Вы находитесь на странице: 1из 15

Khutbah Jumat Masjid al-Haram: WaliWali Allah Pun Ditimpa Musibah

Nur Fitri Hadi, MA

Khutbah Pertama:


.
.. :

















]:








.[28

Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan
berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian,
dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS:Al-Hadiid |
Ayat: 28).
Umat Islam,
Allah tidak menjadikan hamba-hamba-Nya senantiasa langgeng dalam keadaan stabil.
Para walinya tidak selalu dalam keadaan nikmat. Akan tetapi dengan hikmah-Nya, Dia
membuat ujian dan musibah. Dia hendak mensucikan hamba-hamba-Nya dengan musibahmusibah tersebut. Sehingga Dia uji mereka dengan ujian dan kesulitan.






Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarbenarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS:Al-Anbiyaa | Ayat: 35).
Setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir pasti memiliki bagian musibah. Hal
itu telah dikabarkan oleh Allah Yang Maha Suci nama-nama-Nya.

( 2)
















Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah
beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orangorang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar
dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS:Al-Ankabuut | Ayat: 2-3).
Dan musibah itu sesuai dengan kadarnya. Dari Saad bin Abi Waqqash radhiallahu anhu,

:
: !



Aku bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berat musibahnya? Beliau
menjawab, Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji
sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin
berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas
agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka
bumi dalam keadaan bersih dari dosa. (HR. at-Turmudzi).
At-Turmudzi mengatakan, Hadits ini hasan shahih.
Para nabi alaihimussalam adalah orang yang paling berat cobaannya. Tapi mereka adalah
orang yang paling lapang dadanya. Dan paling optimis ketika menghadapinya.
Kekasih Allah Rabbul alamin, Nabi Ibrahim alaihissalam, ketika beliau dilemparkan ke api,
beliau mengatakan,






Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (QS:Ali
Imran | Ayat: 173).
Demikian juga dengan Kalimullah, Nabi Musa alaihissalam, beliau dan kaumnya terkepung
antara lautan dan serangan musuh yang bengis. Ketika para pengikutnya mengatakan,


( 61)









Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul. Musa menjawab, Sekali-kali tidak akan
tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.
(QS:Asy-Syuaraa | Ayat: 61-62).
Ketika Nabi Yaqub alaihissalam kehilangan anak yang paling ia sayangi, ia mengatakan,

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS:Yusuf | Ayat: 87).
Adapun nabi kita, Muhammad , beliau menjumpai berbagai macam musibah. Beliau
disakiti kaumnya. Diusir dari kampung halamannya. Mereka bersekongkol untuk
membunuhnya.












Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu
untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka
memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik
Pembalas tipu daya. (QS:Al-Anfaal | Ayat: 30).
Nabi adalah orang yang paling indah sikap sabarnya. Dan yang paling berbaik sangka
kepada Allah .
Di Perang Uhud, gigi graham Nabi patah. Wajah dan kepala beliau terluka. Dan
darahnya terus mengalir di wajahnya yang mulia. Kemudian beliau menyeka lukanya dan
bersabda,

!



Bagaimana bisa suatu kaum beruntung sedang mereka melukai nabi mereka?! (Muttafaqun
alaih).
Mereka mematahkan gigi nabi, padahal nabi mengajak mereka ke jalan Allah.
Di Perang Uhud, para sahabatnya, orang-orang yang dekat di hatinya dan sangat beliau cintai
juga ditimpa musibah. Di antara mereka adalah paman beliau, Hamzah radhiallahu anhu.
Perutnya dibelah dan hidungnya dipotong. Dan dimakamkan di kaki Gunung Uhud 70 orang
sahabat terbaik Nabi .
Sampai-sampai Nabi berandai syahid bersama mereka pada hari itu. Di dalam Musnad
Imam Ahmad dengan sanad yang hasan, Nabi bersabda,

Demi Allah, aku berharap kalau aku pergi bersama sahabat-sahabatku di pangkuan Uhud.

Beliau berserah diri kepada Allah, tapi beliau juga tak mampu menutupi kesedihannya. Beliau
melihat keadaan para sahabatnya dan berusaha meringankan musibah yang mereka hadapi.
Beliau tampakkan keridhaan pada takdir Allah atas musibah yang menimpanya.
Dalam Musnad Imam Ahmad dan selainnya, dengan sanad yang shahih, ketika Rasulullah
selesai memakamkan para sahabatnya yang gugur di Perang Uhud, beliau berkata
kepada para sahabatnya,


Naiklah kalian hingga dipuji di sisi Rabbku.
Kemudian para sahabat membentuk shaf, beliau berdiri lama memuji Allah dengan
pujian yang pantas untuk-Nya.
Di antara doa beliau adalah:























Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu. Ya Allah, tidak ada yang bisa menahan apa yang
Engkau lepaskan. Tidak ada yang bisa melepas apa yang Engkau tahan. Tidak ada yang bisa
memberi petunjuk kepada orang yang Engkau sesatkan dan tidak ada yang bisa menyesatkan
orang yang Engkau beri petunjuk. Tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau tahan dan
tidak ada yang bisa menahan apa yang Engkau berikan. Tidak ada yang bisa mendekatkan
apa yang Engkau jauhkan dan tidak ada yang bisa menjauhkan apa yang Engkau Dekatkan.
Ya Allah, karuniakan kepada kami sebagian dari berkah, rahmat, karunia, dan rezeki-Mu.
Pada tahun ke-5 H, para musuh bersatu untuk memerangi Nabi . Mereka datang dari
segala sisi. Nabi bersabar dan berharap pahala dengan besarnya ujian yang beliau
hadapi.
Dalam Shahih al-Bukhari, dari al-Barra radhiallahu anhu, ia mengatakan bahwa Nabi
mengangkat tanah tatkala peristiwa penggalian khondak hingga perut beliau terkotori tanah.
Beliau mengumandangkan syair,




Ya Allah, seandainya bukan karena-Mu, maka kami tidak akan mendapatkan petunjuk,
tidak
akan
bersedekah
dan
tidak
akan
melakukan
shalat,
Maka
turunkanlah
ketenangan
kepada
kami,
serta
kokohkan
kaki-kaki
kami
apabila
bertemu
musuh.
Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berlaku semena-mena kepada kami,
apabila mereka menghendaki fitnah, maka kami menolaknya.
Tidak terasa, penggalian parit (khondaq) ini pun berlangsung selama setengah bulan. Di
antara mereka ada yang merasakan sangat kelaparan dan mulai lemas. Di saat itu, mereka
mendapati sebuah batu besar yang sangat sulit dipecahkan. Semakin habislah tenaga mereka.
Jabir radhiallahu anhu menggambarkan keadaan itu dengan mengatakan, Pada Perang
Khondaq, kami menggali. Kemudian kami mendapati batu besar yang keras. Para sahabat
pun menemui Rasulullah . Mereka mengatakan, Ada sebuah batu besar di parit. Aku
yang akan turun (menggalinya), jawab Rasulullah. Kemudian beliau berdiri dan perut beliau
diganjal dengan batu. Karena lapar. Tiga hari kami tidak mendapati makanan.
Kemudian Nabi mengambil cangkul dan memukulkannya ke batu. Batu itu lembut
bagaikan tumpukan pasir. (HR. al-Bukhari).
Kelompok-kelompok sekutu musuh sudah mengepung Madinah malam itu adalah malam
yang dingin-. Jumlah mereka lebih dari 10.000 pasukan. Sedangkan sahabat Nabi
jumlahnya tidak lebih dari 3000 orang. Dan dari dalam terdapat orang-orang Yahudi Bani
Quraizhah yang telah membatalkan perjanjian mereka dengan Nabi .
Keadaan pun semakin genting dan musibah semakin melilit. Rasa takut dan lapar bercampur,
diaduk oleh udara yang dingin di malam hari. Alasan zhahir untuk mendapat kemenangan
pun rasa-rasanya sudah tak lagi ada. Jumlah pasukan dan perlengkapan pun tak sebanding.
Itulah saat kesulitan bertemu dengan kesulitan. Allah menyifati hari itu dengan firmanNya,

( 10)






(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap
lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu
menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Disitulah diuji orangorang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. (QS:Al-Ahzab |
Ayat: 10-11).
Dalam keadaan demikian, Rasulullah memberi kabar gembira kepada sahabatnya
dengan janji Rabb mereka. Jalan keluar dari kesulitan. Dan kebinasaan musuh mereka.
Diriwayatkan dalam as-Sunan al-Kubra oleh al-Baihaqi: Ketika musibah yang menimpa Nabi
dan para sahabatnya terasa kian sulit, banyak orang-orang menampakkan
kemunafikannya. Mereka berbicara dengan ucapan yang buruk. Ketika Rasulullah
musibah dan kesulitan yang diderita kaum muslimin, beliau memberi mereka kabar gembira,















Demi Dzat yang jiwaku berada di tanga-Nya, pasti Dia memberi jalan keluar dari musibah
berat yang kalian lihat ini. sunnguh aku berharap aku akan thawaf di Kabah dalam keadaan
aman. Allah -- akan menyerahkan kunci Kabah. Allah akan hancurkan Kisra (Persia) dan
Kaisar (Romawi). Dan perbendaharaan mereka akan diinfakkan di jalan Allah.
Ibadallah,
Musibah tidak akan hilang kecuali dengan tauhid. Pada saat Rasulullah dikepung di
Perang Ahzab beliau memperbanyak ucapan:

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata. Dia yang memuliakan
tentara-Nya. Menolong hamba-Nya. Mengalahkan kelompok sekutu sendirian. Tidak ada lagi
(tempat berharap) selainnya. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Adapun orang-orang munafik yang di dalam hari mereka terdapat penyakit, keadaan mereka
seperti itulah keadaan mereka di setiap tempat dan waktu. Mereka gentar dan hina. Mereka
menebarkan rasa takut dan kelemahan di barisan orang-orang yang beriman. Sebagian di
antara mereka mengatakan, Muhammad menjanjikan kepada kita perbendaharaan Kisra dan
Kaisar, sekarang seorang di antara kita saja tidak aman untuk menunaikan keperluannya.
Sebagian di antara mereka meminta izin kepada Nabi untuk pulang ke rumah. ucapan
mereka Allah abadikan di dalam Alquran:









Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga). Dan rumah-rumah itu
sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanya hendak lari. (QS:Al-Ahzab | Ayat: 13).

















Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya
berkata: Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.
(QS:Al-Ahzab | Ayat: 12).
Adapun orang-orang beriman, ash-shadiqun, mereka tidak kehilangan ikatan mereka dengan
Rabb mereka. Mereka yakin dengan pencipta mereka. Betapapun besar musibah yang
menimpa mereka di jalan Allah. Para sahabat radhiallahu anhum, berbaik sangka kepada
Allah. Mereka tetap kookh. Mereka bertawakal dan yakin bahwa mereka akan ditolong.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, Perang Ahzab adalah perang
dimana Allah menolong hamba-hamba-Nya. Allah muliakan tentara-Nya tanpa harus
berperang. Orang-orang yang beriman tetap teguh. Semenara musuh-musuh mereka
kebalikannya.
















Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka
berkata: Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Dan benarlah Allah dan

Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan
ketundukan. (QS:Al-Ahzab | Ayat: 22).




.

Khutbah Kedua:












.

:
..
Sesungguhnya berprasangka baik kepada Allah adalah ibadah hati yang agung. Tidak
sempurna keimanan seseorang kecuali terdapat perasaan ini. Hal ini merupakan konsekuensi
dari keimanan kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah. Siapa yang bersangka baik kepada
Allah, maka Allah akan datang padanya dalam keadaan persangkaannya itu. Dalam sebuah
hadits qudsi muttafaqun alaihi, Allah berfirman,




Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.
Abdullah bin Masud radhiallahu anhu mengatakan, Demi Allah yang tidak ada
sesembahan yang benar kecuali Dia, tidaklah seorang hamba mukmin diberikan sesuatu yang
lebih baik dari bersangka baik kepada Allah. Demi Dia yang tidak ada sesembahan yang

benar kecuali Dia, tidaklah seseorang bersangka baik kepada Allah -- kecuali Allah akan
memberinya sesuai dengan persangkaannya. Karena kebaikan itu ada di tangan Allah.
Bersangka baik kepada Allah dibutuhkan di setiap keadaan. Dan lebih-lebih lagi pada saat
ditimpa musibah dan kondisi sulit.
Dalam Shahih al-Bukhari dari Khabbab bin al-Arats radhiallahu anhu, ia berkata, Kami
mengadu kepada Rasulullah yang saat itu sedang tidur di naungan Kabah berbantalkan
kain burdahnya. Kami mengatakan, Tidakkah Anda mohonkan pertolongan untuk kita?
Tidakkah Anda berdoa untuk kebaikan kita?
Kemudian Rasulullah menjawab,





Sungguh ada di antara orang-orang yang beriman sebelum kalian yang ditangkap, lalu
digalikan tanah dan ditanam disana, kemudian dibawakan gergaji dan diletakkan di atas
kepalanya, lalu orang itu dibelah dua, daging dan urat yang berada di bawah kulit disisir
dengan sisir besi, namun itu semua tidak menghalanginya dari din (agama)nya. Demi Allah,
agama ini akan sempurna, sehingga seorang pengendara bisa berjalan dari Shana sampai
Hadramaut dalam keadaan tidak takut kecuali kepada Allah dan mengkhawatirkan (serangan)
srigala pada kambingnya, akan tetapi kalian terlalu tergesa-gesa.
Dalam sejarah panjang umat ini, banyak kejadian-kejadian besar. Allah angkat musibah
dengan taubat kepada-Nya. Kembali kepada Alquran dan Sunnah Rasulullah . Di dalam
Alquran disebutkan,

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (QS:Al-Mumin | Ayat:
51).
Ibadallah,
Orang-orang yang beriman telah mengalami getirnya ujian. Mereka melewati duka dan
kesedihan. Akan tetapi mereka orang-orang yang menyandarkan diri kepada Rab mereka.
mereka sangat yakin akan pertolongan-Nya. Mereka bergembira dengan kekuatan dari-Nya.
Mereka menempuh usaha agar pertolongan dan kestabilan itu dapat terwujud.
Umat Islam,
Apa yang terjadi di negeri-negeri kaum muslimin saat ini wajib bagi kita bertekad menolong
mereka. mengembalikan hak-hak mereka. Dan menghindari hal-hal yang membuat mereka
berselisih.
Betapa butuhnya umat Islam pada hari ini untuk bersatu dengan pemimpin-pemimpin
mereka. Agar persatuan dapat terwujud. Umat Islam beridi satu barisan dalam menghadapi
musuh-musuh mereka dan benarla firman Allah ,






Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS:Al-Anfaal | Ayat: 46).


:-


.[56 : ]















.



















.


.


.











.











.






.









.










.





.


Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Mahir bin Hamd al-Muayqali (Imam dan
Khotib
Masjid
)al-Haram
Judul
Asli:
Fiqhul
Ibtila
Tanggal Khotbah: 24 Rabiul Awal 1438 H

Вам также может понравиться