Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
html
2012 (1373)
o Juni (375)
o Juli (475)
o Agustus (205)
o September (201)
o Oktober (117)
KONTAK BATHINIYAH
Makna Wahyu
Ilmu Huduri
Ilmu Hakekat
AZ ALI
Perjalanan Jiwa 1
TUJUH NUR
SKEMA WASILAH
Pemahaman Dzikir
AGAMA ISLAM
Jejak Ma'rifat 2
hakekat IBLIS
TINGKATAN ZIKIR
Khodam
Siapa IBLIS ?
Al,muntahi (bagian 1)
Al,muntahi (bagian 2)
Al,muntahi (bagian 3)
Al-Muntahi (bag. 5)
Al-Muntahi (Bag.4)
Al-Muntahi (bag.6)
Al,muntahi (bag. 7 )
Al Muntahi (bag. 8)
Al Muntahi (bag. 9)
Al,muntahi (bag 11 )
Nur Al Haq
Ilmu Hakekat
ALHAMDU
A L H A M D U
= Hakekat niat =Subuh =Syahadat =Rahasia =Nabi Adam =
Innashalati =Qulhuawallahu ahad.
= Hakekat berdiri =Dzohor =Sholat =Dzat =Nabi Ibrahim =
Wanusuki =Allahussamad.
= Hakekat ruku =Ashar =Puasa =Sifat =Nabi Nuh =Wamahyaaya
= Lamyalid walamyuulad.
= Hakekat sujud =Magrib =Zakat =Asma =Nabi Musa =Wamamaati
= Walamyaqullahu.
= Hakekat duduk antara dua sujud =Isa =Haji =Afal =Nabi Isa
= lillahi rabbil alamin =Qufuan ahad.
.
.
ALHAMDU =Nur
Muhammad
= Sumber segala kejadian Alam ini
.
Telah diisyaratkan dalam Al-Quran dengan kata Nurun ala Nurin =
Nur yang hidup dan menghidupkan
(Maksudnya : Nur yang di Agungkan dan dibesarkan di Alam semesta
ini, yang hidup dan maujud pada tiap-tiap yang hidup dan yang
ujud di Alam semesta)
Inilah Kebesaran Hakekat Muhammad yang sebenar-benarnya, yang
dipuji dengan kalimah ALHAMDU
.
.
ALHAMDU =Kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD
.
Tajjalinya dalam diri yang Batin adalah :
.
( Alif) =Al Haq = Ke-Esa-an = Kebesaran Nur Muhammad,
tajjalinya = Roh bagi kita.
( Lam) =Latifun = Kesempurnaan Nur Muhammad, tajallinya =
Nafas bagi kita,
.
Isyarat Hu dalam Al-Quran :
Huwal hayyun qayyum =yang hayyun awal, dan tidak ada
permulaannya.
Huwal aliyyil adzim =yang bersifat dengan sifat-sifat
kesempurnaan lagi maha besar.
Huwal rahmanur rahim = yang bersifat rahman dan rahim.
Huwal rabbul arsyil karim =yang memiliki Arasy yang maha
mulia,
(ARASY =
Nama kemuliaan diri Nabi kita yang sebenar benarnya =
Nama majazi bagi sesuatu tempat =Suatu alam gaib yang
dimuliakan)
.
Bahwa :
Yang bernama ABDULLAH itu adalah Nabi kita yang bernama MUHAMMAD
itu sendiri.
Abdullah = Muhamad = Penghulu sekalian Alam
.
Semuanya nama-nama yang mulia, dilangit dan dibumi itu adalah
nama-nama kemuliaan dan kesempurnaan dari tajalli NUR MUHAMMAD
itu sendiri, dan menjadi nama majazi pada tiap tiap wujud yang
dimuliakan pada alam ini.
.
IsyaratNya dalam Al Quran :
Wahuallazi lahu fiisamaawati wafil ardhi illahu
Dan Dialah yang sebenar benarnya memiliki sifat sifat Ketuhanan
yakni sifat kesempurnaan yang ada dilangit dan sifat
kesempurnaan yang ada di bumi
.
Lahul Asmaul Husna
Hanyalah Dia yang sebenar benarnya memiliki nama nama yang
mulia dan yang terpuji yang telah maujud pada semesta alam ini.
.
Bahwa :
Hakekat kebesaran Nur Muhammad itu meng-himpun-kan 4 jenis
alam,
yaitu :
1. Alam HASUT =Alam yang terhampar di langit dan bumi dan segala
isinya.
(Maksudnya : Hasut pada diri kita = Anggota jasad, Kulit,
Daging, Otak, Sumsum, Urat, Tulang)
2. Alam MALAKUT =Alam gaib bagi malaikat-malaikat
(Maksudnya : Malakut pada diri kita = Hati, Akal, Nafas, Nafsu,
Penglihatan, Pendengaran, Penciuman, Perasa dan sebagainya)
3. Alam JABARUT =Alam gaib bagi Arasy, Kursi, Lauhul Mahfudz,
Surga, Neraka
(Maksudnya : Jabarut pada diri kita = Roh, Ilmu, Hikmah,
Fadilat, Hasanah yaitu segala sifat yang mulia dan terpuji)
.
Isyarat perkataan 4
sahabat Rasulullah :
.
Saidina Abu Bakar Siddik r.a.
(Tidak aku lihat pada wujud sesuatu dan hanyalah aku lihat
kebenaran Allah semata mata DAHULUNYA)
.
Umar bin Khattab r.a :
Maa raaitu syaian illa waraaitullahu maahu
(Tidak aku lihat pada wujud sesuatu dan hanyalah aku lihat
kebenaran Allah Taala semata-mata KEMUDIANNYA)
.
Usman bin Affan r.a :
(Tidak aku lihat pada wujud sesuatuhanyalah aku lihat kebesaran
Allah Taala semata-mata BESERTANYA)
.
Ali bin Abi Talib r.a :
(Tidak Aku lihat pada wujud sesuatu hanyalah aku lihat kebesaran
Allah Taala semata-mata MAUJUD PADANYA).
.
.. Itulah isyarat-isyarat ayat Al Quran ..
.
Wakulli hamdulillah sayurikum aayaatihi faakhiru naha
Dan ucapkanlah puji bagi Allah karena sangat nampak bagi kamu
pada wujud diri kami itu sendiri, akan tanda tanda kebesaran
Allah Taala, supaya kamu dapat mengenalnya
.
Sabda Nabi Muhammad saw :
Mamtalabal maula bikhairi nafsihi fakaddalla dalalam baida
Barang siapa mengenal Allah Taala diluar dari pada mengenal
hakikat dirinya sendiri., maka sesungguhnya adalah ia sesat yang
bersangat sesat.
Karena hakekat diri yang sebenarnya, baik rohani dan jasmani
tidak lain adalah wujud kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD itu
semata-mata.
Maka apa-apa nama segala yang maujud pada alam ini, baik pada
alam yang nyata dan alam yang gaib adalah semuanya nama majazi
bagi kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD.
.
.
Adapun makna Syahadat itu adalah :
.
ASYHADUALLA ILAHA ILLALLAH
zikrullah dan riyadah (latihan) para Awliya Allah.Barangsiapa yang tidak mendapat ilmu ini,
maka tidak akan menjadi orang yang bijaksana dan arif, walaupun ia membaca sejuta kitab.
Mungkin ganjaran yang diperoleh oleh mereka yang alim dalam ilmu zahir ialah surga di
tempat dimana yang tampak adalah penzahiran sifat-sifat Ketuhanan dalam bentuk Nur
(cahaya). Walau begitu tinggi dan sempurnanya ilmu zahir seseorang, ilmu itu tidak akan
membantunya memasuki Majelis Ketuhanan atau Hazirah al-Quds, yaitu sebuah tempat
bersama Allah. Mereka perlu terbang ke Hazirah al-Quds.
Hamba Allah yang benar-benar berniat terbang ke peringkat itu sebenarnya memerlukan dua
sayap, yaitu ilmu zahir dan ilmu batin (ilmu syariat dan ilmu hakikat). Kedua sayap ini
mereka kepakkan tanpa henti dalam perjalanannya. Mereka terbang tanpa peduli terhadap
hal-hal yang menggoda mereka selama dalam perjalanan. Tujuan akhir yang mereka tuju
adalah Allah. Allah perlu dikenal dengan perkenalan yang penuh dengan kesungguhan.
Allah berfirman dalam sebuah Hadis Qudsi, Wahai hamba-Ku! Jika kamu ingin memasuki
Majelis-Ku, maka janganlah kamu tumpukan perhatianmu kepada dunia ini, kepada alam
Malaikat, atau alam yang lebih tinggi dari itupun !
Tegasnya, orang yang bermarifah kepada Allah, cukuplah marifah ditujukan semata-mata
kepada Allah, tidak kepada selain Dia .
Dunia nyata ini dalam pandangan orang-orang yang berilmu adalah penggoda atau penipu,
musuh atau setan. Di peringkat Alam Malaikat pun ditemui penggoda atau musuh bagi ahli
ruhani, dan di peringkat sifat-sifat Allah muncul pula penggoda dan musuh bagi ahli hakikat.
Barangsiapa yang tergoda dan dapat terkalahkan oleh penggoda-penggoda atau musuhmusuh itu, niscaya ia tidak akan mendapat nikmat bersama atau bersatu dengan Allah.
Barangsiapa tergoda oleh rayuan penggoda dan dikalahkan oleh musuh, pasti langkahnya
akan terhenti hanya sampai di situ dan tidak akan dapat maju lebih tinggi dan lebih jauh lagi
dalam perjalanan menuju tujuan akhir, yaitu Zat Yang Maha Tinggi. Meskipun tujuannya
ingin bersatu dengan Zat itu namun ia tidak akan pernah sampai. Perjalanannya akan
terhenti sampai di tempat itu. Mereka yang seperti ini adalah orang-orang yang terbang
hanya dengan satu sayap, sedangkan sayapnya yang sebelah telah patah.
Orang-orang yang tidak menyimpang dari tuntunan jalan Allah dan tidak tergoda oleh
penggoda dan musuh dalam perjalanannya menuju Allah, niscaya akan menerima hadiah
dari Allah SWT yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga,
dan tidak pernah terlintas dalam pikiran. Di tempat itulah surga bersama Allah berada. Di
surga itu tidak ada intan permata, tidak ada bidadari, tidak ada mahligai, dan sebagainya. Di
tempat itulah ia mengenal dirinya dan tidak menginginkan sesuatu yang bukan
diperuntukkan baginya.
Sayyidina Ali pernah berkata, Mudah-mudahan Allah SWT mencurahkan rahmat kepada
siapa yang mengenal dirinya yang tidak melanggar batas, yang menjaga lidahnya, dan yang
tidak menyia-nyiakan hidupnya di dunia ini.
Dunia ini bukan negeri yang kekal dan mengharuskan manusia menumpukan segala
perhatian kepadanya. Dunia adalah tempat ujian, tempat menanam kebajikan, sedangkan
akhirat adalah tempat menuai hasilnya.
Share this:
Twitter1
blogspot
Like this:
Suka
Be the first to like this.
Ditulis dalam Pengetahuan Islam | Tinggalkan sebuah Komentar
Kaitkata: alam malaikat, Allah, awliya allah, Bukan, Chang'an, Chania, Fianna Fil, hamba allah,
ilmu batin, ilmu hakikat, Kali, Kim Kibum, Languages, sifat ketuhanan
29 September 2012
Pada kajian yang lalu tentang Hakikat Nur Muhammad telah disampaikan bahwa
Muhammad itu merupakan Nur yang terpancar dari Zat Tuhan. Nur Muhammad adalah
yang pertama diciptakan dan merupakan roh dari segala makhluk. Sehingga tidak ada
makhluk tanpa adanya Nur Muhammad karena dengan Nur Muhammad inilah Allah
SWT melahirkan secara nyata sifat ketuhanan Nya dalam diri setiap makhluk ( bukan
Zat )
Sekarang kita akan mencoba melanjutkan kajian tentang Hakikat Nur Muhammad dalam
bentuk pemahaman lanjutan [ sebelumnya perlu disampaikan bahwa, kajian ini merupakan
lanjutan dari kajian sebelumnya ( Hakikat Nur Muhammad dan Hakikat Zat Pada Sifat
Allah ) ,mohon tidak melanjutkan memahami kajian ini apabila belum memahami secara
benar apa yang dimaksud dengan kajian tersebut ]
Hidup kita karena hidupnya Muhammad dalam alam batang tubuh kita, Hidupnya
Muhammad dalam batang tubuh kita karena Hayat Nya Allah Taala. Jika tidak hidup
Muhammad dalam alam batang tubuh kita, maka tidak nyata Hayat Nya Allah Taala.
Bukan kita yang hidup melainkan Muhammad.
Tahu kita karena tahunya Muhammad pada hati kita, Tahunya Muhammad pada hati kita
dengan Ilmu Nya Allah Taala. Jika tidak tahu Muhammad pada hati kita, maka tidak
nyata Ilmu Nya Allah Taala. Bukan kita yang tahu melainkan Muhammad.
Kuasa kita karena kuasa Muhammad pada tulang kita, Kuasanya Muhammad pada
tulang kita dengan Qudrat Nya Allah Taala. Jika tidak kuasa Muhammad pada tulang
kita, maka tidak nyata Qudrat Nya Allah Taala. Bukan kita yang kuasa melainkan
Muhammad.
Berkehandak kita karena kehendak Muhammad pada nafsu kita, Berkehendaknya
Muhammad pada nafsu kita dengan Iradat Nya Allah Taala. Jika tidak berkehendak
Muhammad pada nafsu kita, maka tidak nyata Iradat Nya Allah Taala. Bukan kita yang
berkehendak melainkan Muhammad.
Mendengar kita karena pendengaran Muhammad pada telinga kita, Mendengarnya
Muhammad pada telinga kita dengan Samik Nya Allah Taala. Jika tidak mendengar
Muhammad pada telinga kita, maka tidaklah nyata Samik Nya Allah Taala. Bukan kita
yang mendengar melainkan Muhammad.
Melihat kita karena penglihatan Muhammad pada mata kita, Melihatnya Muhammad
pada mata kita dengan Basir Nya Allah Taala. Jika tidak melihat Muhammad pada mata
kita, maka tidaklah nyata Basir Nya Allah Taala. Bukan kita yang melihat melainkan
Muhammad.
Berkata kita karena Berkatannya Muhammad pada lidah kita, Berkatanya Muhammad
pada lidah kita dengan Kalam Nya Allah Taala. Jika tidak berkata Muhammad pada
lidah kita, maka tidaklah nyata Kalam Nya Allah Taala. Bukan kita yang berkata
melainkan kata Muhammad.
Awal Muhammad adalah Nurani, menjadi nyawa atau roh dalam alam batang tubuh kita.
Akhir Muhammad itu adalah Ruhani, menjadi hati dalam alam batang tubuh kita. Zahir
Muhammad itu adalah Insani, menjadi rupa atau wajah dalam alam batang tubuh kita.
Batin Muhammad itu adalah Rabbani, menjadi ujud dalam alam batang tubuh kita
Sedangkan anasir Nyawa atau Roh Muhammad itu dapat difahami dalam empat
kedudukan yaitu :
Ujud Ujud merupakan penzahiran dari Zat Allah jadi rahasia pada kita dan pada
hakikatnya merupakan keberadaan Muhammad
Ilmu Ilmu merupakan penzahiran dari sifat Allah menjadi Nyawa atau Roh pada
kita dan pada hakikatnya merupakan Nyawa atau Roh Muhammad
Nur Nur merupakan penzahiran dari asma Allah menjadi hati pada kita dan pada
hakikatnya merupakan hati Muhammad
Syuhud Syuhud merupakan penzahiran dari Afaal Allah menjadi tubuh pada
kita dan pada hakikatnya merupakan tubuh Muhammad
Pemahaman tentang Ujud adalah Zat Allah, merupakan realitas iman dan keimanan.
Artinya Ujud itu Ada dan yang diadakan. Pemahamannya adalah bahwa yang ada itu Allah
dan yang diadakan itu Muhammad
Pemahaman tentang Ilmu adalah Sifat Allah, merupakan realitas nyawa atau roh, Artinya
Ilmu itu mengetahui dan yang diketahui. Pemahamannya adalah bahwa yang mengetahui
itu Allah dan yang diketahui itu Muhammad
Pemahaman tentang Nur adalah Asma Allah, merupakan realitas hati, Artinya Nur itu
terang dan yang diterangi. Pemahamannya adalah bahwa yang terang itu Allah dan yang
diterangi itu Muhammad
Pemahaman tentang Syuhud adalah Afaal Allah, merupakan realitas tubuh insan, Artinya
Syuhud itu memandang dan yang dipandang. Pemahamannya adalah bahwa yang
memandang itu Allah dan yang dipandang itu Muhammad
Demikian Pemahaman Tentang Hakikat Nur Muhammad, semoga bermanfaat untuk
menambah wawasan dan bahan dalam diskusi di majelis masing masing dan sekalian
mohon sampaikan salam hormat saya kepada para guru kita yang dimuliakan Allah dan
tak lupa dan tak bosan bosannya saya mengharapkan doa dari beliau semoga Allah selalu
merahmati kami sekeluarga dengan hidayah-Nya yang tek terhingga. Amin
Share this:
Twitter1
blogspot
Like this:
Suka
Be the first to like this.
Ditulis dalam Pengetahuan Islam | 5 Komentar
Kaitkata: Allah, allah taala, Bukan, Dan (rank), hakikat nur muhammad, ISLAM, Kalam,
Muhammad, Prophet, Religion and Spirituality, sifat allah, sifat ketuhanan
7 Agustus 2012
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.. (Surah Najmi, ayat 11).
Mengenai melihat kenyataan Allah melalui perantaraan, Nabi s.a.w bersabda, Yang
beriman adalah cermin kepada yang beriman. Yang beriman yang pertama, cermin
dalam ayat ini, adalah hati yang beriman yang suci murni, sementara yang beriman kedua
adalah Yang Melihat bayangan-Nya di dalam cermin itu, Allah Yang Maha Tinggi. Sesiapa
yang sampai kepada makam melihat kenyataan sifat Allah di dalam dunia ini akan melihat
Zat Allah di akhirat, tanpa rupa tanpa bentuk.
Kenyataan ini disahkan oleh Sayyidina Umar r.a dengan katanya, Hatiku melihat
Tuhanku dengan cahaya Tuhanku. Saidina Ali r.a berkata, Aku tidak menyembah Allah
kecuali aku melihat-Nya. Mereka berdua tentu telah melihat sifat-sifat Allah dalam
kenyataan. Jika seseorang melihat cahaya matahari masuk melalui jendela dan dia
berkata, Aku melihat matahari, dia bercakap benar.
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di
dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang
tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang
minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas
cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki,
dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. . (Surah Nuur, ayat 35).
Perumpamaan dalam ayat ini adalah hati yang yakin penuh di kalangan orang yang
beriman. Lampu yang menerangi bekas hati itu ialah hakikat atau intipati kepada hati,
sementara cahaya yang dipancarkan ialah rahsia Tuhan, roh sultan. Kaca adalah lutsinar
dan tidak memerangkap cahaya di dalamnya tetapi ia melindunginya sambil
menyebarkannya kerana ia umpama bintang. Sumber cahaya adalah pohon Ilahi. Pohon
itu adalah makam atau suasana keesaan, menjalar dengan dahan dan akarnya, memupuk
prinsip-prinsip iman, berhubung tanpa perantaraan dengan bahasa yang asli.
Secara langsung, melalui bahasa yang asli itulah Nabi s.a.w menerima pembukaan alQuran. Dalam kenyataan Jibrail membawa firman Tuhan hanya setelah firman tersebut
diterima ini adalah untuk faedah kita supaya kita boleh mendengarnya dalam bahasa
manusia. Ini juga memperjelaskan siapakah yang tidak percaya dan munafik dengan
memberi mereka peluang untuk menafikannya seperti mereka tidak percaya kepada
malaikat.
Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi Al Quran dari sisi (Allah) Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui.. (Surah Naml, ayat 6).
Oleh kerana Nabi s.a.w menerima pembukaan sebelum Jibrail membawanya kepada
baginda, setiap kali Jibrail membawa ayat-ayat suci itu Nabi s.a.w mendapatinya di dalam
hatinya dan membacanya sebelum ayat itu diberikan. Inilah alasan bagi ayat:
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa
membaca Al Quran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan
katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. (Surah Ta Ha,
ayat 114).
Keadaan ini menjadi jelas sewaktu Jibrail menemani Nabi s.a.w pada malam mikraj,
Jibrail tidak terdaya untuk pergi lebih jauh daripada Sidratul Muntaha. Dia berkata,
Jika aku ambil satu langkah lagi aku akan terbakar. Jibrail membiarkan Nabi s.a.w
meneruskan perjalanan seorang diri.
Allah menggambarkan pokok zaitun yang diberkati, pokok keesaan, bukan dari timur dan
bukan dari barat. Dalam lain perkataan ia tidak ada permulaan dan tidak ada kesudahan,
dan cahayanya yang menjadi sumber tidak terbit dan tidak terbenam. Ia kekal pada masa
lalu dan tiada kesudahan pada masa akan datang. Kedua-dua Zat Allah dan sifat-sifat-Nya
adalah kekal abadi. Kedua-dua kenyataan Zat-Nya dan kenyataan sifat-Nya bergantung
kepada Zat-Nya.
Penyembahan yang sebenar hanya boleh dilakukan apabila hijab yang menutup hati
tersingkap agar cahaya abadi menyinarinya. Hanya selepas itu hati menjadi terang dengan
cahaya Ilahi. Hanya selepas itu roh menyaksikan perumpamaan Ilahi itu.
Tujuan diciptakan alam maya adalah untuk ditemui khazanah rahsia itu. Allah berfirman
melalui Rasul-Nya:
Aku adalah Perbendaharaan Yang Tersembunyi. Aku suka dikenali lalu Aku ciptakan
makhluk agar Aku dikenali.
Ini bermakna Dia boleh dikenali di dalam dunia ini melalui sifat-sifat-Nya. Tetapi untuk
melihat dan mengenali Zat-Nya sendiri hanyalah boleh terjadi di akhirat. Di sana melihat
Allah adalah secara langsung sebagaimana yang Dia kehendaki dan yang melihatnya
adalah mata bayi hati.
Beberapa muka pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat. (Surah
Qiamat, ayat 22 & 23).
Nabi s.a.w bersabda, Aku melihat Tuhanku di dalam rupa jejaka tampan. Mungkin ini
adalah bayangan bayi hati. Bayangan adalah cermin. Ia menjadi alat untuk menzahirkan
yang ghaib. Hakikat Allah Yang Maha Tinggi tidak menyerupai sesuatu samada bayangan
atau bentuk. Bayangan adalah cermin, walaupun yang kelihatan bukanlah cermin dan
bukan juga orang yang melihat ke dalam cermin. Fikirkan tentang itu dan cubalah
memahaminya kerana ia adalah hakikat kepada alam rahsia-rahsia.
Tetapi semuanya berlaku pada makam sifat. Pada makam Zat semua kenyataan hilang,
lenyap. Orang yang di dalam makam Zat itu sendiri lenyap tetapi mereka merasai zat itu
dan tiada yang lain. Betapa jelas Nabi s.a.w menggambarkannya, Aku daripada Allah
dan yang beriman daripadaku. Dan Allah berfirman melalui Rasul-Nya:
Aku ciptakan cahaya Muhammad daripada cahaya Wujud-Ku sendiri.
Maksud Wujud Allah adalah Zat-Nya Yang Maha Suci, menyata di dalam sifat-sifat-Nya
Yang Maha Mengasihani. Ini dinyatakan-Nya melalui Rasul-Nya:
Share this:
Twitter1
blogspot
TIGA NASEHAT
Pada suatu hari ada seseorang menangkap burung. Burung itu
berkata kepadanya, "Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan.
Lepaskan saja aku, nanti kuberi kau tiga nasehat."
Si Burung berjanji akan memberikan nasehat pertama ketika
masih berada dalam genggaman orang itu, yang kedua akan
diberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon, dan yang
ketiga ia sudah mencapai puncak bukit.
Orang itu setuju, dan meminta nasehat pertama.
segera
melompat
sana
ia
berada
dalam
Catatan
Dalam lingkungan darwis, kisah ini dianggap sangat penting
untuk "mengakalkan" pikiran siswa
Sufi,
menyiapkannya
menghadapi
pengalaman
yang tidak bisa dicapai dengan
cara-cara biasa.
Di samping penggunaannya sehari-hari di kalangan Sufi, kisah
ini kedapatan juga dalam klasik Rumi, Mathnawi. Kisah ini
ditonjolkan dalam Kitab Ketuhanan karya Attar, salah seorang
guru Rumi. Kedua pujangga itu hidup pada abad ke tiga belas.
-----------------------------------------------------------K I S A H - K I S A H
S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)