Вы находитесь на странице: 1из 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karuniaNya,
sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul Kepedulian Terhadap
Prestasi Remaja tepat pada waktunya. Meskipun banyak hambatan yang saya alami selama
masa pembuatan karya tulis ini, tapi saya berhasil menyelesaikannya dengan baik. Karya tulis
ini berisi tentang prestasi remaja yang mulai menurun. Hal ini sesuai dengan realitas pelajar
zaman sekarang.
Tak lupa saya berterima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung saya. Juga
orang tua saya yang selalu membimbing saya. Saya berharap coretan pena saya dalam karya
tulis ini berguna bagi masyarakat dan dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Saya menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya
berharap saran dan kritik yang membangun dari para pembaca, agar bisa menjadi bahan
evaluasi bagi saya ketika ke depan nanti saya akan menulis karya tulis lagi.

Surabaya, Oktober 2014


Penulis
Vira Shintia Devi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring waktu berjalan, hampir semua aspek kehidupan mengalami kemajuan. Di zaman
modernisasi ini, teknologi terus memperbaiki dan memperbarui diri. Para ahli terus
mengembangkan ide dan kreativitasnya. Misalnya, sekarang ini marak di jumpai telepon
genggam atau cell-phone dengan fitur-fitur yang semakin canggih yang menambahkan fitur
berbasis data, social media dan game selain fitur komunikasi biasanya.
Penggunaan telepon genggam atau cell-phone ini banyak memberi manfaat bagi kehidupan
manusia. Salah satunya adalah memudahkan manusia agar dapat berkomunikasi dengan
orang lain yang berada di tempat jauh. Selain memberi manfaat positif bagi kehidupan
manusia, di sisi lain cell-phone juga dapat memberi dampak negatif. Fitur-fitur cell-phone
pintar (atau biasa disebut dengan smartphone) saat ini banyak mengundang perhatian
masyarakat, baik dari kalangan muda ataupun tua, laki-laki atau perempuan, kalangan
professional maupun pelajar dan siapa saja pasti akan tergiur.
Karena tergila-gilanya pada smartphone, muncul fenomena banyak kalangan muda
terutama pelajar, yang lupa akan tugas utamanya sebagai seorang pelajar, yaitu belajar.
Padahal, tujuan orang tua menyekolahkan anaknya adalah untuk mencerdaskan sang anak. Itu
artinya, di sekolah sang anak tidak hanya berangkat ke sekolah kemudian pulang ke rumah.
Mereka memiliki tugas utama, yaitu belajar. Hal itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap
pelajar. Namun jika dilihat dari realitas sekarang, banyak pelajar yang lupa akan tugas
utamanya. Ada banyak faktor yang memengaruhinya. Pergaulan bisa jadi salah satu
penyebabnya. Terutama pada pelajar setingkat SMP/sederajat atau SMA/sederajat. Jika ingin
belajar ya belajar. Jika tidak ingin ya tidak belajar. Tak lagi jadi masalah ,jika di sekolah tidak
mendapat nilai bagus. Selagi masih ada tetangga sebelah, semua menjadi mudah. Posisi
menentukan Prestasi. Begitu kata kebanyakan pelajar yang malas belajar.
Pelajar zaman sekarang banyak yang tidak peduli lagi dengan hasil belajarnya. Yang penting
naik kelas dan tetap sekolah. Karena orientasi sekolah bagi mereka hanya untuk formalitas
saja, tidak untuk mengambil ilmunya. Sekolah hanya dianggap sebagai jalan untuk mendapat
ijazah, agar kelak bisa mencari pekerjaan dengan mudah meskipun pekerjaan itu tidak sesuai
dengan bidangnya. Yang penting mendapat pekerjaan. Mereka tidak peduli dengan hasil dari

sekolahnya selama bertahun-tahun. Belajar sudah tidak lagi menjadi kebutuhan, apalagi
dengan prestasi. Prestasi tidak akan tersentuh sedikitpun. Hal ini tentu saja memprihatinkan,
karena sekolah akhirnya hanya sebagai rutinitas belaka tanpa orientasi masa depan. Tentu saja
diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasi hal ini agar tidak semakin memburuk.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kepedulian, pelajar dan prestasi?
1.2.2 Bagaimana keterkaitan antara kepedulian, pelajar dan prestasi?
1.2.3 Apakah kepedulian terhadap prestasi pelajar memiliki nilai penting?

1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah :
a. Memahami nilai penting berprestasi
b. Meningkatkan semangat berprestasi bagi para pelajar
c. Meningkatkan kepedulian lingkungan sekitar terhadap remaja yang kurang
memperhatikan prestasinya.

1.4. METODE
Metode yang digunakan dalam menulis karya tulis ini adalah metode pengamatan
realitas

BAB II
PEMBAHASAN

2.1
KEPEDULIAN, PELAJAR DAN PRESTASI

DEFINISI

Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu makna
dari kata yang akan dibahas dalam karya tulis ini agar tidak terjadi kesalahpahaman.
2.1.1 Definisi Kepedulian
Kepedulian berasal dari kata dasar peduli. Yang mana menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, peduli adalah mengindahkan, memperhatikan,
menghiraukan. Kepedulian sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
perihal sangat peduli, sikap mengindahkan (memprihatinkan).
Sehingga, dari pengertian diatas dapat saya simpulkan bahwa Kepedulian
adalah atau karena hubungan tertentu dengan orang lain, sehingga
timbul rasa perhatian, simpati dan ingin menolong.

2.1.2 Definisi Pelajar


Pelajar berasal dari kata Ajar. Yang mana menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Ajar adalah petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui (diturut).
Pelajar sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah anak
sekolah (terutama pada Sekolah Dasar dan sekolah lanjutan) , anak didik,
murid, siswa.
Sehingga, dari pengertian diatas dapat saya simpulkan bahwa Pelajar adalah
peserta didik yang berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu serta
perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman
melalui proses belajar mengajar.

2.1.3 Definisi Prestasi


Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan)
[Kamus Besar Bahasa Indonesia]
menurut saya prestasi adalah hasil dari usaha seseorang.
Ada 2 macam prestasi, yaitu prestasi akademik dan prestasi
non-akademik.

2.2 KETERKAITAN ANTARA KEPEDULIAN, PELAJAR


DAN PRESTASI
Dari pembahasan sebelumnya telah dijelaskan definisi dari kepedulian,
pelajar dan prestasi. Kepedulian adalah suatu sikap yang dilakukan
seseorang karena rasa iba atau prihatin kepada kondisi orang lain atau
karena hubungan tertentu dengan orang lain, sehingga timbul rasa
perhatian, simpati dan ingin menolong. Pelajar adalah peserta didik
yang berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu serta perubahan
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman
melalui proses belajar mengajar. Sedangkan prestasi adalah hasil usaha seseorang
dari apa yang telah dikerjakan. Dalam konteks pelajar, prestasi dapat dikatakan sebagai
hasil dari proses belajar seorang pelajar. Artinya setelah seorang pelajar menerima ilmu di
sekolah, haruslah ada hasil sebagai bukti bahwa ia sudah cakap atas ilmu yang sudah ia
terima. Jika tidak demikian, maka seorang pelajar dapat dikatakan belum berhasil dalam
proses belajarnya, karena tidak ada hasil yang dicapai. Jadi prestasi juga dapat berfungsi
sebagai patokan seberapa paham ia terhadap mata pelajaran tertentu. Dari penjelasan
diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap pelajar wajib mengejar prestasi. (Prestasi yang
dimaksud disini adalah prestasi akademik) Namun jika diamati, sekarang ini kepedulian
para pelajar terhadap prestasinya semakin menurun. Bahkan tak jarang pelajar yang sudah
tidak peduli lagi dengan prestasinya, mereka tetap diam ditempat, menunggu bola. Bukan
menjemput bola. Artinya tak ada inisiatif dari dalam diri untuk mencapai hasil yang lebih
dari proses belajarnya.
Sebenarnya para pelajar harus memiliki sikap peduli terhadap
prestasinya, karena hakekat belajar adalah memperoleh kepandaian

atau ilmu serta perubahan tingkah laku atau tanggapan yang


disebabkan oleh pengalaman. Bila pelajar tidak memiliki sikap peduli
terhadap prestasinya, maka akan berdampak pada masa depannya
yang tidak mengarah pada kesuksesan karena tidak diperolehnya
kepandaian atau ilmu serta perubahan tingkah laku atau tanggapan
yang seharusnya diperlukan. Namun jika kita amati, sekarang ini
kepedulian para pelajar terhadap prestasinya semakin menurun seiring
dengan besarnya tantangan diluar dirinya, salah satunya adalah
tantangan dampak negatif penggunaan teknologi yang salah seperti
yang dipaparkan diatas. Bahkan tak jarang banyak pelajar yang sudah
tidak peduli lagi dengan prestasinya dan justru ketagihan dengan
social media dan game yang menghabiskan banyak waktunya. Hingga
pada akhirnya mereka tetap bersekolah dan mendapatkan nilai namun
tidak memiliki orientasi untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Untuk menghadapi hal seperti itu, perlu adanya dorongan dari dalam dan dari luar.
Dorongan internal adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang. Contoh,
seorang pelajar yang kurang paham pelajaran fisika, namun ia berusaha untuk bertanya
kepada gurunya ataupun bertanya pada orang yang lebih mengerti darinya. Tak ada orang
lain yang menyuruhnya untuk bertanya, ia terdorong oleh keinginannya sendiri untuk bisa
memahami fisika. Sedangkan dorongan eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar
diri seseorang. Contoh kepedulian dari lingkungan sekitar pelajar adalah peran orang tua
ataupun guru untuk memotivasi si pelajar agar tetap memiliki semangat untuk berprestasi.
Ada kalanya kepedulian teman sebaya juga sangat membantu. Karena biasanya pada
masa masa SMP atau SMA, ucapan teman adalah ucapan yang paling didengarkan.
Sehingga dengan mudah pengaruh pengaruh positif seorang teman akan masuk dalam diri
seorang pelajar yang awalnya mengabaikan prestasinya, namun perlahan lahan akan
peduli dengan prestasinya.

2.3
NILAI PENTING KEPEDULIAN KEPADA REMAJA
YANG KURANG
MEMPERHATIKAN PRESTASI
Seiring waktu berjalan, hampir semua aspek kehidupan mengalami kemajuan. Di zaman
modernisasi ini, teknologi terus memperbaiki dan memperbarui diri. Para ahli terus
mengembangkan ide dan kreativitasnya. Dulu menulis hanya bisa dilakukan
menggunakan pensil dan buku, tapi sekarang menulis tanpa pensil sudah menjadi hal
yang wajar. Karena menulis dapat dilakukan dengan bantuan komputer atau laptop. Jika
dulu cara komunikasi jarak jauh adalah dengan mengirim surat dan membutuhkan waktu
yang lama, sekarang hanya dalam hitungan detik sebuah sms sudah terkirim..Realitas
diatas adalah contoh dari perkembangan teknologi yang pesat.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah hasil pemikiran manusia,
yang senantiasa terus berkembang dan berjalan dinamis. Sangatlah penting bagi kita
untuk mengikuti alur kehidupan yang terus bergerak maju, jangan sampai kita menjadi
orang yang ketinggalan zaman, asalkan selama alur tersebut masih dalam ranah positif.
Lalu untuk bisa terus mengikuti alur tersebut, kualitas adalah hal yang sangat penting
untuk diperhatikan. Kualitas diri harus ditingkatkan seiring berkembangnya zaman.
Karena di zaman modern ini, kualitas Sumber Daya Manusia sangat berperan dalam
proses pembangunan sebuah bangsa. Coba lihat bangsa kita, bangsa Indonesia. Sumber
Daya Alamnya melimpah ruah, namun apakah hanya dengan Sumber Daya Alam kita
bisa membangun bangsa ini secara optimal dan maksimal? Jawabannya adalah tidak,
Sumber Daya Alam membutuhkan Sumber Daya Manusia untuk mengelolanya. Tapi
tentu saja Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Namun realitasnya sampai saat ini
Indonesia masih belum bisa mengoptimalkan Sumber Daya Alamnya. Kita masih
bergantung pada negeri seberang. Karena kurangnya SDM yang berkualitas. Saat ini dan
untuk masa mendatang, Indonesia masih sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia
dari dalam negeri. Yang berkualitas, bukan hanya kuantitas. Kita harus bisa meningkatkan
kualitas diri kita. Jangan mau diperbudak oleh negara lain, karena ini negeri kita.
Kualitas diri dapat diperoleh dengan cara memperluas wawasan, selalu belajar dan
belajar. Proses peningkatan kualitas diri tidak berlangsung singkat, tetapi membutuhkan
waktu yang lama. Selama di sekolah itulah waktu kita untuk memulainya. Maka dari itu
jangan sia-siakan waktu kita untuk belajar di sekolah. Teruslah berprestasi. Jangan

bermalas-malasan. Karena prestasi juga yang akan membawa kita ke kehidupan yang
lebih baik.
Karena itulah kepedulian kita terhadap prestasi menjadi sangat wajar. Kita harus peduli
dengan diri kita sendiri, kehidupan esok tidaklah mudah. Kita harus hidup mandiri.
Pengalaman dan pembelajaran semasa sekolah lah yang akan membimbing kita. Jika
sudah memiliki pemikiran seperti itu, maka itulah yang disebut sebagai dorongan dari
dalam diri (dorongan internal). Selain dorongan internal, juga dibutuhkan dorongan
eksternal. Peran orang tua untuk peduli kepada anaknya sangat dibutuhkan, orang tua bisa
memberi motivasi kepada anaknya untuk berprestasi. Misalnya dengan cara memberi
hadiah ketika si anak berprestasi. Namun hadiah yang sesuai dengan psikologi seorang
remaja. Orang tua juga dapat memberi batasan pertemanan anaknya, agar tidak terjebak
dalam pergaulan bebas. Maksud memberi batasan disini adalah bersikap selektif dalam
berteman. Dengan begitu, seorang pelajar yang mendapat dorongan eksternal dari orang
tuanya, akan termotivasi dan akan berkonsentrasi menjalani sekolahnya, karena ia selektif
dalam memilih teman. Dalam proses belajarnya di sekolah, ia menerapkan semangat
berkompetisi dengan teman selektifnya. Sehingga peluang untuk berlomba-lomba dalam
mencapai prestasi sangat mungkin terjadi di kalangan pelajar. Betapa indahnya jika proses
pembelajaran di sekolah seperti itu, tentu saja 10 atau 15 tahun kedepan Indonesia akan
menjadi negara maju.
Kepedulian kita terhadap pelajar dalam proses memperoleh kepandaian atau ilmu serta
perubahan tingkah laku atau tanggapan melalui dorongan ekternal kepada siswa akan
membuat pelajar tidak merasa sendirian dan merasa berat dalam menghadapi tantangan
zaman yang kian berat dalam proses meningkatkan kualitas dirinya. Dengan kepedulian
kita pada para pelajar maka secara tidak langsung kita turut serta dalam memajukan
bangsa karena bagaimanpun juga pelajar adalah generasi penerus pembangun bangsa.
Maju tidaknya suatu bangsa kedepan ditentukan oleh kualitas generasi pelajarnya saat
ini. Oleh karenanya, kepedulian terhadap pelajar seharusnya bukan sikap yang hanya
milik satu dua pihak saja melainkan sikap yang harus dimiliki oleh seluruh pihak.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Zaman terus berkembang. Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan IPTEK saat ini
memberi pengaruh besar dalam kehidupan. Semua orang pasti menginginkan kehidupan
yang layak. Namun untuk mencapai kehidupan yang layak, dibutuhkan usaha yang keras
mulai dari sekarang. Siap tidak siap, kita sebagai pelajar harus siap menyongsong hari
esok dan menghadapi dunia yang penuh persaingan. Semua hal terjadi karena hukum
sebab akibat. Jika tidak ingin terseleksi untuk tersisih dari persaingan, maka mulailah
dari sekarang. Kita adalah generasi penerus bangsa, jangan biarkan Indonesia terjajah
untuk kedua kalinya. Mulailah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Terus
belajar selagi ada kesempatan. Belajar, belajar, dan belajar hingga mendapat hasil yang
maksimal. Hasil yang biasa disebut dengan prestasi itulah yang harus kita raih. Prestasi
dapat mengarahkan kita menuju hari esok yang lebih baik. Karena itu, mulai dari
sekarang belajarlah untuk peduli pada diri sendiri.

3.2 PESAN DAN KESAN


Belajar adalah peningkatan kualitas diri melalui kepandaian atau ilmu
serta perubahan tingkah laku atau tanggapan. Tidak ada artinya
belajar tanpa adanya peningkatan kualitas didalam diri, dan kualitas
diri ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih. Belajar tidak hanya
bermanfaat bagi kesuksesan diri pada masa yang akan datang namun
juga memajukan bangsa menjadi lebih memiliki daya saing dan
beradab. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan dorongan dari diri dan
dari lingkungan sekitar. Karena untuk mewujudkan hal tersebut pasti
akan banyak tantangan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), Balai Pustaka.

Вам также может понравиться