Вы находитесь на странице: 1из 25

http://alifbraja.blogspot.com/2012/10/ketika-rahasiatetaplah-rahasia.

html

2012 (1373)
o Juni (375)
o Juli (475)
o Agustus (205)
o September (201)
o Oktober (117)

KONTAK BATHINIYAH

Para Wali Melindungi dan Mengawasi Setiap Orang

Allah berseru pada hamba-Nya,

Ciri Waliyulloh dan Tawassul Menembus Dimensi Kewa...

PENAFSIRAN SUFI ATAS AYAT CAHAYA

Makna Wahyu

Jenis dan Tingkatan Jihad

Ilmu Huduri

Ilmu Hakekat

AZ ALI

Perjalanan Jiwa 1

Perjalanan jiwa (2)

Hakekat Kalam terdalam 1

Kalam terdalam 2 s/d 4

Kalam terdalam 5 s/d 8

Perjalanan jiwa (3)

Perjalanan jiwa (4)

TUJUH NUR

Nama diri Rahasia Allah

Benarkah Hawa Memujuk Adam Memakan Buah Khuldi ?

Ringkasan hadis dan Bukti Islam serta Kristian ada...

Keutamaan orang Islam yang Lemah dan Fakir

Mendamaikan diantara Manusia

Tawassul Dan Wasilah 1

Tawassul Dan Wasilah 2

Pandangan Para Ulama Tentang Tawassul

SKEMA WASILAH

Pemahaman Dzikir

SEJARAH PEMBERIAN NAMA THARIQAH

Kitab Istiqal Tarekat Qadiriyyah-Naqhsabandiyyah

Kitab Istiqal BAB 1

Kitab Istiqal BAB 7 BAGIAN 1

Kitab Istiqal BAB 2

Kitab Istiqal BAB 3

KITAB ISTIQAL BAB 5 BAGIAN 2

Kitab Istiqal BAB 6 BAGIAN 1

Kitab Istiqal BAB 5 BAGIAN 1

Kitab Istiqal BAB 4 BAGIAN 2

Kitab Istiqal Bab 4 BAGIAN 1

Kitab Istiqal BAB 6 BAGIAN 3

Kitab Istiqal BAB 5 BAGIAN 3

Kitab Istiqal BAB 6 BAGIAN 2

Kitab Istiqal BAB 7 BAGIAN 2

Kitab Istiqal BAB 7 BAGIAN 3

Kitab Istiqal BAB 8

Kitab Istiqal BAB 8 BAGIAN 1

KITAB ISTIQAL BAB 8 BAGIAN 2

KITAB ISTIQAL BAB 8 BAGIAN 3

KITAB ISTIQAL BAB 8 BAGIAN 4

KITAB ISTIQAL BAB 9

KITAB ISTIQAL BAB 9 BAGIAN 1

KITAB ISTIQAL BAB 9 BAGIAN 2

KITAB ISTIQAL BAB 9 BAGIAN 3

KITAB ISTIQAL BAB 9 BAGIAN 4

KITAB ISTIQAL BAB 9 BAGIAN 5

Glosarium KITAB ISTIQAL

Gambar Dan Ucapan Terima Kasih untuk Tesis KITAB I...

BAJU ALLAH DARI DZAT YANG MAHA AGUNG

Rahasia segala hakikat

Al-Qur'an menjelaskan Tentang shalat

Arti kata Shalat

Tata cara mengerjakan shalat dalam Al-Quran

Waktu waktu mengerjakan shalat.

AGAMA ISLAM

ZAD AL-MA AD KARYA KRITIS IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH...

Ketika Rahasia Tetaplah Rahasia

AKU MERASA RIDHA DENGAN KETENTUAN TUHANKU

ALLAH MAHA NYATA (AD-DZAHIR )

Tanya Jawab Tentang Thariqat

ZUHUD YANG SEBENARNYA

BILA AKU CERITAKAN NISCAYA HALAL DARAHKU

Kitab Istiqal BAB 7

Kitab Istiqal BAB 4 BAGIAN 3

Munajat Para Sufi

Jejak Ma'rifat 2

Seorang Pemimpin dan Maksiat Rakyatnya

Lima Kebutuhan Penting Yang Harus Dijaga Oleh Kaum...

Kisah Dari Keikhlasan Para Salaf

Pilihan Allah Itulah jadi yang Terbaik

hakekat IBLIS

3 TINGKAT KEYAKINAN BAGIAN 1

TINGKATAN ZIKIR

Huruf BA Bahr Al Qudra

Khodam

Siapa IBLIS ?

Kitab Akhir Zaman 1

Kitab Akhir Zaman 2

Kitab Akhir Zaman 3

Kitab Akhir Zaman 4

Kitab Akhir Zaman 5

kitab akhir zaman 6

kitab akhir zaman 7

kitab akhir zaman 8

kitab akhir zaman 9

Nama Indah Rasulullah saw

Memahami Nama Hu/'Huwa

Al,muntahi (bagian 1)

Al,muntahi (bagian 2)

Al,muntahi (bagian 3)

Al-Muntahi (bag. 5)

Al-Muntahi (Bag.4)

Al-Muntahi (bag.6)

Al,muntahi (bag. 7 )

Al Muntahi (bag. 8)

Al Muntahi (bag. 9)

Al Muntahi (bag. 10)

Al Muntahi (bag. 12)

Al Muntahi (bag. 13)

Al Muntahi (bag. 14)

Almuntahi ( Bag. 15 selesai )

Al,muntahi (bag 11 )

Kesalahan Sejarah tentang Syaikh Siti Jenar

Langit Kiblat Do'a

Tingkatan Dimensi Alam Semesta

Nur Al Haq

KETUHANAN: Nur Al ILMU

PELURUSAN KISAH NABI IBRAHIM

Ilmu Hakekat

ALHAMDU

A L H A M D U
= Hakekat niat =Subuh =Syahadat =Rahasia =Nabi Adam =
Innashalati =Qulhuawallahu ahad.
= Hakekat berdiri =Dzohor =Sholat =Dzat =Nabi Ibrahim =
Wanusuki =Allahussamad.
= Hakekat ruku =Ashar =Puasa =Sifat =Nabi Nuh =Wamahyaaya
= Lamyalid walamyuulad.
= Hakekat sujud =Magrib =Zakat =Asma =Nabi Musa =Wamamaati
= Walamyaqullahu.
= Hakekat duduk antara dua sujud =Isa =Haji =Afal =Nabi Isa
= lillahi rabbil alamin =Qufuan ahad.
.
.

ALHAMDU =Nur
Muhammad

= Sumber segala kejadian Alam ini
.
Telah diisyaratkan dalam Al-Quran dengan kata Nurun ala Nurin =
Nur yang hidup dan menghidupkan
(Maksudnya : Nur yang di Agungkan dan dibesarkan di Alam semesta
ini, yang hidup dan maujud pada tiap-tiap yang hidup dan yang
ujud di Alam semesta)
Inilah Kebesaran Hakekat Muhammad yang sebenar-benarnya, yang
dipuji dengan kalimah ALHAMDU
.
.
ALHAMDU =Kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD
.
Tajjalinya dalam diri yang Batin adalah :
.
( Alif) =Al Haq = Ke-Esa-an = Kebesaran Nur Muhammad,
tajjalinya = Roh bagi kita.
( Lam) =Latifun = Kesempurnaan Nur Muhammad, tajallinya =
Nafas bagi kita,

( Ha) =Hamidun = Kesempurnaan Berkat Nur Muhammad, tajallinya


= Hati, Akal, Nafsu Penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa
bagi kita.
( Mim) =Majidun = Kesempurnaan Safaat Nur
Muhammad, tajallinya = Iman, Islam, Ilmu, Hikma bagi kta.
( Dal) =Darussalam = Kesempurnaan Nikmat Nur
Muhammad, tajallinya = Kulit, Bulu, Daging, Urat, Tulang, Otak,
Sumsum bagi kita.
.
Tajallinya pada diri yang Dzahir adalah :
.
( Alif) =kepala bagi kita,
( Lam) =dua tangan bagi kita,
( Ha) =badan bagi kita,
( Mim) =pinggang bagi kita
( Dal) =dua kaki bagi kita.
.
.

Yang di-Esa-kan dengan ASYAHADU =ALHAMDU

yaitu :

.
( Alif) =Al-Haq = Yang di-Esa-kan dan yang dibesarkan di
sekalian Alam semesta.
( Syin) = Syuhudul Haq = Yang diakui bersifat Ketuhanan dengan
sebenar benarnya.
( Ha) =Hadiyan Muhdiyan ilal Haq = Yang menjadi petunjuk
kepada jalan/Agama yang Haq.
( Dal) =Daiyan ilal Haq = Yang selalu memberi Peringatan
kepada jalan/Agama yang Haq.
.
.

ALHAMDU =

Alhayyaatu Muhammadu =ke


sempurnaan tajjalli Nur
Muhammad.
.
Bahwa :
ADAM = Nama Syariat = Nama Hakekat = Nama kebesaran bagi
kesempurnaan tajjali Nur Muhammad,
MUHAMMAD = Nama ke-Esa-an yang menghimpun nama Adam + nama
Allah
.
Bahwa :
(Adam daminnya Hu) = (Muhammad daminnya Hu) = (Allah
daminnya Hu)
Sedangkan, Hu makna Syariat = Dia seorang laki-laki
Hu makna Hakekat = Esa = Tiada terbilang-bilang

.
Isyarat Hu dalam Al-Quran :
Huwal hayyun qayyum =yang hayyun awal, dan tidak ada
permulaannya.
Huwal aliyyil adzim =yang bersifat dengan sifat-sifat
kesempurnaan lagi maha besar.
Huwal rahmanur rahim = yang bersifat rahman dan rahim.
Huwal rabbul arsyil karim =yang memiliki Arasy yang maha
mulia,

(ARASY =

Nama kemuliaan diri Nabi kita yang sebenar benarnya =

Nama majazi bagi sesuatu tempat =Suatu alam gaib yang

dimuliakan)

.
Bahwa :
Yang bernama ABDULLAH itu adalah Nabi kita yang bernama MUHAMMAD
itu sendiri.
Abdullah = Muhamad = Penghulu sekalian Alam
.
Semuanya nama-nama yang mulia, dilangit dan dibumi itu adalah
nama-nama kemuliaan dan kesempurnaan dari tajalli NUR MUHAMMAD
itu sendiri, dan menjadi nama majazi pada tiap tiap wujud yang
dimuliakan pada alam ini.
.
IsyaratNya dalam Al Quran :
Wahuallazi lahu fiisamaawati wafil ardhi illahu
Dan Dialah yang sebenar benarnya memiliki sifat sifat Ketuhanan
yakni sifat kesempurnaan yang ada dilangit dan sifat
kesempurnaan yang ada di bumi
.
Lahul Asmaul Husna
Hanyalah Dia yang sebenar benarnya memiliki nama nama yang
mulia dan yang terpuji yang telah maujud pada semesta alam ini.
.
Bahwa :
Hakekat kebesaran Nur Muhammad itu meng-himpun-kan 4 jenis

alam,

yaitu :

1. Alam HASUT =Alam yang terhampar di langit dan bumi dan segala
isinya.
(Maksudnya : Hasut pada diri kita = Anggota jasad, Kulit,
Daging, Otak, Sumsum, Urat, Tulang)
2. Alam MALAKUT =Alam gaib bagi malaikat-malaikat
(Maksudnya : Malakut pada diri kita = Hati, Akal, Nafas, Nafsu,
Penglihatan, Pendengaran, Penciuman, Perasa dan sebagainya)
3. Alam JABARUT =Alam gaib bagi Arasy, Kursi, Lauhul Mahfudz,
Surga, Neraka
(Maksudnya : Jabarut pada diri kita = Roh, Ilmu, Hikmah,
Fadilat, Hasanah yaitu segala sifat yang mulia dan terpuji)

4. Alam LAHUT =Alam gaibul gaib kebesaran Nur Muhammad


(Maksudnya : Lahut pada diri kita = Batin tempat Rahasia, Iman,
Islam, Tauhid dan Makrifat)
.
(Maksudnya lagi : 4 Alam diatas = Wujud kesempurnaan tajalli Nur
Muhammad = terhimpun kepada kebenaran wujud diri Rasulullah yang
bernama Insanul Kamil)
.
.
Hal ini menjadi berkah dan Faidurrabbani yakni kelebihan bagi
tiap tiap mukmin yang ahli tahkik, bahwa mereka itu adalah Wada
syatul Ambiya yakni mewarisi kebenaran batin nabi nabi dan rasul
rasul dan mukmin yang tahkik itulah yang dinamakan Aulia Allah,
namun kebanyakan mukmin itu tidak mengetahui bahwa dirinya adalah
Aulia yang sebenarnya.
.
bahwa :
Muhammad itu ada dua rupa atau dua makna :
1. Muhammad yang bermakna Qadim Azali = diri Muhammad yang
pertama, yang tidak kenal mati selama lamanya.
(Maksudnya : Muhammad diri yang pertama = yang awal Nafas +
yang akhir Salbiah + yang dzahir Maani + yang batin Manawiyah)
2. Muhammad yang bermakna Muhammad Bin Abdullah = Insanul Kamil
yang mengenal mati.
(Maksudnya : Muhammad diri yang kedua = yang bersifat manusia
biasa, yang berlaku padanya Sunnatu Insaniah yaitu Kullu
nafsin zaikatul maut namun jasad Nabi kita adalak Qadim Idhofi
= tiada rusak, selama-lamanya di kandung bumi)
Innallaha azza wajalla harrama alal ardhi aiya kulla azsadal
ambiya
Bahwasanya Allah Taala yang maha tinggi telah mengharamkan
akan bumi menghancurkan jasad para nabi nabi
.
.
Ingat hal dibawah ini baik-baik :
.
Agar pemahaman ini tidak sama seperti pemahaman yang ada pada
paham-paham yang lain diluar ini, maka perlu kita tetapkan dahulu
paham kita sebagai berikut :
.
1. Bahwa Nabi kita Muhammad, yang Muhammad itu adalah manusia
biasa seperti kita, hanyalah dilebihkan Ia dengan derajat keRasul-an.
.

2. Bahwa tiap-tiap manusia itu sendiri, baik pada hukum aqli


maupun hukum naqli, mempunyai dua macam diri yakni Diri pertama =
Diri Hakiki =Rohani, dan Diri kedua =Diri Majazi =Jasmani, Dan
diri yang kedua atau diri jasmani itulah kemuliaan bagi
Rasulullah maka dinamakan Insanul Kamil.
.
3. Bahwa diri Hakiki yang bermakna Rohani itulah yang bernama
Muhammad. Dialah yang Qadim Azali, Qadim Izzati, Qadim Hakiki,
itulah makna yang dirahasiakan yang menjadi ke-Esa-an segala
sifat kesempurnaan yang 99.
Jalannya kebesaran wujud Roh Nabi kita itulah yang diisyaratkan
oleh kalimah Huallah jadi makna Muhammad itu Tahkiknya adalah
Ainul Hayyat yakni wujud sifat yang hidup dan yang
menghidupkan.
Maka itu juga yang diisyaratkan dengan kalimah Laa illaha
illallah dan yang dibesarkan dengan kalimah Allahu Akbar dan
yang dipuji dengan kalimah Subbhanallah walhamdulillah dan
sebagainya lagi.
Itu juga yang dipuji dengan ALHAQ QULHAQ oleh seluruh malaikatmalaikat Mukarrabin.
.
4. Bahwa diri Majazi yang bermakna Jasmani itulah yang bernama
Insanul Kamil.
Muhammad majazi =Muhammad yang kedua yang menempuh Al-Maut
namun jasad Nabi itu adalah Qadim Idhofi.
Jasad Nabi kita itulah diisyaratkan oleh ayat Al-Quran
Barakallahu fii wujudil karim =Maha sempurnalah sifat Allah
pada kedzahiran wujud yang sebaik baik rupa kejadian itu.
Hadist Qudsi =Dzahiru Rabbi wal batinu abdi =Kedzahiran
sifat kesempurnaan Allah itu adalah maujud pada hakekat
kesempurnaan seorang hamba yang bernama Muhammad Rasulullah
itu. = maujud dengan rupa Insanul Kamil,
maka rupa wujud Insanul Kamil itulah yang diisyaratkan oleh AlQuran dengan Amfusakum =Wujud Diri Kamu Sendiri.
Wafi amfusakum afalaa tubsirun =Dan yang diri kami berupa
wujud insan itu apakah tidak kamu pikirkan. =yang menjadi diri
hakiki atau diri pertama pada insan itu.
.
Pada hakekatnya diri kedua adalah kebenaran dan kesempurnaan
Roh Nabi kita yang bernama Muhammad itu semata mata,
(Maksudnya : Diri kedua =Insan yang kedua =Rupa Muhammad yang
nyata =yang Nasut =Kebenaran Roh Nabi kita yang bernama
Muhammad yang diisyaratkan oleh Al-Quran)
ALLAHU NURUSSMA WATIWAL ARDHI = Kebenaran Nur Allah itu ialah
Maujud di langit dan dibumi.
NURUN ALA NURIN =Nur yang hidup dan yang menghidupkan atas
tiap tiap wujud yang hidup pada alam ini,

.

Isyarat perkataan 4

sahabat Rasulullah :

.
Saidina Abu Bakar Siddik r.a.

(Tidak aku lihat pada wujud sesuatu dan hanyalah aku lihat
kebenaran Allah semata mata DAHULUNYA)
.
Umar bin Khattab r.a :
Maa raaitu syaian illa waraaitullahu maahu
(Tidak aku lihat pada wujud sesuatu dan hanyalah aku lihat
kebenaran Allah Taala semata-mata KEMUDIANNYA)
.
Usman bin Affan r.a :

(Tidak aku lihat pada wujud sesuatuhanyalah aku lihat kebesaran
Allah Taala semata-mata BESERTANYA)
.
Ali bin Abi Talib r.a :

(Tidak Aku lihat pada wujud sesuatu hanyalah aku lihat kebesaran
Allah Taala semata-mata MAUJUD PADANYA).
.
.. Itulah isyarat-isyarat ayat Al Quran ..
.
Wakulli hamdulillah sayurikum aayaatihi faakhiru naha
Dan ucapkanlah puji bagi Allah karena sangat nampak bagi kamu
pada wujud diri kami itu sendiri, akan tanda tanda kebesaran
Allah Taala, supaya kamu dapat mengenalnya
.
Sabda Nabi Muhammad saw :
Mamtalabal maula bikhairi nafsihi fakaddalla dalalam baida
Barang siapa mengenal Allah Taala diluar dari pada mengenal
hakikat dirinya sendiri., maka sesungguhnya adalah ia sesat yang
bersangat sesat.
Karena hakekat diri yang sebenarnya, baik rohani dan jasmani
tidak lain adalah wujud kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD itu
semata-mata.
Maka apa-apa nama segala yang maujud pada alam ini, baik pada
alam yang nyata dan alam yang gaib adalah semuanya nama majazi
bagi kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD.
.
.
Adapun makna Syahadat itu adalah :
.
ASYHADUALLA ILAHA ILLALLAH

Naik saksi aku bahwasanya Rohku dan Jasadku tidak lain,


melainkan wujud kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD semata-mata.
.
WA ASYHADUANNA MUHAMMADARRASULULLAH
Dan naik saksi Aku bahwa hanya MUHAMMAD RASULULLAH itu tiada
lain, melainkan wujud kebenaran tajalli NUR MUHAMMAD yang
sebenar benarnya.
.
Maka kesempurnaan Musyahadah, Murakabah, dan Musyafahah, yakni
ke-Esa-an pada diri yaitu pada keluar masuknya Nafas..
.
Tidak ada lagi LAA
Tetapi hanya ILLAHA
Tidak lain Nafsi ILLAHU
Melainkan wujud kebesaran NUR MUHAMMAD semata mata.
.
.
Salam

Ketika Rahasia Tetaplah Rahasia



Dikalangan pengamal tarekat sendiri tidak kurang kritik ditujukan
kepada sufimuda. Sebagian menentang karena menganggap sufi dengan
terang-terangan membuka hakikat yang selama ini menjadi rahasia
dan dikawatirkan akan menimbulkan fitnah. Di kawatirkan orang
awam yang salah mengartikan kata-kata hakikat dan akan menjadi
senjata makan tuan. Lalu pertanyaan yang harus dijawab adalah apa
sebenarnya hakikat? Apakah yang disampaikan lewat tulisan itu
masih disebut hakikat atau itu hanya tulisan yang tidak ada
hubungan sama sekali dengan hakikat.
Sebenarnya tidak ada larangan dalam Agama untuk menyampaikan
sebuah ilmu asal cara menyampaikan bisa dimengerti oleh si
penerima. Rasulullah saw memberikan nasehat, Sampaikan sesuatu
menurut kadar si penerima. Saya hanya menulis sesuatu yang
memang boleh di tulis dan disebarkan. Apa yang ditulis di dalam
kitab-kitab tasawuf klasik jauh lebih mendalam dan berani bahkan
akan dianggap aneh oleh orang-orang yang tidak pernah mendalami
tasawuf sama sekali.
Setiap Guru Sufi memberikan aturan dan larangan yang berbeda
kepada muridnya. Syekh Bahauddin Naqsyabandi semasa Beliau hidup

melarang para murid untuk mencatat ucapan dan nasehat Beliau


termasuk melarang murid-murid Beliau menulis riwayat hidup dan
sejarah berguru Beliau. Beliau beranggapan biarlah ajaran-ajaran
Beliau itu tersimpan di hati para murid dan kemudian diteruskan
dihati kegenarasi selanjutnya tanpa dirusak oleh tulisan yang
kadang kala berbeda dengan makna sebenarnya. Berbeda dengan Syekh
Abdul Qadir Jailani, seluruh ucapan dan petuah Beliau secara
harian ditulis oleh para murid dan kemudian dibukukan dengan
tujuan agar apa yang beliau sampaikan bisa diterima oleh orangorang yang tidak pernah berjumpa dengan Beliau. Kedua prinsip
Syekh Besar tersebut menjadi dalil dan alasan yang sama-sama
benar.
Guru saya melarang para muridnya menulis tentang kaji-kaji dalam
tarekat mulai dari kaji dasar sampai dengan khalifah. Kenapa?
Karena di kawatirkan dibaca oleh orang awam dan mempraktekkan
tanpa Guru Mursyid yang membuat orang akan tersesat karena setan
akan sangat mudah menyusup di setiap amalan yang di amalkan tanpa
izin. Sementara Syekh lain termasuk Syekh Jalaluddin dengan
terang-terangan menulis seluruh kaji dalam suluk dari Ismu Dzat
sampai dengan Dzikir Tahlil dan beberapa kitab lain termasuk
bahan referensi di Universitas menulis semua kaji-kaji dan amalan
di dalam Tarekat. Syekh Muhammmad Amin Al-Kurdi dalam kitabnya
Tanwir al-Qulub fi Muamalah Allam al-Ghuyub yang menjadi
rujukan para pengamal Tarekat di seluruh dunia membahas secara
luas tentang hadap dan tata cara suluk tetapi disana tidak
ditulis jenis-jenis amalan karena di kawatirkan akan diamalkan
oleh orang yang tidak memiliki Mursyid.
Apa yang dialami oleh orang-orang yang telah tenggelam dalam
Hakikat akan menjadi rahasia sepanjang hidupnya dan tetap akan
menjadi rahasia selamanya sebab kalau diungkapkan maka itu bukan
lagi sebuah rahasia. Menariknya ilmu hakikat adalah walaupun
diungkapkan secara terang-terangan maka itu tetap menjadi sebuah
rahasia bagi orang yang belum mencapai kesana. Al-Quran
mengungkapkan secara terang-terangan bahkan sangat jelas membahas
tentang hakikat Tuhan, tapi apakah semua orang yang membaca AlQuran mencapai tahap makrifat? Jawabannya tidak karena Ayat-ayat
Al-Quran penuh dengan symbol yang hanya bisa dimengerti oleh
orang yang telah terbuka hijabnya.
Begitu terang-terangan Rasulullah SAW lewat hadist Beliau
menjelaskan tentang hakikat, bahkan sangat terang, tapi karena
umumnya yang membaca tidak terbuka hijab, ucapan Nabi yang
demikian terbuka malah ditasfirkan secara keliru oleh akal
manusia yang memang tidak sampai pemahaman disana akhirnya
rahasia tersebut tetap menjadi rahasia.
Beberapa ucapan sahabat yang menggambarkan betapa rahasianya Ilmu
Hakikat itu antara lain ucapan Abu Hurairah, Apabila aku
ceritakan niscaya Halal darahku, apabila hakikat itu diceritakan

dengan bahasa salah maka nyawa sebagai taruhan. Atau ucapan


saidina Husaen ra, Apabila aku jelaskan hakikat itu kepada
kalian niscaya kalian akan menuduh aku sebagai penyembah
berhala. Orang yang telah mencapai kaji disana akan tersenyum
membaca ucapan dari saidina Husein, dan andai hakikat itu dibuka
di zaman sekarang pasti orang akan menuduh yang sama yaitu
dianggap orang yang mengamalkan hakikat itu sebagai penyembah
berhala.
Sungguh luar biasa Allah melindungi ilmu-ilmu berharga tersebut
demikian rahasianya, ditempatkan di dalam qalbu para hamba-Nya
sehingga tidak seorangpun bisa mengambilnya. Allah telah
melindungi ilmu-ilmu berharga tersebut dengan hijab (penghalang)
cahaya sehingga manusia tidak akan melihat karena begitu
terangnya cahaya tersebut. Rahasia itu hanya bisa dimiliki oleh
orang-orang yang telah bermandikan cahaya, larut dalam Dzat-Nya
sehingga apa yang menjadi rahasia tidak lagi menjadi rahasia.
Apa yang saya sampaikan disini bukanlah hakikat, tapi tulisantulisan untuk memberikan semangat kepada kita semua untuk mencari
kebenaran, mencari pembimbing yang menuntun dan membimbing kita
semua kepada Allah. Dengan mendapat bimbingan kepada Allah
sehingga kita tidak lagi tersesat dibelantara jalan tanpa arah
dan dengan tenang kembali kepada asal kita masing-masing.
Rahasia tetaplah rahasia dan tetap akan menjadi rahasia sepanjang
masa kecuali orang-orang yang telah berada dalam rahasia
tersebut. Rahasia tersebut hanya bisa terbuka lewat Qalbu kepada
Qalbu, ditransfer dengan teknik khusus yang diajarkan Rasulullah
saw kepada para sahabat dan dari para sahabat kepada sekalian
Guru Mursyid sampai saat sekarang ini. Rahasia itu tidak akan
pernah bisa ditembus kecuali oleh orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah SWT. Semoga Allah yang Maha Pemurah selalu
berkenan membuka hijab-Nya sehingga kita bisa memandang keindahan
wajah-Nya dari dunia sampai akhirat., Amin ya Rabbal Alamin!
3 Oktober 2012

Peringkat Khusus bagi Orang-orang Terpilih


Peringkat Khusus bagi Orang-orang Terpilih
Barangsiapa yang tidak memperoleh ilmu di peringkat yang khusus, maka mereka tidak akan
paham bagaimana orang yang di peringkat itu diizinkan melihat Ruh al-Quds, Nabi
Muhammad SAW, dan berbincang-bincang dengan Nabi Muhammad. Mereka melihat dan
berbincang-bincang tidak dengan mata dan mulut yang zahir, karena mata dan mulut yang
zahir ini tidak mungkin mampu berbuat demikian. Perkara ini adalah perkara ruhaniah,
perkara gaib, perkara yang berhubungan dengan ruh suci dan yang disucikan dengan

zikrullah dan riyadah (latihan) para Awliya Allah.Barangsiapa yang tidak mendapat ilmu ini,
maka tidak akan menjadi orang yang bijaksana dan arif, walaupun ia membaca sejuta kitab.
Mungkin ganjaran yang diperoleh oleh mereka yang alim dalam ilmu zahir ialah surga di
tempat dimana yang tampak adalah penzahiran sifat-sifat Ketuhanan dalam bentuk Nur
(cahaya). Walau begitu tinggi dan sempurnanya ilmu zahir seseorang, ilmu itu tidak akan
membantunya memasuki Majelis Ketuhanan atau Hazirah al-Quds, yaitu sebuah tempat
bersama Allah. Mereka perlu terbang ke Hazirah al-Quds.
Hamba Allah yang benar-benar berniat terbang ke peringkat itu sebenarnya memerlukan dua
sayap, yaitu ilmu zahir dan ilmu batin (ilmu syariat dan ilmu hakikat). Kedua sayap ini
mereka kepakkan tanpa henti dalam perjalanannya. Mereka terbang tanpa peduli terhadap
hal-hal yang menggoda mereka selama dalam perjalanan. Tujuan akhir yang mereka tuju
adalah Allah. Allah perlu dikenal dengan perkenalan yang penuh dengan kesungguhan.
Allah berfirman dalam sebuah Hadis Qudsi, Wahai hamba-Ku! Jika kamu ingin memasuki
Majelis-Ku, maka janganlah kamu tumpukan perhatianmu kepada dunia ini, kepada alam
Malaikat, atau alam yang lebih tinggi dari itupun !
Tegasnya, orang yang bermarifah kepada Allah, cukuplah marifah ditujukan semata-mata
kepada Allah, tidak kepada selain Dia .
Dunia nyata ini dalam pandangan orang-orang yang berilmu adalah penggoda atau penipu,
musuh atau setan. Di peringkat Alam Malaikat pun ditemui penggoda atau musuh bagi ahli
ruhani, dan di peringkat sifat-sifat Allah muncul pula penggoda dan musuh bagi ahli hakikat.
Barangsiapa yang tergoda dan dapat terkalahkan oleh penggoda-penggoda atau musuhmusuh itu, niscaya ia tidak akan mendapat nikmat bersama atau bersatu dengan Allah.
Barangsiapa tergoda oleh rayuan penggoda dan dikalahkan oleh musuh, pasti langkahnya
akan terhenti hanya sampai di situ dan tidak akan dapat maju lebih tinggi dan lebih jauh lagi
dalam perjalanan menuju tujuan akhir, yaitu Zat Yang Maha Tinggi. Meskipun tujuannya
ingin bersatu dengan Zat itu namun ia tidak akan pernah sampai. Perjalanannya akan
terhenti sampai di tempat itu. Mereka yang seperti ini adalah orang-orang yang terbang
hanya dengan satu sayap, sedangkan sayapnya yang sebelah telah patah.
Orang-orang yang tidak menyimpang dari tuntunan jalan Allah dan tidak tergoda oleh
penggoda dan musuh dalam perjalanannya menuju Allah, niscaya akan menerima hadiah
dari Allah SWT yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga,
dan tidak pernah terlintas dalam pikiran. Di tempat itulah surga bersama Allah berada. Di
surga itu tidak ada intan permata, tidak ada bidadari, tidak ada mahligai, dan sebagainya. Di
tempat itulah ia mengenal dirinya dan tidak menginginkan sesuatu yang bukan
diperuntukkan baginya.
Sayyidina Ali pernah berkata, Mudah-mudahan Allah SWT mencurahkan rahmat kepada
siapa yang mengenal dirinya yang tidak melanggar batas, yang menjaga lidahnya, dan yang
tidak menyia-nyiakan hidupnya di dunia ini.

Dunia ini bukan negeri yang kekal dan mengharuskan manusia menumpukan segala
perhatian kepadanya. Dunia adalah tempat ujian, tempat menanam kebajikan, sedangkan
akhirat adalah tempat menuai hasilnya.

Share this:

Twitter1

Facebook

blogspot

LinkedIn

Like this:
Suka
Be the first to like this.
Ditulis dalam Pengetahuan Islam | Tinggalkan sebuah Komentar
Kaitkata: alam malaikat, Allah, awliya allah, Bukan, Chang'an, Chania, Fianna Fil, hamba allah,
ilmu batin, ilmu hakikat, Kali, Kim Kibum, Languages, sifat ketuhanan
29 September 2012

HAKIKAT NUR MUHAMMAD

Pada kajian yang lalu tentang Hakikat Nur Muhammad telah disampaikan bahwa
Muhammad itu merupakan Nur yang terpancar dari Zat Tuhan. Nur Muhammad adalah
yang pertama diciptakan dan merupakan roh dari segala makhluk. Sehingga tidak ada
makhluk tanpa adanya Nur Muhammad karena dengan Nur Muhammad inilah Allah
SWT melahirkan secara nyata sifat ketuhanan Nya dalam diri setiap makhluk ( bukan
Zat )
Sekarang kita akan mencoba melanjutkan kajian tentang Hakikat Nur Muhammad dalam
bentuk pemahaman lanjutan [ sebelumnya perlu disampaikan bahwa, kajian ini merupakan
lanjutan dari kajian sebelumnya ( Hakikat Nur Muhammad dan Hakikat Zat Pada Sifat

Allah ) ,mohon tidak melanjutkan memahami kajian ini apabila belum memahami secara
benar apa yang dimaksud dengan kajian tersebut ]
Hidup kita karena hidupnya Muhammad dalam alam batang tubuh kita, Hidupnya
Muhammad dalam batang tubuh kita karena Hayat Nya Allah Taala. Jika tidak hidup
Muhammad dalam alam batang tubuh kita, maka tidak nyata Hayat Nya Allah Taala.
Bukan kita yang hidup melainkan Muhammad.
Tahu kita karena tahunya Muhammad pada hati kita, Tahunya Muhammad pada hati kita
dengan Ilmu Nya Allah Taala. Jika tidak tahu Muhammad pada hati kita, maka tidak
nyata Ilmu Nya Allah Taala. Bukan kita yang tahu melainkan Muhammad.
Kuasa kita karena kuasa Muhammad pada tulang kita, Kuasanya Muhammad pada
tulang kita dengan Qudrat Nya Allah Taala. Jika tidak kuasa Muhammad pada tulang
kita, maka tidak nyata Qudrat Nya Allah Taala. Bukan kita yang kuasa melainkan
Muhammad.
Berkehandak kita karena kehendak Muhammad pada nafsu kita, Berkehendaknya
Muhammad pada nafsu kita dengan Iradat Nya Allah Taala. Jika tidak berkehendak
Muhammad pada nafsu kita, maka tidak nyata Iradat Nya Allah Taala. Bukan kita yang
berkehendak melainkan Muhammad.
Mendengar kita karena pendengaran Muhammad pada telinga kita, Mendengarnya
Muhammad pada telinga kita dengan Samik Nya Allah Taala. Jika tidak mendengar
Muhammad pada telinga kita, maka tidaklah nyata Samik Nya Allah Taala. Bukan kita
yang mendengar melainkan Muhammad.
Melihat kita karena penglihatan Muhammad pada mata kita, Melihatnya Muhammad
pada mata kita dengan Basir Nya Allah Taala. Jika tidak melihat Muhammad pada mata
kita, maka tidaklah nyata Basir Nya Allah Taala. Bukan kita yang melihat melainkan
Muhammad.
Berkata kita karena Berkatannya Muhammad pada lidah kita, Berkatanya Muhammad
pada lidah kita dengan Kalam Nya Allah Taala. Jika tidak berkata Muhammad pada
lidah kita, maka tidaklah nyata Kalam Nya Allah Taala. Bukan kita yang berkata
melainkan kata Muhammad.
Awal Muhammad adalah Nurani, menjadi nyawa atau roh dalam alam batang tubuh kita.
Akhir Muhammad itu adalah Ruhani, menjadi hati dalam alam batang tubuh kita. Zahir
Muhammad itu adalah Insani, menjadi rupa atau wajah dalam alam batang tubuh kita.
Batin Muhammad itu adalah Rabbani, menjadi ujud dalam alam batang tubuh kita
Sedangkan anasir Nyawa atau Roh Muhammad itu dapat difahami dalam empat
kedudukan yaitu :

Ujud Ujud merupakan penzahiran dari Zat Allah jadi rahasia pada kita dan pada
hakikatnya merupakan keberadaan Muhammad

Ilmu Ilmu merupakan penzahiran dari sifat Allah menjadi Nyawa atau Roh pada
kita dan pada hakikatnya merupakan Nyawa atau Roh Muhammad

Nur Nur merupakan penzahiran dari asma Allah menjadi hati pada kita dan pada
hakikatnya merupakan hati Muhammad

Syuhud Syuhud merupakan penzahiran dari Afaal Allah menjadi tubuh pada
kita dan pada hakikatnya merupakan tubuh Muhammad

Pemahaman tentang Ujud adalah Zat Allah, merupakan realitas iman dan keimanan.
Artinya Ujud itu Ada dan yang diadakan. Pemahamannya adalah bahwa yang ada itu Allah
dan yang diadakan itu Muhammad
Pemahaman tentang Ilmu adalah Sifat Allah, merupakan realitas nyawa atau roh, Artinya
Ilmu itu mengetahui dan yang diketahui. Pemahamannya adalah bahwa yang mengetahui
itu Allah dan yang diketahui itu Muhammad
Pemahaman tentang Nur adalah Asma Allah, merupakan realitas hati, Artinya Nur itu
terang dan yang diterangi. Pemahamannya adalah bahwa yang terang itu Allah dan yang
diterangi itu Muhammad
Pemahaman tentang Syuhud adalah Afaal Allah, merupakan realitas tubuh insan, Artinya
Syuhud itu memandang dan yang dipandang. Pemahamannya adalah bahwa yang
memandang itu Allah dan yang dipandang itu Muhammad
Demikian Pemahaman Tentang Hakikat Nur Muhammad, semoga bermanfaat untuk
menambah wawasan dan bahan dalam diskusi di majelis masing masing dan sekalian
mohon sampaikan salam hormat saya kepada para guru kita yang dimuliakan Allah dan
tak lupa dan tak bosan bosannya saya mengharapkan doa dari beliau semoga Allah selalu
merahmati kami sekeluarga dengan hidayah-Nya yang tek terhingga. Amin

Share this:

Twitter1

Facebook

blogspot

LinkedIn

Like this:
Suka
Be the first to like this.
Ditulis dalam Pengetahuan Islam | 5 Komentar
Kaitkata: Allah, allah taala, Bukan, Dan (rank), hakikat nur muhammad, ISLAM, Kalam,
Muhammad, Prophet, Religion and Spirituality, sifat allah, sifat ketuhanan
7 Agustus 2012

MENYAKSIKAN ALLAH SWT


MENYAKSIKAN ALLAH SWT





SAMPAI KEPADA MAKAM MELIHAT KENYATAAN ZAT YANG MAHA SUCI.
Melihat Allah ada dua jenis: Pertama melihat sifat keindahan Allah yang sempurna secara
langsung di akhirat dan satu lagi melihat sifat-sifat ketuhanan yang dipancarkan ke atas
cermin yang jernih kepunyaan hati yang tulen di dalam kehidupan ini. Dalam hal tersebut
penyaksian kelihatan sebagai penzahiran cahaya keluar daripada keindahan Allah yang
sempurna dan dilihat oleh mata hati yang hakiki.


Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.. (Surah Najmi, ayat 11).
Mengenai melihat kenyataan Allah melalui perantaraan, Nabi s.a.w bersabda, Yang
beriman adalah cermin kepada yang beriman. Yang beriman yang pertama, cermin
dalam ayat ini, adalah hati yang beriman yang suci murni, sementara yang beriman kedua
adalah Yang Melihat bayangan-Nya di dalam cermin itu, Allah Yang Maha Tinggi. Sesiapa
yang sampai kepada makam melihat kenyataan sifat Allah di dalam dunia ini akan melihat
Zat Allah di akhirat, tanpa rupa tanpa bentuk.
Kenyataan ini disahkan oleh Sayyidina Umar r.a dengan katanya, Hatiku melihat
Tuhanku dengan cahaya Tuhanku. Saidina Ali r.a berkata, Aku tidak menyembah Allah
kecuali aku melihat-Nya. Mereka berdua tentu telah melihat sifat-sifat Allah dalam
kenyataan. Jika seseorang melihat cahaya matahari masuk melalui jendela dan dia
berkata, Aku melihat matahari, dia bercakap benar.

Allah memberi gambaran yang jelas tentang kenyataan sifat-sifat-Nya:








Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di
dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang
tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang
minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas
cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki,
dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. . (Surah Nuur, ayat 35).
Perumpamaan dalam ayat ini adalah hati yang yakin penuh di kalangan orang yang
beriman. Lampu yang menerangi bekas hati itu ialah hakikat atau intipati kepada hati,
sementara cahaya yang dipancarkan ialah rahsia Tuhan, roh sultan. Kaca adalah lutsinar
dan tidak memerangkap cahaya di dalamnya tetapi ia melindunginya sambil
menyebarkannya kerana ia umpama bintang. Sumber cahaya adalah pohon Ilahi. Pohon
itu adalah makam atau suasana keesaan, menjalar dengan dahan dan akarnya, memupuk
prinsip-prinsip iman, berhubung tanpa perantaraan dengan bahasa yang asli.
Secara langsung, melalui bahasa yang asli itulah Nabi s.a.w menerima pembukaan alQuran. Dalam kenyataan Jibrail membawa firman Tuhan hanya setelah firman tersebut
diterima ini adalah untuk faedah kita supaya kita boleh mendengarnya dalam bahasa
manusia. Ini juga memperjelaskan siapakah yang tidak percaya dan munafik dengan
memberi mereka peluang untuk menafikannya seperti mereka tidak percaya kepada
malaikat.

Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi Al Quran dari sisi (Allah) Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui.. (Surah Naml, ayat 6).
Oleh kerana Nabi s.a.w menerima pembukaan sebelum Jibrail membawanya kepada
baginda, setiap kali Jibrail membawa ayat-ayat suci itu Nabi s.a.w mendapatinya di dalam
hatinya dan membacanya sebelum ayat itu diberikan. Inilah alasan bagi ayat:


Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa
membaca Al Quran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan
katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. (Surah Ta Ha,
ayat 114).

Keadaan ini menjadi jelas sewaktu Jibrail menemani Nabi s.a.w pada malam mikraj,
Jibrail tidak terdaya untuk pergi lebih jauh daripada Sidratul Muntaha. Dia berkata,
Jika aku ambil satu langkah lagi aku akan terbakar. Jibrail membiarkan Nabi s.a.w
meneruskan perjalanan seorang diri.
Allah menggambarkan pokok zaitun yang diberkati, pokok keesaan, bukan dari timur dan
bukan dari barat. Dalam lain perkataan ia tidak ada permulaan dan tidak ada kesudahan,
dan cahayanya yang menjadi sumber tidak terbit dan tidak terbenam. Ia kekal pada masa
lalu dan tiada kesudahan pada masa akan datang. Kedua-dua Zat Allah dan sifat-sifat-Nya
adalah kekal abadi. Kedua-dua kenyataan Zat-Nya dan kenyataan sifat-Nya bergantung
kepada Zat-Nya.
Penyembahan yang sebenar hanya boleh dilakukan apabila hijab yang menutup hati
tersingkap agar cahaya abadi menyinarinya. Hanya selepas itu hati menjadi terang dengan
cahaya Ilahi. Hanya selepas itu roh menyaksikan perumpamaan Ilahi itu.
Tujuan diciptakan alam maya adalah untuk ditemui khazanah rahsia itu. Allah berfirman
melalui Rasul-Nya:
Aku adalah Perbendaharaan Yang Tersembunyi. Aku suka dikenali lalu Aku ciptakan
makhluk agar Aku dikenali.
Ini bermakna Dia boleh dikenali di dalam dunia ini melalui sifat-sifat-Nya. Tetapi untuk
melihat dan mengenali Zat-Nya sendiri hanyalah boleh terjadi di akhirat. Di sana melihat
Allah adalah secara langsung sebagaimana yang Dia kehendaki dan yang melihatnya
adalah mata bayi hati.
Beberapa muka pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat. (Surah
Qiamat, ayat 22 & 23).
Nabi s.a.w bersabda, Aku melihat Tuhanku di dalam rupa jejaka tampan. Mungkin ini
adalah bayangan bayi hati. Bayangan adalah cermin. Ia menjadi alat untuk menzahirkan
yang ghaib. Hakikat Allah Yang Maha Tinggi tidak menyerupai sesuatu samada bayangan
atau bentuk. Bayangan adalah cermin, walaupun yang kelihatan bukanlah cermin dan
bukan juga orang yang melihat ke dalam cermin. Fikirkan tentang itu dan cubalah
memahaminya kerana ia adalah hakikat kepada alam rahsia-rahsia.
Tetapi semuanya berlaku pada makam sifat. Pada makam Zat semua kenyataan hilang,
lenyap. Orang yang di dalam makam Zat itu sendiri lenyap tetapi mereka merasai zat itu
dan tiada yang lain. Betapa jelas Nabi s.a.w menggambarkannya, Aku daripada Allah
dan yang beriman daripadaku. Dan Allah berfirman melalui Rasul-Nya:
Aku ciptakan cahaya Muhammad daripada cahaya Wujud-Ku sendiri.
Maksud Wujud Allah adalah Zat-Nya Yang Maha Suci, menyata di dalam sifat-sifat-Nya
Yang Maha Mengasihani. Ini dinyatakan-Nya melalui Rasul-Nya:

Rahmat-Ku mendahului murka-Ku.


Rasul yang dikasihi Allah adalah cahaya kebenaran sebagaimana Allah berfirman:
Tidak Kami utuskan engkau melainkan menjadi rahmat kepada seluruh alam. (Surah
Anbiyaa, ayat 107).


Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan
kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang
menerangkan.. (Surah Maaidah, ayat 15).
Pentingnya utusan Allah yang dikasihi-Nya itu jelas dengan firman-Nya kepada baginda,
Jika tidak kerana engkau Aku tidak ciptakan makhluk.

.
..

Share this:

Twitter1

Facebook

blogspot

LinkedIn

TIGA NASEHAT
Pada suatu hari ada seseorang menangkap burung. Burung itu
berkata kepadanya, "Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan.
Lepaskan saja aku, nanti kuberi kau tiga nasehat."
Si Burung berjanji akan memberikan nasehat pertama ketika
masih berada dalam genggaman orang itu, yang kedua akan
diberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon, dan yang
ketiga ia sudah mencapai puncak bukit.
Orang itu setuju, dan meminta nasehat pertama.

Kata burung itu,


"Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun kau menghargainya
seperti hidupmu sendiri, jangan menyesal."
Orang itupun melepaskannya, dan burung itu
ke dahan.

segera

melompat

Di sampaikannya nasehat yang kedua,


"Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal,
apabila tak ada bukti."
Kemudian burung itu terbang ke puncak gunung. Dari
berkata,

sana

ia

"O manusia malang! diriku terdapat dua permata besar, kalau


saja tadi kau membunuhku, kau akan memperolehnya!"
Orang itu sangat menyesal memikirkan kehilangannya, namun
katanya, "Setidaknya, katakan padaku nasehat yang ketiga
itu!"
Si Burung menjawab,
"Alangkah tololnya kau, meminta nasehat ketiga sedangkan
yang
kedua pun belum kaurenungkan sama sekali! Sudah
kukatakan padamu agar jangan kecewa kalau kehilangan, dan
jangan mempercayai hal yang bertentangan dengan akal. Kini
kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada hal yang tak
masuk akal dan menyesali kehilanganmu. Aku toh tidak cukup
besar untuk bisa menyimpan dua permata besar!
Kau tolol. Oleh karenanya kau harus tetap
keterbatasan yang disediakan bagi manusia."

berada

dalam

Catatan
Dalam lingkungan darwis, kisah ini dianggap sangat penting
untuk "mengakalkan" pikiran siswa
Sufi,
menyiapkannya
menghadapi
pengalaman
yang tidak bisa dicapai dengan
cara-cara biasa.
Di samping penggunaannya sehari-hari di kalangan Sufi, kisah
ini kedapatan juga dalam klasik Rumi, Mathnawi. Kisah ini
ditonjolkan dalam Kitab Ketuhanan karya Attar, salah seorang
guru Rumi. Kedua pujangga itu hidup pada abad ke tiga belas.

-----------------------------------------------------------K I S A H - K I S A H
S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)

Вам также может понравиться