Вы находитесь на странице: 1из 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BATU GINJAL/UROLITIASIS
DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT Dr. SOEGIRI LAMONGAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 10
Indah
Wiwit
Nuris Miftakhurrohmah
Erni
Galuh
Irvan Syaifullah

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS S-1 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga dengan judul Batu


Ginjal/Urolitiasis ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas praktik profesi
dapartemen keperawatan medikal bedah (KMB) di Ruang Teratai Rumah Dr,
Soegiri Lamongan yang dilaksanakan pada tanggal 19 September 02 Oktober
2016 oleh mahasiswa Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Lamongan.

Lamongan, September 2016

Mengetahui
Pembimbing Klinik

Pembimbing Akademik

........................................................

.........................................................

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
POKOK BAHASAN

: Batu Ginjal/Urolitiasis

SUB POKOK BAHASAN : Pemahaman tentang penyakit Batu Ginjal/Urolitiasis


HARI / TANGGAL

TEMPAT

: Ruang Teratai Rumah Dr. Soegiri Lamongan


Lamongan.

WAKTU

: 30 menit (jam 09.00 Selesai).

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah dilakukan proses penyuluhan pasien dan keluarga diharapkan dapat
mengerti tentang Batu Ginjal/Urolitiasis.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan para pasien dan keluarga
dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian Batu Ginjal/Urolitiasis dengan bahasanya
sendiri dengan benar.
2. Menyebutkan penyebab Batu Ginjal/Urolitiasis dengan baik.
3. Menyebutkan tanda dan gejala Batu Ginjal/Urolitiasis dengan baik.
4. Menyebutkan cara penanganan / perawatan Batu Ginjal/Urolitiasis dengan
baik.
5. Menjelaskan cara pencegahan pada Batu Ginjal/Urolitiasis dengan baik.
3. SASARAN DAN TARGET
Sasaran dan target ditujukan pada pasien dan keluarga di Ruang Teratai
Rumah Dr. Soegiri Lamongan.
4. MATERI
Terlampir
5. METODE PELAKSANAAN
a. Ceramah
b. Diskusi dan Tanya jawab
6. MEDIA
1. Lembar Balik
2. Leaflet

7. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
Pendahuluan

Waktu
5 menit

Aktifitas perawat
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan
tujuan instruksional
5. Menggali

(Orientasi)

pengetahuan

Aktifitas peserta
1. Menjawab
salam

Metode
Ceramah,
diskusi

2. Mendengark
an.
3. Menyetujui
4. Mendengark

Peserta tentang
Batu

an
dan

Ginjal/Urolitiasis.

memperhati

Penyajian

20

materi

menit

kan
5. Menjawab
Memperhatikan

Menjelaskan :
1.

Pengertian

Batu dan mendengarkan diskusi

Ginjal/Urolitiasis.
2.

Penyebab

penjelasan

Batu mahasiswa

Ginjal/Urolitiasis.
3.

Ceramah,

(penyuluh)

Tanda dan gejala


Batu
Ginjal/Urolitiasis.

4.

Cara penanganan
dan perawatan Batu
Ginjal/Urolitiasis.

5.

Cara pencegahan
Batu
Ginjal/Urolitiasis.

Evaluasi

1. Memberi
kesempatan
bertanya

Mengajukan

Ceramah,

pertanyaan,

tanya jawab

pada Menjawab

dan diskusi

peserta
2. Mengajukan
Pertanyaan

pertanyaan dengan
benar
pada

pasien
3. Memberikan
reiforcemen positif
atas jawaban yang

Penutup

1 menit

diberikan
4. Evaluasi,
1. Salam penutup

8. SETTING TEMPAT
: Penyaji
: Fasilitator
: Observer
: Audien
9. MANFAAT
a. Bagi Mahasiswa: Sebagai media untuk berinteraksi dan menjalin
hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarga.
b. Bagi warga: Menambah wawasan pasien dan keluarga tentang Batu
Ginjal/Urolitiasis.
10. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS
1) Moderator / Pembawa acara:
Uraian tugas:
a.
b.
c.
2)

Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.


Mengatur proses dan lama penyuluhan.
Menutup acara penyuluhan.
Penyaji:
Uraian tugas:
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses

penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3) Fasilitator
Uraian tugas:
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.

b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.


c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
4) Observer
Uraian tugas:
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri.
b. Memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
c. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
d. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses
penyuluhan.
e. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
f. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
11. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a.
b.
c.

Kesepakatan dengan ketua ruangan (Waktu dan Tempat)


Kesiapan Materi Penyaji
Tempat yang di gunakan nyaman dan mendukung.

2. Evaluasi Proses
a. Peserta/mahasiswa bersedia di ruangan sesuai dengan kontrak waktu
yang di tentukan.
b. Peserta antusias untuk bertanya tentang hal yang tidak di ketahui.
c. Mahasiswa menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan dengan
baik.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan antara mahasiswa dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.

LAMPIRAN

BATU GINJAL/UROLITIASIS
1. Pengertian Batu Ginjal/Urolitiasis
Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan
batu di dalam ginjal (Sjamsuhidrajat, 2004). Batu terbentuk ketika konsentrasi
substansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosgat, dan asam urat
meningkat.
2. Penyebab Batu Ginjal/Urolitiasis
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan
aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaankeadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik

terdapat beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya batu pada saluran


kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang
berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang
berasal dari lingkungan di sekitarnya.
Faktor intrinsik antara lain :
1. Keturunan : Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tua.
2. Umur : Penyakit ini paling sering dijumpai pada usia 30-50 tahun.
3. Jenis kelamin : Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan pasien perempuan
Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
1. Geografis : Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal
sebagai daerah stonebelt.
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral
kalsium pada air yang dikonsumsi.
4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
batu.
Pekerjaan : Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life. .
3. Tanda dan Gejala Batu Ginjal/Urolitiasis
Manifestasi klinis tergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan edema.
Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan peningkatan
tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal. Infeksi (pielonefritis dan sistitis yang
disertai menggigil, demam dan disuria).
Batu pielum didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya
menempati bagian pelvis, tetapi dapat tumbuh mengikuti bentuk susunan

pelviokaliks sehingga bercabang seperti tanduk rusa. Kadang batu hanya terdapat
pada suatu kaliks. Nyeri di pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau
nyeri yang terus-menerus dan hebat karena adanya pielonefrosis.
Batu di pielum ginjal, berkaitan dengan sakit yang dalam dan terus
menerus di area kostovetebral, adanya hematuria, oliuria, rasa terbakar. Nyeri
dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal yang
terkena . Nyeri menyebar secara anterior dan pada wanita ke bawah mendekati
kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis. Nyeri mendadak menjadi
akut disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebral dan muncul mual dan
muntah (episode kolik renal). Dapat terjadi diare dan ketidaknyaman abdominal,
gejala GI akibat dari refleks renointestinal dan proksimitas anatomik ginjal ke
lambung, pankreas dan usus besar.
5. Perawatan atau Penanganan Batu Ginjal/Urolitiasis
a. Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi
simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan
minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik. Jenis batu yang
memang dapat dilarutkan adalah dari batu asam urat. Batu ini terjadi bila pH
urin asam (pH: 6,2) sehingga dengan pemberian bikarbonas natrikus disertai
makanan alkalis, batu asam urat diharapkan larut. Hasil lebih baik dilaporkan
dengan pemberian alopurinol dan usaha menurunkan kadar asam urat.
Batu struvit tidak dapat dilarutkan tetapi dapat dicegah dengan pengasaman
urin dan pemberian antiurease. Bila terdapat kuman harus dibasmi. Akan
tetapi pemberian antibiotic sukar membasmi kuman karena kuman didalam
batu susah dicapai oleh antibiotic.

b. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan
untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara
ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering
dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan
menggunakan gelombang kejut.
c. Tindakan bedah
Pembedahan terbuka itu antara lain: pielolitotomi yaitu pembedahan yang
dilakukan jika batu terletak di dalam piala ginjal atau nefrolitotomi yaitu
insisi pada ginjal untuk mengangkat batu yang terletak si dalam ginjal.
6. Cara pencegahan terjadinya Batu Ginjal/Urolitiasis
Diet kadar zat-zat pembentuk batu seperti :
1. Makanan yang tidak boleh dimakan:
Kentang/ ubi, Susu, keju, kepiting, ikan teri, ikan asin, sardine, Bayam, daun
melinjo, daun pepaya, daun singkong, talas, Buah-buahan yang dikeringkan,
Minuman soda, soft drink, teh kental, kopi, Salak, asparagus
2. Makanan yang dibatasi:
- Tahu/ tempe maksimal 100 grm/hari
- Kacang-kacangan kering max 25 grm/hari
- Sayuran (kecuali yang dilarang) max 200 grm/hari
- Buah (kecuali yang dilarang) max 100 grm/hari
3. Batasi Kalsium
Semakin tinggi kalsium bisa menaikkan pula eksresi yang menambah
pembentukan kristalisasi garam-garam dapur. Batasi kalsium tinggi seperti ikan
salmon, sarden, keju, susu, es krim.
Kurangi Oksalat Pembentuk Kristal Oksalat dalam air kemih berasal dari dalam
tubuh, dari makanan yang kita makan serta hasil metabolisme vitamin C. Oleh
karena itu pasien batu ginjal disarankan tidak mengkonsumsi vitamin C lebih dari

1 gram per hari dan penderita tidak boleh kekurangan vitamin B6 karena.kedua
penyebab tersebut dapat memicu peningkatan produk oksalat.
a. Kurangi Konsumsi Protein
Hewani Protein hewani dapat meningkatkan terbuangnya kalsium dan asam
urat dalam air kemin yangm kemudian diikuti dengan menurunnya PH
(tingkat keasaman) urin dan pembuangan sitrat. Urine yang asam dalam
jangka lama memudahkan terbentuknya kristal.
b. Minum Air Putih
Semakin kurang seseorang minum air putih makin kurang pula air kemih
yang terbentuk. Junlah yang dianjurkan adalah minimmal 2 liter air per hari.
Umumnya penderita batu ginjal minum air kurang dari 1 liter per harinya.
c. Batasi Garam
Setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan 25-30
mg kalsium dalam urine. keluarnya kalsium dari air kemij karena garam ini
mempermudah terbentuknya kristalisasi ikatan kalsium urat oleh natrium
(sodium).

DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2004. 756-763
Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia. 2003. 62-65.

Вам также может понравиться