cara-cara pengamanan terhadap

resiko bad debs (penagihan)


Dalam kegiatan anjak piutang, ada beberapa pihak utama yang terlibat. Yaitu :
1.

Perusahaan Anjak Piutang (Factor)


Factor adalah sebuah perusahaan yang mempunyai izin khusus untuk melakukan

pembiayaan kepada Clien dalam bentuk anjak piutang. Perusahaan tersebut memang ada
yang bergerak khusus dalam bidang anjak piutang, ada juga perusahaan multi-finance dan
bank.
2.

Clien
Clien merupakan suatu perusahaan yang mempunyai piutang berdasarkan transaksi

perdagangan yang dilakukannya. Clien kemudian menjual dan/atau mengalihkan piutang atau
tagihannya tersebut kepada perusahaan pembiayaan.
3.

Nasabah
Nasabah adalah pihak yang memiliki hutang kepada Clien, dimana hutang tersebut

timbul dari transaksi perdagangan antara Nasabah dan Clien.


MEKANISME ANJAK PIUTANG
A.

Undisclosed/Non Notification Factoring


Clien merupakan perusahaan yang menjual piutang dagang jangka pendek kepada

perusahaan pembiayaan seperti menyerahkan tagihannya untuk ditagih atau dikelola atau
diambil alih dengan cara dikelola atau dibeli sesuai perjanjian dan kesepakatan yang telah
dibuat.
Perusahaan anjak piutang atau factoring, merupakan perusahaan yang akan mengambil
alih atau mengelola piutang atau penjualan kredit debiturnya.
Nasabah, merupakan pihak yang mempunyai masalah (utang) kepada Clien.

Transaksi anjak piutang yang terjadi diantara ketiga pihak diatas dimulai dari adanya
transaksi penjualan produk antara clien dengan nasabah secara kredit yang menimbulkan
adanya utang-piutang diantara kedua belah pihak. Karena clien membutuhkan perputaran
uang yang cepat sehingga piutang atau tagihan tersebut dapat dijual sebagian atau seluruhnya
dengan potongan atau diskon kepada pihak ketiga atau perusahaan anjak piutang sehingga
debitur akan membayar langsung ke perusahaan anjak piutang dengan jumlah penuh sesuai
dengan nilai tagihan.
Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimal 80% dari nilai faktur.
Pada saat jatuh tempo perusahaan akan menagih kepada debitur/pelanggan.Perusahaan akan
mengembalikan pinjaman dana kepada factoring ditambah dengan biaya anjak piutang
(service charge/discount charge).

B.

Disclosed/Notification Factoring
Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :

Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)


Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak

piutang dimana perusahaan menyerahkan faktur penagihan dan dokumen terkait lainnya
(dokumen asli). Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan sudah
dialihkan ke lembaga anjak piutang Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan
maksimum 80% dari nilai faktur. Pada saat jatuh tempo lembaga anjak piutang melakukan
penagihan kepada debitur. Pelanggan (debitur) membayar tagihan kepada anjak piutang.
Lembaga anjak piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai faktur) kepada perusahaan (klien)
setelah sebelumnya dikurangi biaya administrasi.
Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin timbul diantaranya:
1.

Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar janji

(wanprestasi) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiayaan kepada factoring walaupun


perusahaan sudah menerima pembayaran dari debitur sehingga anjak piutang mengalami
kerugian.

2.

Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya pada saat jatuh

tempo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga anjak piutang yang mengalami
kerugian.
Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat maka perlu
ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika debitur tidak dapat
memenuhi kewajibannya dan yang menanggung resiko tersebut perusahaan (klien) maka
perjanjiannya dinamakan with recourse factoring sedangkan jika lembaga anjak piutang yang
menanggung risiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan without recourse factoring.
Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga anjak piutang, ternyata usaha
anjak piutang lebih dominan kepada pemberian jasa pembiayaan (financing service) atas
pengalihan piutang dari klien (perusahaan). Namun demikian lembaga anjak piutang juga
memberikan jasa dibidang non pembiayaan (non financing service). Jasa non pembiayaan ini
pada dasarnya untuk melayani pengelolaan piutang (kredit) perusahaan klien.
Produk jasa non pembiayaan ini diantaranya :
a.

Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit yaitu lembaga anjak piutang

membantu perusahaan untuk menilai calon customer/debitur.


b.

Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger administration/sales

accounting).
c.

Mengawasi/ memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk menetapkan prosedur

penagihan.
d.

Memberikan masukan atau mengusahakan cara pengamanan terhadap risiko piutang

terutama jika transaksi perdagangan secara internasional (export financing) yang rentan
terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing.
Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan (klien) tidak perlu
membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga anjak piutang sudah secara
otomatis telah melaksanakan fungsi bagian crediet (credit departement) dimana lembaga
anjak piutang akan memberikan laporan hasil kerjanya secara periodik kepada perusahaan
(klien)

Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu kewajiban bagi perusahaan (klien)
yaitu membayar biaya anjak piutang. Biaya ini terdiri dari :

Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan jasa untuk
pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan yang
dilakukan klien. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% 2,5% tergantung kesepakatan

antara anjak piutang dan klien.


Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh pembiayaan (dana
tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya discount charge antara 2% 3%.
Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
MANFAAT ANJAK PIUTANG
Manfaat anjak piutang bagi perusahaan dijelaskan sebagai berikut :
1.

Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera memperoleh dana tunai

sehingga terdapat aliran kas masuk (cash in flow) yang bisa digunakan untuk modal kerja
perusahaan. Aliran kas (cash in flow) akan lebih lancar karena perusahaan tidak perlu
menunggu pencairan piutang sampai jatuh tempo.
2.

Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi penjualan dapat dialihkan ke

lembaga anjak piutang karena lembaga ini membantu mengelola administrasi penjualan dan
penagihan (sales ledgering and collection service).
3.

Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya terutama kepada customer

baru karena resiko tagihan macet bisa ditanggung bersama dengan lembaga anjak piutang
(credit insurance).
4.

Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga piutang dapat dibayar

tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin penagihan ini tidak merusak hubungan baik antara
perusahaan (klien) dengan pelanggannya (customer).
Pihak-pihak yang terkait dengan anjak piutang mempunyai berbagai macam
keuntungan diantaranya :

1.

Bagi Perusahaan Anjak Piutang

Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi


Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditur dan debitur.
Membantu menajemen pihak kreditur dalam menyelenggarakan kredit.

2.

Bagi Kreditur (Klien)

Mengurangi risiko kerugian tak tertagihnya piutang.


Memperbaiki sistem administrasi yang kurang baik.
Memperlancar kegiatan usaha.
Kreditur dapat lebih berkonsentrasi keusaha lain.

3.

Bagi Debitur

Memberikan motivasi untuk segera membayar utang secepatnya.

BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN
Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang melakukan pemberian jasa
penagihan, pembelian, dan pengelolaan penjualn kredit kliennya agar klien tersebut dapat
lebih terfokus pada kegiatan usaha lainnya. Berbagai macam fasilitas yang diberikan oleh
perusahaan anjak piutang semuanya didasari dengan mempertimbangkan faktor risiko
piutang yang tidak dapat ditagih atau macet.
Kegiatan anjak piutang merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan yang
memang sedang membutuhkan uang dengan segera yang semua kegiatannya diatur sesuai
dengan peraturan hukum yang berlaku agar tidak merugikan salah satu pihak

Вам также может понравиться