Вы находитесь на странице: 1из 18

MAKALAH

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

OLEH:
KELOMPOK II
CITRA

WARDANI
NUR HAKIKI
KURNIAH K.
ASRIANDI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan
upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam
mengarungi kehidupan ini.
Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarga,
sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka berada.

Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari Nyalah, sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan. Makalah ini kami beri judul EJAAN YANG DISEMPURNAKAN. Makalah ini
menjelaskan .bagaimana perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia dari masa kemasa serta
menjelaskan ruang lingkup EYD. Dengan penjelasan dalam makalah ini diharapkan kepada para
pembaca lebih memahami tentang ejaan, fungsi ejaan dalam bahasa Indonesia, serta
perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu
menyelesaikan makalah ini.
Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.
Makassar,19 september 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I
A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang ...............................................................................................1

B.

Rumusan Masalah .........................................................................................1

C.

Rumusan Masalah..........................................................................................1

D. Tujuan Penulisan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tahap Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia ................................................4
1.

Ejaan van Ophusyen .....................................................................................4

2.

Ejaan Republik ..............................................................................................5

3.

Ejaan Pembaharuan ......................................................................................6

4.

Ejaan Melindo ...............................................................................................6

5.

Ejaan Baru (Ejaan LBK) ...............................................................................7

6.

Ejaan yang Disempurnakan ..........................................................................7

B.

Ruang Lingkup EYD.....................................................................................8


1. Pemakaian Huruf
2.Penulisan Huruf
3.Penulisan kata
4.Penulisan unsur serapan.................................................................................8
5.Pemakaian tanda baca....................................................................................9
BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan ....................................................................................................9

B.

Saran ..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia meliputi
ejaan, kaidah pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda, dan penulisan unsur serapan
yang semua itu harus sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang telah disempurnakan (EYD).

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf,
Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Adapun menurut KBBI (1993:250) ejaan ialah kaidahkaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan
bahwa ejaan adalah seperangkat kaidah tulis-menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf,kata,
dan tanda baca.
Kita menyadari bahwa system EYD masih ada rumpangya dalam beberapa hal, seperti
penulisan kata majemuk, huruf kapital, dan tanda-tanda baca. Oleh karena itu, wajarlah jika
kemudian dirasakan kekurangannya di sana-sini karena perjalanan hidup ejaan sejak tahun 1972
yaitu Ejaan baku yang digunakan saat ini adalah ejaan bahasa Indonesia yang mengalami
perubahan dari masa-kemasa dimulai dari ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Soewandi, Ejaan
Pembaharuan, Ejaan Melindo, ejaan LBK, hingga Ejaan yang disempurnakan.
Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari kita menggunakan kata-kata yang
salah dan tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Salah satu atau dua ejaan kata
dalam tulisan kita mungkin sah-sah saja bagi umum, namun tidak halnya bagi dosen atau guru
bahasa indonesia. Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat
suatu karya tulis ilmiah.
B.RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana tahap-tahap perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia?
2) Apa saja ruang lingkup EYD?
C.TUJUAN
1) Menjelaskan Tahap -tahap perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia.
2) Manjelaskan ruang lingkup EYD.
BAB.II
PEMBAHASAN
A. Tahap perkembangan ejaan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun
dari segi ejaan, bahasa Indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Ejaan baku yang
digunakan saat ini adalah ejaan bahasa Indonesia yang mengalami perubahan dari masa-kemasa
dimulai dari ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Soewandi, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, ejaan
LBK, hingga Ejaan yang disempurnakan.

Berikut ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perubahan-tahap


perkembangan ejaan yang ada di Indonesia.
1. Ejaan van Ophuysen
Ejaan van Ophuhysen atau yang juga dikenal dengan ejaan Balai Pustaka dipergunakan
sejak tahun 1901 hingga bulan Maret 1947. Disebut Ejaan van Ophuysen karena ejaan itu
merupakan hasil karya dari Ch. A. van Ophuysen yang dibantu oleh Engku Nawawi. Ejaan ini
dimuat dalam KitabLogat Melayu. Disebut dengan Ejaan Balai Pustakan karena pada waktu itu
Balai Pustaka merupakan suatu lembaga yang terkait dan berperan aktif serta cukup berjasa
dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam ejaan van Ophusyen antara lain :
a. Huruf y ditulis dengan j.
b. Huruf u ditlus dengan oe
c. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma di atas.
d. Huruf j di tulis dengan dj.
e Huruf c ditulis dengan tj.
f. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch.

2. Ejaan Republik
Ejaan Republik adalah merupakan hasil penyederhanaan dari pada Ejaan van Ophuysen.
Ejaan Republik mulai berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah Mr. Suwandi,
maka ejaan tersebut dikenal pula atau dinamakan juga dengan Ejaan Suwandi.
Ejaan Repulik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia yang
pertama di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1938 dan yang menghasilkan suatu keputusan
penyusunan kamus istilah.
Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan ejaan Ophusyen dapat
diperhatikan dalam uraian di bawah ini:
a. Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophusyen digantikan dengan u dalam Ejaan Republik.
b. Bunyi hamzah () dalam Ejaan van Ophusyen diganti dengan k dalam Ejaan Republik.
c. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.

d. Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.


e. Tanda trema () dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan Republik.
3. Ejaan Pembaharuan
Ejaan pemabahruan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan
Republik. Penyusunan itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.
Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal sebuah nama yang
diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitian ejaan itu. Yaitu Profesor Prijono
dan E. Katoppo.
Pada tahun 1957 panitia dilanjutkan itu berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan baru.
Akan tetapi, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun
belum pernah diberlakukan.
Salah satu hal yang menarik dalam konsep Ejaan Pembaharuan ialah disederhanakannya
huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal. Hal itu, antara lain tampak
dalam contoh di bawah ini.
a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c. Gabungan konsonan ng diubah menjadi
d. Gabungan konsonan nj diubah menjadi
e. Gabungan konsonan sj diubah menjadi
Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim disebut diftong ditulis
berdasarkanpelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy. Misalnya: Santay: Santai
4. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia), merupakan suatu hasil perumusan ejaan Melayu dan
Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini diawali dengan diselenggarakannya
Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di Medan, Sumatera Utara. Bentuk
rumusan Ejaan Melindo adalah merupakan bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Tetapi
Ejaan Melindo ini belum sempat dipergunakan, karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi
antara negara kita Republik Indonesia dengan pihak Malaysia.
Hal yang berbeda ialah bahwa di dalam Ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada
kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta, juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti

dengan huruf nc, yang sama sekali masih baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan
konsonan itu diganti dengan ts dan .
5. Ejaan Baru (Ejaan LBK)
Ejaan baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia
Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari
panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian
diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan
kebudayaan no.062/67,tanggal 19 september 1967.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK, antara lain :
a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.Misalnya : Remaja menjadi Remadja
b .Gabungan konsonan tj diubah menjadi j.Misalnya: Cakap: Tjakap
c. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny Misalnya: Sunyi dengan ejaan baru menjadi sunji
d. Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy.Misalnya: sjarat t dengan ejaan baru menjadi Syarat
e. Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh Misalnya: Tachta= Takhta
6. Ejaan Yang Disempurnakan
Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdakan
Republik Indonesia yang ke XXVII, tanggal 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaikan ejaan
baru untuk bahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No.
57 tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD). Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh kerja panitia ejaan
bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan dari pada Ejaan Suwandi
atau ejaan Republik yang dipakai sejak dipakai bulan Maret 1947.
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:
1)

Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.

2)

Penulisan kata.

3)

Penulisan tanda baca.

4)

Penulisan singkatan dan akronim.

5)

Penulisan angka dan lambang bilangan.

6)

Penulisan unsur serapan.

B. RUANG LINGKUP EYD


1. Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan
huruf abjad.Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.
a. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap
huruf disertakan disebelahnya.

b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f,
g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan,
yaitu :kh, ng, ny, dan sy.Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.

2. Penulisan Huruf

Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu penulisan huruf
besar dan penulisan huruf miring. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut :
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.Misalnya : Dia menulis surat
di kamar.
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.Misalnya :
Ayah bertanya, Apakah mahasiswa sudah libur?.
Kemarin engkau terlambat, kata ketua tingkat.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.Misalnya :
Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan
yang diikuti nama orang.Misalnya :
Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat.Misalnya :
Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
Laksamana Muda Udara Abd.Rahman telah dilantik.
Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.
Bapak Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.Misalnya :
Nurhikmah
Dewi Rasdiana Jufri
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya :
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa

sejarah.Misalnya :
tahun Hijriyah
hari Jumat
bulan Desember
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.Misalnya :
Laut Jawa
Jazirah Arab
Asia Tenggara
Tanjung Harapan
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.Misalnya :
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan
pengacuan.Misalnya :
Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.Misalnya :
Surat Anda telah saya balas.
Sudahkah Anda sholat?
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan
sapaan.Misalnya :
Dr. = doktor
S.H. = sarjana hukum
14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat
pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar,

dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung.Misalnya :
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Ia menyelesaikan makalah Asas-Asas Hukum Perdata.
b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.
2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.
3) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.
Misalnya :
Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.
3. Penulisan Kata
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
a. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu
kesatuan.
Misalnya :
Dia teman baik saya.
b. Kata Turunan (Kata berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya :
membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.
Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
Misalnya :
bertepuk tangan, sebar luaskan.
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata
itu ditulis serangkai. Misalnya :
menandatangani, keanekaragaman.

Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai.Misalnya :
antarkota, mahaadil, subseksi, prakata.
c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-jenis kata ulang yaitu :
Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya :
laki - > lelaki
Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya :
rumah -> rumah-rumah
Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya :
sayur -> sayur-mayur
Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan.
Misalnya :
main -> bermain-main
d. Gabungan Kata
Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus. Bagian-bagiannya pada
umumnya ditulis terpisah.
Misalnya :
mata kulih, orang tua.
Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan salah baca saat
diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur bersangkutan.
Misalnya :
ibu-bapak, pandang-dengar.
Gabugan kata yang sudah dianggap sebgai satu kata ditulis serangkai.
Misalnya :
daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.
e. Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata ganti
ku,mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.
f. Kata Depan (di, ke, dari)
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada
gabungan kata yang dianggap padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Misalnya :
Jangan bermian di jalan

Saya pergi ke kampung halaman.


Dewi baru pulang dari kampus.
g. Kata Sandang (si dan sang)
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya :
Nama si pengrim surat tidak jelas.
Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
h. Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas atau
kecil dengan mempunyai
fungsi-fungsi tertentu. Kaidah penulisan partikel sebagai berikut :
Partikel lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang dipelajari minggu lalu?
Apatah gerangan salahku?
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang dianggap sudah
menyatu.
Misalnya :
Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per ditulis terpisah dengan bagianbagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya :
Rapor siswa dilihat per semester.
i. Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu kata atau lebih.
Misalnya :
dll = dan lain-lain
yth = yang terhormat
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Misalnya :
SIM = Surat Izin Mengemudi
IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan
j. Angka dan Lambang Bilangan
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan , yaitu :
(1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII,
VIII, IX, X.
Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :
1) Bilangan utuh. Misalnya : 15 lima belas
2) Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4 tiga perempat

3) Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II Abad ke-2


4) Kata bilagan yang mendapat akhiran an.
Misalnya :
tahun 50-an = lima puluhan
5) Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca.
Misalnya :
Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Kalau perlu diupayakan
supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya
sama.
Misalnya :
Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar)
55 siswa SMA 1 tidak lulus. (salah)
7) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau pemaparan.
Misalnya :
Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.
4. Penulisan Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa Indonesia
menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia
sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang
ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan
yang telah diterapkan.
Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang :
(a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur
asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa
Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. sebaliknya
apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka
penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima.
Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia
ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal yang biasa,
dianggap sebagai suatu variasi dalam penggunaan bahasa Indonesia.Hal itu terjadi karena setiap
bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa
berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling
mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa
Indonesia tidak mengenal konsep radio dan televisi, maka diseraplah dari bahasa asing
(Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep bambu dan
sarung, maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua
bagian, yaitu :
Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik tulisan
maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu :
editor, civitas academica, de facto, bridge.

Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa
Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara
adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
5. Pemakaian Tanda Baca
a.Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :

Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Akhir singkatan nama orang.

Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga
hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.

Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.

Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan tabel.

b.Tanda koma (,)


Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :

Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh
kata tetapi atau melainkan.

Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya.

Digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Termasuk kata : (1) Oleh karena itu, (2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun
begitu, dan (5) akan tetapi.

Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.

Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal,
(4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.

Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.

Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat.

Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.

c.Tanda Titik Tanya ( ? )


Tanda tanya dipakai pada :

Akhir kalimat tanya.

Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

d.Tanda Seru ( ! )
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kseungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
e.Tanda Titik Koma ( ; )
Tanda titik koma dipakai :

Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.

f.Tanda Titik Dua ( : )


Tanda titik dua dipakai :

Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.

Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.

Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan .

Di antara jilid atau nomor dan halaman.

Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.

Di antara judul dan anak judul suatu karangan.

Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.

g.Tanda Elipsis ()
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa dalam
suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai
empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
h.Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :

Dalam penomoran kode surat.

Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.

i.Tanda Petik Tunggal ( )


Tanda petik tunggal dipakai :

Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

j.Tanda Petik ( )
Tanda petik dipakai :

Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum
dikenal.

Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.

Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis
lain.

Вам также может понравиться