Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB III

LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Suku Bangsa

:
:
:
:
:

Tn. A
laki-laki
71 Tahun
Pemulutan, Pelabuhan, Palembang sumatera selatan
Indonesia

Agama
Tanggal berobat
Tanggal Pemeriksaan

: Islam
: Rabu,29 desember 2016
: 29 Desember 2016

3.2 Anamnesis
Autoanamnesis (Tanggal 29 desember 2016, pukul. 11.00 WIB)
3.2.1 Keluhan Utama :
Gatal-gatal pada kulit sejak 1 bulan yang lalu.
3.2.2 Keluhan Tambahan :
Timbul bercak kemerahan pada punggung badan, perut, leher kiri,
lipat siku lengan kiri dan kanan,,kulit kering,kulit bersisik.
3.2.3 Riwayat Perjalanan Penyakit :
Sejak lebih kurang 2 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien
mengeluh timbul sesak nafas, yang dirasakan terus-menerus kemudian
pasien berobat ke poliklinik penyakit dalam RSUD Palembang Bari. Dokter
mengatakan pasien mengalami darah tinggi kemudian pasien dirawat di
rumah sakit selama 7 hari. Pasien mengaku tidak ada keluhan selama di
rawat di rumah sakit, pasien mendapatkan obat injeksi selama perawatan.
Setelah itu pasien pulang kerumah.
Sejak lebih kurang 7 hari setelah pulang perawatan dari rumah sakit,
pasien mengeluh timbul bercak-bercak kemerahan di kedua lengan dan
tungkai yang timbul bersamaan. Bercak merah dirasakan timbul tiba-tiba

tanpa diikuti keluhan kulit yang lain. Bercak tersebut terasa gatal tidak
disertai rasa nyeri. Satu hari kemudian bercak menyebar ke seluruh tubuh
disertai rasa gatal, kulit terasa kering dan mulai timbul sisik-sisik kasar pada
seluruh bagian tubuh. Keluhan tidak disertai bintil, keropeng, bintil berisi
cairan tidak ada. Untuk menghilangkan rasa gatal pasien mengaruknya dan
meninggalkan bekas pada garukan tersebut. Satu hari kemudian pasien
datang ke poliklinik kulit kelamin RSUD Palembang Bari dan diberikan
pengobatan berupa salep racikan berwarna putih yang dipakai dua kali
sehari, dan obat minum yang diminum dua kali sehari. Pasien mengaku
sering kontrol teratur ke poliklinik kulit, keluhan bercak kemerahan dikulit
serta rasa gatal dirasakan berkurang selama pengobatan sekitar lebih kurang
1,5 bulan dengan berobat teratur. Bercak-bercak merah tidak ada lagi,tetapi
kulit pasien meninggalkan bekas bercak coklat kehitaman, keluhan sisik
pada kulit sudah berkurang.
Sekitar kurang lebih 1 bulan yang lalu pasien mulai mengeluhkan
kembali kulit terasa gatal,awalnya gatal dirasakan pada daerah kulit yang
bersisik. Gatal dirasakan lebih hebat saat berkeringat dan terkena debu.
Untuk menghilangkan rasa gatal pasien menggaruk kulit seingga
menimbulkan bekas pada garukkan tersebut. Pasien juga memberikan salep
racikan yang telah didapat pada pengobatan sebelumnya, gatal dirasakan
berkurang tetapi timbul kembali. keluhan tidak disertai bintil.
Sekitar 7 hari yang lalu, pasien mengeluh timbul bercak kemerahan di
di perut dan dipunggung serta dilengan kanan dan kiri, bercak di perut
berjumlah 1 buah, dengan ukuran bercak kira-kira tiga jari telunjuk,bercak
di punggung berjumlah 2 buah,dengan ukuran sekitar empat jari
telunjuk,tiga jari telunjuk. Satu hari kemudian bercak menyebar ke bagian
tubuh lain seperti kepala, leher kiri dan dada yang timbul bersamaan secara
tiba-tiba, berjumlah masing-masing satu bercak kemerahan, ukuran bercak
kemerahan di kepala kira-kira empat ruas jari telunjuk, ukuran di leher kiri
kira-kira dua ruas jari telunjuk dan di dada kira-kira tiga ruas jari telunjuk. 2
hari kemudian,bercak kemerahan juga timbul di lipat siku lengan kanan dan

kiri serta tungkai bawah kanan kiri, Bercak kemerahan ditungkai bawah
kanan dan kiri masing-masing satu buah, ukuran kira-kira dua ruas jari
telunjuk, bercak kemerahan dipunggung kanan dan kiri masing-masing satu
buah, ukuran dua ruas jari telunjuk.
Bercak tersebut disertai rasa gatal tidak disertai rasa nyeri. Bercak
muncul tiba-tiba tanpa diikuti munculnya bintil, Gatal dirasakan lebih hebat
pada saat berkeringat dan terkena debu. Apabila terasa gatal, maka pasien
menggaruk bercak kemerahan tersebut. Pasien mengaku terkadang ada lecet
pada bekas garukan tersebut.
Sehari-hari pasien tidak terpapar oleh bahan-bahan seperti detergen
atau pembersih lantai. Selama menggunakan sepatu dan sandal yang biasa
pasien gunakan, pasien tidak mengalami keluhan seperti sekarang. Pasien
mengaku jarang mengkonsumsi jamu-jamuan, riwayat mengkonsumsi obat
herbal disangkal,
Saat ini pasien datang untuk kontrol ulang ke poliklinik kulit kelamin
RSUD Palembang bari untuk kontrol keluhan sebelumnya dan untuk
mengobati keluhan yang sekarang. Saat kontrol ulang, terlihat sisik kulit
halus, bercak kehitaman pda bekas garukan, dan bercak kemerahan pada
bagian punggung dan bagian perut pasien.
3.2.4 Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien tinggal dengan istri dan anaknya


Pasien tidak bekerja

3.2.5 Riwayat Penyakit Dahulu:


Keluhan yang sama sudah pernah dialami pasien sejak 3 bulan yang lalu,
pasien mengaku awalnya timbul bercak kemerahan di punggung tubuh
pasien yang timbul secara tiba-tiba dan bersamaan, jumlah masing-masing
satu bercak dengn ukuran masing-masing sekitar dua ruas jari telunjuk,
Bercak kemerahan tersebut disertai rasa gatal, tidak disertai rasa nyeri,
apabila gatal pasien menggaruk bercak kemerahan tersebut, 1 hari

setelahnya timbu bercak kemerahan di lipat siku lengan kanan dan kiri,
timbul secara tiba-tiba, jumlah masing-masing bercak 1, ukuran masingmasing sekitar tiga ruas jari telunjuk, bercak kemerahan disertai rasa gatal,
tidak disertai rasa nyeri, pasien menggaruk bercak kemerahan tersebut. 2
hari kemudian, muncul bintil-bintil ukuran sebesar jarum pentul di daerah
yang kemerahan dan gatal tersebut, bercak kemerahan lalu bertambah besar.
Pasien mengaku gatal semakin dirasakan saat berkeringat dan terkena debu.
1 hari kemudian os datang ke poliklinik kulit kelamin RSUD Palembang
Bari, dan diberikan obat makan 1 jenis dan salep dipakai 2 kali sehari.
Keluhan bercak merah dan gatal diraskan berkurang, keluhan berangsungangsur menghilang dalam 2 minggu dengan mengguanakan pengobatan

secara teratur.
Alergi : pasien mengaku ia tidak pernah mengalami alergi apapun baik
terhadap makanan atau pemakain aksesoris tubuh dan tidak adda alergi obat-

obatan.
Riwayat penyakit : Riwayat darah tinggi (+) tidak terkontrol, riwayat
penyakit ginjal dan hati(-), riwayat kencing manis tidak diketahui oleh
paisen, pasien mengaku sering bersin di pagi hari,riwayat sering gatal pada
saat berkeringat dan terkena debu dikulit (+) yang dirasakaan sejak saat
remaja.

3.2.6 Riwayat Penyakit Keluarga:

Keluhan serupa : riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal


Alergi : tidak ada riwayat alergi dalam keluarga.
Riwayat penyakit diabetes melitus, penyakit asthma dan rhinitis alergi
disangkal.

3.2.7 Riwayat Kebiasaan :

Kehidupan sehari-hari tinggal dirumah jarang keluar rumah, mandi 2x1 hari,
rutin mengganti pakaian, riwayat saling pinjam pakaian dan handuk tidak
ada riwayat mengkonsumsi jamu-jamuan (-).
3.3 Pemeriksan Fisik (Tanggal 28 Desember 2016)
Status Generalis
Keadaan Umum

: tampak sakit sedang

Kesadaran

: Kompos Mentis

Tanda Vital
Nadi

: 82x/menit

Tekanan darah : tidak dilakukan pemeriksaan


Pernafasan

: 20x/menit

Suhu

: 36,2C

Berat badan

: 63 kg

Bentuk

: Normochepali

Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), Pupil isokor kiri kanan

Hidung

: Septum deviasi (-), sekret (-)

Mulut

: Bibir kering (-),dinding faring hiperemis (-)

Telinga

: Normal, tanda radang (-)

Kepala

Leher

: Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Ekstremitas Superior

: akral hangat, oedem (-), sianosis (-).

Ekstermitas Inferior

: akral hangat, oedem (-), sianosis (-).

Status Dermatologis

Pada regio Scalp terdapat patch eritematosa, soliter, jumlah 1, reguler, ukuran
7cmx4cm,sirkumskrip, dengan skuama halus dan terdapat ekskoriasi.

Regio Coli terdapat plak eritematosa, soliter jumlah 1, reguler, ukuran


7,5cmx0,5 cm disertai skuma halus.

Pada regio truncus anterior terdapat patch eritroderma, soliter, reguler


ukuran 12 cmx 8 cm, diskret disertai skuama halus.

Pada Regio abdomen terdapat patch, solietr, reguler, ukuran 10cmx8cm


disertai skuama halus.

Pada regio thoraks posterior terdapat plak eritomatosa, sebagian


hiperpigmentasi, multiple dengan ukuran ukuran 12 cm 8 cm x 5 cm 3
cm,skuama halus sebagian ekskoriasi

Pada regio ekstremitas superior dextra et sinitra terdapat


patch eritema, multiple,dengan ukuran 5 cm 4 cm x 32cm ,diskret disertai skuama halus

Pada regio ekstremitas inferior terdapat patch eritema,


multiple,dengan ukuranukuran 6 cm 12 cm x 2 cm 4
cm ,diskret disertai skuama halus dengan sebagian
ekskoriasi

PA

3.4 Pemeriksaan penunjang


-

Uji kulit allergen atau uji IgE spesifik untuk mencari faktor atopi.

Tes dermografisme.

3.5 Diagnosis banding


1. Dermatitis Atopik
2. Dermatitis seboroik
3. Neurodermatitis
Disertai
1. Hiperpigmentasi pasca inflamasi et causa eritroderma ec susp alergi obat
2. Hiperpigmentasi pasca inflamasi et causa eritroderma ec dermatitis
atopik

3. Hiperpigmentasi pasca inflamasi et causa eritroderma ec psoriasis


3.6. Diagnosis Kerja
Dermatitis Atopik + Hiperpigmentasi pasca inflamasi et causa eritroderma
ec susp alergi obat.
3.7

Penatalaksanaan
3.7.1 Pnatalaksanaan umum :
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya antara lain:
a. Dermatitis atopik termasuk jenis penyakit alergi yang ada hubungan
dengan kerentanan genetik seseorang.
b. Penyakit ini tidak menular tetapi dapat diwariskan antar generasi.
c. Penyakit ini dapat dicetuskan oleh berbagai faktor sehingga pasien harus
belajar mengetahui apa saja yang dapat memicu timbulnya penyakit dan
berusaha menghindari pejanan.
d. Penyakit ini cenderung berulang apabila tubuh terpapar alergen tertentu
sehingga membutuhkan waktu pengobatan yang cukup panjang.
Menjelaskan pasien cara minum atau memakai obat oles yang benar:
a. Obat oles digunakan setelah mandi, dua kali sehari, oleskan tipis dan
merata di area lesi.
b. Apabila timbul reaksi alergi obat segera hentikan pemakaian dan segera
konsultasi ke dokter.
Menyarankan agar pasien:
a. Jangan menggosok atau menggaruk area lesi karena dapat menimbulkan
luka dan infeksi.
b. Menggunakan pakaian yang longgar dan cepat menyerap keringat,
membawa handuk pribadi, serta segera mengganti baju yang basah untuk
mengurangi rasa gatal.
c. Menjaga dan meningkatkan kebersihan diri (mandi, cuci tangan,
memotong kuku) dan lingkungan tempat tinggal.

e. Menjalani pengobatan secara teratur di bawah pengawasan dokter untuk


menghindari resistensi dan efek samping obat yang tidak diinginkan.
f. Menggunakan obat secara teratur dan sesuai dengan resep dokter, kontrol
ke dokter secara teratur.
g. Mandi dengan air dingin dan sabun dengan PH netral dan mengandung
pelembab(sabun bayi).
1.7.2Penatalaksanaan Khusus
1. Topikal
Pelembab : hidrofilik urea krim 10%, 2 kali sehari selama 4 minggu
Kortikosteroid topikal : Mometasone furoate 0,1 % krim 1,5 gr, dioleskan
2 x 1 hari
2. Sistemik
Antihistamin : Cetirizine HCL 1x10
Kortikosteroid : Metilprednisolon 16 mg/hari dosis terbagi (8 mg pagi-8
mg sore hari)selama 7 hari.

3.8 Prognosis
Quo ad sanationam

: bonam

Quo ad vitam

: bonam

Quo ad fungsionam

: dunia ad bonam

Quo ad kosmetika

: dubia

BAB IV
ANALISA KASUS
Dari Anamnesis diatas didapatkan seorang pasien nama Tn. A, laki-laki,
berusia 71 tahun datang dengan keluhan timbul gatal-gatal pada kulit
sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan ini disertai dengan timbul bercak kemerahan
pada punggung badan, perut, leher kiri, lipat siku lengan kiri dan kanan,kulit
kering,kulit bersisik, tidak disertai rasa nyeri, gatal lebih hebat jika pasien
berkeringat dan terkena debu. Karena gatal tersebut pasien menggaruknya dan
menyebabkan bekas pada garukan tersebut.
Sejak lebih kurang 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit dirawat
karena sesak nafas dan darah tinggi dirawat selama 7 hari mendapatkan obat
injeksi. 7 hari setelah perawatan dari rumah sakit pasien mengeluh timbul bercak-

bercak kemerahan di kedua lengan dan tungkai yang timbul bersamaan. Bercak
merah dirasakan timbul tiba-tiba tanpa diikuti keluhan kulit yang lain. Bercak
tersebut terasa gatal tidak disertai rasa nyeri. Satu hari kemudian bercak menyebar
ke seluruh tubuh disertai rasa gatal, kulit terasa kering dan mulai timbul sisik-sisik
kasar pada seluruh bagian tubuh. Keluhan tidak disertai bintil, keropeng, bintil
berisi cairan tidak ada. Untuk menghilangkan rasa gatal pasien mengaruknya dan
meninggalkan bekas pada garukan tersebut. selama pengobatan sekitar lebih
kurang 1,5 bulan dengan berobat teratur. Bercak-bercak merah tidak ada
lagi,tetapi kulit pasien meninggalkan bekas bercak coklat kehitaman, keluhan sisik
pada kulit sudah berkurang.
Riwayat

alergi

obat-obatan

tidak

ada,riwayat

minum

jamu-

jamuan(-),riwayat alergi detergen (-), riwayat keluhan yang sama berupa


timbulnya bercak kemerahan (+) 3 bulan yang lalu,riwayat rhinitis alergi
(+).riwayat darah tingii tidak terkon
Dari kasus tersebut dapat kita pikirkan bahwa terdapat 2 penyakit yang
berbeda pada pasien ini. Untuk keluhan yang pertama yaitu keluhan gatal-gatal
disertai kerluarnya bercak kemerahan maka kita dapatkan tiga diagnosis banding
yaitu dermatitis atopik, dermatitis seboroik, neurodermatitis.
Sedangkan untuk keluhan yang kedua yaitu terdapat bekas bercak coklat
kehitaman, keluhan sisik pada kulit sudah berkurang sejak lebih kurang 1,5 bulan
yang lalu dengan riwayat lebih kurang 2 bulan yang lalu timbul bercak
kemerahan,gatal dan diserta sisik pada kulit dapat pula tiga diagnosis banding
yaitu:

Hiperpigmentasi pasca inflamasi et causa eritroderma ec susp alergi obat

Hiperpigmentasi pasca inflamasi et causa eritroderma ec dermatitis atopi

Hiperpigmentasi pasca inflamasi et causa eritroderma ec psoriasi

Bila dilakukan analisis berdasarkan teori maka didapatkan perbadingan yaitu:


Tabel 4.1. Perbandingan Anamnesis Secara Teori dan Kasus
Anamnesis
Teori

Kasus

Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan -

Riwayat

kulit kronis dan residif, disertai gatal yang

alergi

umumnya sering terjadi selama masa bayi dan

gatal-gatal bila terkena debu

anak-anak,

dan saat berkeringat. Riwayat

sering

berhubungan

dengan

peningkatan kadar IgE dalam serum dan

penyakit

(+),

Riwayat

Rhinitis
reaksi

DA(+)

riwayat atopi pada keluarga atau penderita


(dermatitis

atopi,

rhinitis

alergika,

asma

bronkhiale, dan konjungtivitis alergika).2


Gejala utama D.A. ialah pruritus, dapat hilang Pasien mengeluh gatal-gatal yang
timbul sepanjang hari, tetapi umumnya lebih dapat hilang dan timbul, gatal
hebat pada malam hari. Akibatnya penderita lebih dirasakan saat berkeringat
akan menggaruk sehingga timbul bermacam- dan
macam

kelainan

di

kulit

berupa

terkena

papul, menghilangak

debu,

untuk

gatal

pasien

likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, menggaruiknya,


dan krusta.1

terdapat

eritem,erosi, likenifikasi.

Berdasarkan keluhan utama pasien dapat dibahas tiga diagnosis banding


yaitu dermatitis atopik, dermatitis seboroik dan neurodermatitits.Uraian untuk
masing-masing diagnosis banding untuk kasus ini ditinjau dari aspek
epidemiologi, gejala klinik, etiologi,predileksi dan efloresensi dapat dilihat pada
tabel 1 sampai tabel 5.
Tabel 1 Diagnosis berdasarkan Epidemiologi
Epidemiologi
Kasus

Dermatitis Atopik

Dermatitis
seboroik

Neurodermatitis

Pasien laki-laki, berusia 71

Peradangan kulit

biasanya

tahun,

disertai

orang

berkebangsaan

gatal,

pada
dewasa,

Dewasa,

jarang

pada

anak-

Indonesia,pekerjaan

sering terjadi pada

lebih sering pada

anak,wanita lebih

pesiunan PNS (Guru), Suku

masa

pria.3

banyak

Melayu, Indonesia.

anak. Namun dapat

Riwayat keluhan yang sama

juga terjadi pada pada

sudah dialami sejak 3 bulan

dewasa.3

yang

Dewasa

lalu,

Sejak

Remaja

keluhan gatal-gatal pada kulit

bayi

dan

Insiden

puncak

umur18-40

tahun.

pria, kebanyakan
bangsa asia.3
Usia 30-50 tahun.

13-30

tahun.

dan timbul bercak kemerahan


pada daerah yang digaruk
pada saat terkena debu, cuaca
dingin dan berkeringat.
Riwayat rhinitis alergi (+).
Riwayat

keluhan

serupa

dikeluarga (-).

Bila dilihat dari epidemiologi maka diagnosis banding belum dapat


disingkirkan. Dermatitis atopik, dermatitis seboroik, neurodermatitis dapat
mneyerang berbagai usia dan jenis kelamin.

Tabel 2. Diagnosis Banding berdasarkan Gejala Klinis


Gejala Klinik (Anamnesis)
Kasus

Dermatitis Atopik

Dermatitis
seboroik

dari

Neurodermatitis

Lesi

awal

Gejala utama pruritus,

Kulit

berupa bercak

hilang.

berminyak,

likenifikasi

kemerahan.

berhubungan

pada

garukan dan gosokan

Pruritus
dengn

tampak
kepala

Kulit dapat mengalami


akibat

dengan inflamasi, gatal

tampak

bintil-bintil

timbul seoanjang hari,

eritema

dan

yang

penderita menggaruk

skuama

halus

bagian

sampai

hipo/hiperpigmentasi

muncul

kasaar(ketombe)

Gatal

kelainan kulit berupa

. Kulit tampak

paroksimal, terus menerus

gatal

papul,

berminyak

atau sporadik.bila timbul

bertambah

likenifikasi,

bila

skuama,

Terdapat
hilang

timbul.
kulit,

terkena

keringat

dan

debu.
Terdapat

penebalan
kulit,

gatal

sehingga

Gatal-gatal
pada

yang

kulit

eritema,
sedikit

dan

yang

intens,

erosi

dan

bersisik,
ekskorias.

Terjadi
hebat,

bersifat

mengkasilkan

malam

skuama

mengganggu

tidur.

berminyak.

Penderita

enak

dan krusta.

Pederita

bila digaruk. Setelah luka,

Likenifikasi pada DA

mengeluhkan

baru hilang rasa gatalnya

disebabkan

rasa gatal yang

untuk sementara karena

hebat.

diganti dengan rasa nyeri..

erosi,

ekskoriasi,

eksudasi

karena

gosokan,cubitan

dan

kering

garukan

yang

bersisik,

berulang

sehingga

puih

hari
merasa

dapat

Gatal bertambah saat


berkeringat,

panas,

kulit tebal dan bersisik

adanya iritasi misalnya

akibat

dan

dari pakaian ataupun saat

digaruk.

nampak lebih jelas

Bekas

luka

garis

kulit

stres emosional

Tabel 3.Diagnosis Banding Kasus Ditinjau dari Etiologi


Etiologi
Kasus

Dermatitis

Dermatitis

Atopik

Seboroik

Neurodermatitis

Muncul secara tiba-tiba, Sering


terutama

saat berhubungan

pada

Diduga

Adanya penyakit

akibat

yang

mendasari

berdebu.

dengan

akivitas

seperti

gagal

Riwayat bersin-bersin,gatal

peningkatan kadar

kelenjar

ginjal

kronis,

sebasea

obstruktif, saluran

yang

empedu,limfoma

meningkat.3

Hodgkin,

Penyebab

dermatitis kontak

saat

terkena

debu

dan

berkeringat.
Riwayat penyakit yang sama
pada keluarga (-).
Riwayat
hipertensi(+)

IgE dalam serum


dan riwayat atopi
pada

atau penderita..
Penyebab

ginjal,

detergen(-),riwayat

pasti

penyakit belum diketahui, belum


tidak faktor keturunan diketahui

terkontrol,DM (-), Asma (-), dasar


gagal

keluarga

alergi penyakit.

timbulnya

pasti.2

digigit

alergi,

gigitan

serangga
aspek

dan
psikologi

dengan

tekanan

emosi.3

serangga (-).
Tabel 4.Diagnosis Banding Kasus Ditinjau dari Predileksi
Predileksi
Kasus

Dermatitis Atopik
Dermatitis Seboroik
Tengkuk,lipat lutut, .

Neurodermatitis
Tungkai

lipat siku, punggung

bawah,pergelangan

kaki

depan,punggung
kaki,leher,lengan
bagian medial

kaki
,paha

Tabel 4.Diagnosis Banding Kasus Ditinjau dari Efloresensi


Efloresensi

Kasus

Lesi

polimorfik: .

Lesi biasanya tunggal pada

papul,

likenifikasi,

awalnya eritematosa,sedikit

lesi

ekzematosa:

edematosa,lambat

laut

eritema,

edema

menghilang,bagian

papulovesikel, erosi,

tengah

ekskoriasi & krusta.

menebal, likenifikasi dan

berskuama

eskoriasi.

Penulis mengeksklusi diagnosis dermatitis kontak alergi (DKA) karena


pada DKA lesi muncul akibat adanya faktor pencetus kontak (iritan dan alergi)
dan lokasi tergantung pada bagian tubuh yang terpapar alergen. Lesi yang muncul
berupa eritema, vesikel miliar, bula, luas kelainan biasanya sebatas daerah yang

dan

terkena, dan batas nya tegas. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi
dan eksudasi (basah).
Sedangkan pada kasus, lesi yang ditemukan berupa makula-patch
hiperpigmentasi dan papul dengan erosi, ekskoriasi dan skuama tipis .tanpa ada
vesikel atau bula. Dan juga pada kasus tidak ada riwayat kontak dengan allergen
yang menjadi pemicu terjadinya lesi.
Penulis mengeksklusi neurodermatitis karena pada neurodermatitis
pruritusdidapat karena adanya penyakit yang menyertai dan lesi biasanya tunggal
pada

awalnya

eritematosa,sedikit

edematosa,lambat

laut

edema

menghilang,bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan eskoriasi .


Sedangkan pada kasus pruritus yang muncul bukan disebabkan oleh
penyakit penyerta. lesi yang ditemukan berupa makula-patch hiperpigmentasi
dengan erosi serta skuama tipis.
Sehingga dari ketiga diagnosis banding tersebut, yang menjadi diagnosis
kerjanya adalah Dermatitis Atopik.
Tabel 4.5
Diagnosis pasien ini didasarkan pada kriteria Hanifin dan Rajka untuk dermatitis
atopik
Tabel 4.2.Penegakan Diagnosis Dermatitis Atopik secara Teori dan Kasus
Kriteria Mayor pada pasien:
Pruritus
Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak
Dermatitis di fleksura pada dewasa
Dermatitis kronis atau residif
Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya
Kriteria Minor pada pasien:
Xerosis
Infeksi kulit (khususnya oleh S.aureus dan virus herpes simpleks)
Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
lktiosis/hipediniar palmads/keratosis pilaris
Pitiriasis alba
Dermatitis di papila mame
White dermographism dan delayed blanch response
Keilitis

Lipatan infra orbital Dennie-Morgan


Konjungtivitis berulang
Keratokonus
Katarak subkapsular anterior
Orbita menjadi gelap
Muka pucat atau eritem
Gatal bila berkeringat
Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
Aksentuasi perifolikular
Hipersensitif terhadap makanan
Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau emosi
Tes kulit alergi tipe dadakan positif, Kadar IgE di dalam serum meningkat
Awitan pada usia dini
Berdasarkan kriteria Mayor dan Minor Dermatitis Atopik oleh Hanifin &
Rajka2 bila ditemukan minimal 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor, maka pada
pasien mengarah ke manifestasi dari Dermatitis Atopik.
Pada status dermatologis di atas sesuai dengan teori dan yang ditemukan
pada pasien, sehingga diagnosis pasien Dermatitis Atopik menjadi lebih kuat.

.Penatalaksanaan Dermatitis Atopik Berdasarkan Teori dan Kasus


Penatalaksanaan
Teori

Kasus

Umum :
Menghindari

bahan

iritan

Bahan-bahan Menjelaskan kepada pasien

tentang

seperti sabun, detergen, bahan kimiawi, penyakitnya.


rokok, pakaian kasar, suhu yang ekstrem dan Menjelaskan pasien cara minum atau
lembab harus dihindari karena penderita DA memakai obat oles yang benar.
mempunyai nilai ambang rendah dalam Menyarankan agar pasien:
merespon berbagai iritan. Penggunaan sabun

a. Jangan menggosok atau menggaruk

mandi harus yang mild dan dengan pH

area lesi karena dapat menimbulkan

netral. Pemakaian krim tabir surya perlu

luka dan infeksi.

untik mencegah paparan sinar matahari yang

b. Menggunakan
dan

pakaian
cepat

yang

berlebihan.

longgar

menyerap

Mandi dengan air dingin teratur dua kali

keringat, membawa handuk pribadi,

sehari lalu dibilas dengan air biasa dan

serta segera mengganti baju yang

menggunakan pembersih yang lembut dan

basah untuk mengurangi rasa gatal.

tanpa bahan pewangi akan membersihkan

c. Menjaga

dan

meningkatkan

kotoran dan keringat, juga skuama yang

kebersihan diri (mandi, cuci tangan,

merupakan medium yang baik untuk bakteri.

memotong kuku) dan lingkungan

Keadaan itu akan meningkatkan penetrasi

tempat tinggal.

terapi topikal.

d. Menjalani pengobatan secara teratur

Hindari pakaian yang terlalu tebal, bahan

di bawah pengawasan dokter untuk

wol atau yang kasar karena dapat mengiritasi

menghindari resistensi dan efek

kulit. Kuku sebaiknya selalu dipotong

samping

pendek untuk menghindari kerusakan kulit

diinginkan.

obat

yang

tidak

(erosi, eksoriasi) akibat garukan.


Khusus :
Topikal :

Topikal1
-

Hidrasi kulit dengan krim hidrofilik

1,5 gr, dioleskan 2 x 1 hari

urea 10%
-

Kortikosteroid potensi rendah pada


bayi dan potensi menengah pada anak

Sistemik:
-

dan dewasa.
-

Imunomodulator topikal (trakolimus,

Sistemik1
Kortikosteroid

sistemik

dengan

tapering off.
Antihistamin

untuk

membantu

mengurangi rasa gatal yang hebat.


-

Antiinfeksi

bila

Kortikosteroid
Metilprednisolon 3x4 mg

calcineurin dalam bentuk salep.

Antihistamin : Cetirizine HCL


1x10 mg (p.o)

pimekrolimus)/penghambat

Mometasone furoate 0,1% krim

ditemukan

infeksi dan peradangan luas.

tanda

Pemberian kortikosteroid topikal karena kortikosteroid topikal mempunyai


kemampuan menekan inflamasi/peradangan dengan cara menghambat fosfolipase
A dan menekan IL-1. Sebagai obat imunosupresan, kortikosteroid dapat
menghambat kemotaksis neutrofi l, menurunkan jumlah sel Langerhans dan
menekan pengeluaran sitokin, menekan reaksi alergi-imunologi, serta menekan
proliferasi/antimitotik.
Untuk menghitung jumlah KT yang diresepkan,sebaiknya menggunakan
ukuran fingertip unit yang dibuat oleh Long dan Finley. Satu fingertip unit
setara dengan 0,5 gram krim atau salep.
Pada laki-laki satu fingertipunit setara dengan 0,5 gram, sedangkan
padaperempuan setara dengan 0,4 gram. Bayidan anak kira-kira 1/4 atau 1/3 nya.
Jumlahkrim atau salep yang dibutuhkan per haridapat dikalkulasi mendekati
jumlah yangseharusnya diresepkan.
Pengolesan KT yang dianjurkan adalah 1-2 kali per hari tergantung
dermatosis dan area yang dioles. Pada terapi dermatitis atopik, dianjurkan 1-2
kali/hari. Pengolesan lebih dari 2 kali tidak memberikan perbedaan bermakna,
bahkan dapat mengurangi kepatuhan pasien. Teknik aplikasi pengolesan KT,
aplikasi sederhana oleskan salep tipis merata pijat perlahan-lahan.
Adanya reaksi hipersensitivitas dan inflamasi yang mendasari reaksi alergi
menunjukkan bahwa penyakit alergi membutuhkan tatalaksana farmakoterapi
yang mengatasi reaksi inflamasi alergi tersebut.
Cetirizine merupakan antihistamin yang sangat kuat dan spesifik.
Cetirizine merupakan antagonis reseptor H1 generasi kedua, yang merupakan
metabolit aktif asam karboksilat dari antagonis reseptor H1 generasi pertama yaitu
hidroksizin.
Cetirizine mempunyai keunggulan dibandingkan antihistamin klasik lain
karena mempunyai efek antiinflamasi, terutama melalui penghambatan proses
kemotaksis sel inflamasi. Hasil studi ETAC juga menunjukkan cetirizine
mempunyai efektivitas yang tinggi dengan efek samping yang minimal.
Pemberiaan antihistamin citirizine dengan dosis 10 mg 1x/hari
dikarenakan efektifitas dari obat tersebut dalam pengobatan pruritus dan sebagai

antiinflmasi membuatnya cocok untuk pengobatan. Citirizine juga sebagai obat


antialergi generasi baru dengan bahan aktif lebih nyaman dan menguntungkan
karena tidak menimbulkan efek mengantuk sehingga tidak mengganggu aktivitas
pasien.
Pronogsis untuk dermatitis atopi sendiri adalah sebagai berikut :
1. Quo ad vitam: bonam, karena penyakit dermatitis ini tidak mengancam nyawa
2. Quo ad functionam: bonam karena tidak mengakibatkan gangguan fungsi
organ tubuh
3. Quo ad sanationam

: dubia ad bonam karena penyakit ini dapat

sembuh dengan pengobatan yang benar dan kepatuhan pasien dalam


pengobatan
4. Quo ad Cosmetica

: dubia karena lesi dermatitis atopik bisa

menimbulkan jaringan parut, hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.

Вам также может понравиться