Вы находитесь на странице: 1из 3

PESIAPAN PRA-BEDAH ELEKTIF : KUNJUNGAN PRE-OPERATIF H-1

1. TUJUAN :
Mempersiapkan pasien pada kondisi fisiologis dan mental yang optimal
umtuk menurunkan angka kejadian morbiditas dan moralitas yang dapat
diakibatkan oleh tindakan bedan dan anestesi.
2. RUANG LINGKUP :
Melakukan kunjungan pre-operatif H-1 untuk mengevaluasi ulang
kelayakan oprasi pada pasien.
3. KEBIJAKAN :
Persetujuan oprasi hanya dilakukan pada pasien yang pada kunjungan preoperatif H-1 dinilai sudah optimal untuk dilakukan tindakan anestesi.
4. PROSEDUR :
4.1. Semua pasien yang telah di jadwalkan untuk dilakukan tindakan
pembedahan dengan anestesi harus melalui konsul H-1
4.2. Saat menerima konsul H-1, dokter anestesi harus mempelajari
rekam medis pasien terlebih dahulu dan melihat hasil pemeriksaan
hasil konsul H-2 yang telah dilakukan
4.3. Kunjungan pre-operatif dimulai dengan memperkenalkan diri
pemeriksa pada pasien
4.4. Evaluasi rutin pada saat kunjungan pre-operatif adalah sebagai
berikut :
4.4.1. Identifikasi penderita
4.4.2. Konfirmasi tindakan yang akan dilakukan
4.4.3. Anamnesa :
4.4.3.1. Masalah medis saat ini
4.4.3.2. Penyakit penyerta lainnya
4.4.3.3. Riwayat pengobatan : obat-obatan yang diminum saat
ini, intoleransi/alergi obat.
4.4.3.4. Kebiasaan/habituasi, seperti : merokok/ minum alkohol
4.4.3.5. Riwayat oprasi dan anestesi sebelumnya
4.4.3.6. Riwayat penyakit dalam keluarga
4.4.3.7. Tinjauan sistem organ
Masalah medis saat ini
Sistem respirasi
Kardiovaskuler
Gastrointestinal
Renal
Hematologi
Endokrin
Muskuloskeletal
Psikatrik
Dermatologi
4.4.4. Pemeriksaan fisik
4.4.4.1. Keadaan umum
4.4.4.2. Tanda vital : tekanan darah, laju nadi, laju nafas, SpO2,
Suhu
4.4.4.3. Jalan nafas (look, listen, feel)
4.4.4.4. Kardiovaskuler (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
4.4.4.5. Paru-paru (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
4.4.4.6. Sistem digestif (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

4.4.4.7. Ekstermitas
4.4.4.8. Pemeriksaan neurologis
4.4.4.9. Pemeriksaan laboratorium/ penunjang :
(lihat pedoman untuk pemeriksaan rutin penunjang praanestesi pada kunjungan pre-operatif H-2)
4.4.4.10. Mempelajari hasil-hasil pemeriksaan dan konsultasi
dari bagian lain yang diperlukan untuk melakukan
tindakan anestesi
4.4.4.11. Melakukan penilaian terhadap keadaan pasien secara
menyeluruh termasuk riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang yang mendukung
4.4.4.12. Melakukan identifikasi faktor-faktor resiko anestesi,
dan bila bermakna maka pasien harus di beritahukan.
4.4.4.13. Klasifikasi ASA
4.4.4.14. Apabila dari hasil pemeriksaan H-1 didapatkan
keadaan pasien yang belum optimal atau pemeriksaan
laboratorium/penunjang yang belum lengkap yang akan
mempengaruhi tindakan anestesi yang akan dilakukan,
maka pemeriksa harus terlebih dahulu melakukan
tindakan koreksi ataupun pemeriksaan pelengkap lainnya
dan kalau diperlukan dilakukan konsultasi ke bagian lain
untuk mengoptimalkan keadaan pasien.
4.4.4.15. Tindakan anestesi tidak dapat disetujui apabila pasien
memerlukan waktu lebih dari 1 hari untuk optimalisasi
atau pemeriksaan lainnya. Oleh karenanya
asien di
sarankan untuk konsul ulang H-2 kembali.
4.4.4.16. Penjelasan oprerasi dan Informed Consent, Dokter
anestesi yang merawat harus menjelaskan pada
pasien/keluarga pasien tentang operasi yang akan
dilakukan,
tindakan
anestesi,
resiko-resiko
dan
keuntungan yang mungkin terjadi akibat tindakan
anestesi dan pembedahan secara jelas dan lengkap.
Apabila pasien/keluarga pasien sudah mengerti dan
menyetujui/tidak menyetujui tindakan anestesi yang akan
dilakukan, kemudian pasien/keluarga pasien harus
menandatangani surat persetujuan tindakan anestesi,
disertai tandatangan saksi dari keluarga pasien dan dari
pihak perawat, serta tanda tangan dokter yang
memberikan keterangan.
4.4.4.17. Memberiksan premediksi yang tepat yang diperlukan
untuk melakukan tindakan anestesi (dosis, cara, dan
waktu pemberian)
4.4.4.18. Memberikan intruksi puasa pre-operatif
4.4.4.19. Memberikan intruksi yang jelas tentang obat-obatan
yang harus diteruskan atau dihentikan pada pasien
pembedahan.
4.4.4.20. Menyusun rencana teknik anestesi dan teknik
pelaksanaan preoperatif seperti terapi cairan dan
transfuse darah

4.4.4.21. Semua hasil kunjungan pre-operatif


kedalam status anestesi pre-operatif

harus

ditulis

5. UNIT TERKAIT :
Dokter spesialis anestesi, residen anestesi, Dokter spesialis bedah, anak,
penyakit dalam, radiologi, residen bedah, anak, penyakit dalam, radiologi,
dan bagian lain yang terkait di lingkungan BLUD RSU Jampangkulon.
6. DOKUMEN TERKAIT
Status pasien, status anestesi pre-operatif, surat izin oprasi, surat izin
anestesi.

Вам также может понравиться