Вы находитесь на странице: 1из 21

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 2
A.

Latar Belakang.............................................................................. 2

B.

Rumusan Masalah.........................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A.

Pengertian dan Haikkat Inovasi Pendidikan..................................3

B.

Prinsip-Prinsip Inovasi Pendidikan.................................................4

C. Arah Inovasi Pendidikan................................................................5


D. Masalah yang Menuntut Inovasi...................................................5
E.

Tujuan Inovasi Pendidikan.............................................................7

F.

Sasaran Inovasi Pendidikan..........................................................9

G. Beberapa Contoh Kebijakan Inovasi Pendidikan.........................11


BAB III PENUTUP................................................................................... 18
A.

Kesimpulan................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 19

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan. Karena tanpa
pendidikan seseoranag tidak akan bisa melakukan sesautu dan
tidak akan bisa berkembang. Jika kita lihat pada saat sekarang ini
perkembangan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

sangat

mempengaruhu berbagai aspek kehidupan baik itu aspek social,


politik, ekonomi dan kebudayaan bangsa.
Namun fakta menunjukakan system pendidikan yang kita
miliki dan kita laksanakan selama ini belum mampu mengikuti
kemajuan-kemajuan tersebut. Untuk menyeimbangkan hal itu
perlulah kita laksanakan inovasi (pembaharuan) pendidikan.
Oleh karena itu kami membahas secara rinci tentang inovasi
pendidikan, mulai dari pengertian, tujuan, arah, sampai contoh
kebijakan inovasi di dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa
Apa
Apa
Apa

yang dimaksud dengan inovasi pendidikan?


saja prinsip-prinsip inovasi pendidikan ?
tujuan dari inovasi pendidikan ?
saja yang menjadi sasaran dari inovasi pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.

Untuk
Untuk
Untuk
Untuk

mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui

definisi dari inovasi pendidikan


prinsip-prinsip inovasi pendiikan.
tujuan pendidikan.
sasaran inovasi pendidikan.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Haikkat Inovasi Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, inovasi diartikan
pemasukan atau pengenalan hal-hal ang baru: penemuan baru
yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya baik menyangkut gagasan, metode, atau alat
(2001:333).1
Inovasi

pendidikan

disini

dimaksudkan

adalah

suatu

perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dengan


(hal yang ada) sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu
dalam pendidikan (Suryobroto, 1990: 127)2
Yang dimaksud kata baru dalam pengertian tersebut
adalah

apa

saja

yang

belum

dipahami,

diterima,

atau

dilaksanakan oleh si penerima inovasi meskipun mungkin


bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain.
Sementara itu , maksud kata kualitatif adalah bahwa inovasi
tersebut memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan
kembali unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi dalam hal ini
bukan semata-mata penambahan atau penjumlahan dari
unsur-unsur komponen yang ada sebelumnya.3

1 Hasbullah,Kebijakan Pendidikan, PT RAJAGRAFINDO PERSADA,


Jakarta, 2015, 246.

2 Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan, CV. Pustaka Setia, Bandung,


2014, 47.

B. Prinsip-Prinsip Inovasi Pendidikan


Peter

M.

Drucker

dalam

bukunya

Innovation

and

Enterpreneurship (Tilaar 1999: 356), mengemukakan bahwa


beberapa prinsip inovasi adalah sebagai berikut :
1. Inovasi memerlukan analisis berbagai kesempatan dan
kemungkinan yang terbuka.
Artinya, inovasi hanya dapat terjadi apabila mempunyai
kemampuan analisis.4
2. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual.
Artinya yang bermula dari keinginan untuk menciptakan
sesuatu yang baru yang dapat diterima masyarakat.5
3. Inovasi harus dimulai dengan yang kecil.
Tidak semua inovasi dimulai dengan ide-ide besar yang
tidak terjangkau oleh kehidupan nyata manusia. Keinginan
yang kecil untuk memperbaiki suatu kondisi atau kebutuhan
hidup ternyata kelak mempunyai pengaruh yang sangat
luas terhadap kehidupan manusia selanjutnya.6
4. Inovasi diarahkan pada kepemimpinan atau kepeloporan.
Inovasi selalu diarahkan bahwa hasilnya akan menjadi
pelopor dari suatu perubahan yang diperlukan. Apabila

3 Ibid; 47.

4 Ibid; 48

5 Ibid; 48.

6 Ibid; 48.

tidak demikian maka intensi suatu inovasi kurang jelas dan


tidak memperoleh apresiasi dalam masyarakat.7

C. Arah Inovasi Pendidikan


1. Invention (Penemuan).
Invention meliputi penemuan/penciptaan tentang suatu
hal yang baru. Invention merupakan adaptasi dari hal-hal
yang telah ada. Akan tetapi, pembaharuan yang terjadi
dalam pendidikan terkadang menggambarkan suatu hasil
yang sangat berbeda dengan yang terjadi sebelumnya.8
2. Development (Pengembangan)
Pembaharuan harus mengalami pengembangan sebelum
masuk dalam dimensi skala yang besar. Development
sering bergandengan dengan riset sehingga prosedur
Research

&

Development

pendidikan.9
3. Diffusion (Penyebaran)
Persebaran
ide
baru

(R&D)

dari

pemakai/penyerap yang terakhir.10


4. Adaptation (Penyerapan)

7 Ibid; 48

8 Ibid; 50

9 Ibid; 50

10 Ibid; 50

digunakan

sumber

dalam

kepada

Beberapa tahap yang penting dalam penerapan inovasi


pendidikan.11

D. Masalah yang Menuntut Inovasi


Banyak hal yang melatari danmenuntu diadakannya inovasi
pendidikan di Indonesia, diantaranya adalah hal-hal sebagai
berikut :
1. Perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Sistem pendidikan yang kita miliki dan laksanakan
selama

ini

masih

mengendalikan
pendidikan

belum

mampu

kemampuan

tersebut,

belum

dapat

mengikuti
sehingga

menghasilkan

dan
dunia

tenaga

pembangunan yang terampil, kreatif dan aktif yang sesuai


dengan tuntutan dan keinginan masyarakat.12
2. Pertambahan Penduduk.
Pertambahan
penduduk

yang

sangat

pesat

menyebabkan daya tampung, ruang kelas, dan fasilitas


pendidikan sangat tidak seimbang. Hal ini menyebabkan
sulitnya menentukan relevansi pendidikan dengan dunia
kerja sebagai akibat tidak seimbangnya antara output
lembaga pendidikan dengan kesempatan yang tersedia.13
3. Meningkatnya Animo Masyarakat Untuk Memperoleh
Pendidikan yang Lebih Baik dan Berkualitas.

11 Ibid; 50

12 Hasbullah,Kebijakan Pendidikan, PT RAJAGRAFINDO PERSADA,


Jakarta, 2015, 247

13 Ibid; 247

Kemajuan iptek yang terjadi senantiasa memengaruhi


aspirasi masyarakat dalam keinginannya mendapatkan
pendidikan yang lebih baik.14
4. Menurunnya Kualitas Pendidikan.
Kualitas pendidikan yang belum mampu mengikuti dan
menyahuti

perkembangan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi, menuntut adanya sejumlah pemaruan. Apabila


tidak demikian, hal ini akan berakibat fatal dan pendidikan
akan terus ketinggalan.15
5. Persoalan Relevansi
Kondisi masyarakat saat ini mengharapkan lembaga
pendidikan yang mampu menciptakan tenaga dengan skill
yang siap pakai, sesuai dengan kebutuhan di masyarakat,
terutama dunia kerja. Hal ini tentu saja menuntut lembaga
pendidikan untuk terus melakukan perbaikan agar dapat
memenuhi kebbutuhan masyarakat.16

E. Tujuan Inovasi Pendidikan


Tujuan

utama

inovasi

adalah

berusaha

meningkatkan

kemampuan, yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga,


uang, sarpras, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Selain itu, inovasi pendidikan dilakukan untuk memecahkan
masalah pendidikan danmenyongsong arah perkembangan

14 Ibid; 248

15 Ibid; 248

16 Ibid; 248

dunia kependidikan yang lebih memberikanharapan kemajuan


lebih pesat.
Secara lebih rinci tentang maksud maksud diadakan inovasi
pendidikan ini adalah sebagai berikut :
1. Pembaruan pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap
masalah-masalah pendidikan.
Tugas pembaruan pendidikan yang terutama adalah
memecahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam dunia
pendidikan, baik dalam cara yang konvensional maupun
cara yang inovatif. Inovasi dan pembaruan pendidikan juga
merupakan

suatu

tanggapan

baru

terhadap

masalah

kependidikan yang nyata-nyata dihadapi. Titik pangkal


pembaruan pendidikan adalah masalah pendidikan yang
aktual, yang secara sistematis akan dipecahkan dengan
cara inovatif.17
Masalah-masalah

pendidikan

yang

perlu

dipecahkan

melalui inovasi tersebut adalah :


a. Kurang meratanya pelayanan pendidikan
b. Kurang serasinya kegiatan pembelajaran dengan
tujuan
c. Belum efisien dan ekonomisnya pendidikan
d. Belum efektif dan efisiennya sistem penilaian
e. Kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi
kebijakan
f. Kurang dihargainya unsur kebudayaan nasional
g. Belum
kokohnya
kesadaran,
identitas
dan
kebanggaan nasional
h. Belum tumbuhnya masyarakat yang gemar belajar
i. Belum tersebarnya paket pendidikan yang memikat,
mudah dicerna dan mudah diperoleh.

17 Ibid; 250

j. Belum meluasnya kesempatan kerja (pembuatan


dan pemanfaatan teknologi komunikasi, software
dan hardware).18
2. Inovasi pendidikan sebagai upaya untuk mengembangkan
pendekatan yang lebih efektif dan ekonomis.
Dalam sejarahnya, kehidupan manusia dapat dibedakan
menjadi tiga tahapan berikut :
a. Periode manusia masih menggantungkan diri pada
alam sekitarnya dengan usaha penyesuaian secara
mencoba-coba.
b. Periode manusia telah menemukan alat dan teknik
baru

yang

terhadap

menyebabkan
alam

ketergantungan

keterikatan

berkurang,
baru

terhadap

manusia

namun
birokrasi

timbul
dan

spesialisasi.
c. Periode manusia telah mampu mencapai kerja sama
berdasar perencanaan menuju perubahan social
yang didambakan.
Manusia mampu menciptakan sesuatu yang baru yang
sebelumnya tidak dikenal. Manusia juga selalu berusaha dan
mampu melakukan sesuatu dengan cara yang baru yang
sebelumnya tidak dikenal bahkan lebih sempurna. Dengan
kreativitas dan usaha yang tidak henti-hentinya, manusia
menemukan sesuatu dengan cara baru yang mengantarkan
padakehidupan yang lebih baik sekarang ini. Pembaruan
pendidikan dilakukan dalam upaya problem solving yang
dihadapi dunia pendidikan yang dinamis dan berkembang.19

18 Ibid; 250

19 Ibid; 251

Adapun
pemecahan

sifat

pendekatan

masalah

yang

pendidikan

diperlukan

yang

ntuk

kompleks

dan

berkembang itu harus berorientasi pada hal-hal yang efektif


dan

murah,

serta

peka

terhadap

timbulnya

masalah-

masalah baru dalam dunia pendidikan.20

F. Sasaran Inovasi Pendidikan.


1. Guru
Agar dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan
guru yang berkompeten dan memiliki kreativitas yang
tinggi.

Guru

pembelajaran

harus
agar

mempunyai
belajar

itu

cara

menyampaikan

menarik

dan

mudah

dimengerti.21
Peran guru dalam inovasi di sekolah tidak terlepas dari
tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru harus
tetap memperhatikan sejumlah kepentingan siswa, di
samping harus memerhatikan suatu tindakan inovasinya.22
2. Siswa
Sebagai objek utama dalam pendidikan, siswa
memegang peran yang sangat dominan. Siswa dapat

20 Ibid; 251

21 Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan, CV. Pustaka Setia, Bandung,


2014, hlm. 52

22 Ibid; 52

10

menentukan keberhasilan belajar melalui

penggunaan

intelegensi, daya motoric, pengalaman, kemauan, dan


komitmen yang timbul dalam dirinya tanpa paksaan. Hal ini
terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi
pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada
mereka tujuan perubahan, mulai dari perencanaan sampai
pelaksanaan. Peran siswa dalam inovasi pendidikan adalah
sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pelajaran
pada sesama temannya, petunjuk, bahkan guru.23
3. Kurikulum
Inovasi kurikulum adalah gagasan atau praktik kurikulum
baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial
dari

kurikulum

tersebut

dengan

tujuan

memecahkan

masalah atau mencapai tujuan tertentu.24


4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan,
tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan khususnya
dalam proses belajar mengajar. Dalam inovasi pendidikan,
fasilitas ikut memengaruhi kelangsungan inovasi yang akan
ditetapkan.

Tanpa

fasilitas,

pelaksanaan

inovasi

pendidikan tidak akan berjalan baik25


5. Lingkungan Sosial Masyarakat.
Dalam menerapkan inovasi pendidikan, lingkup social
masyarakat

tidak

secara

langsung

terlibat

dalam

perubahan tersebut, tetapi bisa membawa dampak, baik

23 Ibid; 53

24 Ibid; 54

25 Ibid; 55

11

positif maupun negative, dalam pelaksanaan pembaharuan


pendidikan. . Secara langsung atau tidak, masyarakat
terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan
dalam

pendidikan

sebenarnya

mengubah

masyarakat

menjadi lebih baik, terutama masyarakat tempat peserta


didik itu berasal. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi
pendidikan akan membantu innovator dan pelaksana
inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.26

G. Beberapa Contoh Kebijakan Inovasi Pendidikan.


Berikut ini dikemukakan berbagai inovasi pendidikan yang
dilakukan sebagai bentuk kebijakan pendidikan di Indonesia,
yaitu

27

1. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)


PPSP bersifat nasional dan mulai dilaksanakan pada
tahun

1972

di

bawah

pimpinan

sebuah

Team

beranggotakan 11 orang yang diketuai oleh Direktur


Jendral Pendidikan. Sebagai landasan penyelengaraan PPSP
ini adalah Basic Memorandum Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pda saat itu, yang berisikan gagasan
gagasan baru tentang struktur dan metodologi pendidikan.
Secara
konseptual,
sekolah
pembangunan
ini
rencanananya akan disebarluaskan ke seluruh Indonesia

26 Ibid; 55

27 Hasbullah,Kebijakan Pendidikan, PT RAJAGRAFINDO PERSADA,


Jakarta, 2015, 253

12

pada tahun 1974. Namun setelah dilakukan uji kelayakan,


ternyata konsepsi tersebut masih perlu dikembangkan lagi
melalui proses penelitian dan percobaan yang dilakukan
secara sistematis. Oleh karena itu diupayakanlah Master
Desain

Pembaruan

Pendidikan

melalui

PPSP

yang

kemudian diperkuat dengan keputusan Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan No. 041 Tahun 1974 tentang Landasan,
Tujuan,,

Strategi,

Proses,

dan

Tata

Kerja

Pembaruan

Pendidikan.
2. Pengajaran Dengan Sistem Modul
Modul merupakan program pengajaran mengenai suatu
satuan bahasan yang sengaja disusun secara sistematis,
operasional, dan terarah untuk digunakan oleh anak didik.
Modul ini disertai pula pedoman penggunaannya untuk
para pendidik.

Sistem pengajaran dengan modul bertujuan terutama


untuk

meningkatkan

efisiensi

dan

efektivitas

belajar

mengajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan


penggunaan waktu, dana, fasilitas, dan tenaga secara
tepat guna dalam mencapai tujuan secara optimal. Sistem
modul banyak dipergunakan orang karena dianggap lebih
efekif, seperti dalam pengajaran jarak jauh, perkuliahan
tutorial, sekolah-sekolah untuk pimpinan instansi tertentu,
dan sebagainya.
3. Proyek Pamong
Pamong merupakan singkatan dari pendidikan anak oleh
masyarakat, orang tua dan guru. Proyek ini merupakan
program bersama antara pemerintah Indonesia dengan

13

INNOTECH (Educational Innovation Technology), SEAMEO


(South East Asian Ministry of Educational Organization). Di
kalangan SEAMEO proyek ini dikenal dengan istilah IMPACT,
yang merupakan singkatan dari Instructional Management
by

Parent

Community

and

Teachers,

yaitu

sebuah

pendekatan yang dilakukan di Asa Tenggara sebagai suatu


usaha ke arah pendidikan dasar secara massal, murah, dan
efisien.
Proyek pamong berkewajiban untuk menguji efektivitas
dan

ekonomis

tidaknya

pelaksanaan

konsep

tentang

pengelolaan berbagai pengalaman belajar yang diperoleh


terutama melalui sumber-sumber bukan guru. Sumber
bukan guru di antaranya ialah anggota masyarakat yang
mempunyai kecakapan khusus, siswa yang lebih tinggi
kemajuan belajarnya, dan kelompok belajar atau kegiatan
mengajar yang tidak memerlukan gedung sekolah

4. SMP Terbuka
Sekolah terbuka ialah suatu subsistem pendidikan formal
yang tujuannya didasarkan pada SMP formal yang dapat
diselenggarakan di luar gedung sekolah atau diorganisasi
secara nonformal denga menggunakan kurikulum yang
berlaku untuk SMP. Dalam hal penyajian pendidikan melalui
pendekatan multimedia, hanya sekitar 10% melalui tutorial
dan selebihnya yaitu sekitar 90% dengan multimedia.
5. Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G)
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru yang dimulai
sejak tahun 1977, memusatkan perhatiannya kepada

14

pembinaan dan perbaikan kualitas pendidikan guru dengan


melalui

berbagai

usaha,

diantaranya

penataran

dan

lokakarya, penyediaan sarana-sarana yang penting berupa


pembangunan-pembangunan Pusat Sumber Belajar (PSB)
atau Learning Resource Center (LRC) beserta isinya dan
pengembangan kurikulum pendidikan guru.

6. Kuliah Kerja Nyata (KKN)


Pada Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun 1974
tentang REPELITA II bagian III Bab XXII tercantum pola
dasar KKN dan pengertiannya adalah sebagai berikut :
KKN sebagai intrakurikuler dilaksanakan dengan
penempatan mahasiswa dari suatu tingkat studi tertentu
dalam kesatuan-kesatuan antar disiplin ilmu pengetahuan
(interisipliner) di daerah-daerah meliputi sejumlah desa
untuk waktu tertentu (misalnya 6 bulan). Para mahasiswa
disiapkan

terlebih

dahulu

dengan

berbagai

bidang

keterampilan, sehingga di samping keahliannya dalam


jurusan masing-masing, mereka dapat kemampuan untuk
memecahkan
menyeluruh,

berbagai
di

bawah

problem
koordinasi

pedesaan

secara

dari

dosen

para

pembimbing, Para mahasiswa peserta KKN ini dapat

15

membantu

para

pemuda

potensi

desa

di

dalam

pengembangan desa menuju kepada swadaya masyarakat


desa. Dengan demikian, proyek KKN dapat menjadi sarana
pendidikan nonformal yang efektif dan efisien. Proyekproyek perintis KKN, yang dimulai dalam REPELITA I, akan
diluaskan dan dikembangkan dalam REPELITA II menuju
kepada pelaksanaan KKN secara penuh di Universitas
Negeri maupun Swasta.
7. Pusat Kegiatan Belajar.
Proyek pusat kegiatan belajar dimulai pada pertengahan
tahun 1973. Teknik yang digunakan ialah pengajaran
klasikal

dengan

menggunakan

alat-alat

audio

visual,

ceramah, kerja kelompok, bimbingan dan penyuluhan,


serta pengajaran melalui pemancar radio lokal. Pusat
kegiatan belajar ini merupakan bagian pendidikan di luar
sekolah, tetapi erat kaitannya dengan kegiatan pendidikan
baik di sekolah maupun di luar sekolah.

8. TKS-BUTSI
Proyek Tenaga

Kerja

Sukarela-Badan Usaha

Tenaga

Sukarela Indonesia atau yang lebih dikenal dengan TKSBUTSI ini dimulai pada tahun 1969, yang pada awalnya
mengerahkan sebanyak 30 sukarelawan yang tinggal di
desa selama 2 tahun.
Tujuan proyek BUTSI adalah untuk mempertahankan dan
memperkuat gotong royong di kalangan generasi muda
dengan cara melibatkannya dalam kegiatan pembangunan
pedesaan, juga untuk mendorong dan membantu kegiatan
pembangunan yang berasal dari dan dilaksanakan oleh
desa

tersebut.

BUTSI

juga

16

membantu

kemungkinan

sukarelawan

asing

bisa

bekerja

di

Indonesia

dan

sebaliknya.
9. Proyek STM Pembangunan
Proyek in dilaksanakan pada tahun 1967-1969 sebagai
suatu usaha percobaan memperabaiki mutu pendidikan
teknik. Tujun umum proyek ialah terpecahkannya masalah
relevansi, efektivitas dan efisiensi sekolah lanjutan teknik
di Indonesia, kini dan waktu-waktu mendatang sehingga
sejalan

dengan

tujuan

dan

kebutuhan

pembangunan

nasional.
10. Proyek Pendidikan Guru
Proyek ini sebagai
menyeluruh

dari

pendidikannya,

bagian

karier

tetapi

guru,

juga

dari
tidak

suatu
hanya

pengabdiannya

kerangka
meliputi
terhadap

masyarakat dan pendidikan professional yang didukung


oleh suatu penelitian.
Tujuan proyek ialah dimiliknya lembaga pendidikan guru
untuk segala jenis dan tingkat, baik yang bersifat in-service
maupun

pre-service

yang

terkoordinasi

dalam

suatu

jaringan yang saling mengisi.

11. Pengembangan Sekolah Luar Biasa


Proyek pengembangan SLB berangkat dari pemikiran
bahwa anak-anak cacat mempunyai hak untuk sekolah
atau

mendapatkan

pengajaran

sebagaimana

yang

diamanatkan undang-undang.
Beberapa masalah yang dihadapi oleh pemerintah ialah
kenyataan bahwa kapasitas sekolah untuk anak-anak caat
sangat

rendah,

penyebarannya

17

tidak

merata

dan

kurangnya

adanya

kesadaran

orang

tua

untuk

mengirimkan anak-anaknya kelas ke sekolah.


12. Program Akta Mengajar V
Program Akta V sesuai engan PP No. 27 Tahun 1981 dan
Keputuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0211/U/1982 pada dasarnya ditujukan kepada seluruh staf
akademik pendidikan tinggi, tetapi sebagai persyaratan
administrative Akta V digunakan sebagai syarat untuk
memegang jabatan sebagai lektor (golongan IV/a). Dalam
kaitan ini Akta V adalah suatu persyaratan yang diharuskan
untuk

kenaikan

pangkat

dari

III/d

ke

IV/a

(karena

persyaratan ujian dinas kenaikan golongan sudah diramu


dalam program Akta V), tetapi pasti tidak merupakan
persyaratan yang mencukupi, karena di samping Akta V
masih diperlukan syarat-syarat kekaryaan yang lain, yang
dinyatakan dalam tatacara kenaikan pangkat (nilai kredit
sebagai penjabaran PP No. 3 Tahun 1980). Jenis Akta V
dibagi atas: jenis A bagi peserta sarjana non kependidikan
dan jenis B bagi sarjana kependidikan.

13. Universitas Terbuka.


Dengan ditandai keluarnya Keputusan Presiden Nomor
41 Tahun 1984 tanggan 11 Juni 1984, maka Universitas
Terbuka berdiri dengan resmi dan berstatus sama dengan
Universitas Negeri.
Dalam keputusan tersebut ditetapkan bahwa UT memiliki
4 fakultas, yaitu :

18

a.
b.
c.
d.

Fakultas
Fakultas
Fakultas
Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Ekonomi
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

14. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah


Manajemen berbasis sekolah mulai diperkenalkan pada
tahun 1994 dan mulai diujicobakan pada tahun 1998
merupakan paradigm baru pendidikan, yang memberikan
otonomi luas pada tingkat sekolah dalam rangka kebijakan
pendidikan

nasional.

Otonomi

diberikan

agar

sekolah

leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan


mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan,
serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.28
Menurut Syafruddin (2008) mengartikan Manajemen
Berbasis

Sekolah

(MBS)

sebagai

Pengalihan

dalam

pengambilan keputusan dari tingkat pusat sampai ke


tingkat sekolah, agar sekolah bisa mandiri menggali,
mengalokasikan,

menentukan

mengendalikan,

dan

prioritas,

memanfaatkan,

mempertanggungjawabkan

setiap yang berkepentingan (stakeholders)29

28 Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan, PT. Prestasi


Pustakaraya, Jakarta, 2012, 74

29 Ibid; 74

19

pada

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Inovasi pendidikan disini dimaksudkan adalah suatu perubahan
yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dengan (hal yang ada)
sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan
(Suryobroto, 1990: 127)
Selain Itu sasaran dari inovasi pendidikan ini adalah guru,
siswa, kurikulum, fasilitas dan lingkungan sosial masyarakat.
Inovasi

pendidikan

(penemuan),

sendiri

mengarah

Development

pada

Invention

(pengembangan),

Diffusion

(penyebaran) dan Adaptation (penyerapan).

20

DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah. (2015). Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Rusdiana. (2014). Konsep Inovasi Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka
Setia.
Wahyudi, Imam. (2012). Pengembangan Pendidikan. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.

21

Вам также может понравиться