Вы находитесь на странице: 1из 105

Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki)

dan Lafal Sumpah Dokter Indonesia


Dr. H. Chairul Zulfi M.Si
Apa itu Kode Etik?
Aturan etika adalah terjemahan dari asas-asas etika menjadi
ketentuan-ketentuan pragmatis yang memuat hal-hal yang boleh
dilakukan dan hal-hal yang harus dihindari.
Aturan-aturan etika yang disusun oleh asosiasi atau perhimpunan
keprofesian sebagai pedoman perilaku bagi anggota-anggota
profesi itu, umumnya dinamakan kode etik (Inggris: code of
ethics).
Kode Etik Kedokteran
Istilah kode berasal dari kata latin codex yang antara lain berarti
buku, atau sesuatu yang tertulis, atau seperangkat asas-asas
atau aturan-aturan.
Dari pengertian seperti inilah Kode Etik Kedokteran dapat
diartikan sebagai seperangkat (tertulis) tentang peraturanperaturan etika yang memuat amar (apa yang dibolehkan) dan
larangan (apa yang harus dihindari) sebagai pedoman pragmatis
bagi dokter dalam menjalankan profesinya. Dapat juga dikatakan,
Kode Etik Kedokteran adalah buku yang memuat aturan-aturan
etika bagi dokter.
Kode etik Kedokteran Internasional
Kode Etik Kedokteran Internasional yang pertama dirumuskan
oleh World Medical Association (WMA) di London tahun 1949.
Kode etik ini didasarkan pada deklarasi Jenewa tahun 1948 yang
dihasilkan oleh WMA. Kode etik ini kemudian sudah dua kali
disempurnakan, yaitu dalam tahun 1968 dan 1983.
Di samping itu, sesuai dengan perkembangan ilmu-ilmu dan
teknologi biomedis, serta timbulnya masalah bioetika terkait
dengan perkembangan itu, maka Kode Etik Kedokteran
Internasional secara berkala dilengkapi dengan deklarasideklarasi WMA yang merupakan pedoman dalam pemecahan
masalah atau dilema baru dalam praktik kedokteran.
1 | Page

Deklarasi-deklarasi WMA
Deklarasi
manusia

Helsinki

(1964)

tentang

penelitian

dengan

objek

Deklarasi Sydney (1968) dan Deklarasi Venice (1983) tentang


kriteria mati dikaitkan dengan kebutuhan transplantasi organ.
Deklarasi Oslo (1970) tentang pengguguran kandungan.
Deklarasi Tokyo (1975) tentang penggunaan obat terlarang
Deklarasi Lisbon (1981) tentang hak-hak pasien
Deklarasi Brussels (1985) tentang fertilisasi in vitro
Deklarasi Madrid (1987)
genetik, dan seterusnya.

tentang

euthanasia

dan

rekayasa

Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki)


Kode Etik Kedokteran Indonesia yang pertama disusun oleh
Musyawarah Kerja Susila Kedokteran Nasional I di Jakarta dalam
tahun 1969.
Karena Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah anggota World
Medical Association (WMA), dengan sendirinya kode etik ini
disusun dengan merujuk kepada Kode Etik Kedokteran
Internasional yang telah disempurnakan oleh kongres WMA ke-22
di Sydney dalam tahun 1968, dengan beberapa penyesuaian
dengan keadaan dan praktik di Indonesia.
Dinamika Kodeki
Dengan SK Menteri Kesehatan R.I. No. 434/MENKES/SK/X/1983,
tanggal 28 Oktober 1983, Kode Etik Kedokteran Indonesia
(Kodeki) dinyatakan berlaku bagi semua dokter di Indonesia.
Kodeki sudah mengalami beberapa perubahan. Perubahan
terakhir dilaksanakan oleh Rakernas MKEK-MP2A tanggal 20-22
Mei 1993 di Jakarta, yang menghasilkan dua buku, yaitu (1) Kode
Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki), dan (2) Pedoman Pelasanaan
Kode Etik Kedokteran Indonesia.
2 | Page

Kodeki tahun 1993


Mukadimah
Kewajiban umum: Pasal 1 s/d 9 (9 Pasal = 45%)
Kewajiban Dokter terhadap penderita: Pasal 10 s/d 15 (6 Pasal =
30%)
Kewajiban Dokter terhadap sejawat: Pasal 16 s/d 17 (2 Pasal =
10%)
Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri: Pasal 18 s/d 20 (3 Pasal =
15%)
Penutup.
Kodeki tahun 2002
Melalui musyawarah kerja nasional (mukernas) etika kedokteran
III tahun 2001, dilakukan revisi terhadap pasal-pasal dan
penjelasan Kodeki guna menyesuaikan dengan tantangan
permasalahan yang ada.
Surat keputusan pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia
No.221/PB/A.4/04/2002 tentang penerapan Kode etik Kedokteran
Indonesia, isinya antara lain mencabut Kodeki hasil Rakernas
MKEK-MP2A tahun 1993 dan menetapkan penerapan Kode etik
kedokteran Indonesia hasil Mukernas etik kedokteran III tahun
2001 sebagai pedoman etik bagi dokter dalam menjalankan
profesi kedokteran.
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA ( KODEKI ) (S.K. P.B. IDI
No:221/PB/A.4/04/2002)
Kewajiban Umum:
Pasal 1: Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah dokter.
Lafal sumpah dokter
Sumpah Dokter adalah pernyataan yang diucapkan secara resmi
oleh seorang dokter baru dengan bersaksi kepada Allah Swt atau
kepada sesuatu yang dianggap suci, bahwa ia akan bertekad teguh
akan menjalankan profesi dokter dengan sebaik-baiknya dengan harkat,
martabat dan tujuan luhur profesi itu. Dalam arti sekarang, pengucapan
3 | Page

sumpah dokter pada upacara wisuda yang khidmat hendaknya dinilai


sebagai kontrak sosial dokter baru kepada masyarakat.
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1960 Tentang LAFAL SUMPAH
DOKTER INDONESIA dan disempurnakan pada Mukernas Etika
Kedokteran II tahun 1981. Sesuai dengan dokter yang bersumpah, Lafal
Sumpah Dokter Indonesia diawali dengan Demi Allah/Sang Hyang Adhi
Buddha/Om Athah Parama Wisesa, saya bersumpah/berjanji, bahwa:
1. Saya akan membaktikan
kemanusiaan .

hidup

saya

guna

kepentingan

2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhomat


dan bersusila , sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai
dokter.
3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan
tradisi luhur profesi kedokteran.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
karena keprofesian saya.
5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk
sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun
diancam.
6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat
pembuahan.
7. Saya akan selalu mengutamakan kesehatan
memperhatikan ke pentingan masyarakat.

pasen,dengan

8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak


terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan,
kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit
dalam menunaikan kewajiban terhadap pasen.
9. Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan
pernyataan terimakasih yang selayaknya.
10.
Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara
kandung.
11.
Saya aman mentaati
Kedokteran Indonesia.

dan

mengamalkan

Kode

Etik

12.
Saya ikrarkan sumpah saya ini dengan sungguh-sungguh
dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.
4 | Page

Pasal 2: Setiap dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan


profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi .
Pasal 3: Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang
dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4: Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan
yang bersifat memuji diri sendiri.
Pasal 5: Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan
daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk
kepentingan dan kebaikan pasen, setelah memperoleh
persetujuan pasien.
Pasal 6 : Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam
mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau
pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal
yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7: Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan
pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 7a.: Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya,
memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan
teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 7b.: Seorang dokter harus bersikap jujur dalam
berhubungan dengan pasen dan sejawatnya, dan berupaya untuk
mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan
dalam karakter dan kompetensi, atau yang melakukan penipuan
atau penggelapan, dalam menangani pasen.
Pasal 7c: Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasen, hakhak sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus
menjaga kepercayaan pasen.
Pasal 7d.: Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan
kewajiban melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 8: Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus
mengutamakan kepentingan masyarakat dan memperhatikan
semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif,
5 | Page

prenentif, kuratif dan rehabilitatif) serta berusaha


pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

menjadi

Pasal 9: Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat


di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus
saling menghormati.
Pasal 10: Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan
mempergunakan semua ilmu dan keterampilannya untuk
kepentingan pasen. Dalam hal ini ia tidak mam-pu melakukan
suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan
pasen, ia wajib merujuk pasen kepada dokter yang mempunyai
keahlian dalam penyakit tersebut.
Pasal 11: Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada
pasen agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan
penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.
Pasal 12: Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasen, bahkan juga setelah pasen
itu meninggal dunia.
Pasal 13: Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat
sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang bersedia dan lebih mampu memberikan.
Pasal 14: Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 15: Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasen dari
teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan
prosedur yang etis.
Pasal 16: Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya
dapat bekerja dengan baik.
Pasal 17 : Setiap dokter harus senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran /
kesehatan.

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM


PRAKTIK KEDOKTERAN (ADVOKASI)
Dr. Chairul Zulfi M.Si
Pendahuluan
6 | Page

Akhir-akhir ini tuntutan hukum terhadap dokter dengan dakwaan


melakukan malpraktik makin meningkat di mana-mana, termasuk
di negara kita. Ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran
hukum masyarakat, di mana masyarakat lebih menyadari akan
haknya. Di sisi lain para dokter dituntut untuk melaksanakan
kewajiban dan tugas profesinya dengan hati-hati dan penuh
tanggung jawab. Seorang dokter hendaknya dapat menegakkan
diagnosis dengan benar sesuai dengan prosedur, memberikan
terapi dan melakukan tindakan medik sesuai standar pelayanan
medik, dan tindakan itu memang wajar dan diperlukan.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran yang sudah diberlakukan sejak 2005 dinilai merugikan
profesi medis karena memberikan dampak tak terduga kepada
profesi ini, terutama para dokter.
Pasal 66 UU Praktik Kedokteran (UUPK) menyebutkan, seeseorang
pasien atau bukan pasien yang mengetahui suatu dugaan
malpraktik diperbolehkan mengadukan ke Majelis Kode Etik
Kedokteran (MKEK), Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKI), kepolisian, lembaga perlindungan konsumen,
dan lembaga lainnya. Dalam praktiknya, pengadu juga bisa
melaporkan kepada satu atau lebih institusi itu sehingga sangat
membebani profesi medis selaku pihak yang diadukan. Padahal
setelah proses peradilan berlangsung bisa saja tuduhan tidak
dapat dibuktikan, sementara pihak yang diadukan telah
mengalami banyak kerugian waktu, perasaan, dan harga diri.
Beban tersebut bertambah berat manakala profesi medis dikenai
ancaman pidana dan denda. Padahal antara profesi medis,
masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan, dan aparat
penegak hukum diyakini masih terdapat perbedaan persepsi
antara logika medis, logika awam, dan logika hukum dalam
pelayanan medis. Menafsirkan ketentuan perundang-undangan
yang sesuai dengan kepentingan sendiri merupakan hal
manusiawi sehingga berkembanglah penafsiran awam, profesi
medis, yang keduanya harus berhadapan dengan penafsiran
hukum. Sebagai contoh, bisa saja setelah pasien menjalani
operasi lalu meninggal dunia dengan penyebab yang tidak selalu
berasal dari tindakan dokter.
Pengertian Hukum Kesehatan

7 | Page

Menurut H.J.J Leenen: hukum kesehatan adalah keseluruhan


aturan hukum yang mengatur tentang hubungan langsung
dengan pemeliharaan kesehatan, yang berupa penerapan hukum
perdata, hukum pidana, dan hukum administrasi negara dalam
kaitan dengan pemeliharaan kesehatan
Hukum kesehatan berkaitan dengan etika medis yang berisi
kepedulian dan tanggung jawab secara moral hidup dan
kehidupan manusia serta terhadap kelainan dan gangguan
padanya, dari sebelum lahir sampai akhir hidup itu serta sampai
beberapa waktu sesudahnya.
Hukum kesehatan dan hukum medis adalah rambu-rambu yang
mengatur etika dan hukum yang sama-sama berakar pada moral
saling mengisi. Dokter punya tanggung jawab etis dan tanggung
jawab hukum dalam menjalankan profesinya.
Implikasi Pemberlakuan UU No. 29/2004
Pemberlakuan UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
tentunya membawa implikasi yang signifikan bagi tenaga medis.
UU ini untuk memberikan perlindungan hukum bagi dokter
sebagai pemberi jasa kesehatan dan pasien sebagai penerima
layanan kesehatan.
Dalam Undang-undang ini juga mengatur hak dan kewajiban
dokter/dokter gigi untuk melaksanakan praktik kedokterannya
seperti dalam pasal 50 di sebutkan bahwa haknya meliputi:
memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional,
memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan
standar prosedur operasional, memperoleh informasi yang
lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan menerima
imbalan jasa.
Pelanggaran terhadap sebagian dari item-item kewajiban dokter
merupakan sifat melawan hukum (malpraktik). Kondisi tersebut
dapat menjadi malpraktik hukum kedokteran apabila dari praktik
kedokteran itu menimbulkan kerugian pada pasien penderitaan,
berupa rasa sakit, luka-luka, maupun kematian.
Apa yang oleh hukum telah ditentukan secara normatif tentang
hak dan kewajiban dokter dan pasien tersebut mengikat kedua
belah pihak harus ditaati, walaupun dalam kontrak terapeutik
tidak di tentukan secara eksplisit sebagi prestasi masing-masing
8 | Page

pihak, namun melaksanakan kewajiban dokter maupun pasien


merupakan prestasi yang telah di tetapkan UU.
Pemberlakuan UU No. 29/2004t entang Praktik Kedokteran (UUPK)
diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan praktik kedokteran.
Dua permasalahan yang mendasari penyusunanpenyusunan
Undang-undang tersebut, yang pertama adalah memberikan
perlindungan bagi masyarakat terhadap praktik kedokteran yang
eksploitatif dan tidak memenuhi etika kedokteran sehingga
mengakibatkan penurunan kepercayaan masyarakat terhadap
profesi medik, yang kedua, memberikan kepastian dan
perlindungan hukum bagi profesi dokter dan gugatan masyarakat
yang berlebihan.
Malpraktik Medik
Malpraktik medik adalah kelalaian seorang dokter untuk
mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan
yang lazim di pergunakan dalam mengobati pasien atau orang
yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama.
Yang dimaksud dengan kelalaian di sini adalah sikap kekurang
hati-hatian, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan
sikap hati-hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya
melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan
melakukannya dalam situasi tersebut. Kelalaian diartikan pula
dengan melakukan tindakan kedokteran di bawah standar
pelayanan medik.
Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan, jika
kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada
orang lain dan orang itu dapat menerimanya. Ini berdasarkan
prinsip hukum De minimis noncurat lex, yang berarti hukum
tidak mencampuri hal-hal yang dianggap sepele. Tetapi jika
kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan
bahkan merenggut nyawa orang lain, maka ini diklasifikasikan
sebagai kelalaian berat (culpa lata), serius dan kriminil.
Tolak ukur culpa lata adalah:
1. Bertentangan dengan hukum
2. Akibatnya dapat dibayangkan
3. Akibatnya dapat dihindarkan
4. Perbuatannya dapat dipersalahkan
9 | Page

Aspek hukum yang mengatur tentang malpraktik di Indonesia


adalah;
UU RI No.29 thn. 2004 tentang praktik Kedokteran:
1. KUHP
2. UUD 1945
Malpraktik medik merupakan kelalaian yang berat dan pelayanan
kedokteran di bawah standar. Malpraktik medik murni (criminal
malpractice) sebenarnya tidak banyak dijumpai. Misalnya
melakukan pembedahan dengan niat membunuh pasiennya atau
adanya dokter yang sengaja melakukan pembedahan pada
pasiennya tanpa indikasi medik, (appendektomi, histerektomi dan
sebagainya), yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, jadi sematamata untuk mengeruk keuntungan pribadi. Memang dalam
masyarakat yang menjadi materialistis, hedonistis dan konsumtif,
di mana kalangan dokter turut terimbas, malpraktik di atas dapat
meluas.
Untuk dapat menuntut penggantian kerugian karena kelalaian,
maka penggugat harus dapat membuktikan adanya 4 unsur
berikut:
1. Adanya suatu kewajiban bagi dokter terhadap pasien
2. Dokter telah melanggar standar pelayanan medik yang lazim
dipergunakan
3. Penggugat telah menderita kerugian yang dapat dimintakan
ganti ruginya
4. Secara faktual kerugian itu disebabkan oleh tindakan di bawah
standar
Kadang-kadang penggugat tidak perlu membuktikan adanya
kelalaian pada tergugat. Dalam hukum terdapat suatu kaidah
yang berbunyi Res Ipsa Loquitur, yang berarti faktanya telah
berbicara, misalnya terdapatnya kain kasa yang tertinggal di
rongga perut pasien, sehingga menimbulkan komplikasi pasca
bedah. Dalam hal ini maka dokterlah yang harus membuktikan
tidak adanya kelalaian pada dirinya.

Kelalaian dalam arti perdata berbeda dengan arti pidana. Dalam


arti pidana (kriminil), kelalaian menunjukkan kepada adanya
suatu sikap yang sifatnya lebih serius, yaitu sikap yang sangat
sembarangan atau sikap sangat tidak hati-hati terhadap
10 | P a g e

kemungkinan timbulnya risiko yang bisa menyebabkan orang lain


terluka atau mati, sehingga harus bertanggungjawab terhadap
tuntutan kriminal oleh Negara.
Antara Etika dan Hukum
Etika kedokteran sangat berhubungan erat dengan hukum.
Hampir di semua negara ada hukum yang secara khusus
mengatur bagaimana dokter harus bertindak berhubungan
dengan masalah etika dalam perawatan pasien.
Badan yang mengatur dan memberikan ijin praktek medis di
setiap negara bisa memberi hukuman kepada dokter yang
melanggar etika. Namun etika dan hukum tidaklah sama. Sangat
sering bahkan etika membuat standar perilaku yang lebih tinggi
di banding hukum, dan kadang etika memungkinkan dokter perlu
untuk melanggar hukum yang menyuruh melakukan tindakan
yang tidak etis. Hukum juga berbeda untuk tiap-tiap negara
sedangkan etika dapat di terapkan tanpa melihat batas negara.
Kewajiban dokter yang hendak dijalankan harus dipertimbangkan
sebagai hal; yang melanggar standar profesi dan standar
prosedur atau tidak. Karena sebagai seorang profesional tidak
dibenarkan memiliki sikap batin yang ceroboh mengenai standar
profesinya sendiri, sikap batin seperti ini sangat berbahaya.
Sementara itu, sikap batin pada akibat yang merugikan
kesehatan atau nyawa pasien pada umumnya malpraktik
kedokteran tidak dituju atau tidak dikehendaki. Walaupun sangat
jarang terjadi, namun tidak tertutup kemungkinan kehendak
memang ditujukan pada akibat buruk bagi kesehatan dan nyawa
pasien. Misalnya, euthanasia pasal 344 KUHP) atau aborsi di luar
indikasi medis (pasal 347, 348 KUHP).
BEBERAPA PRINSIP ETIK
AUTONOMY: HAK UNTUK MENENTUKAN ATAU MEMILIH SESUATU
YANG TERBAIK BAGI DIRINYA
BENEFICIENCE: PRINSIP MEMBERI BANTUAN
SESUATU YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN

ATAU

BERBUAT

NONMALEEFICENCE: TIDAK MENIMBULKAN BAHAYA ATAU SAKIT


FISIK MAUPUN EMOSIONAL
JUSTICE: PERLAKUAN YANG ADIL
11 | P a g e

VERACITY: JUJUR ATAU TIDAK BERBOHONG


FIDELITY:
KOMITMENT
TERHADAP
MENIMBULKAN RASA PERCAYA.

PELAYANAN

SEHINGGA

Contoh Kasus 1
Seorang dokter memberi cuti sakit berulang-ulang kepada
seorang tahanan, padahal orang tersebut mampu menghadiri
sidang pengadilan perkaranya. Dalam hal ini dokter terkena
pelanggaran Kode Etik Kedokteran (KODEKI) Bab-I pasal 7 dan
KUHP pasal 267. KODEKI Bab I pasal 7; Seorang dokter hanya
memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan
kebenarannya. KUHP pasal 267: Dokter yang dengan sengaja
memberikan surat keterangan palsu tentang adanya atau tidak
adanya penyakit, kelemahan atau cacat, dihukum dengan
hukuman penjara selama 4 tahun.
Contoh Kasus 2
Seorang penderita gawat darurat dirawat di suatu rumah sakit
dan ternyata memerlukan pembedahan segera. Ternyata
pembedahan tertunda-tunda, sehingga penderita meninggal
dunia. Pelanggaran etik dan hukum kasus ini ada 2 kemungkinan:
Jika tertundanya penbedahan tersebut disebabkan kelalaian
dokter, maka sikap dokter tersebut bertentangan dengan lafal
sumpah dokter, KODEKI Bab II pasal 10 dan KUHP pasal 304 dan
306. Lafal sumpah dokter:Saya akan senantiasa mengutamakan
kesehatan penderita. KODEKI Bab II pasal 10: Seorang dokter
wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
kemanusiaan.
KUHP pasal 304: Barang siapa yang dengan sengaja
menyebabkan atau membiarkan seseorang dalam kesengsaraan,
sedangkan ia wajib memberi kehidupan, perawatan dan
pemeliharaan berdasarkan hukum yang berlaku baginya atau
karena suatu perjanjian, dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyakbanyaknya Rp. 4.500,-KUHP pasal 306(2) jika salah satu
perbuatan tersebut berakibat kematian, maka bersalah dihukum
dengan
hukuman
perjara
selama-lamanya
9
tahun.
Jika tertundanya pembedahan tersebut disebabkan keluarga
penderita belum membayar uang panjar untuk rumah sakit, maka
rumah sakitlah yang terkena pasal-pasal KUHP 304 dan 306,
sedang dokter terkena pelanggaran KODEKI.
12 | P a g e

Aspek Hukum Administrasi dalam Praktik Kedokteran


Setiap dokter yang telah menyelesaikan pendidikan dan ingin
menjalankan praktik kedokteran dipersyaratkan memiliki izin.
Izin menjalankan praktik memiliki dua makna, yaitu: (1) izin
dalam arti pemberian kewenangan secara formil (formeele
bevoegdheid), dan (2) izin dalam arti pemberian kewenangan
secara materiil (materieele bevoegdheid).
Secara teoritis, izin merupakan pembolehan (khusus) untuk
melakukan sesuatu yang secara umum, dilarang. Sebagai contoh:
dokter boleh melakukan pemeriksaan (bagian tubuh yang harus
dilihat), serta melakukan sesuatu (terhadap bagian tubuh yang
memerlukan tindakan dengan persetujuan) di mana izin semacam
itu tidak diberikan kepada profesi lain.

13 | P a g e

Aspek Hukum Administrasi dalam Praktik Kedokteran


Pada hakikatnya, perangkat izin (formil atau materiil) menurut
hukum
administrasi
adalah:
1. Mengarahkan aktivitas, artinya pemberian izin (formil atau
materiil) dapat memberi kontribusi ditegakkannya penerapan
standar profesi dan standar pelayanan yang harus dipenuhi oleh
para
dokter
dalam
pelaksanaan
praktiknya
2. Melakukan proses seleksi, yakni penilaian administratif, serta
kemampuan teknis yang harus dipenuhi oleh setiap dokter dan
dokter
gigi
3. Mencegah bahaya yang mungkin timbul dalam rangka
14 | P a g e

penyelenggaraan
praktik
kedokteran,
dan
mencegah
penyelenggaraan praktik kedokteran oleh orang yang tidak
berhak (yang bersangkutan tidak memiliki kewenangan secara
formil maupun materiil)
4. Memberikan perlindungan kepada warga masyarakat terhadap
praktik yang tidak dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi
tertentu (yang bersangkutan tidak memberikan pelayanan sesuai
standar
kompetensi)
5. Mendistribusikan kelangkaan tenaga dokter yang dikaitkan
dengan kewenangan pemerintah daerah atas pembatasan tempat
praktik dan penataan Surat Izin Praktik (SIP).Izin diberikan dalam
bentuk tertulis, berdasarkan permohonan tertulis yang diajukan.
Lembaga yang berwenang mengeluarkan izin juga didasarkan
pada kemampuan untuk melakukan penilaian administratif dan
teknis kedokteran.
Pengeluaran izin dilandaskan pada asas-asas keterbukaan,
ketertiban, ketelitian, keputusan yang baik, persamaan hak,
kepercayaan, kepatutan dan keadilan. Selanjutnya apabila syaratsyarat tersebut tidak terpenuhi (lagi) maka izin dapat ditarik
kembali.
Beberapa perubahan mendasar yang berkaitan dengan perizinan
di
dalam
UUPK,
yaitu:
1. Digunakan terminologi Surat Tanda Registrasi (STR) yang
diterbitkan oleh KKI, sebagai pengganti terminologi Surat
Penugasan
(SP)
2. Untuk mendapatkan STR pertama kali dilakukan uji kompetensi
oleh
organisasi
profesi
3. Surat Tanda Registrasi (STR) diberikan oleh KK/KKG dan berlaku
selama lima tahun serta dapat diperpanjang melalui uji
kompetensi
lagi
4. Masa berlaku SIP sesuai STR, bila masa berlaku STR sudah
habis
maka
SIP
juga
habis.
Sebagai implementasi dari UUPK, telah dikeluarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1419/MENKES/PER/X/2005 tentang
Penyelenggaraan Praktik Dokter untuk menata lebih lanjut
perizinan.
Aspek Hukum Perdata dalam Praktik Kedokteran
Setelah seorang dokter memiliki izin untuk menjalankan praktik,
muncullah hubungan hukum dalam rangka pelaksanaan praktik
kedokteran di mana masing-masing pihak (pasien dan dokter)
15 | P a g e

memiliki otonomi (kebebasan, hak dan kewajiban) dalam menjalin


komunikasi dan interaksi dua arah. Hukum memberikan
perlindungan kepada kedua belah pihak melalui perangkat hukum
yang disebut informed consent. Objek dalam hubungan hukum
tersebut adalah pelayanan kesehatan kepada pasien.

PASAL 45: INFORMED CONSENT


1. DENGAN PERNYATAAN (EXPRESS)
-SECARA LISAN (ORAL)
-SECARA TERTULIS (WRITTEN)
2. TERSIRAT, DIANGGAP DIBERIKAN
(IMPLIED OR TACIT CONSENT)
-DALAM KEADAAN BIASA (NORMAL)
-DALAM KEADAAN GAWAT-DARURAT
(EMERGENCY)
Dikaitkan dengan UUPK, perangkat hukum informed consent
tersebut
diarahkan
untuk:
1. Menghormati harkat dan martabat pasien melalui pemberian
informasi dan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
2. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat
3. Menumbuhkan sikap positif dan iktikad baik serta
profesionalisme pada peran dokter mengingat pentingnya harkat
dan
martabat
pasien
4. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar
dan persyaratan yang berlaku.
Suatu hubungan hukum dianggap sah apabila memenuhi syarat
subjektif dan objektif, yaitu kesepakatan untuk saling
mengikatkan diri (van degeenen die zich verbinden), dan
kecakapan untuk saling memberikan prestasi (dengan berbuat
atau tidak berbuat) mengenai suatu hal atau suatu sebab yang
diperbolehkan (bekwaamheid om eene verbintenis aan te gaan).
Dari
sudut
kecakapan
(bekwaam),
ketidakseimbangan
pengetahuan dan kemampuan (different of knowledge and ability)
16 | P a g e

mungkin akan menempatkan pasien pada posisi yang lemah,


oleh sebab itu, yang harus diutamakan dalam hubungan ini
adalah terbentuknya saling percaya dalam usaha membangun
kesederajatan di antara kedua belah pihak.
Hak individu di bidang kesehatan bertumpu pada dua prinsip,
yaitu 1) Hak atas pemeliharaan kesehatan (right to health care)
dan 2) Hak untuk menentukan (nasib) sendiri (right to self
determination). Hak yang pertama berorientasi pada nilai sosial
dan hak yang kedua berorientasi pada ciri atau karakteristik
individual.
Hak dan kewajiban yang timbul dalam hubungan pasien dengan
dokter meliputi 1) penyampaian informasi dan 2) penentuan
tindakan. Pasien wajib memberikan informasi yang berkaitan
dengan keluhannya dan berhak menerima informasi yang cukup
dari dokter (right to information) serta berhak mengambil
keputusan untuk dirinya sendiri (right to self determination). Di
sisi lain dokter berhak mendapatkan informasi yang cukup dari
pasien dan wajib memberikan informasi yang cukup pula
sehubungan dengan kondisi serta akibat yang akan terjadi.
Selanjutnya dokter berhak mengusulkan yang terbaik sesuai
kemampuan dan penilaian profesionalnya (ability and judgement)
dan berhak menolak bila permintaan pasien dirasa tidak sesuai
dengan norma, etika serta kemampuan profesionalnya. Selain hal
di atas, dokter wajib melakukan pencatatan (rekam medik)
dengan baik dan benar.
Aspek Hukum Pidana dalam Praktik Kedokteran
Penataan hukum pidana dibutuhkan dalam upaya melindungi
masyarakat. Hakikat ketentuan pidana adalah meminta
pertanggungjawaban melalui tuntutan pidana untuk hal-hal yang
telah ditentukan terlebih dahulu.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) telah
disebutkan bahwa dasar penambahan ketentuan pidana harus
dengan undang-undang. Bertolak dari pengertian di atas maka
sekalipun beberapa ketentuan pidana yang berkaitan dengan
penyelenggaraan praktik kedokteran telah diatur dalam KUHP,
namun masih dibutuhkan beberapa penambahan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran.
Oleh sebab itu, di dalam UUPK dicantumkan beberapa perbuatan
yang dapat dikenai tuntutan pidana.
17 | P a g e

Penutup
Undang-Undang Praktik Kedokteran (UUPK) akan (dan harus)
ditindaklanjuti dengan berbagai peraturan pendukung, misalnya
Peraturan Menteri Kesehatan dan Peraturan KKI. Sebelum
diterbitkan pengaturan lebih lanjut, tetap digunakan peraturan
perundang-undangan yang ada untuk mencegah kekosongan
hukum.
Beberapa hal yang sudah dilaksanakan menyertai pelaksanaan
UUPK
adalah
sebagai
berikut:
1. Telah dibentuk KKI melalui Keputusan Presiden, selanjutnya KKI
dapat
mengeluarkan
peraturan
pelaksanaan
UUPK.
2. Telah diatur mekanisme registrasi supaya pelayanan dokter
dan dokter gigi tetap dapat berjalan selama masa peralihan.
3. Telah diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1419/
MENKES/PER/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter,
yang berkaitan dengan peralihan SP menjadi STR, SIP yang lama
menjadi SIP menurut UUPK, serta kejelasan pengaturan tiga
tempat
praktik.
4. Telah dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia yang sangat penting untuk penegakan aturan dan
ketentuan pelayanan oleh dokter.

PRAKTIKUM THE 7 JUMPS DAN CARA


BERDISKUSI
Dr. Arief Faisal
DISKUSI: SEBUAH TANTANGAN
Sering membingungkan
Banyak informasi dalam sekejab
Pertukaran yang cepat
Meliputi banyak hal
Jauh lebih baik daripada berpikir sendiri
Group management skills
Memotivasi
18 | P a g e

Bertanya
Menyimpulkan
BAGAIMANA MANUSIA BELAJAR?
COBALAH MENGINGAT ANGKA INI: 2-8-1-0-1-7-0-8-1-9-4-5

Latihan Mengingat/retrieval
1. Siapa nama Anda?
2. Tahun berapa perang dunia ke-2 berakhir?
3. Apa nama ibukota Inggris?
4. Apa yang Anda makan pada saat makan malam 3 hari yang lalu?
5. Kalau bicara tentang politik, kita kadang menggunakan suatu
istilah dari bahasa Perancis , untuk menyebut pengalihan
kekuasaan, bagaimana tulisannya dan bagaimana kata itu dieja?
[Coup de etat (kudeta)]

19 | P a g e

Bagaimana meningkatkan daya ingat?


1. Diulang-ulang
2. Belajar memaknai
3. Mengorganisir informasi
4. Mengelaborasi/menguraikan
5. Imajinasi visual
6. Mnemonics

WHAT IS PBL ?
Problem Based Learning:
A learning methode based by principle of using problem as a
starting point for the acquisition and integration of new
knowledge
(HS Barrows, 1982)
PBL adalah sebuah metode belajar dengan prinsip menggunakan
masalah sebagai titik awal perjalanan untuk mendapatkan
pengetahuan baru dan untuk mengintegrasikan pengetahuanpengetahuan tersebut.
Trigger material
20 | P a g e

Saat Anda di terminal bus, ada seorang laki-laki gemuk setengah


baya datang setengah berlari mengejar bus yang baru saja
berjalan pelan, berangkat keluar terminal.
Ia tak mampu
mengejarnya. Ia berjalan menuju tempat duduk Anda, tapi di
tengah jalan ia jatuh tertelungkup dan pingsan. Anda segera
mendekatinya, berusaha menyadarkannya tapi tidak berhasil.
Anda meminta seseorang untuk memanggil ambulan. Anda lalu
memeriksa pernafasannya, ternyata tidak ada tanda pernafasan.
Bersama 3 orang lainnya Anda membalikkan badannya yang
berat. Sebuah SIM B untuk truk besar dan sebungkus rokok jatuh
dari saku bajunya.
Metode diskusi PBL: 7 jumps
1. Menjelaskan istilah istilah yang tidak dipahami
2. Mendefinisikan masalah
3. Brainstorming/curah pendapat penjelasan yang mungkin
4. Strukturisasi/mengatur penjelasan menjadi solusi sementara
5. Definisikan tujuan belajar
BELAJAR MANDIRI
6. Berbagi hasil dan informasi yang didapat
7. Sintesa pengetahuan/Menyimpukan

21 | P a g e

Mahasiswa bekerja dalam kelompok, mengidentifikasikan dan


mengklarifikasikan istilah-istilah asing/belum dikenal (unfamiliar terms)
yang terdapat di dalam skenario, sekretaris kelompok membuat daftar
istilah yang oleh kelompok dianggap masih belum jelas maknanya.
1. Menjelaskan istilah yang tak dipahami/kurang dipahami bersama

Gemuk

Setengah bayi

Pingsan
Tanda pernafasan

2. Identifikasi masalah

Gemuk

Jatuh

Pingsan

Tak ada tanda pernafasan

3. Brainstorming/curah pendapat
Masalah ini akan menstimulasi mahasiswa untuk melakukan
investigasi tentang:

Struktur dan fungsi jantung

Faktor predisposisi terhadap penyakit jantung dan pingsan


mendadak

Hal-hal yang menjadi sebab tidak langsung dari serangan


jantung (rokok, obesitas dll)

4. Strukturisasi/skema

22 | P a g e

5. Menetapkan tujuan belajar

Struktur /anatomi jantung dan pembuluh darah

Fungsi jantung dan pembuluh darah

Penyumbatan pembuluh darah

Faktor resiko penyakit jantung

Kandungan isi rokok

Efek rokok terhadap jantung

Obesitas

Manajemen Waktu
Dr. Arief Faisal
Kenali keadaan Anda: 5 pertanyaan
1. Apakah Anda memiliki agenda yang terisi rencana harian dengan
baik dan membuat skala prioritas?
2. Apakah Anda melakukan tugas tanpa ditunda-tunda?
3. Apakah Anda selalu tahu apa yang perlu Anda kerjakan pertama
kali di pagi hari?
4. Apakah Anda membuat rencana kerja setiap hari?
5. Apakah Anda selalu menyediakan waktu untuk evaluasi kongkrit
dalam pengendalian waktu?
Kisah Coki the last minute student
Di antara ciri khas Coki adalah bahwa ia sangat aktif dan
bersemangat tinggi. Pekan ini ada tugas mencari literatur tentang
mutasi gen, membuat rencana praktikum skills lab, membuat paper
tentang speed reading, mencuci dan menyeterika baju, membuat KTP
baru, memperpanjang simnya dll. Namun saat batas waktu penyerahan
hasil tugas telah dekat, ia terpaksa meninggalkan semua tugas lainnya
untuk konsentrasi pada tugas yang besok harus dikumpulkan. Ia harus
bergadang dan bekerja keras. Keesokan harinya, tugas yang satu
23 | P a g e

selesai, tapi ia tak mampu lagi menyelesaikan tugas-tugas lainnya yang


harus diselesaikan hari berikutnya karena sudah terlalu lelah. Coki
memang tak pernah menentukan batas waktu penyelesaian berbagai
kerja. Ia baru bersemangat di saat sudah dekat dead line.
Kenali 7 Penghambat manajemen waktu
1. Tidak mengenal Irama biologis tubuh
2. Tidak punya rencana kerja dan target
3. Tidak membuat skala prioritas
4. Memprioritaskan hal lain yang tidak penting dan menunda kerja
5. Tidak pernah mengevaluasi tingkat efektivitas penggunaan waktu
6. Tidak punya ketrampilan yang membantu dalam menghemat
waktu
7. Bersahabat dengan para pemboros waktu
Kenali Irama biologis tubuh
1. Kapan masa puncak Anda? (pagi, siang atau tengah malam?)
2. Lakukan pekerjaan yang sulit dan stress di masa puncak:

Membuat tugas yang sulit

Harus bicara tentang hal yang tak menyenangkan , dll

3. Lakukan pekerjaan yang ringan saat Anda tak di saat puncak lagi.
4. Pahami kebutuhan tubuh: olahraga, istirahat, dan makanan
terbaik yang menjaga kesehatan
Buat rencana kerja harian& skala prioritas

Kenali hal yang tidak prioritas tapi menyita waktu


24 | P a g e

Kenali hal yang sering menyita waktu Anda:

Menjawab telpon/sms

Menerima tamu tak terduga

Membaca artikel menarik yang tak penting

Menerima tugas yang berlebihan karena tak


TIDAK

Mengerjakan tugas yang terlupa secara buru-buru sehingga


banyak salah, karena tidak menulisnya dalam agenda

Menonton TV, game, dll

Ngobrol dengan teman-teman yang suka memboroskan waktu

Mencari barang hilang karena tidak rapi menyimpan.

mampu berkata

Evaluasi efektivitas penggunaan waktu Anda

Jawab kuesioner 5 pertanyaan di awal tadi

Telusuri agenda dan rencana kerja harian

Lihat target pekanan, bulanan dan tahunan Anda: apakah


terpenuhi?

Lihat waktu luang Anda: apakah digunakan dengan baik?

Ikuti pelatihan-pelatihan manajemen waktu, juga baca buku


terkait pengembangan diri

Ketrampilan menghemat waktu


1. Speed Reading
2. Effective Writing
3. Seni mengoptimalkan waktu istirahat
4. Ketrampilan mengarsip dan menata dokumen agar mudah
ditemukan
5. Ketrampilan menata barang-barang agar tak mudah hilang dan
sulit dicari

BERFIKIR KRITIS
Dr. H. ARIF FADILLAH sppd - FINASIM
25 | P a g e

Dokter merupakan profesi yang memberikan pelayanaan kesehatan


dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah sesuai dengan jangkauan
teknologi terkini kepada pasien. Penerapan prinsip ilmiah dalam
memberikan pelayanan kesehatan tentunya memerlukan dasar
pengetahuan yang kuat dan pengalaman, sehingga keputusan klinis
yang dihasilkan adalah yang terbaik untuk pasien.
Pada saat memberikan pelayanan, seorang dokter dihadapkan pada
masalah pasien yang harus ditindaklanjuti dengan pengelolaan yang
tepat dengan berpikir secara komprehensif dari seluruh pengetahuan
yang dimiliki dan melakukan telaah terhadap seluruh data yang
diperoleh dari pasien.
Clinical reasoning skills sebenarnya merupakan salah satu
ketrampilan yang sangat diperlukan untuk dimiliki oleh dokter.
Kompetensi ini digunakan dalam mengelola pasien.
Setiap keputusan klinis harus didasarkan pada alasan-alasan yang
dapat diterima akal dengan didasarkan pada pola pikir evidence-based
medicine.
Perkembangan teknologi selain memberikan nilai tambah, kadangkadang juga memberikan dampak yang merugikan. Disini seorang
dokter harus mampu berpikir secara kritis dan menggunakan
ketrampilan clinical reasoning yang dimiliki untuk memberikan
keputusan terbaik untuk pasien.
Berbagai penelitian telah dilakukan dan menyatakan
pentingnya clinical reasoning skills untuk seorang dokter.

betapa

Seorang dokter dapat menyelesaikan masalah, membuat suatu


keputusan, dan membuat pertimbangan medis dengan menerapkan
langkah-langkah berpikir dengan berbagai metode yang telah
digunakan selama ini.
Berpikir kritis dilakukan setiap orang untuk mendapatkan
pemahaman, melakukan evaluasi, serta dalam menyelesaikan masalah.
Seorang dokter dalam menghadapi pasien juga melakukan langkahlangkah tersebut.
Berpikir kritis atau critical thinking menurut Cotton (1991) juga
dikenal dengan tihnking skills, berpikir kreatif, berpikir tingkat tinggi
(high-order thinking).
Dalam berpikir kritis terdapat dua dimensi penting, yaitu :
26 | P a g e

- kerangka berpikir dan


- pekerjaan mental yang spesifik.
Michael Seriven dan Richard Paul, seperti yang dikutip oleh Jenicekc
(2006) mengatakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses
intelektual dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan,
melakukan sintesis dan atau mengevaluasi informasi yang diperoleh
dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran, atau komunikasi
sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu tindakan.
Berpikir kritis tidak cukup hanya logis, tetapi terdiri atas proses yang
lebih luas dalam bidang kedokteran, antara lain melibatkan persepsi,
bahasa, emosi, pertimbangan biostatistik dan epidemiologis, bukti
ilmiah terbaik, pengetahuan klinis dan kesehatan masyarakat, sikap,
dan ketrampilan. Pendapat ini senada dengan yang disampaikan oleh
Abraham (2004) yang menerapkan strategi membangun critical
thinking mahasiswa melalui pembelajaran fisiologi.
Schafersman (1991) mengatakan berpikir kritis adalah berpikir
berdasarkan pengetahuan yang sesuai dan dapat dipercaya, atau cara
berpikir yang beralasan, dapat digambarkan, bertanggung jawab dan
mahir. Dalam pengertian ini seorang dikatakan berpikir kritis bila
menanyakan suatu hal dan mencari informasi dengan tepat. Kemudian
informasi tersebut digunakan untuk menyelesaikan masalah dan
mengelolanya secara logis, efisien, dan kreatif, sehingga dapat
membuat kesimpulan yang dapat diterima akal. Selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan
tepat berdasarkan analisis informasi dan pengetahuan yang dimilikinya.
Fisher (2001) mengutip pendapat John Dewey, menjelaskan bahwa
critical thinking adalah pertimbangan aktif dan tepat serta berhati-hati
atas keyakinan dan keilmuan untuk mendukung kesimpulan.
Pendapat lain yang dikutip oleh Fisher adalah menurut Ennis, critical
thinking adalah kegiatan berifkir yang beralasan dan reflektif yang
menitikberatkan pada apa yang dipercaya dan apa yang akan
dikerjakan.
Kedua pendapat ini tampaknya menempatkan critical thinking pada
satu proses berpikir yang dilakukan secara hati-hati dengan alasan
yang dapat diterima dengan akal.
Mendefinisikan higher-order thinking secara pasti memang agak
sulit, meskipun tidak sesulit untuk memiliki atau menerapkannya.
27 | P a g e

Resnick (1990) mempertimbangkan beberapa hal tentang hal tersebut


dalam beberapa uraian berikut ini.

Berpikir kritis adalah non-algorithmic yang merupakan bagian dari


kegiatan yang sangat spesifik dalam tingkatan lanjut dalam
berpikir.

Berpikir kritis cenderung menjadi kompleks.

Berpikir kritis sering berupa pemecahan berbagai solusi, yang


masing-masing mempertimbangkan cost-benefit.

Berpikir kritis melibatkan perbedaan pendapat dan interpretasi .

Berpikir kritis melibatkan penerapan berbagai macam kriteria


yang seringkali menimbulkan konflik dengan yang lain.

Berpikir kritis sering melibatkan ketidakpastian.

Berpikir kritis berarti pengaturan sendiri dalam proses berpikir .

Tidak semua orang yang mempunyai banyak pengetahuan atau


seseorang yang pandai mampu malakukan proses berpikir kritis.
Orang yang sangat pandai kadang-kadang berpikir tidak rasional
atau malah berpikir tidak logis. Sedangkan berpikir kritis merupakan
suatu ketrampilan yang menggunakan pengetahuan dan intelgensi
untuk mendapatkan obyektivitas dan pandangan yang dapat diterima
secara akal. Dengan demikian seseorang akan mampu mengambil
keputusan terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah.
Facione (1996) berdasarkan The APA Concensus Definition,
menyatakan berpikir kritis sebagai keputusan yang disertai tujuan dan
dikerjakan sendiri, merupakan hasil dari kegiatan interpretasi, analisis,
evaluasi, dan inferensi, serta
Penjelasan dari pertimbangan yang didasarkan pada bukti, konsep,
metodologi, kriteriologi dan kontekstual. Proses tersebut melandasi
keputusan yang akan diambil oleh seseorang.
Selanjutnya Facione (2004) menjelaskan bahwa berpikir kritis
sebagai cognitive skill, didalamnya terdapat kegiatan interpretasi,
analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, serta pengelolaan diri.

Interpretasi
adalah
kemampuan
untuk
memahami
dan
menjelaskan pengertian dari situasi, pengalaman, kejadian, data,
keputusa, konvensi, kepercayaan, aturan, prosedur dan kriteria.
28 | P a g e

Analisis adalah mengidentifikasi hubungan dari beberapa


pernyataan pertanyaan, konsep, deskripsi, dan berbagai model
yang dipergunakan untuk merefleksikan pemikiran, pandangan,
kepercayaan,
keputusan,
alasan,
informasi
dan
opini.
Mengevaluasi ide dan pendapat orang lain, mendeteksi argumen
dan menganalisis argumen merupakan bagian dari analisis.

Evaluasi adalah kemampuan untuk menguji kebenaran


pernyataan yang digunakan untuk menyampaikan pemikiran,
persepsi, pandangan, keputusan, alasan, serta opini. Evaluasi
juga merupakan kemampuan untuk menguji hubungan berbagai
pernyataan, deskripsi, pertanyaan, dan bentuk lain yang dipakai
dalam merefleksikan pemikiran.

Inferensi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memilih


elem yang dibutuhkan untuk menyusun simpulan yang memiliki
alasan, untuk menduka dan menegakkan diagnosis, untuk
mempertimbangkan informasi apa sajakan yang dibutuhkan dan
untuk memutuskan konsekuensi yang harus diambil dari data,
informasi, pernyataan, kejadian, prinsip, opini, konsep dan lain
sebagainya.

Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan menyatakan hasil


pemikiran, penjelaskan alasan berdasarkan pertimbangan bukti,
konsep metodologi, kriteriologi dan konteks. Termasuk dalam
ketrampilan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil,
menjelaskan prosedur, dan mempresentasikan argumen.

Self regulation adalah kemampuan seseorang untuk mengatur


sendiri dalam berpikir. Dengan kemampuan ini seseorang akan
selalu memeriksa ulang hasil berpikirnya untuk kemudian
diperbaiki sehingga menghasilkan keputusan yang lebih baik.

Berpikir kritis sebernarnya merupakan proses melibatkan integrasi


pengalaman pribadi, pelatihan, dan skill disertai dengan alasan dalam
mengambil keputusan untuk menjelaskan kebenaran sebuah informasi.
Atau dengan kata lain merupakan aktivitas mengidentifikasi suatu
permasalahan dengan menggunakan pengalaman sebelumnya dan
mencari hubungan antara permasalahan tersebut dan memecahkannya
pada situasi yang berbeda.
Dari sudut pedagogik menurut Philips (2004) secara umum terdapat
empat konsep yang berbeda dalam hal berpikir kritis: berpikir kritis
sebagai ketrampilan generik, berpikir kritis sebagai ketrampilan yang
29 | P a g e

melekat (embeded), berpikir kritis sebagai komponen dari ketrampilan


belajar sepanjang hayat, dan berpikir kritis untuk menjadi kritis.
Ciri-ciri Pemikir Kritis.
Seseorang yang berpikiran kritis memiliki karakter khusus yang
dapat diidentifikasi dengan melihat bagaimana seseorang tersebut
dalam menyikapi sebuah masalah, informasi atau argumen. Nickerson
(1987) berpendapat bahwa otoritas pada berpikir kritis, menandai
seorang pemikir kritis dalam pengetahuan, kemampuan, sikap, dan
kebiasaan dalam bertindak. Seorang pemikir kritis memiliki karakteristik
berikut :
Menggunakan bukti ilmiah dengan baik dan berimbang
Mengelola pikiran dan menyampaikannya secara konsiten dan jelas
Membedakan sesuatu secara logis dan inferens
Menangguhkan
mendukung

keputusan

bila

terdapat

kurang

bukti

yang

Mengerti perbedaan antara memberi alasan dan mencari alasan


Berusaha mengantisipasi kemungkinan konsekuensi alternatif pilihan
Memahami pendapat berdasarkan derajat kepercayaan
Mencari kemiripan dan analogi pada keadaan yang tidak jelas
Mampu belajar secara mandiri dan tidak mudah putus asa dalam
Mengerjakan sesuatu
Menerapkan teknik problem-solving
Dapat menyampaikan struktur informal dengan jalan pikiran formal
Dapat memberi argumen secara lisan bila terdapat ketidaksesuaian
Membiasakan
memahaminya

meragukan

pendapat

sendiri

dan

berusaha

Peka terhadap perbedaan antara kebenaran dan intensitas


Menyadari bahwa kemampuan memahami sesuatu adalah terbatas
Mengakui kemungkinan pendapatnya sendiri keliru

30 | P a g e

Seorang yang berpikiran kritis menurut Carrol (2004) memiliki


karakteristik berikut adalah seseorang yang :
Berpikiran terbuka
Skeptis
Rendah hati
Berpikiran bebas
Memiliki motivasi tinggi
Sedangkan menurut Ferret (1996) seseorang dapat menjadi
pemikir kritis bila memiliki karakteristik berikut:
Menanyakan sesuatu yang berhubungan
Menilai pernyataan dan argumen
Dapat memperbaiki kekeliruan pemahaman atau informasi
Memiliki rasa ingin tahu
Tertarik untuk mencari solusi baru
Dapat menjelaskan sebuah kriteria untuk menganalisis
pendapat
Ingin menguji kepercayaan, asumsi, dan pendapat dan
membandingkannya
Dengan bukti yang ada
Mendengarkan orang lain dengan baik dan dapat memberikan
umpan balik
Mengetahui bahwa berpikir kritis adalah proses sepanjang hayat
dari
Instrospeksi diri
Mengambil keputusan setelah seluruh fakta dikumpulkan dan
dipertimbangkan
Mencari bukti ilmiah untuk mendukung asumsi dan keyakinan
Dapat memperbaiki pendapatnya bila menemukan fakta baru
Mencari bukti
31 | P a g e

Menguji masalah secara terbuka


Dapat menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan
Langkah-langkah dalam Berpikir Kritis
Facione (2004) mengemukakan 6 langkah dalam berpikir efektif dan
problem-solving, yaitu
1. Identifikasi masalah
2. Menetapkan/mendefinisikan keadaan/konteks
3. Mengusulkan beberapa alternatif pilihan
4. Menganalisis pilihan untuk mendapatkan yang terbaik
5. Membuat daftar alasan secara jelas
6. Melakukan koreksi diri
Lynch dan Wolcott (2001) mengemukakan langkah-langkah yang
lebih sederhana dalam berpikir kritis. Ada empat langkah yang
dikemukakan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah, informasi relevan dan sesuatu yang
belum jelas
2. Melakukan eksplorasi terhadap interpretasi dan hubungannya
3. Membuat prioritas alternatif penyelesaian dan
mengkomunikasikan kesimpulan
4. Mengintegrasikan, memonitor, dan memperbaiki strategi untuk
menyelesaikan kembali permasalahan.
Dari kedua pendapat diatas, tampak sebenarnya hampir sama.
Setiap langkah dalam berpikir kritis selalu dimulai dengan
mengidentifikasi permasalahan.
Setelah ditetapkan permasalahan selanjutnya dilakukan eksplorasi
terhadap permasalahan tersebut dan dicari kemungkinan alternatif
pemecahannya.
Selanjutnya dari fakta yang ada dan dengan didasarkan pemikiran
yang mendalam kemudian ditetapkan suatu keputusan. Selanjutnya
keputusan tersebut selalu dimonitor dan diperbaiki sesuai dengan
kebutuhan.

32 | P a g e

Berpikir kritis dalam Clinical Reasoning.


Dalam menjalankan tugas profesional di bidang kedokteran,
seorang dokter dituntut untuk dapat mengambil keputusan klinis yang
terbaik. Keputusan tesebut harus dilakukan dengan clinical reasoning
yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Ketika keputusan dibuat,
dokter memerlukan suatu pemahaman dari building block dari
pemikirannya dalam upaya memberikan penjelasan dan mencari
perbedaan-perbedaan nilai maupun pendapat yang mungkin terjadi.
Grove (2002) berpendapat bahwa clinical reasoning adalah
proses kognitif yang terjadi pada saat berbagai informasi yang diterima
oleh dokter melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, diintegrasikan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya,
kemudian digunakan untuk mengambil keputusan
klinis dengan
membuat diagnosis dan menatalaksana masalah pasien.
Clinical reasoning dibagi menjadi forward dan backward clinical
reasoning menurut Beullens (2005). Forward clinical reasoning adalah
proses untuk menetapkan hipotesi berdasarkan informasi yang telah
ada. Sedangkan backward clinical reasoning adalah mengungkapkan
data berdasarkan hipotesis.
Sebagai contoh, jika seorang dokter menyatakan bahwa pasien
memiliki tekanan darah yang tinggi melebihi normal dan menarik
hipotesis bahwa pasien menderita hipertensi, maka dokter telah
melakukan forward clinical reasoning.
Sebaliknya bila dokter
menyatakan karena pasien menderita hipertensi, maka pasien memiliki
tekanan darah yang tinggi melebihi normal.
Dalam forward clinical reasoning, seorang dokter dalam
menegakkan diagnosis atau hipotesis setidaknya melakukan langkah
menginterpretasi, menganalisis, dan mengevaluasi data, yang
kemudian menarik kesimpulan dengan mengambil keputusan diagnosis.
Melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik sesorang dokter
memperoleh informasi tentang pasien, kemudian melakukan analisis
dengan mencari hubungan dari data-data yang telah diperoleh,
selanjutnya bila diperlukan pemeriksaan penunjang diagnosis.
Evaluasi atas diagnosis yang telah dibuat dilakukan dengan mencari
informasi penting yang telah dimilikinya untuk dipergunakan dalam
menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan, serta membuat
simpulan keputusan klinis dengan membuat diagnosis dan menetapkan
pengelolaan penyakit pasien. Selanjutnya dokter akan memberikan
33 | P a g e

penjelasan kepada pasien tentang penyakit dan pengelolaannya secara


logis. Seluruh langkah yang dilakukan dokter tersebut sebenarnya
merupakan langkah seorang yang berpikiran kritis.
Pada backward clinical reasoning terjadi yang sebaliknya. Pemikiran
dimulai dari penetapan hipotesis terlebih dahulu, setelah itu baru
dilakukan pengumpulan bukti-bukti dari tanda dan gejala yang terdapat
pada pasien. Langkah ini bisa saja dilakukan, akan tetapi karena tidak
didasarkan pada telaah fakta yang ada maka hipotesis atau diagnosis
yang ditetapkan dapat keliru. Metode ini lebih mengedepankan intuisi
dibanding berpikir kritis dan lebih sering dilakukan oleh pemula.
Clinical reasoning menggunakan metode forward lebih akurat
dibanding metode backward (Beullens, 2005).
Berbeda dengan riset yang dikemukakan Norman (2005)
menunjukkan bahwa pada pada diagnosis EKG tidak ada perbedaan
ketepatan penggunaan metode forward dan backward, bahkan metode
yang paling baik digunakan adalah metode gabungan yang dimulai dari
metode backward.
Menurut Eva (2004) clinical reasoning juga dibedakan menjadi
analitik dan non analitik. Proses analitik merupakan aktivitas penalaran
dengan melakukan analisis secara cermat untuk mengetahui hubungan
antara tanda dan gejala dengan diagnosis yang ditegakkan. Sehingga
pada proses analitik ini harus difahami hubungan sebab-akibat antara
tanda dan gejala dengan diagnosis. Sedangkan proses clinical reasoning
yang non analitik tidak membutuhkan penalaran sama sekali yang
sering dikenal dengan pattern recognition (pengenalan tanda). Dengan
menggunakan pengalaman sebelumnya, ketika seorang dokter
menemukan gejala atau tanda yang sama dia akan mengambil
keputusan yang sama dengan yang pernah dilakukan.
Bila dikaji lebih jauh maka clinical reasoning yang dilakukan secara
backward dan non analitik sebenarnya bukan merupakan kegiatan
problem solving dan reasoning. Dalam model tersebut tidak dilakukan
proses berpikir secara kritis. Selama dokter mempunyai pengalaman
dan mampu mengingat tanda dan gejala penyakit serta kemungkinan
diagnosisnya, maka diagnosis dapat diputuskan. Apa yang dilakukan
oleh para dokter sebenarnya bukanlan problem solving, karena hanya
mengingat apa yang telah dilakukan kemudian diulangi ketika
mendapatkan hal yang sama.
Menurut Kee dan Bickle
reasoning,yaitu probabilistik,

(2005) terdapat tiga jenis clinical


kausal, dan berdasarkan aturan.
34 | P a g e

Probabilistik artinya seorang dokter mampu mengapresiasikan informasi


dalam bentuk tanda dan gejala sehingga dapat mengambil keputusan
klinis. Dengan clinical reasoning jenis kausal membutuhkan
pemahaman anatomi dan fisiologi. Sedangkan yang berdasarkan
aturan, seorang dokter membutuhkan pengenalan tanda untuk
mengambil keputusan klinis. Dalam menghadapi permasalahan seorang
pasien, seringkali kita menghadapi persoalan yang sangat bervariasi
karena pada dasarnya setiap individu itu berbeda. Penerapan
pengenalan tanda tidak selalu bisa dilakukan mengingat perbedaan
antarindividu tersebut. Untuk itu proses berpikir kritis dalam clinical
reasoning tetap dibutuhkan.
Seorang dokter pemula masih memiliki pengalaman yang terbatas
dalam menyelesaikan masalah seorang pasien. Pengenalan tanda tidak
selalu membuahkan hasil karena memang seringkali belum pernah
menemui tanda tersebut. Untuk itu problem solving dengan berpikir
kritis perlu dilakukan oleh dokter yang masih pemula.
Semakin banyak kasus yang ditemui dan dipelajari, maka semakin
banyak tanda yang akan dikenali, dan ini akan mempermudah
penerapan pengenalan tanda.
Sayangnya seoran dokter yang sudah berpengalaman akhirnya lebih
menggunakan pengenalan tanda dibandingkan berpikir kritis. Hal
tersebut dapat dimaklumi karena seorang dokter ketika menjalankan
profesinya terkadang dituntut untuk cepat bertindak dan dibatasi oleh
waktu, sehingga pengenalan tanda akhirnya menjadi pilihan, khususnya
untuk seorang yang sudah berpengalaman.
Kesimpulan :
Sebagai seorang dokter seharusnya melakukan clinical reasoning
secara cermat dengan menggunakan penalaran dan berpikir kritis
dalam menyelesaikan masalah pasien.
Penerapan pengenalan tanda masih mungkin akan tetapi harus
dilakukan secara hati-hati karena resiko terjadi kesalahan dalam
mengambil keputusan klinis lebih besar.
Variasi antarindividu juga menjadi hal yang sangat penting untuk
diingat, sehingga proses berpikir secara kritis tetap diperlukan untuk
menghasilkan keputusan yang tepat.

35 | P a g e

KETRAMPILAN KOMUNIKASI
INTERPESONAL
Dr. Ade Kiki Riezky
Komunikasi???
Suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita
(informasi) antara 2 orang atau lebih dengan cara yg efektif sehingga
pesan yang di maksud dapat di pahami.
Elemen-Elemen Dasar Komunikasi
1. Sumber (pengirim)
2. Media Transmisi ,yaitu elemen yg mengirim data dari sumber ke
penerima
3. Penerima (receiver)
4. Tanggapan
5. Umpan balik (feed back)
Komunikasi Interpersonal

Def: Komunikasi langsung, tatap muka antara dua orang atau


lebih

Dalam pelayanan kesehatan, komunikasi interpersonal terjadi


antara petugas kesehatan dan kliennya, klien yang potensial, dan
anggota masyarakat

Merupakan pelengkap media massa.(iklan hanya memberi


informasi permukaan, sedangkan lebih dalam ada pada
komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien)

Komunikasi interpersonal dapat sangat mempengaruhi pasien


dalam menentukan apakah mereka menggunakan metode secara
tepat atau mereka kembali untuk tambahan pelayanan atau saran

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Dokter-Klien


Konseling klien yang efektif
Mempunyai 3 karakteristik:
1. Empati, menempatkan diri kita pada diri klien
36 | P a g e

2. Menghargai perasaan dan sikap orang lain


3. Jujur dengan perhatian, pertanyaan dan perasaan orang lain
Pengetahuan dan Keterampilan Yang Harus Dimiliki Seorang
Dokter

Pengetahuan ilmu perilaku yang relevan dengan ilmu kedokteran

Kemampuan untuk menilai situasi emosi pasien dan untuk


menciptakan hubungan pasien-dokter yang baik.(Keterampilan
interpersonal)

Kemampuan dokter untukmengenal baik dirinya sendiri supaya


menghilangkan sikap curiga atau masalah yang dapat merusak
hubungan pasien-dokter. (Ketterampilan intrapersonal)

Kemampuan untuk menciptakan iklim yang kondusif dan


mencegah kesalahn yang mendasar dalam hubungan dokterpasien.

Memiliki pengetahuan untuk membedakan faktor somatik dan


psikososial.

Mengetahui dampak psikologis dari pemeriksaan dan tindakan


terapi pada pasien.

Mempunyai pengetahuan yang mendasar dalam menciptakan


hubungan yang baik antara dokter dengan pasien anak-anak,
manula, pasien dengan penyakit stadium terminal.

Scientific Communication (Komunikasi


Ilmiah)
Dr. H. Arif Fadillah sppd, FINASIM
Pendahuluan.
Ilmu pengetahuan selalu berkembang
Manusia punya akal, utk selalu ingin tahu dan bertanya
Selalu berfikir, selalu mencoba mengkaitkan fakta dgn teori yg
diketahuinya
37 | P a g e

Setiap fakta baru yg diperoleh akan mempertinggi tingkat teori yg


dibuatnya
Perkembangan ilmu pengetahuan.
Semua ilmu pengetahuan bersumber dari kitab2 suci agama
Pada Al Quran banyak sekali sumber2 ilmu pengetahuan cikal
bakal ilmu-ilmu sosial, hukum, antropologi, kesehatan, astromi
dan lain-lain
Sekarang berkembang menjadi 2 kelompok besar yaitu :
- kelompok ilmu2 alamiah
- ilmu pengetahuan budaya.

38 | P a g e

Apa yang dilakukan :


Merupakan jembatan antara ahli dan awam
Mempercepat pertumbuhan karir
Menggunakan perangkat lunak
Teknik penulisan karya ilmiah
Tugas kita :
Menyiapkan dokumentasi yg akan dipakai
Jurnal dan tulisan asli sendiri, Laporan Penelitian, Buku, Publikasi,
Surat Kabar.
Makalah Ilmiah
Tulisan yang akan dipublikasikan dari hasil penelitian
Tulisan memenuhi persyaratan utk suatu karya tulis ilmiah
Penulisan Ilmiah: Mudah kalau tahu caranya
Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional
Tujuan utama bahasa nasional adalah sebagai lambang
kebangsaan, lambang identitas bangsa, alat pemersatu, dan alat
komunikasi antar daerah.
Wilayah Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku, budaya,
ras merupakan kekayaan dan kekhasan yang perlu dijaga dan
dijunjung tinggi martabatnya
Sejarah Ejaan di Indonesia
1. Ejaan Ch. A. Van Ophuysen

39 | P a g e

Ejaan ini berlaku sejak tahun 1901 berdasarkan rancangan


Charles Andrian van Ophusen dengan bantuan Engku Nawawi dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
2. Ejaan Soewandi
Ejaan ini ditetapkan pada tahun 1947 dengan Surat Keputusan
Menteri Pengajaran, pendidikan, dan kebudayaan No. 264/Bhg.
A.Tanggal 19 Maret 1947. Ejaan ini dikenal dengan nama panitia ejaan
Republik.
3. Ejaan Baru Bahasa Indonsia
Ejaan ini berlaku sejak tahun 1967 yang dipelopori oleh Anton
Moeliono.
4. Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan disahkan oleh presiden Soeharto
secara resmi pada tanggal 17 Agustus 1972 (Balai Bahasa).
Pengertian Karya Ilmiah
Tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode
tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan
isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya
(Ekosusilo. M, 1995:11).

Adapun tulisan dapat disebut tulisan ilmiah apabila:


Mengandung suatu masalah beserta pemecahannya
Masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita
Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa
(EYD)
Tulisan disusun dengan metode tertentu
Tulisan disusun menurut sistem tertentu.
Susunan tulisan.
Judul
40 | P a g e

Abstrak

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Bahan dan Metode

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

IMRAD
(Abstract ringkasan)
Introduction Pendahuluan
Methods Metode penelitian
Results Kesimpulan yang diperoleh
And
Discussion Apa makna kesimpulan tersebut

Judul.
Menarik, singkat, tepat, tidak menyesatkan, informatif, deskriptif,
dan tepat untuk dibicarakan.
(Mengembangkan judul dalam 4 langkah - Lileyman, 1988, p441).
Pendahuluan.
Mengapa anda melakukan penelitian?
Menjelaskan apa yg akan dikerjakan
Tetap ringkas
Pastikan anda sudah memahami studi yg mirip sebelumnya
Yakinkan pembaca
Jangan membingungkan pembaca
Tinjauan pustaka.
41 | P a g e

Dasar penelitian dilakukan.


Tulisan2 sebelumnya yg berhubungan dgn penelitian.
Metode
Studi disain
Siapa, apa, mengapa, kapan, dan dimana?
Randomisasi, penilaian buta (double blind)
Kriteria yg dimasukkan atau dikeluarkan dari penelitian
Analisa data
Apakah hipotesis benar diuji?
Hasil
Apa yang ditemukan?
Buatlah presentasinya.
Hasil disajikan dalam tabel XZ dan AC angka.
Bedakan dengan jelas antara data dan hasil.

Diskusi.
Ringkasan bidang penyelidikan
Kami menyimpulkan ...
Studi ini menemukan ...
Konteks studi literatur
Finishing off
Barangkali ...
Mungkin ...
Penelitian lebih lanjut diperlukan ...
Berikut masalah lain dipecahkan
Kesimpulan yang harus didukung oleh data
Ucapan Terima Kasih
Abstrak
200-300 kata

42 | P a g e

Tersusun :
- konteks
- tujuan
- disain
- setting
- peserta
- intervensi,
- ukuran hasil utama
- hasil
- dan kesimpulan
Rujukan bahan bacaan.

Sistem nomor.

Pada cara ini, tiap rujukan diberi nomor sesuai dgn urutan
penunjukannya didalam makalah, yang diletakkan dantara 2
tanda kurung, baik dibelakang nama penulis, akhir pernyataan,
atau
akhir
kalimat.
Untuk penunjukan yg lebih dari satu, digunakan nomor-nomor
yg bersangkutan, yg dipisahkan dgn koma.

43 | P a g e

Sistem nama dan tahun (Harvard).


Daftar rujukan disusun secara alfabetis berdasarkan nama
penulis, dgn meletakkan nama keluarga atau pengganti nama
keluarga
didepan.
Dicantumkan tahun publikasi dalam tanda kurung dibelakang
nama (keluarga), atau mencantumkan nama keluarga penulis dan
tahun didalam kurung dgn membubuhkan tanda baca koma
diantaranya.
Apabila nama penulis lebih dari satu orang, maka dibelakang
tahun dibubuhkan tanda titik koma sebelum nama penulis
berikutnya.

Sistem kombinasi alfabet dan nomor.


Pada cara ini didalam makalah diberi nomor seperti pada butir 2
dan pada daftar rujukan nama penulis disusun secara alfabetik.
Antara nama keluarga dan nama diri diberi tanda koma.
Antara
nama-nama
penulis
diberi
tanda
titik
koma.
Pada akhir nama penulis diberi tanda titik dua yg kemudian diikuti
dgn
judul
makalah.
Dibelakang judul makalah ditulis nama majalah yg disingkat
menurut aturan yg baku, kemudian beri tanda titik
dibelakangnya, kemudian tulis volume majalah kemudian titik
dua, halaman pertama dan terakhir, dan dibelakang ditulis tahun
dalam tanda kurung.

44 | P a g e

Sistem Vancouver.
Cara ini telah disepakati oleh para editor majalah ilmiah
berbahasa Inggeris, pada pertemuan di Vancouver Britis
Columbia,
USA,
bulan
Januari
1978.
Tujuannya menyeragamkan atau membakukan cara penulisan
makalah
ilmiah
diseluruh
dunia.
45 | P a g e

Dunia kedokteran di Indonesia juga memakai sistem Vancover ini


utk penulisan daftar rujukan.

Teknik Komunikasi
Dalam penyampaian makalah ilmiah, kita harus tahu :
- apakah penyampaian didepan orang banyak, kelompok kecil
46 | P a g e

atau perorangan
- tingkat pengetahuan latar belakang pendidikan- lawan kita
berbicara
- alat bantu yang akan dipakai (audio visual
- penggunaan kata-kata yg mudah dimengerti oleh pendengar
(audiens)
- tujuan dan kebutuhan audiens.
Disimpulkan perlu diketahui :
1. Pendengar (audience)
2. Lamanya waktu presentasi
3. Sifat dari presentasi (formal atau nonformal).

HUBUNGAN DOKTER PASIEN


Dr. Imam Zahari
HUBUNGAN DOKTER PASIEN

Kontrak Teurapetik

Unik

Dasar Kepercayaan

Eksplisit: Lisan / Tertulis

Implisit

1. Esensi hubungan dokter pasien

Umumnya hubungan biomedis aktif- pasif dimana superioritas


dokter terlihat jelas berat sebelah, tidak sempurna.
47 | P a g e

Idealnya hubungan mendekati pesamaan hak antar manusia.

Selain itu juga harus ada kepercayaan. Tanpa kepercayaan


yang melandasi hubungan medik upaya penyembuhan dokter
akan sia-sia.

Dokter memainkan peran penting sebagai sosok yang memiliki


kredibilitas tinggi.
Kredibilitas terdiri dari 2 komponen :
1. Keahlian (expertness )
Hubungan dengan kemampuan menangani penyakit
Dianggap cerdas mampu, ahli, tahu banyak berpengalaman atau
terlatih
2. Kepercayaan ( truthworthness)
Berkaitan dengan watak, sebagai penolong terpercaya.
Meyakinkan pasien tidak akan merugikan pasien , senantiasa
berbuat baik, menghargai kepentingan pasien dan berlaku adil.

Pola hubungan berdasarkan sosial budaya dan penyakit pasien :

Activity-passivity

Hubungan orang tua-anak, pola klasik. Dokter sepenuhnya


melaksanakan ilmunya tanpa campur tangan pasien.

Guidance-cooperation

Hubungan berupa membimbing, kerjasama orang tua-remaja.


Biasanya pada keadaan pasien tidak terlalu berat. Kerjasama
diwujudkan dengan nasihat atau anjuran dokter.

Mutual-participation

Filosofinya manusia memiliki martabat dan hak yang sama. Pada


pemeliharaan kesehatan, medikal chek up, penyakit kronis. Pasien
sadar aktif mengobati dirinya.
48 | P a g e

Ciri profesionalisme yang melekat pada dokter :

Kejujuran

Integritas

Kepedulian terhadap pasien (duty of care )

Menghormati pasien

Belas kasih ( compassion ) pada pasien

Sopan santun kepada pasien

Pengabdian
yang
berkelanjutan
untuk
mempertahankan
kompetensi pengetahuan dan ketrampilan tekhnis medis.

Profesionalisme memperhatikan keseimbangan antara harapan


kesembuhan pasien yang merupakan kuasa Tuhan dengan upaya
maksimal yang dilakukan dokter ( sebagai hamba Tuhan ) dengan
keluhuran budi pekertinya sebagai penolong pasien

2. Aspek hukum hubungan dokter-pasien.

Dokter dan pasien adalah 2 subjek hukum yang terkait dalam


hukum kedokteran

Ke duanya membentuk
hubungan hukum

Pelaksanaan keduanya diatur dalm peraturan tertentu agar


terjadi keharmonisan dalam pelaksanaannya

Hubungan hukum antara dokter dan pasien ada 2 macam :

baik

hubungan

medik

maupun

1. Hubungan karena kontrak ( transaksi terapeutik )


2. Hubungan karena undang-undang
3.

Kesetaraan dalam hubungan dokter-pasien


Kesetaraan bukan :

Atasan-bawahan , superior-inferior, objek dari pekerjaan

Kesetaraan berpengaruh terhadap pertukaran informasi

Tipe dokter dalam memberikan pelayanan :

Enggan menjawab walau pasien bertanya


49 | P a g e

Tidak kooperatif. Pasien sulit mempercayai.

Bersedia menjawab apabila ditanya dan hanya menjawab sebatas


pertanyaan pasien
Tipe ini mungkin tidak membuka peluang kepada pasien bertanya
kalau menganggap pendidikan pasien rendah.

Bersedia menjawab pertanyaan pasien, mau bertanya serta


menambah informasi-informasi lain yang sesuai dengan tujuan
kesehatan pasien merupakan gambaran yang diharapkan, ideal,
sabar mendengar dan pandai menggali informasi, pandai
berempati, sehingga pasien percaya penuh kepada dokter dalam
upaya penyembuhan penyakitnya.

Pasien yang cerdas


Di negara maju pasien diharapkan mempersiapkan diri sebelum
berkunjung kedokter dengan mengisi formulir riwayat kesehatan
( health Story ) sejujur-jujurnya. Antara lain :
1. Kondisi kesehatan diri dan riwayat penyakit keluarga
2. Kebiasaan kehidupan sehari.
3. Masih mengkonsumsi obat-obatan tertentu
4. Pernah mengalami operasi
5. Kehamilan
6. Melampirkan
dilakukan

dokumen

hasil

pemeriksaan

yang

pernah

Juga diharapkan pasien mempersiapkan diri akan pertanyaan yang


ingin diketahui dokter:

Mengapa sampai sakit, dan apa penyebab penyakitnya

Bagaimana penyakit bisa didapat, penularan, keturunan

Berapa lama sebenarnya penyakit timbul pada tubuh

Bagaimana proses pengobatannya apa rencana dokter dalam


upaya penyembuhan

Apakah bisa sembuh atau permanen/menetap pada tubuhnya


atau bahkan memburuk
50 | P a g e

Jika harus dilakukan operasi apa baik buruknya resiko dan


bagaimana bila menolak

Setelah diperiksa dokter memberikan nasihat al :

Mengkonsumsi obat sesuai aturan

Menghentikan atau mengurangi konsumsi makanan tertentu


termasuk merokok dan alkohol

Menganjurkan berolah raga teratur

Mengkonsumsi makan tertentu

Menganjurkan memeriksakan diri secara teratur pada penderita


tertentu

Mengingatkan menggunakan fasilitas askes atau asuransi lainnya

Menginformasikan tentang rencana pengobatan selanjutnya atau


perlu merujuk ke yang lain.

Dalam memberi nasihat diharapkan dokter dapat menunjukkan sifat


profesional al :

Menyikapi dengan bijaksana perbedaan tiap pasien keterbatasan


pengetahuan dan kemampuan sosial ekonominya

Bersikap ramah kepada pasien dan menyakinkan bahwa ia


sungguh-sungguh berupaya dan berdoa agar pasien segera
sembuh dan mengingatkan upaya penyembuhan adalah upaya
bersama. Menjelaskan rencana tindakan medik yang diharapkan
dapat diikuti pasien.

Persetujuan tindakan medik / informed concent

Pasien harus memberikan persetujuan terlebih dahulu sebelum


tindakan medis dilakukan, persetujuan bisa tertulis maupun lisan,
bahkan pada keadaan tertentu persetujuan itu tersirat dari
jalannya komunikasi.

Umumnya tindakan medis yang beresiko berat seperti operasi,


pemberian sitostatika persetujuan diberikan tertulis

Informed concent merupakan hak pasein dan dokter berkewajiban


menjelaskan segala sesuatu mengenai penyakit pasien untuk
memperoleh persetujuan dilakukannya tindakan medik. Jadi
persetujuan diberikan pasien setelah mendapatkan informasi.
51 | P a g e

Unsur apa saja yang harus diinformasikan

Siapa yang berhak memberi informasi

Siapa yang berkewajiban memberikan persetujuan

Unsur yang perlu diinformasikan :

Prosedur yang akan dilakukan

Risiko yang mungkin terjadi

Manfaat dari tindakan yang dilakukan

Alternatif dari tindakan ayng dapat dilakukan

Prognosis ( ramalan ) atau perjalanan penyakit

Perkiraan biaya pengobatan

Yang berhak memberikan persetujuan secara yuridis adalah


pasien sendiri, kecuali bila tak cakap hukum atau dalam keadaan
tertentu.

Dalam pasien gawat darurat atau tidak sadar, dokter boleh


melakukan tindakn atas dasar penyelamatan jiwa tanpa perlu
informed consent

Dimana dalam keadaan tidak sadar akan menyetujui apa yang


pada umumnya disetujui oleh pasien yang berada dalam kondisi
dan situasi yang sama. Dikaitkan denga pasal 1354 KUH Perdata

EVIDENCE BASED MEDICINE


Dr. Chairul Zulfi M.Si
Evidence Based Medicine (EBM)
Menggunakan segala pertimbangan bukti ilmiah (evidence) yang
sahih yang diketahui hingga kini untuk menentukan pengobatan pada
penderita yang sedang kita hadapi.
Merupakan penjabaran bukti ilmiah lebih lanjut setelah obat
dipasarkan dan seiring dengan pengobatan rasional.
52 | P a g e

What is the level (L) of evidence ? (TGA)

L1a. Randomized controlled trial (best evidence)

L1b. Meta-analysis (pros and cons)

L2. Retrospective analysis (case-control studies)

L2. Prospective follow-up (cohort studies)

Cross-sectional population (prevalence studies)

Previous reviews (position statements)

Clinical interventions (non-randomized)

A comprehensive evaluation of all data is the best approach!


Safety data (important element !)
How is loe implemented in Recommendation Guidelines?

Levels of Evidence for Heart Failure:


A. Data derived from multiple rcts.
B. Data derived from a single randomized
Trial or non-randomized studies.
C. Consensus opinion of experts was the primary

Source of recommendation.
Strength of Recommendation:

Class I: Conditions for which there is evidence/general agreement


that a given procedure/therapy is useful and effective.

Class II: Condition for which there is conflicting evidence or


divergence
of
opinion about the usefulness /efficacy of
performing the procedure /therapy.
Class iia: in favor of usefulness
Class iib: usefulness is less well established

Class III:
Condition for which there is evidence/general
agreement that a procedure/therapy is not useful/effective and
may be harmful.
53 | P a g e

The strength of evidence does not necessarily reflect the


strength of recommendation. A treatment may be considered
controversial although it has been evaluated in cts; conversely, a
strong recommendation may be based on years of clinical
experience and be supported only by historical data or by no data
at all.

Disini conflict of interest dari penilai dijaga ketat!!

Drug Safety in increased focus around the world

Increasing number of drug withdrawals because of harmful


effects (recently: Prepulsid, Posicor, Hismanal, Rezulin,
Lipobay, etc).

Scientific report on epidemic proportions of serious adrs in


hospitalized patients. (Lazarou, JAMA 1998)

Medical mistakes (45.000 deaths/annually) and medication


errors (28%) are reported, including under-utilization of proven
drug therapies. (US Institute of Medicine, 2001)

Effects of Inhaled Glucocorticoids


Premenopausal Women,

By Elliot Israel, M.D., Taruna R., Banerjee, M.P.H., Garrett M.


Fitzmaurice, Sc.D., Tania V.

Kotlov, M.S., Karen lahive, M.D., and Meryl S. Leboff, M.D.;

The New England Journal of Medicine, September 27, 2001.

Background

Here is the important background information that the authors


give us:

-consensus reports recommend increased use of inhaled


corticosteroids (also referred to as glucocorticoids) for patients
with asthma,

on

Bone

Density

in

-it is known that oral corticosteroids accelerate bone loss, and


tha fractures occur in 30 to 50% of patients on oral corticoids,
-it is not clear, however, whether inhaled corticosteroids
accelerate bone loss.

54 | P a g e

ES obat kronis dapat diperkirakan dari parameter Chronicity


Index

EBM sebenarnya merupakan cara yg biasa dilakukan dalam


proses penilaian suatu obat baru yg akan dipasarkan. Disini malah
diperlukan juga penilaian animal dan in-vitro studies.
Perbedaannya:
* Penilaian obat pra-pemasaran mempertimbangkan seluruh
masyarakat,
* EBM menimbang untuk satu pasien.
EBM in terms of Benefit-Risk Ratio

The seriousness of the problem to be treated

The efficacy of the drug you intend to use

The seriousness and frequency of possible adverse effects

The efficacy of other drugs which might be used instead

The safety of other drugs which might be used instead.

Bagaimana dokter bisa mengerti EBM ?

Evidence
perlu
diterapkan
penyakit/komplikasi-nya.

pada

penderita

dg

segala

Evidence berubah menurut perkembangan ilmu.

Perlu CME model baru untuk mensosialisasikan pengetahuan baru


ini.

Forum seminar biasa tidak lagi adekuat.

Pengobatan profesional membutuhkan paradigma baru dalam


CME.

Untuk menunjang EBM, FDA telah melakukan perubahan label


indikasi obat sewaktu ijin pemasaran melalui undang-undang. Misalnya:
Indikasi antibiotik yang luas, seperti untuk upper respiratory tract
infection, terdiri dari banyak lokasi yang kuman penyebab maupun
antibiotiknya berbeda.
Respiratory Tract Infections (FDA Points to Consider doc.)
55 | P a g e

The terms of URTI and LRTI are being refined by more specific
infections:

Community-acquired pneumonia (CAP)

Nosocomial pneumonia

Acute bacterial exacerbations of chronic bronchitis

Secondary bacterial infections of acute bronchitis

Acute otitis media

Acute sinusitis

Streptococcal pharyngitis

(More indications may follow in response to industrys marketing


application of claims).
Community acquired pneumonia: (FDA Points to Consider
doc.)
Differentiation of CAP acc. To Label Claim:

Atypical pneumonia

Viral peumonia

Acute bacterial pneumonia

Aspiration pneumonia

Ventilator-associated pneumonia

Pneumonia in an immuno-compromised and/or neutropenic host.

Differentiation made for bacterial pneumonia:

Pediatric patients:
no sputum for culture
infants (3-24 mo) higher baseline value for fever
WBC count >15.000 usually assoc. With severe infection.
Radiographic findings different, etc

Geriatric patients: ..
56 | P a g e

Bagaimana dg penisilin G untuk CAP tanpa penyulit?

Intravenous crystalline Pen G, 3 - 5 juta Unit, setiap 3 jam


menghasilkan C max rata-rata + 20 45 g/ml*, yaitu 10 22 kali
> MIC S. Pneumoniae yg resisten, tapi tidak disebut dalam
informasi tabel tadi.

Rasio Cmax / MIC yang besar merupakan faktor daya bunuh


kuman (conc.dependant) yg ampuh.

CAP tanpa penyulit juga dianjurkan diobati di rumah untuk


menghindari nosocomial infection.

Bagaimana interpretasi hasil Lab yg tidak pas?


Nilai Widal yg dipakai untuk diagnosis tifus .
SGPT yg merupakan surrogate endpoint.
Hasil antibiogram yg mengikutsertakan AB yg tidak semestinya:
gentamicin (tidak pas) untuk kuman tifus,
tidak mengikutsertakan AB terpilih seperti flukloksasilin,
dikloksasilin atau penisilin G untuk Staph. Aureus atau
stretokokkus, tapi menyertakan berbagai sefalosporin,...
Dsb.
Lalu, bagaimana dg evidence pengobatan empirik yg tidak ada
uji klinik formal, tetapi sangat berguna?
Varisella: cukup mandi teratur, tidak perlu AB rutin
Parotitis epidemika: cukup permen karet.
Dikloksasilin atau flukloksasilin untuk staph. Resisten, juga
penisilin prokain tidak dipakai lagi.
Probenesid (dosis kecil) telah dilupakan untk gout, walaupun
65% merupakan masalah ekskresi asam urat (alopurinol diindikasikan untk masalah pembentukan urat {35%}).

57 | P a g e

EBM menjembatani Ilmu Kedokteran dan Hukum ?


EBM mulai dibutuhkan juga oleh seorang hakim menentukan apakah
suatu pengobatan tertentu sudah benar dalam persidangan. Diperlukan
ilmu (evidence) di belakang pertimbanga suatu testimoni seorang
saksi ahli. (JAMA Vol. 283 No.21, June 2000)
Juga, EBM menentukan harga saham pabrik obat, yang disebarkan
mass media ekonomi.
Namun, masih akan dijumpai berbagai kendala, karena ilmu
pengobatan dan EBM sendiri tidak sesederhana itu.
EBM is challenged by the very presence of neutraceuticals.

While orthodox medicine is requiring stricter use of drugs by


scientific evidence, unrestricted availability of alternative
methods and medicines are worldwide - most without even any
evidence of efficacy and safety - at a price that surpass new
pharmaceuticals.

Sepuluh Pedoman Pengobatan Rasional


1. Timbanglah manfaat-risiko dgn memperhitungkan prinsip Primum
non nocere.
2. Gunakanlah pertama-tama obat yg paling
kenalilah obat pilihan ini untuk setiap indikasi.

established, dan

3. Gunakanlah obat pilihan yg anda ketahui paling baik efeknya.


4. Batasilah pemberian jenis obat seminimal mungkin
5. Sesuaikanlah dosis obat untuk setiap penderita.
6. Gunakanlah dosis efektif terkecil.
7. Pilihlah cara pemberian obat yg paling aman, tanpa mengurangi
efektivitas.
8. Jangan memilih preparat terbaru, karena barunya.
9. Janganlah ketinggalan menggunakan obat baru yang (lebih) baik.
10. Cocokkanlah kebenaran data promosi pabrik obat.

58 | P a g e

EBM is perhaps not always applicable for many reasons:


Some times we cannot treat just the numbers.
Other times we cannot use statistics to treat a specific patient.
Large outcome studies includes patients with uncontrollable
variables.
Controlled clinical trials are not always flawless.
Pediatric cts have not been required until 1998, although
compulsory for adults since 1962.
Dose-finding studies are rare, not the least in pediatrics.
Ultimately: ask 3 specialists and you will get 2-3 different
answers. Equipoise of opinions should perhaps be set at around
70 : 30, or more.
Conclusion
Proper drug use should be promoted nationally.
Education on drugs and EBM must take a different approach
(not education by coercive, pharmaceutical marketing needs).
The cause of irrationalism is linked with a perpetuating error in a
larger (health) system.
Health and drugusepolicy must be established.
If the Health Department is failing, universities and the
profession should - morally take initiative.

59 | P a g e

EVIDENCE BASED MEDICINE 2


Dr. Chairul Zulfi, M.Si

Penerapan pendekatan dan metode pembelajaran dalam proses


pembelajaran berdasarkan bukti-bukti ilmiah terbaik yang ada.
(Harden et al, 1999)

Merupakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti ilmiah yang


berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence);
dengan (2) keahlian klinis (clinical expertise) dan (3) nilai-nilai
yang ada pada masyarakat (patient values).
( Sackett et al, 2000)

Suatu sistem atau cara untuk menyaring semua data dan


informasi dalam bidang kesehatan. Sehingga seorang dokter
hanya memperoleh informasi yang sahih dan mutakhir untuk
mengobati pasiennya. (Wirjo, 2002)

Langkah-langkah
1. Mengajukan pertanyaan klinik yang dapat
answerable question).

dijawab (asking

2. Melakukan pelacakan pustaka untuk menjawab pertanyaan


klinik.
3. Melakukan telaah kritis terhadap bukti ilmiah.
4. Melakukan integrasi antara bukti ilmiah yang valid, keahlian
klinik, dan nilai serta harapan yang ada pada pasien.
5. Melakukan evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di dalam
praktek.
Aspek-aspek
1. Aspek medik
2. Aspek ilmiah
dan terapinya.

Fungsinya untuk mengelola penderita.


:

Untuk mensurvey keluhan, kelainan fisik,

3. Aspek personal :
Hubungan dokter dengan penderita
menjadi lebih baik, kualitas dan profesionalisme menjadi lebih
baik.
60 | P a g e

4. Aspek sosial
:
Penerapan EBM secara luas akan
meningkatkan kesadaran serta perhatian masyarakat kepada
kesehatan.

Tujuan EBM

Dengan mengacu pada konsep evidence based medicine, dokter


tidak khawatir terhadap tuntutan malpraktek, karena telah
menjalankan tugas profesinya sesuai kaidah etika ilmu
kedokteran yang berbasis ilmiah, valid, dan reliabel.

Mengapa harus Evidence Based Medicine


1. Perlunya perubahan paradigma pengembangan pendidikan
kedokteran dari berbasis opini ke arah berbasis bukti-bukti penelitian
di bidang pendidikan kedokteran.
2. Informasi up-date mengenai diagnosis, prognosis, terapi dan
pencegahan sangat dibutuhkan dalam praktek sehari-hari.
3.Evidence Based Medicine adalah suatu tindakan yang
berlandaskan alasan yang ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Dalam hal ini tindakan medis, atau penanganan pasien
oleh seorang dokter. EBM sendiri merupakan integrasi dari bukti
penelitian, keahlian klinis dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat
Pada EBM terdapat langkah-langkah, yaitu:

Menformulasi pertanyaan dari pasien,

Mencari bukti,

Mengkritisi bukti,

Menerapkan pada pasien dan

Mengevaluasinya.

EBM mutlak dilakukan oleh dokter karena dengan ia melakukan


tindakan medis dengan berlandaskan bukti yang valid maka kualitas
dan profesionalisme dokter tersebut meningkat, tentunya berimplikasi
pada meningkatnya kesehatan masyarakat pada umumnya.
Bukti atau landasan ilmiah yang digunakan juga harus memenuhi
syarat berikut ini:
61 | P a g e

- Berasal dari penelitian yang metodologinya baik dan bukan


berasal dari 1 sumber saja.
- Penelitian bukan merupakan penelitian lama, setidaknya 5-10
tahun terakhir. Karena perkembangan dunia medis sangatlah
dinamis.
- Relevan, reliable, dan objektif.

ANAMNESIS
Dr. Arif Fadillah, Sp.PD FINASIM
HUBUNGAN :
DULU :

DOKTER

SEKARANG :

PASIEN

DOKTER

PASIEN

KELUARGA
DOKTER :
-

INTELIGENSIA BAGUS

SEHAT JASMANI DAN ROHANI

MAMPU BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK

RAMAH

SOPAN ETIKA BAGUS

RASA PERIKEMANUSIAAN

MENGUASAI ILMU KEDOKTERAN DENGAN BAIK

DAN LAIN SEBAGAINYA

Hubungan dokter pasien.


Hubungan antara profesional (dokter_) dan klien (pasien) :
- punya ciri khas
- bukan sekedar hubungan pemberi jasa dan penerima jasa
- pasien sudah mempercayakan hidupnya
- tidak berganti dokter
- dan lain-lain
Sepuluh azas etis seorang dokter menurut KIMBALL :
62 | P a g e

1. Dokter sadar akan motovasi, kebiasaan dan kemampuannya.


2. Kebiasaan dokter mengetahui sebanyak-banyaknya
keluhan maupun kepribadian pasien.

tentang

3. Adanya kemampuan empati dokter untuk memperlancar butir 2.


4. Kebiasaan dokter menjamin kerahasiaan hubungan dokter pasien.
5. Kewajiban dokter berlaku sebagai guru pasien.
6. Kewajiban dokter memberitahu kepada pasien segala tindakan
dan rencananya.
7. Kewajiban
dokter
berkesinambungan.

memberikan

pekayanan

yang

8. Kewajiban dokter menggunakan cara pendekatan ilmiah (medis)


dalam pemecahan masalah pasien.
9. Kemampuan dokter menilong pasien mengambil keputusan yang
terbaik untuk keadaannya dan keselamatannya.
10.
Dokter sadar
keterbatasannya.

akan

sifatnya

sebagai

manusia

dan

Dasar teknik komunikasi.


Terjadi melalui penyampaian pesan
penerima meaning (ideas dan feeling).

dari

pengirim

kepada

Komunikasi berhasil bila meaning yang dihasilkan adalah sama


seperti yang dikirim dan yang diterima.
Ada 3 prinsip komunikasi dokter pasien (menurut Fletcher) :
1. Semua segi dari sistem pelayanan kesehatan komunikasi dengan
pasien (penataan fisik, keramahan, warna, suhu, ventilasi).
2. Suatu istilah/kata yang dikomunikasikan pada akhirnya
menghasilkan meaning lebih merupakan pengertian yang
diperoleh oleh pasien daripada pengertian yang diberikan oleh
dokter. Oleh sebab itu seorang dokter harus mampu melakukan
komunikasi dengan pasien sedemikian rupa sehingga pengertian
yang diperoleh pasien sama dengan pengertian yang
disampaikan. Contoh : kaki bengkak.

63 | P a g e

3. Kerja sama yang maksimal dari pasien akan diperoleh bila


komunikasi yang terjadi menekankan pada tujuan dan
kepentingan yang sama antara dokter dan pasien.
Wawancara medis.
-

Untuk memperoleh data

Langkah awal pengelolaan pasien

Didapat dari komunikasi lisan dan bukan lisan bisa menangkap


isyarat tentang hal yang tak ingin disampaikan oleh pasien.

Didasari dengan empati.

Isyarat didapat dari :

Pelaksanaan wawancara.

64 | P a g e

Hubungan pasien dan dokter yang layak sesuai dengan etika


kedokteran.
-

Indikasi medis.

Keinginan pasien

Kualitas hidup

Gambaran kontekstual.

TUJUAN ANAMNESIS.

JENIS ANAMNESIS :
1. Autoanamnesis : anamnesis langsung terhadap pasien itu sendiri
2. Aloanamnesis : anamnesis terhadap keluarga/relasi terdekat atau
yang membawa pasien kerumah sakit
HAL PENTING DALAM ANAMNESIS :
- bersikap sebagai dokter yang profesional
- tunjukkan rasa percaya diri
- sikap ramah dan bersahabat
- buat pasien merasa santai dan merasa nyaman
- kenalkan diri kita, ucapkan salam, berjabat tangan
- setelah identitas pasien lengkap kita dapatkan, mulailah dengan
memberi pertanyaan
- biarkan pasien bercerita dengan kata-katanya sendiri
- tunjukkan perhatian kita kepadanya
- catat hal-hal penting
- perhatikan perilaku non verbal pasien
65 | P a g e

SISTEMATIKA DATA ANAMNESIS :


terdiri atas beberapa kelompok :
1. Identitas pasien
2. Riwayat penyakit sekarang (didahului
keluhan utama)
3. Riwayat penyakit terdahulu &
anamnesis sistem
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Riwayat pribadi, sosial ekonomi budaya
Identitas pasien :

Keluhan utama :
Adalah keluhan terpenting yang membawa
pertolongan dokter atau petugas kesehatan lainnya.

pasien

minta

Biasanya kita tulis singkat beserta lamanya, misalnya : badan panas


sejak 3 hari yang lalu.
Contoh pertanyaan :
- apa yang anda keluhkan/rasakan ?
- apa yang menyebabkan anda kedokter ?
- mulai kapan hal itu anda rasakan ?
Riwayat penyakit sekarang :
adalah riwayat penyakit pasien saat ini, dimulai dari akhir masa sehat.
Contoh pertanyaan :
- kapan penyakit anda dimulai ? kapan anda terakhir merasa sehat ?

66 | P a g e

Deskripsi keluhan (analisis gejala).


Untuk keluhan utama dan keluhan penting lainnya, lengkapilah secara
terperinci sebagai berikut :
-

Lamanya

Onset/awitan timbulnya mendadak/berangsur

Apa yang kemudian terjadi :


menetap atau periodik
frekuensi/kronologis/urutan waktu
bertambah buruk/baik

Faktor pencetus
kaitan dgn aktivitas se-hari2
hal yg dilakukan pasien utk
mengurangi keluhan

Gejala yg menyertai, berhubungan atau gejala tambahan

Lokasi dan penjalarannya

Sifat nyeri

Derajat/berat ringannya

Riwayat penyakit dahulu.


Penyakit2 yg pernah diderta, dicatat, tanyakan juga apakah pasien
pernah kecelakaan, operasi ataupu keadaan alergi (obat, makanan,
cuaca dll).
Hal diatas merupakan data penting, dan memberi informasi mengenai :
-

Apakah ada gejala sisa ?

Apakah ada kaitan dgn penyakit sekarang ?

Apakah ada pengaruh/kaitan terhadap pengelolaan pasien


selanjutnya ?
67 | P a g e

Contoh pertanyaan :
- pernah menderita penyakit
berat dalam hidup anda ?
- pernah mengalami masalah
emosional ?
- pernah mengalami
pembedahan ?
- apakah ada obat-obatan yg
pernah menyebabkan
gangguan pada anda ?
- pernahkah anda menderita
penyakit :
kapan

..

..
ANAMNESIS SISTEM : tulis semua keluhan dan kelainan patologis yg
bukan bagian penyakit sekarang dan belum dibahas dalam riwayat
peyakit dahulu.

68 | P a g e

Riwayat keluarga.
Anggota keluarga meliputi kakek, nenek, ayah, ibu, saudara laki-laki,
saudara perempuan, dan anak-anak pasien.
Tanya tentang umur, keadaan kesehatan bila masih hidup. Kalau sudah
meninggal, tanya umur waktu meninggal dan apa sebabnya.
Riwayat pribadi, sosial ekonomi dan budaya.
Tanya tentang tempat lahir, cara partus, peristiwa penting masa kanakkanak.Tentang riwayat pendidikan, pekerjaan (macamnya, jam kerja,
pengaruh lingkungan kerja, dll), asuransi, aktivitas diluar pekerjaan
(olahraga, hobi, organisasi dll), perumahan, perkawinan (lamanya,
jumlah anak, keluarga berencana, perkawinan sebelumnya),
tanggungan, makanan (teratur atau tidak, banyaknya, variasi, berapa
kali perhari dan seterusnya), tidur (lama, teratur, ventilasi, jumlah
orang dalam satu kamar tidur, penyebab gangguan tidur), kebiasaan
merokok, the, kopi, alkohol, obat, jamu atau narkoba.

Pertanyaan penutup.
Pertanyaan seperti ini bagus untuk diajukan, untuk menduga seberapa
jauh pemahaman pasien tentang penyakitnya.
-

Apakah yang anda rasakan saat ini ?

Menurut anda, apakah yang salah atau tidak normal pada diri
anda ?

Apakah ada pertanyaan yang ingin anda tanyakan ?

Anamnesis pada keadaan khusus.


-

Pasien diam

Pasien yang banyak bicara

Pasien dengan gaya multipel

Pasien yang cemas


69 | P a g e

Berikan jaminan rasa aman

Pasien yang marah dan tidak ramah

Pasien gaduh karena mabuk

Pasien depresi

Pasien menangis

Pasien yang menarik atau menggoda

Riwayat atau perilaku yang membingungkan

Pasien dengan tingkat inteligensia yang rendah

Kemampuan membaca

Hambatan bahasa

Gangguan pendengaran

Pasien buta

Pasien fatal : bila komunikasi dengan pasieb fatal atau akan


meninggal, kita akan mengalami problem dalam diri sendiri.

Menurut Kubler Ross ada 5 tingkat respons pasien yang diancam


kematian :
1. Memungkiri dan
isolasi
2. Kemarahan
3. Menawar
4. Depresi dan sedih
5. Menerima

Berbicara dengan keluarga/teman.


Beberapa pasien tidak bisa menceritakan penyakitnya dengan jelas.
Beberapa pasien lagi hanya bisa menceritakan sebagian dari
penyakitnya.
Cari orang kedua :
- suami
- isteri
- anak
- orang tua
70 | P a g e

- saudara
- teman

Menjawab pertanyaan pasien.


Pertanyaan pasien dapat merupakan pencarian fakta. Seringkali mereka
menyampaikan perasaan dan kekhawatiran. Hilangkan kekhawatiran
pasien dengan memberi perhatian dan jangan memberi jawaban yang
salah.
Contoh pertanyaan :
Pasien : Apakah ada efek samping obat
penurun tekanan darah ?
Dokter : Ada beberapa efek samping. Kenapa
anda bertanya demikian ?
Pasien : Saya membaca buku teman saya dan
dikatakan dapat menimbulkan impoten.
Perlu pengalaman dan pengetahuan yang cukup mengenai ilmu
kedokteran untuk bisa menjawab pertanyaan seperti ini, guna
menghindarkan kesalah pahaman atau bahkan menambah kecemasan
pasien.
Analisis data anamnesis.

Contoh anamnesis.
Tn. X, pria berumur 50 tahun, masuk keruang rawat penyakit dalam di
RS YZ, tanggal 1 Desember 2008 dengan :

71 | P a g e

Keluhan utama :
muntah dan buang air besar darah hitam, sejak 3 jam sebelum masuk
kruang rawat inap.
Riwayat penyakit sekarang:
Sejak 1 tahun yang lalu pasien sering mengeluh perut membesar, mual
dan kembung. Bila makan yang pedas pasien mengeluh begah diperut.
Pasien berobat kedokter dan dikatakan sakit radang hati dan mendapat
obat yang sering menimbulkan buang air kecil. Selama ini penyakit
pasien dapat dikontrol dengan obat obat dokter tersebut. Sejak 1 bulan
yang lalu keluhan mual dan kembung makin menghebat dan tidak
mempan dengan obat-obat yang selama ini dimakan.
Bahkan pasien mengeluh kadang-kadang muntah dan nafsu makan
menurun. Pasien pindah berobat kedokter lain dan dapat obat tablet
hijau dan putih, akan tetapi keluhannya tetap saja;
Sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluh sakit kepala dan badan pegalpegal. Sakit kepalanya berdenyut, denyut diseluruh kepala, serasa
hampir pingsan. Pasien makan obat-obat warung penghilang rasa sakit
termasuk jamu pegal linu atau puyer cap macan. Sakitnya berkurang
dwngan obat-obat tersebut. Kurang lebih 3 jam sebelum dirawat pasien
muntah dan buang air besar darah hitam. Muntah lebih kurang 2 gelas
air minum. Pasien merasa sangat lemah, dan oleh keluarganya dibawa
kegawat
darurat
RS
YZ.
Di instalasi gawat darurat, pasien dipasang selang lambung, dilakukan
pembilasan lambung dengan air es dan diberikan obat-obatan.
Terlihat dari selang lambung banyak darah merah yang keluar, dan
setelah diobati menjadi jernih. Lalu pasien dirawat diruang penyakit
dalam
RS
YZ.
Sebelumnya pada waktu berumur 10 tahun pasien pernah menderita
sakit kuning. Pada waktu itu pasien hanya beribat jalan kedokter
puskesmas.
Riwayat penyakit dahulu.
Tahun 1999 pasien dioperasi kakinya karena patah tulang akibat
kecelakaan lalu lintas.
Riwayat penyakit keluarga.
Ayah pasien sakit hati kronik sejak umur 30 tahun dan masih berobat
kedokter puskesmas sampai sekarang. Ibu sudah meninggal pada umur
70 tahun karena penyakit kencing manis.

72 | P a g e

BAHAN BACAAN :
1. PENUNTUN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN
FISIS, EDITOR : H.M.S. MARKUM DKK, PUSAT
PENERIBITAN DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT
DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS INDONESIA.
2. DIAGNOSA FISIK, EDISI IV, EDITOR HABIBAH
HANUM NASUTION DKK, LABORATORIUM ILMU
PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN.

ANAMNESIS
Dr. Arief Faisal
Pengertian
Merupakan tahap awal dari suatu rangkaian pemeriksaan thd
pasien
Pemeriksaan yg dilakukan dengan wawancara
Dapat dilakukan : Autoanamnese atau Aloanamnesis
Pada
Bagian
Autoanamnesis

Anak

Aloanamnesis

Tujuan anamnesis adalah


menyeluruh dari pasien

lebih

mendapatkan

penting
informasi

dari
yang

Juga untuk membina hubungan dokter dan pasien, shg


menimbulkan kepercayaan yang tinggi pasien terhadap dokternya
.
Kemampuan
Anamnesis.

yang

diperlukan

utk

keterampilan

Kemampuan dasar teknik komunikasi dan dasar hubungan dokter


pasien
Pemahaman
dijumpai

pengetahuan

mengenai

penyakit

yang

sering

Pemahaman mengenai struktur dan sistematika anamnesis


Peran Anamnesis dalam Diagnosis.
73 | P a g e

80 % diagnosis ditegakkan dari Anamnesis

Dapat ditentukan sifat dan beratnya penyakit

Dengan Aloanamnesis kemungkinan


asumsi dan persepsi orang tua

Anamnesis yang terarah mempermudah penegakan diagnosis

Seorang dokter
menyeluruh

Tugas utama dokter bukan mengobati penyakit, melainkan


mengobati pasien

hendaknya

terjadinya

melakukan

bias

pemeriksaan

karena

secara

Teknik Anamnesis.

Hrs bersikap sbg dokter profesional dan tunjukkan rasa percaya


diri

Buatlah pasien/keluarganya merasa santai, bersikap ramah dan


bersahabat

Pemeriksa dapat mengajukan pertanyaan yang lebih rinci dan


spesifik

Berikan kesempatan utk menceritakan riwayat penyakit sesuai


dengan persepsinya

Pada keadaaan gawat darurat, anamnesis terbatas pada keluhan


utama, bila keadaan sudah stabil baru anamnesis dilengkapi

Perlu dicatat dari siapa anamnesis diambil yang merupakan


sumber informasi
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN ANAMNESIS

74 | P a g e

IDENTITAS PASIEN

Merupakan bagian yang paling penting

Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal

Nama

Umur

Jenis Kelamin

Nama orang tua

Alamat

Umur, pendidikan dan pekerjaan orang tua

Agama dan suku bangsa

RIWAYAT PENYAKIT
KELUHAN UTAMA
Keluhan atau gejala penyebab pasien berobat
75 | P a g e

Keluhan utama tak selalu merupakan keluhan pertama yang


disampaikan orang tua pasien
Keluhan utama tidak harus sejalan dengan diagnosis utama
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Lamanya keluhan berlangsung
Sifat terjadinya gejala
Lokalisasi dan sifatnya
Berat ringannya keluhan dan perkembangannya
Terdapat hal yang mendahului keluhan
Baru pertama atau sudah pernah sebelumnya
Apakah ada yang menderita keluhan yang sama
Upaya yang telah dilakukan dan hasilnya

DEMAM
Keluhan yang paling sering dikemukakan
Terdapat pada penyakit infeksi maupun non infeksi
Perlu ditanyakan berapa lama demam berlangsung
Karakteristik demam perlu ditanyakan :

Timbul mendadak, remiten, intermitten, kontinu

Waktu kejadian

Apakah pasien menggigil, kejang, kesadaran menurun,


mengingau, muntah, mencret, sesak nafas, manifestasi
perdarahan

BATUK
Keluhan yang sering dikemukakan
Berapa lama, sering berulang atau kambuh
Sifat batuk : spasmodik, kering atau produktif
76 | P a g e

Sifat dahak : kekentalan, warna, bau, ada darah


Keluhan lain : sesak nafas, mengi, keringat malam, berat badan
menurun
Batuk pada pertusis sangat khas : spasmodik, non produktif,
panjang, seringkali disertai muntah
MENCRET
Seringkali menyertai gangguan traktus gastro-intestinalis atau
keluhan penyerta
Perlu diketahui apakah akut atau kronik
Perlu ditanyakan : frekuensi serta banyaknya feses, konsistensi,
warnanya, baunya, apakah disertai lendir/darah
Konsistensi tinja cair seperti cucian air beras, mengarah pada
Kolera/eltor
Tinja lembek disertai lendir/darah disertai dgn tenesmus : khas
untuk Amoebiasis

KEJANG
Harus diketahui frekuensi dan lama kejang
Kapan terjadinya, baru pertama atau berulang
Sifat kejang : tonik, klonik, umum atau fokal
Interval antara dua serangan, kesadaran waktu kejang dan pasca
kejang
Gejala lain yang menyertai : demam, muntah, lumpuh, penurunan
kesadaran
Pada bayi perlu diteliti riwayat kehamilan serta kelahiran bayi
MUNTAH
Sejak umur berapa keluhan muntah
Frekuensi muntah, sifat muntah
77 | P a g e

Jumlah muntahan, jenis muntah dan warnanya


Keluhan lain : perut kembung, konstipasi atau mencret, demam,
batuk spasmodik
EDEMA
Kapan edema mulai tampak, dimana dimulainya
Perkembangan edema apakah progresif lambat atau cepat
Apakah ada batuk, oliguria, sesak nafas, cepat lelah, berdebardebar, pucat, pernah sakit kuning
SESAK NAFAS
Sering berhubungan dgn penyakit saluran nafas dan penyakit
jantung
Saat keluhan sesak nafas, apakah berulang atau pertama kali
Apakah sesak timbul bila melakukan aktivitas fisik
SIANOSIS
Keluhan biru di selaput lendir dan ujung jari mengarah pada
penyakit saluran nafas atau penyakit jantung sianostik
Sianosis tanpa ggn pernafasan mengarah pada penyakit jantung
Ditanyakan bila sianosis timbul dan apakah berkaitan dgn
aktivitas fisik
Squatting : khas pada Tetralogy Fallot
Cyanotic spels : khas untuk PJB siannotik
IKTERUS
Mata pasien tampak kuning
Sering didahului air kemih berwarna kuning gelap
Pada neonatus ikterus sebagian besar fisiologis
Diperlukan pemeriksaan laboratorium
Ikterus patologis : timbul pada hari pertama atau peningkatan
kadar bilirubin yang meningkat atau kadarnya > 10 mg/dl
78 | P a g e

Keluhan yang sering menyertai ikterus : demam, sakit perut,


mual, muntah, lemah dan kurang nafsu makan
Pada Ikterus neonatorum perlu ditanyakan : kejang, demam, tidak
mau minum, muntah dan tinja berwarna dempul
PERDARAHAN
Saat timbulnya, lokalisasi, jumlah, apakah sudah pernah terjadi,
apakah ada keluarga yang mengalami hal yang sama
Pada perdarahan kulit perlu ditanya : trauma
Pada perdarahan hidung perlu ditanya apakah ada memasukkan
suatu benda
Keluhan lain : demam, perut yang membesar, pucat
Riwayat penyakit yang pernah diderita
Diperlukan utk membantu pembuatan diagnosis dan tatalaksana
penyakitnya sekarang
Misalnya alergi obat
Riwayat kehamilan ibu
Kesehatan ibu selama hamil
Berapa kali ANC
Apakah mendapat TT
Obat yang diminum pada usia kehamilan muda
Apakah ibu merokok atau minum minuman keras
Riwayat kelahiran
Kelahiran pasien harus ditanya secara teliti
Masa Kehamilan (cukup, kurang atau lewat)
Bila SC ditanya indikasinya
Ditanyakan berat badan dan panjang badan
Hal yang berhub dgn kelahiran : asfiksia, trauma lahir, infeksi
intra partum, ikterus
79 | P a g e

Riwayat makanan
Ditanyakan makanan yang dikonsumsi baik jangka pendek
maupun jangka panjang
Pada bayi ditanyakan pemberian ASI/PASI
Bila ASI apakah diberikan scr eksklusif
Cara pemberian : on demand atau ad libitum
Bila PASI, perlu ditanya : jenis, merek, takaran, frekuensi dan
jumlah setiap kali pemberian
Makanan tambahan : umur diberikan, jenis dan jumlahnya serta
jadwal pemberian
Intake makanan berperan pada kasus kelainan gizi dan gangguan
tumbuh kembang
Riwayat imunisasi
Status imunisasi : baik dasar maupun booster harus secara rutin
ditanyakan, khususnya BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis-B
Diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


Riwayat pertumbuhan
Dapat ditelaah dari KMS
Kurva TB menggambarkan status perkembangan sebenarnya, dari
pola tsb diketahui riwayat penyakit kronik, MEP, penyakit
endokrin
Pada balita : kurva BB penting utk mencerminkan riwayat
kesehatan anak
Riwayat perkembangan
Status perkembangan pasien perlu ditelaah secara rinci
80 | P a g e

Pada pasien dengan riwayat penyakit : asfiksia berat, PJB sianotik,


sindrom Down dapat mengalami hambatan perkembangan
Pada wanita perlu ditanyakan menars
Riwayat keluarga
Untuk mengetahui keadaan sosial, ekonomi, budaya keluarga
pasien
RESUME ANAMNESIS
Anamnesis mempunyai peranan yang
diagnosis dan tatalaksana penyakit

sangat

penting

dlm

Anamnesis tak terbatas pada masalah yang berhubungan dgn


penyakit sekarang, tetapi mencakup riwayat sejak dlm
kandungan ibu
Dengan anamnesis, selain diperoleh riwayat yang rinci dan
sistematis tentang penyakit sekarang, juga tergambar status
kesehatan dan status tumbuh kembang

Pembelejaran Secara Dewasa


Dr. Ade Kiki Riezky

Belajar dapat didefiniskan sebagai


pengalaman
dalam
mendapatkan
(keterampilan)

suatu proses,
ilmu
ataupun

atau
skill

Belajar membantu kita untuk maju dari pemula menjadi seorang


ahli dan memberikan kita ilmu serta kemampuan.

81 | P a g e

Belajar
memperkuat
otak
dengan
membangung
pola
pembelajaran dan mempercepat pola befikir kita ketika kita akan
belajar lebih.

Adult Learning pertama kali dilakukan oleh Malcom Knowles.


Dia menyusun beberapa karakter dari Adult Learning
Adult berarti mandiri dan mampu untuk mengarahkan diri
sendiri
Adult adalah kumpulan dari berbagai pengalaman hidup
dan pengetahuan yang terdiri dari berbagai macam
aktivitas yang saling berkaitan, tanggung jawab terhadap
keluarga, dan pengetahuan terdahulu
Adult berarti orientasi (tujuan) berdasarkan target.
Adult berarti Orientasi yang relavan (Sesuai).
Adult berarti berlatih, focus terhadap aspek pembelajaran
yang paling berguna dalam kerja.
Seperti pembelajar yang lain, Adult juga harus menunjukan
sikap menghargai atau ingin dihargai.

Secara Psikologi, Belajar adalah bagian dari cell assemblies (CA)


dan phase sequences (PS).

Contohnya anak-anak belajar dengan cara membangung kedua


hal tadi PA & CS. Sedangkan Orang dewasa (Adult) membutuhan lebih
banyak waktu untuk mengatur hal-hal tadi dari pada membuat yang
baru. Pengalaman serta latar belakang pendidikan kitalah yang akan
berperan dalam menolong kita dalam mempelajari sebuah konsep baru.

Diskusi kita asumsikan seperti belajar, dari hal yang paling dasar
hingga ke hal yang kompleks, seperti
(1.) Bertambahnya pengetahuan
(2.) Mengahafal informasi.
(3.) Mendapatkan ilmu dari berlatih menggunakannya
(4.) Mendifinisikan arti atau tujuan dari apa yang kita lakukan
(5.) Proses yang akan membuat kita mengerti
82 | P a g e

Aspek lain dari sebuah Adult learning adalah adanya motivasi.


Paling tidak 6 faktor ini adalah sumber motivasi atau tempat
terbentuknya Adult Learning:
Relasi dalam bersosialisasi
Harapan dari luar
Kesejahteraan sosial
Keahlian yang dimiliki
Rangsangan atau jalan keluar
Proses ketertarikan

Speed Reading
( Membaca Cepat)
Dr. Chairul Zulfi M,Si
Membaca
Definisi:
Kemampuan untuk mengidentifikasi kata-kata dan menyerap
informasi

Proses kognitif pemahaman pesan linguistik


yang
ditulis
untuk memeriksa dan memahami arti dari karakter yang ditulis atau
dicetak, kata-kata atau kalimat
Proses Utama Dalam Membaca
1. Identifikasi Mengidentifikasi dan mengenali informasi
2. Pemahaman Memahami pesan
3. Penyimpanan Menyimpan pengetahuan dalam memori
4. Mengingat Mengingat pengetahuan yang telah disimpan
Membaca Cepat

Membaca secara cepat (Speed reading) adalah suatu metode


untuk meningkatkan kecepatan membaca dengan tidak
menghilangkan pemahaman dari isi tulisan tersebut.

83 | P a g e

Membaca cepat
teks lebih cepat.

membantu

Anda membaca

dan memahami

Membaca cepat atau istilahnya Speed Reading sangat diperlukan


bagi orang yang ingin memahami lebih banyak dari artikel atau
buku dalam waktu singkat.

Membaca cepat diperlukan demi memenuhi tuntutan belajar di


Perguruan Tinggi yang membutuhkan tindakan efisien dalam
belajar dengan waktu yang singkat.

Meningkatkan Kecepatan Membaca


Setiaporang dapatmelipatgandakan kecepatan membaca sambilm
empertahankan pemahaman yang sama atau bahkan lebih tinggi.
Kesalahan Membaca Secara Umum
1. Membaca dengan tidak ada tujuan tertentu
2. Membaca kata per-kata
3. Tidak cepat menangkap informasi yang dibaca
4.
Gerakan
mata yang
salah
pada
membaca (horizontal daripada vertikal dan diagonal)

saat

5. Perbendaharaan kata yang kurang


6. Membaca ulang
7. Keyakinan yang salah bahwa
ke pemahaman yang lebih baik.

membaca lambat mengarah

8. Salah evaluasi
9. Kurang konsentrasi

10.

Membaca dengan tidak ada tujuan tertentu

Membaca menjadi sangat lambat ketika kita membaca dengan


tidak ada tujuan
84 | P a g e

Solusi:
Seorang
pembaca yang
dinamis memiliki
tujuan
tertentu yang jelas dari membaca bahkan sebelum ia / dia
mulai membaca materi
Seorang pembaca dinamis adalah orang yang
membuktikan jawaban atas pertanyaan ini :

mampu

Apa tujuan saya dalam membaca bahan ini?


Apa yang saya ketahui tentang subjek yang akan saya baca?
Apa pertanyaan yang ingin saya jawab?

Seorang pembaca yang dinamis mengidentifikasi dan


membaca materi yang dia percaya akan paling bermanfaat
untuknya
dan
membuang material
yang
tidak
akan memberikan manfaat

Tujuan membaca, Intensitas, dan Pemahaman

Tujuan Membaca:
1. Membaca untuk
2. Mencari fakta
3. Membaca untuk
4. Membaca untuk
5. Membaca untuk
6. Membaca untuk
7. Membaca untuk
8. Membaca untuk

kesenangan
latar belakang
Ujian
pemahaman
menulis
pengambilan keputusan
penguasaan

Tujuan yang
berbeda
membutuhkan pendekatan
berbeda. Membaca
kesenangan memerlukan perhatian sedikit, waktu
dan intensitas. Membaca
penguasaan membutuhkan perhatian
yang
besar,
dan intensitas.
Untuk penguasaan, untuk
alat pemahaman tambahan,
mapping dan menulis ulang akan dibutuhkan.

yang
untuk
untuk
waktu
mind

85 | P a g e

11.

Membaca kata per-kata

Mitos: jika Anda menghabiskan lebih banyak waktu pada kata-kata


individual, pemahaman akan meningkat
Koreksi:
- Baca kelompok kata (cluster, potongan, blok) daripada kata-kata
tunggal
- Lihat tiga atau empat kata pada satu waktu, jangan berhenti
tetapi bergerak
terus-menerus menyerap
informasi
- Meningkatkan keterampilan Anda untuk
membaca dua
atau tiga
baris pada satu waktu
Window Size

Sentence

Reading
Rate

3 letters

An experimxxx xxx xxxxxxxxx xx

207 wpm

9 letters

An experiment wax xxxxxxxxx xx

308 wpm

15 letters

An experiment was condxxxxx xx

340 wpm

12.
Gerakan
mata yang
salah
pada
membaca (horizontal daripada vertikal dan diagonal)

saat

Lambat membaca dikarenakan membaca dengan horizontal


atau terlalu dekat dengan bahan
Koreksi:
- Memperluas jangkauan pandang mata Anda sebanyak yang
Anda bisa dengan jarak yang cukup dari mata ke materi
- Baca vertikal (atas-bawah gerakan) dan
diagonal (zigzag) ke
bawah
- Untuk
mengurangi gerakan
mata, gunakan
tangan Anda
sebagai pointer dengan
jari tengah
atau telunjuk sebagai
pemimpin,bergerak ringan di atas teks
13.

Perbendaharaan kata yang kurang

Lambat membaca sering dikarenakan kurangnya


perbendaharaan kata, misalnya: berhenti membaca ketika
menemukan kata yang tidak dimengerti.

86 | P a g e

Koreksi:
- Lanjutkan membaca, skim kata asing. Lewatkan saja kata
tersebut atau gantilah kata tersebut sesuai konteks bacaan
- Anda harus mendapatkan gambaran besar,
ide utama, bukan arti dari sebuah kata asing
- Pelajari konstruksi kata: prefiks umum, akhiran, kata kerja, kata
benda, kata sifat, kata keterangan
- Cobalah untuk membuat daftar kata-kata yang umum digunakan
dalam bidang yang Anda minati. Membiasakan dengan katakata akan membuat lebih mudah untuk membaca lebih cepat.
14.
Membaca ulang
Membaca kembali kata-kata dan frase adalah kebiasaan yang
akan memperlambat kecepatan membaca
Koreksi:
- Konsentrasi, jangan biarkan pikiran Anda mengembara
15.
Salah evaluasi:
- Evaluasi adalah hal yang penting dalam
setiap langkah membaca: sebelum, selama, dan
setelah membaca
- Evaluasi aspek yang penting dan yang tidak penting
- Jangan mencoba untuk mengingat semuanya, cobalah untuk
mengingat bagian-bagian tertentu
16.
Kurang konsentrasi
Tidak peduli seberapa tinggi IQ Anda, Anda tidak akan
menyerap informasi apapun pada akhirmembaca
jika Anda kurang konsentrasi
Koreksi:
- Fokus ! Gunakan otak Anda untuk menemukan apa yang
Anda cari
- Jangan biarkan otak Anda mengembara ke dalam masalah yang
tidak terkait
- Konsentrasi meningkatkan kecepatan membaca Anda
Teknik Dalam Membaca Cepat
1. Teknik previewing baca/lihat sekilas,
2. Teknik scanning

baca materi yang dicari,

3. Teknik skimming baca ide pokok.


87 | P a g e

1. Teknik Previewing

Previewing adalah teknik membaca


gambaran teks secara umum.

untuk

mendapatkan

Hasil pengamatan Mikulecky dan Jeffries (1996), dengan


preview proses pemahaman informasi dapat dicapai dengan
cepat, bahkan bisa membantu pembaca mengikuti gagasan
penulisnya.

Hasil preview adalah mengetahui Judul, Penulis, interpretasi


Jenis atau Genre Bacaan, prediksi tentang isi tulisan

2. Teknik Scanning

Scanning adalah teknik baca cepat untuk mencari informasi


yang Anda diinginkan. Anda mencari ide atau kata kunci saja.

Seringkali anda sudah tahu apa yang anda kehendaki sehingga


pikiran Anda terfokus pada penemuan jawaban.

Scanning menggerakkan mata dengan cepat di setiap lembar


halaman. Scanning akan menjawab apakah sumber bacaan ini
relevan dengan kepentingan anda

Ketika men-scan, lihatlah tata tulis yang digunakan seperti,


penomoran, abjad, langkah-langkah seperti satu, dua, dst,
kata-kata yang tercetak tebal, miring, atau ukuran huruf yang
berbeda, gaya cetak atau warna. Seringkali Penulis akan
menempatkan ide pokoknya dengan cara ini.

Jika Anda membaca buku standar, gunakan indeks untuk


menemukan ide atau kata kunci.

3. Teknik Skimming

Skimming adalah teknik baca cepat untuk mengidentifikasi


ide pokok sebuah teks. Anda tidak perlu membaca kata per
kata seperti baca normal. Kecepatan baca anda 3 sampai 4 kali
lebih cepat dari biasa. Orang akan menggunakan teknik ini jika
88 | P a g e

begitu banyaknya bacaan yang harus dibaca dengan waktu


yang terbatas. Gunakan skimming untuk melihat apakah teks
tersebut sebidang dengan penelitian anda

Langkah-langkah skimming, awalnya sama dengan previewing


yaitu baca cepat judul, subjudul, lalu baca kalimat pertama
atau terakhir setiap paragraf karena biasanya ide pokok ada
pada posisi itu.

Ingat bahwa anda menggunakan skimming untuk mencari


informasi khusus bukan pemahaman secara menyeluruh. Ide
pokok juga akan tergambar pada fakta yang diberikan pada
tabel, grafik atau bagan.

Langkah-langkah Dalam Membaca Cepat


1. Sebelum membaca

Pertanyaan
- Apa tujuan saya dalam membaca materi ini?

Pikirkan tentang
mengapa
Anda ingin
membaca buku,
majalah atau
artikel jurnal.Apakah hubungannya
dengan
pekerjaan Anda? Apakah Anda ingin memperoleh beberapa
informasi yang akan membantu dengan pekerjaan Anda?
- Apa yang saya tahu tentang subjek yang akan saya baca?

Memungkinkan
Anda untuk
membangun basis
pengetahuan yang ada . Anda akan memanfaatkan informasi
yang
ada dan
link informasi
baru untuk
itu.
- Pertanyaan apa yang saya ingin jawab?

Apakah ada pertanyaan spesifik yang akan terjawab jika anda


membaca?

2. Selama Membaca

Pertanyaan
- Apa topik yang sedang dibahas sekarang?

Memahami gagasan
utama dari
bacaan,
kaitannya dengan tujuan anda membaca.

Kronologis, perbandingan, penyebab /


untuk umum (induktif), yang paling penting, dll.

:
dan bagaimana
efek,khusus

89 | P a g e

Mengenali bacaan akan


membaca dan
- Informasi apa yang diperlukan?

meningkatkan kecepatan
pemahaman

Skim dan menentukan


apakah
itu penting
untuk tujuan
Anda. Jika
tidak, Andabisa
melewatkan atau
skim perparagraf agar
tidak kehilangan
informasi penting.
- Apa topik akan datang selanjutnya?

Memungkinkan Anda
untuk
membentuk link kuat dalam
memori untuk materi yang telah dibaca.

3. Setelah Membaca

Pertanyaan
- Apakah bacaam
Anda?

Anda

memberi jawaban

:
atas pertanyaan

Apakah membaca menjawab pertanyaan Anda? Jika tidak, apa


yang hilang?

Memungkinkan Anda untuk


memilih materi yang
baik untuk menjawab pertanyaan Anda di masa depan.

lebih

Meningkatkan Pemahaman Anda


1. Baca
- Gunakan teknik membaca dinamis untuk
menentukan materi
apa
yang
ingin
dibaca
- Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
2. Meringkaskan
- Merangkum materi dalam pikiran Anda
3. Pertanyaan
- Merumuskan pertanyaan
tentang materi dan
mencoba untuk
menjawabnya
- Gunakan ringkasan mental Anda untuk menjawabnya.
4. Ulasan
- "Apakah saya mengerti apa yang saya baca?"
Tips Membaca Cepat
A) Konsentrasi
B) Awali sebelum membaca buku dengan konsentrasi, sehingga makna
dalam isi buku tersebut bisa dipahami.
90 | P a g e

C) Dimulai dengan menggunakan buku-buku dengan font tulisan yang


besar karena font tulisan kecil akan menyebabkan sulit dibaca,
D) Dimulai dengan buku-buku yang pernah anda baca sebelumnya.
E) Gunakan tangan atau jari anda untuk memudahkan anda membaca.
F) Istirahatlah jika anda telah membaca satu jam atau setengah jam
lebih. Hal ini untuk membantu menenangkan ketegangan pada otot
mata anda.

Kesimpulan

Kunci untuk teknik kecepatan membaca yang tepat adalah


untuk menentukan jenis informasi yang perlu Anda ketahui
sebelum, selama, dan setelah Anda membaca materi Anda

Mengabdikan waktu
ini setiap hari

Jangan
hanya mulai
membaca lebih
cepat - ini
tidak
akan memperbaiki
kebiasaan dasar
Anda membaca. Bahkan, akan
menghasilkan penuruan
pemahaman terhadap bahan bacaan

Sebaliknya, praktek keterampilan kecepatan membaca Anda


dengan kecepatan bertahap, meningkatkan level membaca
anda dengan tingkat kecepatan membaca

untuk membaca

dan melakukan

hal

MEDICAL TERMINOLOGY/
ISTILAH KEDOKTERAN
Dr. Ade Kiki Riezky
Istilah kedokteran

Proses akurat dalam menggambarkan tubuh manusia berikut


komponennya, kondisinya, proses-prosesnya dengan cara ilmiah.

Bangunan istilah
1. Akar Kata (Word Root)
2. Awalan (Prefix)
91 | P a g e

3. Akhiran(Suffix)
AKAR KATA

Turunan dari bahasa-bahasa seperti Yunani dan bahasa Latin yang


biasanya mendeskripsikan bagian tubuh tertentu.

Chiasm (persilangan <Inggris>) Chiasma Optikum

Nephr (ginjal<Yunani>) nephrektomi

Natus (lahir<Latin>) natal

PREFIX

Penambahan sebelum kata untuk memberi tambahan informasi


tentang lokasi organ, jumlah bagian dan waktu terkait prosesnya.

Contoh: supra artinya di atas (suprarenal)


ante artinya sebelum (antenatal)
post artinya setelah (postpartum)
inter artinya antara (interosseus)
per artinya melalui (per cutan,
pervaginam)

SUFFIX/AKHIRAN

Ditambahkan di akhir kata untuk menambah makna terkait


dengan kondisi, proses penyakit atau prosedur terkait dengannya.

Contoh:itis maknanya radang (pharingitis)


ogi maknanya ilmu (kardiologi)
uria artinya urin ( proteinuria)
algia artinya nyeri (analgesika)

PROSES LINGUISTIK

Yaitu aturan perubahan kata menjadi istilah tertentu, termasuk


istilah kedokteran.

92 | P a g e

Proses logis dari bahasa sains adalah menambahkan vokal (aiueo)


pada akar kata itu untuk melancarkan pengucapan, lalu
menambahkan akhiran. Jadilah ia bentuk kombinasi.

Contoh:
Nephr=ginjal
linguistik)Nephro

(Yunani)

(+vokal/

proses

Ogi = ilmu Nephrologi (ilmu tentang ginjal)

Itis = radang (akhiran) Nephritis (radang pada ginjal berakibat


gagal ginjal)

EPONIM

Istilah yang disandarkan pada nama orang yang pertama kali


menggambarkan kondisi yang berkaitan dengan itu.

Istilah yang berkaitan dengan nama tempat atau kelompok orang


tidak termasuk eponim ( penyakit Legionnaires, Lyme disease,
Demam Berdarah Ebola, dll)

Jurnal & Kamus masih memakainya

Alasan tidak perlu Eponim lagi


1. Eponim tidak memberi informasi selain informasi sejarah
2. Ada bias pihak Barat dalam pilihan nama
3. Sejarah kadang memberikan pujian pada orang yang tidak tepat
4. Istilah di satu negara tidak digunakan di negara lain
5. Beberapa Eponim ternyata mengacu pada satu penyakit yang
sama
Argumen tetap menggunakan Eponim
1. Eponim lebih mudah diingat dan lebih pendek daripada istilah
medisnya
2. Kadangkala nama medis kemudian terbukti tidak benar

93 | P a g e

3. Kadangkala sebuah sindrome tidak disebabkan oleh satu


penyebab, sehingga tak bisa disebut satu nama, lebih baik
menyebutnya dengan satu nama
4. Tetap mengenang orang yang bisa saja terlupakan jika memakai
istilah lainnya.
Contoh Eponim Anatomi

Achilles Tendon (Dewa Yunani Achilles)

Area Broca (Paul Broca)

Tuba Eustachii (Bartolomeo Eustachi)

Sel Langerhans (Paul Langerhans)

Badan Malpighi (Marcello Malpighi)

Ligamentum Cooper (Astley Cooper)

Tuba Fallopii (Gabrielle Fallopio)

Contoh eponim Penyakit

Epstein-Barr virus, suatu virus yg menyebabkan mononukleosis


infeksiosa.Ditemukan oleh Anthony Eipstein (ahli virus dari
Inggris) dan Yvonne Barr (dokter dari Perancis).

Kaposi sarcoma, suatu kanker kulit yg biasa di temukan pada


penderita AIDS. Ditemukan oleh Moritz Kaposi (ahli dermatologi
dari Austria).

Istilah Berdasarkan Tempat

Minamata Diseases yaitu penyakit akibat keracunan Mercury (Hg)


yg di temukan di daerah Minamata (Jepang).

Yellow Fever,suatu penyakit akibat gigitan nyamuk di temukan di


sungai kuning,China.

Susunan Konsep
Dr. Ade Kiki Riezky
Teori Ausubel
David Ausubel adalah seorang psikologis yang ahli dalam teorinya
yang membedakan makna belajar dari jalannya belajar.
94 | P a g e

Teori Ausubel sangat berkaitan dengan bagaimana cara seorang


individu memaknai belajar dari ucapan ataupun tulisan selama
belajar di sekolah, teori ini juga membantah teori yang
mengatakan bahwa belajar dikembangkan di laboratorium.
Teori Ausubel mengatakan bahwa the most important single
factor influencing learning is what the learner already knows (hal
yang terpenting sebuah faktor yang mempengaruhi belajaran
adalah ketika pembelajar <Siswa> telah mengetahui apa yang
dipelajarinya) (Ausubel, 1968).
Berdasarkan Ausubel, proses utama dari belajar adalah materi
baru yang berkaitan dengan ide yang relavan dalam sebuah ilmu
yang diketahui.
Ausubel juga memaparkan cara instruksi dengan metode terbaik.
Dia menekankan bahwa kemajuan yang dilakukan berbeda
denganyang
terlihat
ataupun
kesimpulan
yang
hanya
menekankan ide-ide
dengan
rincian
secara
semaunya.
Organizers act as a subsuming bridge (Ausubel, 1963) between
new learning material and existing related ideas.
Belajar memaknai berbeda dengan cara belajar
Cara belajar
Semaunya,
tekstual,
tidak
adanya
penggabungan
pengetahuan baru kedalam konsep yang sudah terstruktur.
Tidak ada upaya untuk mengintegrasikan pengetahuan
baru dengan konsep yang telah terstruktur.
Belajar tidak
berhubungan
dengan peristiwa atau benda.

dengan pengalaman

Adanya komitmen untuk


pengetahuan yang baru.

sebelum

belajar

menerima

Belajar memaknai
Teratur, Non tekstual, dapat mengintegrasikan pengetahuan
yang telah didapat dengan konsep yang telah ada.
Adanya upaya lebih untuk memahami pengetahuan yang
telah dimasukan kedalam struktur ataupun yang masih
diluar struktur konsep.
95 | P a g e

Belajar berkaitan dengan pengalaman suatu kejadian atau


objek.
Adanya komitmen untuk belajar sebelum diberikannya
pengetahuan baru.
Novaks Concept Mapping Technique
The concept mapping technique was developed by Joseph D.
Novak at Cornell University.
Novak concluded that "Meaningful learning involves the
assimilation of new concepts and propositions into existing
cognitive structures".
Novaks work was based on the theories of Ausubel.
Novak and Gowan (1984) have developed a theory of instruction
that is based on Ausubel's meaningful learning principles that
incorporates
"concept
maps"
to
represent
meaningful
relationships between concepts and propositions.
Map Kognitif adalah kind of visual road map showing some of the
pathways we may take to connect meanings of concepts.

Berdasarlam Novak dan Gowan, struktur konsep


berhubungan dan terstruktur berdasarkan tingkatnya.

haruslah

o Pada umumnya, konsep yang lebih inklusif haruslah berada


pada bagian atas sebuah struktur, sedangkan yang spesifik
terletak pada bagian paling bawah
Apa itu konspe mapping atau susunan konsep?
Konsep
mapping adalah
pengetahuan dalam grafik.

teknik

untuk mewakili

Grafik pengetahuan adalah bentukkan dari jaringan berbagai


konsep.
Jaringan terdiri dari berbagai node dan link.
Nodes represent concepts and links represent the relations
between concepts.
Setiap konsep dan link diberikan penjelasan.
96 | P a g e

Link dapat berupa tunggal, dua, ataupun jamak.


Berbagai konsep dan link dikatagorikan sebagai,

Hanya gabungan sederhana

Spesifik atau

Dibagi dalam katagori yang sementara ataupun permanen.

Tujuan membuat pemetaan konsep (Susunan Konsep)


Untuk memunculkan ide-ide (brain storming, dll
Merancang struktur yang rumit (kompleks) (banyaknya teks,
hypermedia, Situs web, dll.)
Mengkomunikasikan ide-ide yang kompleks
Membantu belajar
dengan
pengetahuan baru dan lama

eksplisit

mengintegrasikan

Untuk menilai pemahaman atau mendiagnosis kesalahpahaman

Pemetaan konsep sebagai alat belajar siswa


Memperlajari materi khusus
Pemetaan konsep digunakan oleh siswa untuk membuat
catatan
Untuk mengatur catatan kelas ataupun materi non-kelas.
Mengintegrasikan isi pembelajaran
Untuk menggabungkan berbagai materi kedalam konsep
yang telah dipelajari.
Mengintegrasikan materi pada program yang berbeda
Seringkali siswa gagal untuk melihat hubungan antara kelas
yang berbeda yang telah mereka ambil.
97 | P a g e

Konsep pemetaan dapat menumbuhkan pemahaman siswa


tentang
bagaimana program
yang
berbeda berhubungan jika mereka peta konsep terkemuka
dari program yang berbeda yang telah mereka ambil (e.g.
Compose one map of terms from a statistics class and a
research design class).
Untuk menilai pembelajaran mereka sendiri. Peta konsep dapat
digunakan untuk
menilaiperubahan
dan pertumbuhan
dalam pemahaman
konseptual
siswa sebagai hasil
dari
instruksi yang diterima dalam kursus tersebut.
Belajar dapat
dievaluasi sebelum
kursus dimulai (untuk
mengevaluasi siswa
berdasarkan
pengetahuan
sebelumnya),
selama
semester,
dan/atau
pada
akhir semester (untuk
mengevaluasi
pengetahuan
siswasetelah kursus semua materi telah tertutup).
Peta
konsep dapat
digunakan
untuk mengevaluasi
perubahan dalam belajar dari waktu ke waktu dan untuk
mengevaluasi akhir pengetahuan saja.
Sebuah peta
konsep dituntut
dapat
memberikan
umpan
balik kepada
siswa sehingga ia dapat
memeriksanya
akan
pemahamannya terhadap bahan yang diterima dan disimpulkan
apakah ada bagian yang hilang.

1. Mengidentifikasi istilah penting


sertakan pada peta Anda

atau konsep

yang ingin

Anda

Ada tiga strategi untuk mengidentifikasi konsep-konsep penting


untuk mencakup konsep-konsep di peta konsep:
o Instrukturlah yang memberikan daftar istilahnya dan
murid tidak diperkenankan untuk memberikan ide
o Instrukturlah yang memberikan daftar istilahnya dan
murid diijinkan untuk memberikan ide
o Beberapa murid memberikan ide-ide mereka dalam suatu
pembahasan

98 | P a g e

Untuk pemula yang menggunakan peta konsep, disarankan


menggunakan aturan dasar yang telah ditetapkan.
2. Aturlah konsep sehingga dapat mewakili informasi
Konsep bisa dipilih secara terstruktur ataupun tidak.
Setiap penggunaan yang terstruktur ataupun tidak dapat
memiliki manfaat yang berbeda.
Untuk pemula dianjurkan untuk membuat catatan kecil agar
dapat memudahkan untuk membuat peta konsep yang baik di
akhir nanti.
3. Gunakan
bentuk-bentuk
oval
ataupun
menyatakan sebuah informasi penting

lingkatan

untuk

Setiap oval ataupun lingkaran hanya berisi satu buah istilah,


dan istilah tetap diperbolehkan lebih dari satu.
4. Gunakan garis serta tanda panah untuk menghubungkan suatu
istilah atau kejadian yang terkait
Setiap garis hanya dianjurkan hanya berhubung dengan dua
buah konsep.
Akan tetapi sesungguhnya tidak ada batasan untuk setiap garis
yang berhubung.
Perhatikan setiap tanda panah yang menghubungkan antar
garis dan istilah terkait.
Usahakan setiap konsep dapat terjelaskan melalui konsep yang
lain ataupun topik yang meliputi : superset, subset, atribut,
serta bagian hingga keseluruhan.
5. Berikanlah nama pada setiap garis yang menyambungkan antar
struktur
Setiap nama yang diberikan pada garis haruslah bermakna
hubungan
Contoh:

99 | P a g e

Contoh Pemetaan konsep

Bagaimana cara berlatih membuat peta konsep


Siswa perlu dipancing untuk membuat peta konsep sehingga
semakin sering berlatih, dengan begitu akan memahami serta
dapat memperbaiki peta konsep mereka.
Gunakanlah topik yang sedarhana dan terbatas.
Mulailah dengan contoh, dan buatlah catatan sebelum membuat
peta sehingga bisa dirubah dengan begitu akan membantu dalam
melatih kepercayaan diri.
Tekankan untuk berfikir tanpa adanya kemungkinan yang terlewat
100 | P a g e

Tekankan juga untuk menuliskan sifat dari sebuah istilah


Jangan lupa juga untuk mengingatkan bahwa tidak semua link itu
benar sebagai jawaban
Tekankan juga untuk menggunakan tanda panah dalam
menggambarkan garis hubung, sehingga mereka tidak akan
bingung.
References/ Sumber
Ausubel, David P. (1968). Educational Psychology, A Cognitive
View. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Ausubel, David P.
(1967). Learning Theory and classroom Practice. Ontario: The
Ontario Institute For Studies In Education.
Ausubel, David P. (1963). The Psychology of Meaningful Verbal
Learning. New York: Grune & Stratton.Angelo, T. A. And Cross, K. P.
Classroom Assessment Techniques, A Handbook for College
Teachers (2nd ed., p. 197). Jossey-Bass, San Francisco, 1993.
Jonassen, D.H., Beissneer K., and Yacci, M.A. (1993) Structural
Knowledge: Techniques for Conveying, Assessing, and Acquiring
Structural Knowledge. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.
Novak, J.D. (1991) "Clarify with Concept Maps: A tool for students
and teachers alike," The Science Teacher, 58 (7), pp. 45-49.
Http://cmap.coginst.uwf.edu/info/
Http://users.edte.utwente.nl/lanzing/cm_home.htm
Http://www-personal.umich.edu/
%7ejmargeru/conceptmap/types.htm

Belajar Sepanjang Hayat


Dr. Ade Kiki Riezky
Long Life Learning adalah terus belajar mengasah kemampuan
dan pengetahuan seseorang seumur hidup.
Terjadi melalui pengalaman yang tak terhitung dalam kehidupan.

Formal
(training,
counseling,
tutoring,
apprenticeship, higher education, etc.)

mentorship,
101 | P a g e

Informal (experiences, situations, etc)

UNESCOs International Commission on Education for Twenty-first


Century: Setiap individu perlu memiliki bekal untuk dapat
memanfaatkan kesempatan belajar sepanjang hayatnya, baik
untuk memperluas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
telah dimiliki maupun untuk beradaptasi dengan kondisi dunia
yang berubah, bersifat kompleks, dan saling tergantung satu
sama lain.
Empat pilar pembelajaran
(1) learning to know: untuk memperoleh pengetahuan umum yang
bersifat luas sebagai alat untuk pemahaman dan belajar bagaimana
seharusnya belajar;
(2) learning to do: untuk memperoleh kompetensi dalam menghadapi
berbagai situasi dan untuk dapat bertindak kreatif pada lingkungan
tertentu.
(3)learning to live together: Untuk mengembangkan saling pengertian
satu sama lain, sebagai pengakuan adanya saling ketergantungan, dan
untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain
(4) learning to be : untuk mengembangkan kemandirian, kemampuan
pengambilan keputusan, dan tanggung jawab pribadi melalui
pengembangan seluruh aspek dari potensi diri.
SETIAP INSAN HARUS MENJADI LIFELONG LEARNER:
Sepanjang hayatnya mengembangkan potensi dirinya melalui
usaha yang tiada henti untuk mendorong dan memberdayakan dirinya
sendiri dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan
pemahaman yang ia perlukan disertai upaya meng- aplikasikannya
dengan rasa percaya diri, kreatif, dan rasa senang dalam segala peran,
situasi, dan lingkungan. + Pendidikan Moral (Agama).
Setiap anggota masyarakat yang memposisikan dirinya sebagai
pembelajar sepanjang hayat akan membentuk masyarakat gemar
belajar (learning society) yang merupakan prasyarat tumbuhnya
masyarakat pecinta ilmu pengetahuan. Setiap orang akan selalu
berusaha memperbarui atau meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya sesuai dengan tuntutan yang dihadapinya (Edwards,
1997).
Traditional learning
102 | P a g e

The teacher is the source of knowledge


Learners receive knowledge from the teacher
Learners work by themselves
Tests are given to prevent progress until students have
completely mastered a set of skills and to ration access to further
learning
All learners to the same thing
Teachers receive initial training plus ad hoc in-service training.
Good learners are identified and permitted to continue later
education.
Lifelong learning
Educators are guides to sources of knowledge
Educators serve as facilitators for the student's acquisition of
knowledge
People learn by doing, or Action Learning
People learn in groups and from each other
Assessment is used to guide learning strategies and to identify
pathways for future learning.
Educators develop individualized learning plans
Educators are lifelong learners. Initial training and ongoing
professional development are linked
People have access to learning opportunities over a lifetime.
Learning is put into practice.
Learners reflect upon learning and analyze their personal
development

Keuntungan LLL
Lifelong learning helps fully develop natural abilities.
Lifelong learning opens the mind.
103 | P a g e

Lifelong learning creates a curious, hungry mind.


Lifelong learning increases our wisdom.
Lifelong learning makes the world a better place.
Lifelong learning helps us to adapt to change.
Lifelong learning helps us find meaning in our lives.
Lifelong learning keeps us involved as active contributors to
society.
Lifelong learning helps us make new friends and establish
valuable relationships.
Lifelong learning leads to an enriching life of self-fulfillment.

KODE ETIK KONSELING


Dr. Arief Faisal
American personnel guidance association
1. Perilaku dengan didasari kode etik diharapkan diperlihatkan
setiap saat oleh para profesional, baik yang menjadi anggota
perkumpulan maupun yang bukan.
2. Tanggung jawab anggota adalah menghargai integritas dan
meningkatkan kesejahteraan klien, apakah klien dibantu secara
perorangan atau dalam kelompok.
3. Hubungan yang terjadi dari informasi yang diberikan dalam
rangka konseling harus rahasia.
4. Klien diberitahukan mengenai cara-cara bantuan yang akan
diperolehnya pada saat atau sebelum konseling dimulai.
5. Jika konselor tidak dapat memberikan bantuan, ia harus segera
merujuk klien kepada ahli lain sesuai spesialisasinya untuk
menangani lebih lanjut.

Prinsip etika
1. Mempertahankan kerahasiaan.
104 | P a g e

2. Memahami pembatasan-jangan
terlalu dalam di awal konseling.

menggali

kehidupan

pribadi

3. Hindari pertanyaan rinci yang tidak relevan.


4. Perlakukan klien seperti Anda ingin diperlakukan.
5. Ingat akan perbedaan tiap orang dan pengaruh latar belakang
budaya.
SIKAP TUBUH KONSELOR
1. Lakukan kontak mata sewajarnya
2. Tunjukkan sikap terbuka, dengan memberikan perhatian dan
melibatkan diri dalam percakapan dan masalah klien
3. Hadapi klien dengan tulus hati
4. Sedikit membungkuk ke depan untuk mendekati klien
5. Posisi wajar dan tenang
JANGAN DALAM KONSELING
1. Hindari pertanyaan yang jawabannya hanya ya atau tidak
2. Hindari pertanyaan
menjawab

yang

menghambat

kebebasan

dalam

3. Hindari bicara terlalu banyak


4. Hindari memperoleh keterangan terlalu cepat
5. Hindari kontak mata yang tidak adekuat
6. Jangan lupa buat catatan dengan segera
Langkah-langkah konseling
1. Rumuskan masalah.
2. Rencanakan strategi.
3. Kumpulkan fakta dan perasaan.
4. Konsolidasi dalam rangka menjajagi alternatif.

105 | P a g e

Вам также может понравиться