Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
IRFAN
(611-16-037)
menyatakan masyarakat Indonesia pada zaman ini melakoni konsepsi dualisme keyakinan
tertentu yang dihubungkan dengan alam seperti Bapa Angkasa-Ibu Pertiwi, Kaja-Kelod, KiriKanan. Dua kekuatan yang diyakini ini menyelaras dan menciptakan harmoni semesta. Selain
itu ada keyakinan yang mengasosiasikan gunung sebagai simbol penyembahan kepada sang
pencipta. Itupun terjadi karena dilatarbelakangi kepercayaan bahwa gunung-gunung menjadi
tempat para dewa berada. Konsepsi ketuhanan yang maha esa sebagai satu-satunya pencipta
dunia ini dianut oleh agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu(Confusianis)
dan beberapa agama asli nusantara seperti keyakinan Kacaktyan pada Jawa Kuna. Adanya
perbedaan keyakinan ketuhanan ini masih bertahan sampai sekarang. Data dari kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2003 mencatat masih ada kepercayaan asli Meskipun
kini kepercayaan asli Indonesia hanya dianut oleh minoritas warga Indonesia.
Oleh karena itu saya berpendapat bahwa keberagaman konsepsi tuhan itu tidak bisa
dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa konsep ketuhanan seluruh agama di Indonesia
adalah yang maha esa. Konsepsi tersebut hanya berlaku untuk sebagian kepercayaan saja,
bukan keseluruhan.
Lagipula sila ketuhanan yang maha esa tidak bisa diresapi hanya dengan
mengambil sebagian kata seperti hanya meyakini ketuhanan atau yang maha esa saja. Hal
itu dapat mencederai keyakinan pada pancasila itu sendiri ataupun keyakinan terhadap
ketuhanan. Bahkan ada beberapa golongan di Indonesia yang tidak meyakini adanya tuhan.
Akan terasa sangat membingungkan untuk meresapi pancasila ke dalam hati jika substansi
ketuhanan yang ada hanya dipatok pada keesaannya. Seandainya saja kita menganut konsep
tuhan yang tidak esa, bagaimana bisa kita dapat meyakini kebenaran pancasila sebagai
falsafah yang benar-benar ada dari, oleh dan untuk bangsa?
Mungkin sebagai seorang yang awam atas suatu falsafah kenegaraan, saya belum
memenuhi kompetensi untuk emgkritisi hal ini. Tetapi kritik yang saya utarakan ini memakai
pendekatan peresapan dari hati. Melalui pendekatan tersebut saya berkesimpulan kalau ini
adalah hal yang salah. Pancasila sebagai norma dasar haruslah mempunyai keselarasan antara
arti redaksi dengan makna sebenarnya. Saya kira perbedaan ketuhanan yang maha esa
dengan ketuhanan yang berkebudayaan adalah jelas. Bagi saya ketuhanan yang maha esa
adalah menjalani kehidupan dengan dasar nilai-nilai ketuhanan yang bersifat esa. Sedangkan
ketuhanan yang berkebudayaan adalah membudayakan nilai-nilai ketuhanan dalam
kehidupan sehari-hari. Terbebas dari bagaimana konsep tuhan yang bisa saja diyakini secara
berbeda oleh setiap penganut keyakinan tertentu di Indonesia.
Saya berpendapat bahwa perubahan redaksi pada sila pertama adalah perlu. Kalimat
Ketuhanan yang berkebudayaan adalah kalimat yang relevan untuk dipakai untuk
membingkai empat sila pancasila lainnya. Kalimat tersebut relevan dengan fakta bahwa
sampai saat ini tidak semua agama di Indonesia menganut konsep ketuhanan yang maha esa.
Frasa yang maha esa menjadi arti yang sangat sempit karena bisa berpotensi menisbikan
kemajemukan agama yang sudah ada di Indonesia. Sedangkan Kalimat ketuhanan yang
berkebudayaan juga
dapat
menjadi
fasilitas
dasar
yang
sangat
dipakai
untuk
mengembangkan demokrasi karena tidak bergantung pada salah satu sifat ketuhanan,
melainkan nilai-nilai. ketuhanan itu sendiri dan pengakuan keberagaman keyakinan yang ada
di negeri ini melalui toleransi.
Menuju Negeri Tanpa Diskriminasi
Menurut saya ini adalah akar dari permasalahan mengapa begitu banyak diskriminasi
terhadap pemeluk keyakinan yang minoritas di negara ini. Orang-orang boleh bebas
memeluk kepercayaan dijamin oleh negara hanya ketika ia memeluk agama mayoritas. Hal
ini terbukti dari pengakuan 6 agama saja di Indonesia yakni Islam, Kristen Katolik, Kristen
Protestan, Buddha, Hindu dan Kong Hu Cu.
Pengakuan ini berimbas pada banyak hal, salah satunya adalah data kependudukan.
Warga pemeluk agama minoritas selain yang diakui negara dipaksa mencatut agama yang
tidak diyakininya jika ingin memperoleh KTP. Inikah semangat ketuhanan yang toleran yang
ada dalam sila pertama pancasila?
Merupakan langkah yang sangat tepat apabila perubahan redaksi sila pancasila
diberlakukan. Perubahan redaksi ini bukanlah menghilangkan makna dan semangat yang
terkandung di dalamnya melainkan hanya sekedar perubahan frasa dari yang maha esa
menjadi yang berkebudayaan. Jiwa untuk menghayati konsep ketuhanan yang benar-benar
khas Indonesia adalah tidak melulu yang esa tetapi seperti apa yang dikatakan oleh Soekarno,
ketuhanan yang berkebudayaan. Perubahan redaksi ini tidak mengakibatkan bubar atau
runtuhnya suatu negara karena perubahan tersebut dilandasi oleh penghayatan nilai ketuhanan
yang telah ada jauh sebelum republik ini berdiri.
Sebaliknya apabila tidak dilakukan perubahan akan terjadi penyimpangan nilai luhur
yang terkandung secara maknawi dalam sila pertama pancasila karena kesalahan penafsiran.
Artinya, diskriminasi keyakinan ketuhanan yang ada selama ini seakan selaras dengan
pancasila.
Oleh karena itu perubahan ini menurut saya menjadi hal yang sangat penting untuk
dilakukan untuk menciptakan Indonesia, negara yang berlandaskan ketuhanan meski berada
dalam konsepsi yang berbeda. Perbedaan tersebut bukanlah bersifat serang-menyerang, caci
maki atapun ragam diskriminasi. Namun perbedaan tersbut didasari oleh toleransi sehingga
akhirnya berujung pada kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmoni.
Pengertian Pancasila dan Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila dapat kita artikan seabgai lima dasar yang dijadikan Dasar Negara serta
Pandangan Hidup Bangsa. Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar
negara yang kuat dan tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan
dicapai tanpa Pandangan Hidup. Dengan adanya Dasar Negara, suatu bangsa tidak akan
terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.
Pancasila Sebagai Dasar Negara tentunya memiliki fungsi yang sangat penting.
Fungsi pancasila adalah sebagai berikut:
Pandangan Hidup Bangsa Indonesia yaitu yang dijadikan pedoman hidup bangsa
Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang heterogen
(beraneka ragam).
Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, artinya Pancasila lahir bersama denganlahirnya
bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun
tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain.
Perjanjian Luhur artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara
tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia).
Sumber dari segala sumber tertib hukum artinya; bahwa segala peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak bertentangan
dengan Pancasila.
Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia, yaitu masyarakat adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual yang berdasarkan Pancasila
DAFTAR PUSTAKA