Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB 2

PEMBAHASAN
1. PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA UNTUK
IRIAN BARAT
A. Latar MEREBUT
Belakang Pembebasan Irian Barat
Pengembalian Irian Barat menjadi masalah penting bagi
pemerintah Indonesia sejak tahun 1950, yaitu satu tahun setelah
penandatanganan KMB. Salah satu isi perjanjian tersebut adalah
Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia satu tahun
setelah pengakuan kedaulatan. Keputusan tersebut tidak pernah
ditepati oleh Belanda. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berjuang
dengan segala cara untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan
Belanda.

B. Perjuangan Pemerintah RI dalam Upaya


Pembebasan Irian Barat

1. Perjuangan Merebut Irian Barat melalui Diplomasi


Sekalipun pada tanggal 17 Agustus 1950 terjadi perubahan
ketatanegaraan di Indonesia dari RIS menjadi NKRI, tetapi masalah
Irian Barat belum terselesaikan. Berikut ini beberapa langkah
diplomasi dalam penyelesaian Irian Barat.
a. Tanggal 4 Desember 1950 diadakan konferensi Uni Indonesia
Belanda. Dalam konferensi itu Indonesia mengusulkan agar
Belanda menyerahkan Irian Barat secara de jure. Namun ditolak
oleh Belanda.
b. Pada bulan Desember 1951 diadakan perundingan bilateral antara
Indonesia dan Belanda. Perundingan ini membahas pembatalan
uni dan masuknya Irian Barat ke wilayah NKRI, namun gagal.
c. Pada bulan September 1952, Indonesia mengirim nota politik
tentang perundingan Indonesia Belanda mengenai Irian Barat,
namun gagal.
d. Perjuangan Diplomasi Tingkat Internasional
1) Dalam Konferensi Colombo bulan April 1954,
Indonesia memajukan masalah Irian Barat. Indonesia
berhasil mendapat dukungan.
2) Pada tahun 1954 Indonesia mengajukan
masalah Irian Barat dalam sidang PBB.
Namun mengalami kegagalan karena tidak
memperoleh dukungan yang kuat.
3) Dalam KAA tahun 1955 Indonesia mendapat
dukungan dalam masalah Irian Barat.
Hingga tahun 1956, perundingan antara Indonesia dan Belanda
mengenai masalah Irian Barat mengalami kegagalan. Karena
mengalami kegagalan dan tidak ada itikad baik dari Belanda untuk
menyelesaikannya, maka pemerintah Indonesia mengambil jalan
konfrontasi.

2. Perjuangan melalui Konfrontasi


Pemerintah Indonesia secara bertahap mulai mengambil langkah
yang konkrit dalam pembebasan Irian Barat. Langkah-langkah
tersebut dilakukan melalui konfrontasi ekonomi, politik, dan militer.

a. Konfrontasi Ekonomi
Sejak tahun 1957 Indonesia melancarkan aksi
konfrontasi dalam upaya pembebasan Irian Barat. Jalan
konfrontasi yang pertama ditempuh adalah konfrontasi
bidang ekonomi. Bentuk konfrontasi ekonomi dilakukan
dengan tindakan-tindakan berikut.
1) Nasionalisasi de javasche Bank menjadi Bank
Indonesia tahun 1951.
2) Pemerintah Indonesia melarang maskapai
penerbangan Belanda (KLM) melakukan penerbangan
dan pendaratan di wilayah Indonesia.
3) Pemerintah Indonesia melarang beredarnya
terbitan berbahasa Belanda.
4) Pemogokan buruh secara total pada perusahanperusahaan
Belanda di Indonesia yang
memuncak pada tanggal 2 Desember 1957.
5) Semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia
dihentikan mulai 5 Desember 1957
Pada saat itu juga dilakukan aksi pengambilalihan
atau nasionalisasi secara sepihak terhadap perusahaanperusahaan
Belanda di Indonesia. Perusahaanperusahaan
tersebut antara lain Netherlandsche Handel
Maatscappij (NHM) menjadi Bank Dagang Negara,
Bank Escompto, dan percetakan de Unie.
Tindakan Indonesia yang mengambil alih seluruh modal dan
perusahaan Belanda menimbulkan kemarahan Belanda, bahkan
negara-negara Barat sangat terkejut atas tindakan Indonesia tersebut.
Akibatnya hubungan Indonesia-Belanda semakin tegang, bahkan PBB
tidak lagi mencantumkan masalah Irian Barat dalam agenda
sidangnya sejak tahun 1958.

b . Konfrontasi Politik
Di samping melalui konfrontasi ekonomi,pemerintah RI juga melakukan konfrontasi
politik.Pada tahun 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB yang
dikukuhkan dalam UU No 13 tahun 1956. Kemudian untuk mengesahkan kekuasaannya
atas Irian Barat, maka pada tanggal 17 Agustus 1956 pemerintah Indonesia membentuk
Provinsi Irian Barat dengan ibukotanya Soa Siu. Wilayahnya meliputi wilayah yang
diduduki Belanda serta daerah Tidore, Oba, Weda, Patani, dan Wasile. Gubernurnya yang
pertama adalah Zainal Abidin Syah. Selanjutnya dibentuk Partai Persatuan Cenderawasih
dengan tujuan untuk dapat segera menggabungkan wilayah Irian Barat ke dalam RI. Pada
tanggal 4 Januari 1958 pemerintah membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat
(FNPIB). Tujuannya untuk mengerahkan massa dalam upaya pembebasan Irian Barat.
Ketegangan Indonesia-Belanda makin memuncak ketika Indonesia memutuskan
hubungan diplomatik dengan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1960.

c . Konfrontasi Militer
Untuk meningkatkan perjuangan, Dewan Pertahanan Nasional

merumuskan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) yang dibacakan


Presiden Soekarno tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta.

Вам также может понравиться