Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DIPLOMA - III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sediaan farmasi tidak hanya sebatas sediaan padat, semi padat, dan
cair. Selain itu, terdapat juga sediaan galenik dan sediaan steril. Sediaan steril
ini terdiri dari obat tetes mata (guttae ophthalmic), obat tetes telinga (guttae
auricause), obat tetes hidung (guttae nasales), tetes mulut (guttae oris), salep
mata dan injeksi. Injeksi terdiri dari injeksi volume kecil (ampul dan vial)
dan sediaan volume besar (infus). Sediaan steril termasuk sediaan yang agak
rumit karena pengerjaannya harus memperhatikan keadaan bahan, alat, dan
lingkungan yang steril serta pengerjaan yang dilakukan secara aseptic dan
juga harus hati-hati untuk menghindari terjadinya kontaminasi mikroba dan
bahan asing.
Injeksi infus ini didefinisikan sebagai sediaan steril untuk penggunaan
parenteral. Sediaan ini dibuat atau diracik dengan melarutkan, mengemulsi,
atau mensuspensikan sejumlah obat kedalam pelarut atau dengan
menggunakan bahan atau zat yang isotonis, atau mempunyai tekanan yang
sama dengan darah dan cairan tubuh yang lain dengan menggunakan Aqua
Pro Injeksi (API) sebagai zat pembawanya.
Penggunaan injeksi dapat dilakukan dengan berbagai rute pemberian
kepada pasien yang tidak dapat atau sukar menelan obat atau tidak dapat
diserap dari mukosa saluran cerna. Sediaan injeksi tidak semua jernih atau
tidak berwarna tetapi sediaan injeksi ini pula berwarna tergantung dari bahan
obat yang dipakai. Sediaan injeksi baik yang berwarna maupun yang tidak
DIPLOMA - III
berwarna harus tetap steril. Oleh karena itu, seorang farmasis harus
mengetahui bagaimana cara pembuatan dan pemakaiannya.
Pembuatan Infus Paracetamol, Infus Metronidazol, dan Infus Glukosa
dilakukan dengan tujuan diberikan pada pasien yang tidak dapat menelan
obat dan biasanya digunakan untuk pasien gawat darurat. Paracetamol
merupakan obat yang berkhasiat sebagai Analgetikum
(obat untuk
berkhasiat
sebagai
Kalorigenikum (obat
untuk
meningkatkan
energi). Berdasarkan uraian diatas, maka sangat perlu membahas lebih dalam
lagi tentang pembuatan sediaan Infus Paracetamol, Infuse Metronidazol, dan
Infus Glukosa.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami cara meracik atau membuat sediaan
steril bentuk sediaan parenteral volume besar khususnya infus glukosa.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang mengandung ion-ion K+, Mg+, sulfat, fosfat, protein serta senyawa organik
asam fosfat seperti ATP, heksosa, monofosfat dan lain-lain. Air mengandung cairan
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
DIPLOMA - III
dalam sistem peredaran darah serta mengandung beberapa ion seperti Na+, klorida
dan bikarbonat. (Anief , 2008)
Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan di
keluarkan dalam jumlah yang relatife sama. Rasionya dalam tubuh adalah 57
lemak 20,8
, protein 17,0
. Infus berisi
larutan glukosa atau dekskrosa yang cocok untuk donor kalori. (Anonim, 1979).
Air yang digunakan untuk infus biasanya Aqua Pro injeksi, A.P.I. ini dibuat
dengan menyuling kembali air suling segar dengan alat gelas netral atau wadah
logam yang cocok dengan label. Hasil sulingan pertama dibuang dan sulingan
selanjutnya di tampung dan segera digunakan (Syamsuni, 2006).
Dalam pembuatan infus atau cairan intravena dikemas dalam bentuk dosis
tunggal dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikelpartikel lain. Oleh karena volume yang besar, pengawet tidak pernah digunakan
dalam infus intravena biasanya mengandung zat-zat amino, dekstrosa, elektrolit
dan vitamin. Walaupun cairan infus intravena yang diinginkan adalah larutan yang
isotonis untuk menetralisir trauma pada pembuluh darah. Namun cairan Hipotonis
maupun Hipertonis dapat digunakan untuk meminimalisir pembuluh darah, larutan
hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat. (Anief, 1993).
1. Syarat-syarat infus (Syamsuni, 2006)
1. Jika bentuk emulsi, dibuat dengan air sebagai fase luar, diameter fase
dalam tidak lebih dari 5 m.
2. Tidak boleh mengandung bakterisida dan zat dapar.
3. Harus jernih dan bebas partikel.
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
DIPLOMA - III
4. Bentuk emulsi jika dikocok harus tetap homogeny dan tidak menunjukkan
pemisahan.
2. Keuntungan sediaan infus (Syamsuni, 2006)
1. Bekerja cepat, misalnya injeksi adrenalin pada syok anafilaktik.
2. Dapat digunakan untuk obat yang rusak jika terkena cairan lambung,
merangsang jika masuk kecairan lambung, atau tidak diabsorpsi baik oleh
cairan lambung.
3. Kemurnian dan takaran zat khasiat lebih terjamin.
4. Dapat digunakan sebagai depo terapi.
3. Kerugian sediaan infus (Syamsuni, 2006)
1. Karena bekerja cepat, jika terjadi kekeliruan sukar dilakukan pencegahan.
2. Cara pemberian lebih sukar, harus memakai tenaga khusus.
3. Kemungkinan terjadinya infeksi pada bekas suntikan.
4. Secara ekonomis lebih mahal dibandingkan dengan sediaan yang
digunakan peroral.
4. Penggolongan sediaan infus (Stefanus Lukas, 2006)
1. Larutan elektrolit
Secara klinis larutan digunakan untuk mengatasi perbadaan ion atau
penyimpanan
jumlah
normal
elektrolit
dalam
darah.
Penyebab
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
BAB III
FORMULA
A. Master Formula
1. Paracetamol
R/ Paracetamol 500 mg
A.P.I
ad
100 ml
500 mg
ad
100 mL
5%
ad
100 ml
DIPLOMA - III
B. Kelengkapan Formula
1. Paracetamol
Dr. Ana
SIP. 879/IDI/2014
Jln. Asrama haji No.10 Kendari
Telp.040123455
No. 1
Tgl: 20-10-2015
R/ Paracetamol
5%
A.P.I
ad
100 mL
: Ana
Umur : 22 Tahun
Alamat : Jln. Rambutan
Ket :
R/
(Recipe)
: Ambillah
Pro
(Pronum)
: Untuk
S.U.C
m.f
(misce fac)
: campur, buat
ad
(add)
: sampai
A.P.I
DIPLOMA - III
2. Metronidazole
Dr. Ana
SIP. 879/IDI/2014
Jln. Asrama haji No.10 Kendari
Telp.040123455
No. 2
Tgl: 20-10-2015
R/ Metronidazol
500 mg
A.P.I
ad
100 mL
: Ardi
Umur : 20 Tahun
Alamat : Jln. Rambutan
Ket :
R/
(Recipe)
: Ambillah
Pro
(Pronum)
: Untuk
S.U.C
m.f
(misce fac)
: campur, buat
ad
(add)
: sampai
A.P.I
DIPLOMA - III
3. Glukosa
Dr. Ana
SIP. 879/IDI/2014
Jln. Asrama haji No.10 Kendari
Telp: 040123455
No. 3
Tgl: 20-10-2015
R/ Glukosa
5%
A.P.I
ad
100 mL
: Ani
Umur : 21 Tahun
Alamat : Jln. Rambutan
Ket :
R/
(Recipe)
: Ambillah
Pro
(Pronum)
: Untuk
S.U.C
m.f
(misce fac)
: campur, buat
ad
(add)
: sampai
A.P.I
DIPLOMA - III
oleh
digunakan
dalam
pengobatan
antibiotik
terkait
DIPLOMA - III
D. Uraian Bahan
1. GLUKOSA (FI Edisi III hal. 268)
Nama resmi
: GLUCOSUM
Sinonim
: Glukosa
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
DIPLOMA - III
Pemerian
Kelarutan
etanol (95%) P.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik
K/P
: Kalorigenikum
2. PARACETAMOL (FI Edisi III hal. 37)
Nama resmi
: ACETAMINOPHENUM
Sinonim
: Astaminofen, parasetamol
Rumus molekul
: C8H9NO2
BM
: 151,16
Pemerian
: hablur atau serbuk hablur putih; tidak bebau;
Kelarutan
rasa pahit.
: larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian
etanol (95%) P , dalam 13 bagian aseton P,
dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9
bagian propilenglikol P; larut dalam larutan
Penyimpanan
alkali hidroksida.
: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
K/P
: Analgetikum, antipiretikum
3. METRONIDAZOL (FI Edisi III hal. 382)
Nama resmi
: MERTONIDAZOLUM
Sinonim
: Metronidazol
Rumus molekul
: C6H9N3O3
BM
: 171,16
Pemerian
: serbuk hablur; putih atau kuning gading; bau
Kelarutan
Penyimpanan
DIPLOMA - III
cahaya
K/P
: Antiamuba; antitrikhomoniasis.
4. A.P.I (FI Edisi III hal.97)
Nama Resmi
: AQUA PRO INJEKSI
Sinonim
: Air untuk injeksi
Pemerian
: Keasaman-kebasaan, ammonium,
besi,
tertutup
kapas
berlemak
harus
pembuatan.
: Sebagai pelarut untuk injeksi.
DIPLOMA - III
BAB IV
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan
1. Autoklaf
2. Aluminium foil
3. Batang pengaduk
4. Botol kaca infus 100 mL
5. Gelas kimia 100 mL
6. Gelas ukur 100 mL
7. Kapas
8. Kertas perkamen
9. Labu ukur 100 mL dan 500 mL
10. Natrium karbonat
11. Spoit 1 cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc
12. Sendok tanduk
13. Tali godam
14. Timbangan digital
b. Bahan yang digunakan
1. A.P.I
2. Metronidazol
3. Glukosa
4. Paracetamol
DIPLOMA - III
B. Perhitungan
a. Perhitungan bahan
1. Infus Paracetamol
1.) Paracetamol 500 mg = 0,5 gram
2
Dilebihkan 2 %
= 100 x 0,5 gram
Ditimbang
2.) A.P.I
Dilebihkan 2%
= 0,01 gram
= 0,5 + 0,01
= 0,51 gram
= 100 mL 0,51 gram
= 99,49 mL
2
x 99,49
= 100
= 1,98 mL
A.P.I
= 99,49 + 1,98
= 101,47 mL
2. Infus Metronidazol
1.) Metronidazol 500 mg = 0,5 gram
2
Dilebihkan 2 %
= 100 x 0,5 gram
Ditimbang
2.) A.P.I
Dilebihkan 2%
= 0,01 gram
= 0,5 + 0,01
= 0,51 gram
= 100 mL 0,51
= 99,49 mL
2
x 99,49
= 100
= 1,98 mL
A.P.I
= 99,49 + 1,98
= 101,47 mL
3. Infus Glukosa
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
PTB=
DIPLOMA - III
0,52(a . c)
b
0,52(0,09 x 0,05)
0,1
0,52 (0,045)
0,1
0,475 gram/mL
5,51
x (w x )
100
5,51
x 100(0,05 x 0,16)
100
5,510,008
5,502 gram
1.) Glukosa 5%
Kelebihan 2 %
= 0,05 gram
2
x 0,05
= 100 x
= 0,001 gram
Ditimbang
= 0,001 + 0,05
= 0,051 mL
2.) A.P.I
Kelebihan 2 %
A.P.I
= 100 mL 0,051
= 99,94 mL
2
x 99,94
= 100 x
= 1,99 mL
= 99,94 + 1,99
= 101,93 mL
DIPLOMA - III
C. Cara kerja
a. Pembuatan larutan bebas sulfur
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan sesuai penimbangan
3. Dilarutkan kedua bahan dengan aquadest secukupnya pada gelas
kimia
4. Dimasukkan kedalam labu tentu ukur 500 mL, dicukupkan
volumenya dengan aquadest hingga tanda tera
5. Dikocok homogen dan diberi etiket
b.
Pembuatan infus
1. Infus Paracetamol
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Dikalibrasi botol 100 mL.
c. Disterilkan alat sesuai fungsinya :
1) Batang pengaduk, corong kaca, pinset, botol infus pada
autoklaf.
2) Gelas ukur, gelas kimia, labu tentu ukur, spoit pada oven.
3) Dibebas sulfurkan tutup botol infus dengan cara direndam
dalam larutan bebas sulfur selama 15-30 menit, lalu dibilas
dengan aqua pro injeksi.
d. Diukur API sebanyak 101,47 mL.
e. Ditimbang Paracetamol 0,51 gram.
f. Dimasukkan Paracetamol yang telah ditimbang kedalam gelas
kimia dilarutkan dengan sedikit A.P.I.
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
BAB V
HASIL PENGAMATAN
No.
KELOMPOK
pH
EVALUASI SEDIAAN
Kejernihan Kebocoran
Pirogen
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
I
II
III
IV
V
VI
6
6
7
6
7
Keruh
Jernih
Keruh
Keruh
Keruh
Tidak Bocor
Tidak Bocor
Tidak Bocor
Tidak Bocor
Tidak Bocor
DIPLOMA - III
Bebas Pirogen
Terdapat Pirogen
Terdapat Pirogen
Terdapat Pirogen
Terdapat Pirogen
BAB VI
PEMBAHASAN
Infus Intravenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung
ke dalam vena, dengan volume relatif banyak. Kecuali dinyatakan lain, infus
intravenous tidak diperbolehkan mengandung bakteriasida dan zat dapar. Larutan
untuk infus intravenous harus jernih dan praktis bebas partikel.
Pembuatan sediaan yang akan digunakan untuk infus harus dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi atau adanya bahan asing. Cara
pembuatan obat yang baik (CPOB) mempersyaratkan tiap wadah akhir infus harus
diamati secara fisik dan tiap wadah yang menunjukan pencemaran bahan asing
yang terlihat secara visual harus ditolak. Selain itu syarat sediaan steril infus
adalah harus bebas pirogen. Dimana bebas pirogen dapat diartikan bahwa sediaan
yang bebas dari cemaran mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadinya
panas atau demam. Sebelum wadah digunakan, wadah haruslah dibebas sulfurkan
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
DIPLOMA - III
terlebih dahulu dengan merendam penutup wadah infus yang terbuat dari karet
dalam larutan belerang (sulfur praecipitatum) dan natrium carbonat (Na2CO3) yang
bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat pada tutup botol
infus.
Infuse Glukosa dibuat dalam dosis tunggal agar obat dapat diberikan dalam
jumlah besar dan secara terus-menerus. Adapun khasiat obat glukosa yaitu sebagai
kalorigenikum (obat yang digunakan untuk menambah energy). Pelarut yang
digunakan pada sediaan ini yaitu API (Aqua Pro Injeksi) karena merupakan pelarut
yang paling sering digunakan secara besar-besaran.
Pada sediaan ini tidak digunakan pengawet sebab infuse glikosa merupakan
sediaan dosis tunggal yang tidak memerlukan pengawet. Sediaan ini menggunakan
NaCl sebagai zat pengisotonis. Tidak ditambahkan pengkhelat karena wadah yang
digunakan adalah wadah bening.
Dalam praktikum ini pertama-tama dilakukan yakni mensterilkan semua
alat-alat yang dilakukan di dalam autoklaf pada suhu 121 0 C selama 15 menit untuk
menghilangkan mikroorganisme dari alat tersebut, selanjutnya dilakukan
penimbangan bahan kemudian bahan yang telah ditimbang yaitu glukosa dilarutkan
dengan Aqua Pro Injeksi secukupnnya dan aduk hingga larut dengan batang
pengaduk. Setelah larut tambahkan NaCl, diaduk hingga homogen setelah itu
masukkan ke dalam botol infuse 100 mL dengan cara disaring. Kemudian
cukupkan volumenya dengan Aqua Pro Injeksi hingga 100 mL. Tutup botol dengan
penutup karet dan dilapisi dengann aluminium foil dan ikat dengan tali godam
sekuat mungkin. Tujuannya agar pada saat disterilkan dalam autoclaf volume infus
tidak berkurang dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
DAFTAR PUSTAKA
Anief. 1991. Farmasetika. Yogyakarta: UGM Press.
Anief. 2008. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
Ansel, Howard C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi
Keempat.
Jakarta:UI Press.
Samsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : Buku kedokteran EGC.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril Edisi Revisi. Yogyakarta : ANDI