Вы находитесь на странице: 1из 17

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......

RyanChandraPermana
RESPONPETERNAKTERHADAPKEGIATANPEMBIBITANSAPIPOTONG
PASUNDANPADAPEMELIHARAANSISTEMSEMIINTENSIF
(StudikasusdiDesaDukuhbadagKecamatanCibingbinKabupatenKuningan)
TheResponseOfFarmsToPasundanBeefCattleBreedingActivitiesInSemi
IntensiveMaintenanceSystem
(CasestudyatDukuhbadagVillage,SubDistrictof.Cibingbin,DistrictofKuningan)
Ryan Chandra Permana Putra*, Johar Arifin**, Munandar
Sulaiman**
Universitas Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2015
** Staff Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
e-mail : ryanchandrapermana@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di kelompok ternak Giri Karya Desa Dukuhbadag Kecamatan
Cibingbin Kabupaten Kuningan selama bulan Februari April 2015. Tujuan dari
penelitian adalah mengetahui sejauh mana program kegiatan pembibitan Sapi potong
Pasundan pada pemeliharaan sitem semi intensif dan untuk mengetahui respon peternak
terhadap kegiatan pembibitan Sapi Pasundan yang dipelihara menggunakan sistem semi
intensif yang meliputi tingkat kognitif, afektif, dan psikomotorik peternak terhadap
kegiatan pembibitan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan
kualitatif. Variabel yang diamati adalah program kegiatan pembibitan (VBC) yang
meliputi pelatihan pemiliahn calon bibit sapi Pasundan, pelatihan pengolahan bahan
pakan, dan pelatihan manejement pemeliharaan. Variabel lain yang diamati adalah proses
pembelajaran peternak yang meliputi aspek kognisi (pengetahuan), afeksi (tanggapan),
dan psikomotorik (keterampilan) peternak. Informan ditentukan secara purposive terdiri
dari peternak dan staf lembaga pemerintah terkait (Dinas Peternakan). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa respon peternak terhadap kegiatan pembibitan yang dilakukan oleh
anggota kelompok ternak Giri Karya tergolong cukup tinggi. Proses pembelajaran
kognisi, afeksi, dan psikomotorik peternak terhadap kegiatan pembibitan bila dilihat dari
aspek afektif kognitif, dan psikomotorik sudah tergolong baik.
KataKunci: ResponPeternak,KegiatanPembibitan,ProsesPembelajaran,Kognitif,
Afektif,Psikomotorik.
ABSTRACT
The reseach study was at Giri Karya livestock group Dukuhbadag Village, Sub District of
Cibingbin, District of Kuningan during February April 2015. The purpose of the study
is to determine performance of breeding activity using extensive systems and to know the
learning process of Pasundan breeding beef cattle activities in the maintenance of semiintensive system and to determine the response of cattle ranchers to the activities of

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana
pasundan breeding cattle maintained using a semi- intensive system includes the level of
cognitive, affective, and psychomotor farmers to nursery activities. This method used
case study with qualitative approach. The variables measured were breeding program
activities (VBC), which includes training of probable sundanese cows choice, feed
materials processing training, maintenance and training management. Other variables
measured were farmers learning process that includes aspects of cognition (knowledge),
affective (response), and psychomotor (skills) breeders. Informants purposively
determined consists of farmers and staff related government agencies (Department of
Animal Husbandry). These results indicate that the response of farmers to breeding
activities carried out by members of a herd Giri work is adequately high. The learning
process of cognitive, affective, and psychomotor farmers against breeding activity when
viewed from the aspect of cognitive affective, and psychomotor already adequately good.
Keywords : Breeding Activity Performance, Learning, Cognitive, Affective, and
Psychomotor.
PENDAHULUAN
Program swasembada daging sapi/kerbau (PSDSK) 2014 pada saat ini telah gagal.
Berbagai laporan tahun 2014 mengindikasi penurunan populasi sapi lokal secara
signifikan. Indikator defisit populasi secara alamiah dapat dilihat juga dari tingginya
harga daging maupun bobot hidup sapi. Hal ini digambarkan bahwa pada tahun 2015
impor sapi ditingkatkan hingga sampai 30 persen, dilakukan untuk mengurangi
pengurasan sapi lokal sebagai kosekuensi negara terhadap kewajiban penyelamatan dan
pelindungan ternak lokal dari kepunahan dengan meningkatkan kesejahteraan petani
seperti yang diamanatkan UU Nomor 18 tahun 2009.
Sapi Pasundan diindikasi sebagai pemasok utama pedet atau induk produktif di
Jawa Barat apabila dibandingkan dengan sapi jenis lain. Hal ini di karenakan jumlah
kepemilikan ternak tiap peternak cukup tinggi dengan pemeliharaan yang efisien.
Efisiensi budidaya Sapi Pasundan dapat dilihat dari aspek perkandangan yang relatif
sederhana bahkan di beberapa wilayah sapi tidak dikandangkan, tahan penyakit tropis
terutama parasit, tahan haus, tahan terhadap cekaman perubahan cuaca, dan memiliki
siklus reproduksi pendek dengan paritas lebih dari dua puluh. Keunggulan lain adalah
efisiensi pakan cukup tinggi untuk menghasilkan koformasi otot yang bagus (very
goodframe) dan prosentase karkas yang tinggi dengan kualitas daging di atas standar

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

nasional Indonesia (SNI) walaupun dengan pola pemeliharaan tradisional.


Urgensi populasi Sapi Pasundan di masyarakat yang dapat menopang data
populasi sapi potong di Jawa Barat belum sepenuhnya mendapat perhatian dari
pemerintah. Permasalahan yang muncul dari aspek sosial, daya dukung lahan dan
performa kuantitatif yang menyelimuti kondisi peternakan Sapi Pasundan belum
sepenuhnya mendapat perhatian khusus untuk difasilitasi penyelesaiannya. Situasi politik
seperti program PSDSK 2014 juga diduga

menjadi indikator seleksi negatif akibat

pengeluaran ternak-ternak berperforma bagus keluar dari populasi. Situasi ini secara
mikro menyumbang penurunan populasi sapi lokal di Jawa Barat.
Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa pemanfaatan sumberdaya lokal Sapi
Pasundan

harus dimulai dari kegiatan yang paling mendasar, yaitu menyusun pola

pemuliaan yang tepat dan terarah. Hal ini menjadi kebutuhan bagi pengembangan
maupun konservasi sumberdaya genetik untuk mencukupi atau paling tidak mensubstitusi
kebutuhan pangan di masa sekarang dan masa depan.
OBJEK DAN METODE
OBJEK PENELITIAN
Objek penelitianadalah anggota kelompok ternak Giri Karya, di
Desa Dukuhbadag, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Studi
kasus. Studi kasus adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu objek dan hasil
penelitian tersebut hanya digunakan oleh objek yang di teliti (Lexy,2007). Penelitian
studi kasus di lakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisme,
lembaga atau gejala tertentu.

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

Operrasional Variabel
Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu respon peternak, pemahaman
peternak terhadap kegiatan pembibitan, terdiri dari pengetahuan peternak, tanggapan
peternak, dan keterampilan peternak. Variabel lain yang diamati adalah mengidentifikasi
adanya kegiatan pembibitan yang berorientasi produksi bibit.

1. Program Kegiatan Pembibitan ( VBC)

Village Breeding Center (VBC) adalah suatu kawasan pengembangan peternakan


yang berbasis pada usaha pembibitan ternak rakyat yang tergabung dalam kelompok
peternak pembibit. Di dalam VBC ini terdapat beberapa program yang dilaksanakan guna
menunjang kegiatan VBC yang telah disusun dalam Roadmap Ex situ Farming
danTraining Centre Sapi Pasundan Fakultas Peternakan Unpad 2014-2016 di jelaskan
bahwa program pelatihan yang di laksanakan adalah sebagai berikut:
-Pelatihan Pemilihan Calon Bibit Sapi Pasundan.

-Pelatihan Manegemen Pengolahan bahan Pakan.


-Pelatihan Manegemen Pemeliharaan.

2. Variabel Respon Peternak Proses Pembelajaran Pada Kegiatan Pembibitan.

Kemampuan peternak dalam pemeliharaan Sapi Potong Pasundan menggunakan


sistem pemeliharaan semi intensif mencangkup beberapa aspek diantaranya :
-Kognitif.
-Afeksi.
-Psikomotorik.

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

MODEL ANALISIS

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, analisis dilakukan dengan


cara deskripsi analisis yang dilakukan dengan metode interpretative. Proses analisis
data dilakukan dengan pemahaman dan pemaknaan secara empirik terhadap pemasalahan
penelitian. Data yang diperoleh dikatagorisasikan untuk dilakukan organisir dan menurut
satuan pola, kemudian dilakukan interpretative. Metode interpretative

yaitu

memahami secara mendalam (verstehen) terhadap makna-makna dari variable yang ada
dalam penelitian ini (Munandar, 2004) dengan adanya metode deskpsi kualitatif maka
teknik analisa data yang dilakukan melelui tiga tahapan, yaitu :
1) Reduksi
2) Penyajian data
3) Kesimpulan

HASIL DAN PEMBAHASAN


1.

Keadaan Umum Daerah Penelitian

Kabupaten Kuningan
Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108 23' - 108 47' Bujur Timur dan 6 47'
- 7 12' Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6 45' - 7 50'
Lintang Selatan dan 105 20' - 108 40' Bujur Timur.

Desa Dukuhbadag
Desa Dukuhbadag dengan luas 6,737 Ha, merupakan salah satu desa di kecamatan
Cibingbin, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Secara administrasi, Desa Dukuhbadag
sebelah utara dan barat berbatasan dengan Desa Cibeureum, selatan dan timur berbatasan
dengan Kabupaten Brebes. Tipologi wilayahnya adalah desa dalam wilayah kecamatan.

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

Tipologi Desa Dukuhbadag berdasarkan posisi ketinggian diatas permukaan air laut
yaitu 300 meter. Jenis tanah di Desa Dukuhbadag adalah dominan latosal. Suhu udara di
Desa Dukuhbadag berkisar 27oC sampai 31oC, dengan curah hujan rata-rata terbanyak
adalah 147 hari. Bentuk wilayah datar sampai berobak 70%, berombak sampai berbukit
20%, bukit sampai bergunung 10% ( Monografi Desa Dukuhbadag, 2013).

Jumlah Penduduk
Populasi jumlah penduduk Desa Dukuhbadag berdasarkan data tahun 2013 berjumlah
5.233 orang, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.901 orang dan perempuan 2.332 orang,
dengan 1.495 Kepala Keluarga.

Tingkat Pendidikan
Kesadaran pendidikan masyarakat Desa Dukuhbadag masih rendah. Hal ini
terbukti sebagian besar penduduknya adalah tamat SD / sederajat yakni sebanyak 64,12%
atau 836 orang. Sebesar 452 (34,61%) tingkat SLTP dan 16 orang (1,27%) SLTA.

Mata Pencarian Penduduk


Mata pencarian penduduk Desa Dukuhbadag adalah petani yakni sebesar 63,26%
atau sebanyak 1.539 orang. Sementara peternak Sapi Pasundan termasuk kedalam
kelompok petani. Ber ternak Sapi Pasundan sebagian besar dimanfaatkan sebagai usaha
pokok maupun usaha sampingan.

Sejarah berdirinya Kelompok Giri Karya


Pada tahun 2011 tepatnya 03 Maret 2011 kelompok Giri Karya berdiri sebagai
kelompok tani yang di ketuai oleh Bapak Ugan Suganda, dengan sekretaris Bapak
Burhanudin, dan bendahara Bapak Supendi.

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

Pada tahun 2013, kelompok tani Giri Karya mendapatkan bantuan dari
pemerintah melalui proposal yang di kirimkan. Bantuan tersebut berupa 25 ekor Sapi
Pasundan ( 20 ekor sapi betina dan 5 ekor jantan) beserta kandang dan pakan (kosentrat),
bantuan ini dituangkan dalam program VBC (Villege Breeding Center). Dimana VBC ini
diharapkan dapat menjadi daerah yang nantinya menghasilkan bibit-bibit unggul Sapi
Pasundan.
Menurut Bapak Ugan Suganda selaku Ketua Kelompok Giri Karya,
perkembangan kelompoknya sudah cukup baik, dapat dilihat dari jumlah anggota yang
terus bertambah dan juga semakin meningkatnya pengetahuan para anggota.
Permasalahan yang timbul di dalam kelompoknya adalah sulitnya menyatukan atau
mengatasi dinamika kelompok, banyak anggota yang hanya ingin diberi bantuan gratis
tanpa mengeluarkan modal, dalam hal ini contohnya pemberian vitamin rutin, para
anggotanya tidak ingin mengeluarkan uang walau hanya Rp20.000,- untuk membeli
vitamin, sehingga Bapak Ugan merasa kesulitan dalam mengatur anggotanya.
Dari segi populasi kelompok Giri karya adalah kelompok tani-tenak yang paling
banyak memiliki populasi Sapi Pasundan dibandingkan dengan kelompok yang lain.
Kelompok Giri Karya juga memiliki keanggotaan yang sangat dinamis

dengan

kelembagaan yang kuat. Dilihat dari segi administrasi pun kelompok Giri Karya sudah
sangat terampil dalam mengelola administrasi, dapat dilihat dari pembukuan-pembukuan
yang ada di ketua kelompok. Oleh karena itu, pemerintah menunjuk kelompok Giri Karya
desa Dukuhbadag sebagai penerima bantuan VBC.
Dengan ditunjuk sebagai daerah VBC tentunya menjadi tanggung jawab yang
besar bagi kelompok Giri Karya. Menurut pengakuan Bapak Ugan bahwa beliau beserta
anggota-anggotanya sering mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan baik oleh dinas
kabupaten maupun Provinsi, yang dinilai sangat berguna bagi peningkatan pengetahuan
anggota kelompoknya. Banyak materi pelatihan yang telah diberikan seperti manajemen
pemilihan pakan, manajemen pemilihan bibit, dan materi mengenai penguatan kelompok.

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

2.

Program Kegiatan Pembibitan (VBC)

Daerah VBC merupakan kawasan pengembangan peternakan yang berbasis pada


usaha pembibitan ternak rakyat yang tergabung dalam kelompok peternak pembibit. Di
dalam VBC ini terdapat beberapa program yang dilaksanakan guna menunjang kegiatan
VBC yang diantaranya adalah : Pelatihan Pemilihan Calon Bibit Sapi Pasundan, pelatihan
manajemen pengolahan bahan pakan, pelatihan manajemen pemeliharaan.

Pelatihan Pemilihan Calon Bibit Sapi Pasundan


Dalam pelatihan pemelihan calon bibit yang baik, para anggota kelompok
diberikan beberapa materi pendukung mengenai pemilihan bibit.Adapun materi yang di
berikan di jelaskan dalam tabel 1.
Materi Pelatihan Pemilihan Calon Bibit Sapi Pasundan Yang Baik
No
1.

Materi Pelatihan
Populasi
Dasar

Keterangan
Dalam pelatihan ini di jelaskan tentang eksistensi

Dalam

populasi Sapi Pasundan di wilayah pesisir selatan

Pembibitan

Sapi Pasundan.
2.

3.

Karakteristik

Jawa Barat.
Calon

Memberikan gambaran karakteristik calon induk dan

induk dan pejantan

pejantan yang baik dilihat secara kualitatif dan

Sapi Pasundan.

kuantitatif.

Pola

Menjelaskan Pola pemeliharaan yang pada hakekatnya

Pemeliharaan

Sapi Pasundan

mengikuti kondisi alamiah ternak tersebut.

Dalam pelatihan pemilihan calon bibit ini di lakukan di bale desa Dukuhbadag
dengan jumlah peserta 13 orang yang merupakan para peternak Sapi Pasundan.pelatihan
ini menghadirkan para dosen Fakutas Peternakan UNPAD sebagai pematerinya. Materi

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

yang di sampaikan terdapat tiga sub materi yang telah di jelaskan pada tabel 1 diatas,
Pelatihan Manejemen Pengolahan Bahan Pakan
Untuk meningkatkan produktifitas pakan menjadi salah satu faktor pendukung
yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan Sapi Paasundan, dari dasar tersebut maka
peternak Giri Karya di Desa Dukuhbadag diberikan pelatihan oleh dinas dan Fakultas
Peternakan UNPAD menegenai pengolahan bahan pakan pada Sapi Pasundan, yang
diharapkan nanti peternak memahami pengolahn bahan pakan untuk Sapi Pasundan,
pengolahan hijauan dan pemberiaan pakan pada berbagai masa produksi.adapun materi
yang di berikan pada saat pelatihan di jelaskan pada tabel 2.
No
1.

Tabel 2. Materi Pelatihan Manajemen Pengolahan Bahan Pakan.


Materi Pelatihan
Keterangan
Syarat bahan pakan
Menjelaskan syarat yang harus di perhatikan dalam
memberikan pakan yang baik.

2.

Pengolahan

bahan

Menjelaskan pengolahan bahan pakan agar tidak

pakan dari berbagai rusak dan efisien dalam pengolahannya.


bahan pakan.
3.

Pemberiaan

pakan Menjelaskan cara pemberian pakan pada masa pedet

pada berbagai masa lepas kolostrum sampai sapi yang dewasa berusia
produksi

diatas 18 tahun.

Tabel 2 diatas menjelaskan mengenai materi yang di berikan pada saat pelatihan
pengolahan bahan pakan, dimana pelatihan ini dilakukan di bale desa Dukuhbadag pada
bulan September 2014 dengan jumlah peserta 14 orang yang terdiri dari para anggota
kelompok ternak Giri Karya.dari pelatihan ini peternak mendapat ilmu baru khususnya
mengenai pengolahan bahan pakan, dijelaskan pada pelatihan pada saat itu bahwa pakan
atau ransum ternak terdiri dari bahan pakan. Bahan pakan berupa bahan hijauan,
rambanan, sereal, kulit sereal dan premix.

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

Pelatihan Menejemen Pemeliharaan Sapi Pasundan


Manajemen pemeliharaan sapi potong memegang peranan penting dalam kegiatan
pembibitan ternak. Berbagai pendapat yang menyebutkan bahwa performa produksi
ternak dipengaruhi oleh lingkungan sampai 70%. Untuk meningkatkan kemampuan
mengenai menejemen pemeliharaan yang baik pada Sapi Pasundan maka di adakanlah
pelatihan dari fakultas peternakan UNPAD kepada anggota kelompok ternak Giri Karya
di desa Dukuhbadag, materi yang di berikan pada pelatihan dijelaskan pada tabel 3.
Tabel 3. Materi Pelatihan Menejemen Pemeliharaan Sapi Pasundan
No
1.

Materi Pelatihan
Keterangan
Tata laksana peme-liharaan Menjelaskan penanganan dan pelakuan yang harus
pedet umur 1 minggu .

dilakukan untuk pedet setelah kelahiran,dan kejadian


yang sering muncul pada pedet masa kolostrum.

2.

Tata laksana pemeliharaan Menjelaskan cara pemeliharaan dara lepas sapih.


dara lepas sapih.

3.

Tata laksana peme-liharaan Menjelaskan cara menangani pemeliharaan sapi dara


dara bunting.

4.

Membangun

bunting.
performa Menjelaskan cara membangun kualitas reproduksi

reproduksi pada sapi be- pada sapi betina Pasundan.


tina.

Dalam tabel 3 diatas menjelaskan isi dari materi pelatihan menejemen


pemeliharaan Sapi Pasundan yang diselenggarakan oleh Fakultas Peternakan UNPAD
pada bulan Agustus 2014 bertempat di bale desa Dukuhbadag kecamatan Cibingbin
kabupaten kuningan. Jumlah peserta pelatihan ini kurang lebih mencapai 15 orang yang
pesertanya adalah anggota kelompok teranak Giri Karya.

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

3.

Respon Peternak Terhadap Kegiatan Pembibitan

Respon peternak mengenai kegiatan pembibitan Sapi Pasundan meliputi aspek


kognisi (penegtahuan), aspek afeksi (tanggapan), dan aspek psikomotorik (keterampilan).

Kognisi Peternak Mengenai Kegiatan Pembibitan Ternak


Tingkat kognisi (pengetahuan) yang diteliti pada penelitian ini adalah
pengetahuan peternak tentang pemilihan calon bibit Sapi Pasundan yang baik,
penegtahuan menegemen pakan yang baik, pengetahuan penguatan kelompok,
pengetahuan menegemn pemeliharaan..penegtahuan tersebut di sajikan pada tabel
dibawah ini.

Tabel 4. Pengetahuan Megenai Kegiatan Pembibitan

No

Aspek

Keterangan

Pengetahuan
1.

Pemilihan
Calon

Peternak dapat menjelaskan


pengertian dan manfaat dari
pemilihan bibit.

b. Karakteristik Sapi
pasundan
dilihat
dari sifat kualitatif
dan kuantitatif.

Peternak dapat menjelaskan


karakteristik Sapi pasundan
di lihat dari sifat kualitatif
dan kuantitatif.

c. Pola pemeliharaan
sapi

Peternak mengetahui pola


pemeliharaan sapi (intensif,
semi intensif, dan ektensif)
Peternak mengetahui apa itu
pengolahan bahan pakan,
dan jenis pengolahannya

Bibit

yang baik

2 Manajemen
.

a. Pengertian
pemilihan bibit.

pakan yang baik

a. Pengertia
n
dan
jenis

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana
pengolahan bahan
pakan.

Peternak mengetahui syarat


bahan pakan yang baik.

b. Syarat
bahan
pakan
yang baik

Peternak dapat menyebutkan


jenis-jenis bahan pakan yang
cocok untuk sapi.

c. Jenisjenis
bahan
pakan

Peternak
belum
bisa
menyebutkan
cara
pengolahan bahan pakan.

d. Cara
pengolaha
n bahan
pakan

2. Manajemen
Pemeliharaan

a. Mengetahui apa
itu
manajemen
pemeliharaan.

Peternak dapat menjelaskan


apa
itu
manajemen
pemeliharaan pada hewan
ternak.

b. Menyebutkan
jenis mana-jemen
pem-eliharaan.

Peternak mengetahui jenisjenis


manajemen
pemeliharaan pada sapi.

c. Mengetahui cara
penangan
-an
pedet baru lahir.
d. Cara
pemeliharaan
darah
lepas sapih.
e. Membangun
performa
reproduksi
sapi
betina

Peternak belum mengetahui


cara penanganan pedet yang
baru lahir.
Peternak mengetahui cara
pemeliharaan
pada sapi
yang lepas sapih.
Peternak
mengetahui
bagaimana cara membangun
performa reproduksi pada
sapi betina.

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan peternak anggota


kelompok Giri Karya mengenai kegiatan pembibitan sudah tergolong cukup, hal ini dapat
mempengaruhi peternak dalam membentuk kognisinya. Artinya semakin banyak
informasi yang diterima dan dimengerti maka akan merubah responnya.

Afeksi Peternak
Aspek afeksi Menurut

Schifman dan Kanuk dalam Sinamora (2004),

mengartikan sikap sebagai ekspresi perasaan (inner filling), yang mencerminkan apakah
seseorang senang atau tidak, suka atau tidak, dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu
objek. Dalam hal ini afeksi peternak berupa tanggapan peternak mengenai tujuan
pembibitan, dan tanggapan peternak terhadap program villege breeding center (VBC)
yang di lakukan pemerintah.
Tanggapan peternak mengenai kegiatan pembibitan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Tingkat Afeksi Peternak
N

1.

Tingkat afeksi peternak

Tanggapan
tujuan
(Tujuan

peternak

pembibitan
pembibitan

Keterangan

dari
ternak.
sapi

potong Pasundan).

Peternak

setuju

dan

mendukung

mengenai

tujuan

pembibitan

juga

adalah untuk memenuhi kebutuhan


masyarakat Jawa Barat akan daging
sapi.

2.

Tanggapan Peternak terhadap

Peternak

setuju

dengan

program VBC. (Mendapatkan

program

VBC,

manfaat dari program VBC. )

mendapatkan manfaat dari program

karena

adanya
peternak

VBC yang di berikan pemerintah. Dan

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

peternak dapat mengaplikasikan dalam


kegiatan sehari-hari.

Berdasarkan Tabel 5, didapatkan bahwa peternak mendukung mengenai


pentingnya kegiatan pembibitan dalam usaha ternak. Dengan melakukan kegiatan
pembibitan yang sesuai pedoman, peternak berharap hal tersebut dapat meningkatkan
nilai usaha ternak yang mereka jalani, sedangkan pemerintah pun akan merasakan
manfaatnya, yaitu tercapainya swasembada daging untuk zona Jawa Barat. Selain itu
peternak juga merasa telah membantu pemerintah Daerah dalam melestarikan
sumberdaya genetik lokal khas Jawa Baarat yaitu sapi Pasundan yang kini sudah di
patenkan sebagi sapi lokal khas Jawa Barat.

Psikomotorik Peternak
Ranah psikomotorik dalam proses belajar mencangkup taraf-taraf keterampilan
yang meliputi taraf persepsi, dan kesiapan objek. Selain itu psikomotorik berkaitan
dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik ini sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang
baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berprilaku).
Ranah psikomotorik peternak dilihat dari Keteampilan peternak dalam
melakukan budidaya pembibitan dengan mengevaluasi dari program pelatihan yang telah
di berikan.adapun ranah psikomotorik yang di lihat dalam penelitian ini dijelaskan dalam
tabel 6.
Tabel 6. Tingkat Psikomotorik Peternak.
No

Tingkat Psikomotorik
Peternak

Kegiatan

Keterangan

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

1.

Keterampilan

peter-

nak dalam melakukan


budidaya pembibitan
dengan mengevaluasi
dari

program

pe-

latihan yang telah di


berikan

a. Pemilihan calon
bibit yang baik

Peternak sudah Melakukan :

b. Menejemen pakan a. Pemilihan Bibit Sendiri


yang baik
c. Menejemen
pemeliharaan

untuk kontes ternak


2015
b. Mengelola Pakan
c. Pemelihara Sapi dengan Baik

Dari tabel 6, didapatkan bahwa tingkat keterampilan peternak dalam melakukan


pembibitan secara umum sudah cukup baik dapat dilihat dari sebagian responden sudah
menerapkan apa yang mereka dapatkan dari pelatihan yang diberikan, mulai dari cara
pemilihan bibit unggul yang baik sampai menerapkan menejemen pemeliharaan dalam
kegiatan pembibitan sehari-hari.

KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1)

Kegiatan pembibitan program VBC dapat meningkatkan populasi sapi lokal khas
Jawa Barat dan peternak mendapatkan manfaat berupa pelatihan sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap proses kegiatan
pembibitan

2)

Proses pembelajaran peternak terhadap kegiatan usaha pembibitan Sapi potong


Pasundan masih tergolong tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari 3 aspek penting
proses pembelajaran.

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

a. Aspek kognitif peternak terhadap hasil pelatihan dinilai cukup tinggi, hal tersebut
dapat dilihat dari pengetahuan mereka mengenai manajemen pakan, menejemen
pemeliharaan, dan pemilihan calon bibit.
b. Aspek afeksi peternak sangat mendukung tujuan pembibitan dan pentingnya
pembibitan untuk usaha ternak, begitupun mengenai program-program pemerintah
yang sedang dan akan berjalan.
c. Tingkat keterampilan (psikomotorik) peternak terhadap kegiatan pembibitan ternak
sudah terbilang cukup tinggi, hal itu dapat dilihat dari keterampilan mereka
mengenai hasil pelatihan yang mereka dapatkan.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis ingin memberikan rekomendasi sebagai berikut :
-

Guna meningkatkan usaha pembibitan yang dilakukan peternak, maka Dinas


Peternakan Kabupaten Kuningan dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
diharapkan dapat meningkatkan motivasi peternak dalam melakukan usaha, baik
itu melalui pendekatan moral ataupun melalui program program yang segera
terealisasikan sesuai dengan kebutuhan peternak.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada para pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memberikan saran dalam penulisan karya ilmiah ini
serta kepada pembahas yang telah memberikan sarannya. Terima kasih penulis ucapkan
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

ResponPeternakTerhadapKegiatanPembibitan......RyanChandraPermana

DAFTAR PUSTAKA
Arifin ,J., Dudung Mulliadi, 2014. Potensi Sapi Rancah di Jawa Barat. Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Barat. Bandung
Arifin, J., Yunasaf, U., Romi Zamhir. 2010. Inovasi Teknologi dalam Sistem Integrasi
Lahan Kering Ternak Ruminansia dan Bioenergi. Optimalisasi VBC Domba Lokal
di Kabupaten Subang, Indramayu, dan Cirebon Jawa Barat. Laporan PHKI-Unpad
Tahun II. Bandung
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2014. Program Pengelolaan SDGT Lokal
Berkelanjutan di Jawa Barat. Bandung. Jawa Barat
Departemen Pertanian RI. 2006. Peraturan Mentri Pertanian NO. 54/Permentan
/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Sapi Potong yang Baik (Good
Breeding Practice). Jakarta
Indrijani, Johar Arifin, Dudi, Wendry SP, Romi Z, Hilmia. 2012. Kajian Identifikasi Sapi
Lokal Jawa Barat Dalam Mendukung Swasembada Daging Sapi. Laporan
Penelitian. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Bandung
Sudjana N . 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sulaeman Munandar. 1995. Ilmu Sosial Dasar, PT. Eresco. Bandung
............................., 2014. Metode Penelitian Sosial Pendekatan Kualitatif.
Fakultas Peternakan-UNPAD.
Soeprapto, H. dan Z. Abidin. 2006. Cara tepat penggemukan sapi potong. PT Agro
Media Pustaka. Jakarta.

Вам также может понравиться