Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
RENOGRAFI
Oleh :
Hilda Fasina
130112130679
Preceptor :
R. Erwin Affandi S. K., dr., SpKN,. MHKes
LAPORAN KASUS
KETERANGAN UMUM
Nama
: Tn. T
Umur
: 54 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Pekerjaan
: wiraswasta
Alamat
ANAMNESA
Keluhan Utama : Sulit buang air kecil
Anamnesa khusus
Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh sulit untuk buang air
kecil yang semakin lama semakin parah. Keluhan disertai dengan rasa nyeri saat buang air
kecil, sedikit-sedikit dan tidak lancar. Keluhan tidak disertai dengan keluar batu saat BAK.
BAK berwarna merah disangkal. Nyeri pinggang juga dirasakan pasien. Pasien juga
mengeluh sering terjaga mlaam untuk BAK dan masih merasa sisa setelah BAK. Karena
keluhannya pasien berobat ke Rumah Sakit Santosa dan dilakukan nefrostomi.
Pasien memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan kencing manis. Telah dilakukan
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) pada pasien tanggal 10-01-2015.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran
: compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah
: 140/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi
: 22 x/menit
Suhu
: afebris
Status generalis
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Toraks
Jantung
Paru-paru
: VBS kanan=kiri
Abdomen
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab (29/12/2014)
- Ureum
- Creatinine
USG (28/11/2014)
1.
Hidronefrosis bilateral kiri > kanan ec. Nefrolitiasis serta kista besar pole bawah
ginjal kiri
2.
3.
4.
Renogram
dari renogram ginjal kiritampak fase inisial kurva yang berjalan lambat dengan
puncak kurva pada menit ke 29 yang tidak berespon terhadap pemberian furosemid
pada menit ke 16
pada renogram ginjal kanan tampak fase inisial yang diikuti kurva turun lambat dan
berespon pada pemberian furosemid pada menit ke 16.
kesimpulan: fungsi kedua ginjal dengan gambaran obstruksi total pada ginjal kiri dan
obstruksi parsial pada ginjal kanan.
DIAGNOSA KERJA
Nefrolithiasis bilateral
TATALAKSANA
ginjal kiri : Nefrolithotomy
ginjal kanan : nefrektomi
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Fungsi ginjal yang utama adalah membuang zat sisa metabolisme tubuh dan
mengontrol volume dan komposisi cairan tubuh. Filtrasi glomerulus, reabsorpsi zat dari
tubulus renal ke dalam darah, dan sekresi zat dari darah ke tubulus renal merupakan tiga
proses ginjal dalam mensekresikan urin, sehingga dengan demikian ginjal dapat membuang
zat sisa metabolisme dengan mengeksresikannya ke urin, sementara zat yang dibutuhkan
diserap kembali ke dalam darah.
RENOGRAFI
Renografi adalah salah satu alternatif pemeriksaan fungsional untuk mendeteksi
keadaan fungsi ginjal secara terpisah satu persatu.Pada pemeriksaan ini digunakan radioaktif
131
I-hippuran yang disuntikkan secara bolus ke dalam vena kubiti dengan dosis kurang lebih
250 uCi.Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat SPECT (Single Photon Emitter
Computed Tomography).131I-hippuran akan mengalami filtrasi maupun sekresi di dalam ginjal.
Keadaan fungsi ginjal akan direkam dan ditampilkan dalam bentuk kurva yang disebut
sebagai renogram atau kurva fungsi ginjal. Adanya kelainan dari fungsi ginjal atau ureter akan
merubah bentuk kurva. Renografi mempunyai 3 tipe yaitu renografi konvensional, renografi
kaptopril dan renografi diuresis.
RENOGRAFI KONVENSIONAL
Secara garis besar, ginjal mempunyai 2 fungsi utama yaitu fungsi ekskresi (filtrasi)
dan reabsorpsi serta sekresi.Fungsi eksresi dilakukan oleh glomerulus sedangkan fungsi
reabsoprsi dilakukan oleh sel-sel tubuli.
Radiofarmaka yang biasa digunakan adalah 131I-hippuran.Konsentrasi maksimal
terjadi dalam 5 menit pasca injeksi dan hilang dari parenkim dan sistem koleksi dalam 30
menit.Seperti juga 131I-hippuran, 99mTc-MAG3 juga dieliminasi hampir sempurna melalui
sekresi tubulus.Nilai klirens MAG lebih rendah dibandingkan dengan hippuran.Hal ini
mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam protein pembawa.
Indikasi
1.
2.
3.
4.
Radiofarmaka
131
99m
Protokol Persiapan
Penderita harus dalam keadaan hidrasi baik dengan memberikan minum 500 mL
sebelum pemeriksaan.Pada pemakaian radiofarmaka 131I-hippuran, penderita sebelumnya
diberikan larutan lugol 10 tetes untuk memblok jaringan tiroid agar tidak menangkap 131Ihippuran.kandung kemih penderita diusahakan dalam keadaan kosong.
Peralatan
1.
1.
2.
3.
Tatalaksana
Posisi pasien terlentang, kamera dari arah posterior.Detektor ditempatkan sedemikian
rupa hingga ginjal dan kandung kemih berada dalam lapang pandang pencitraan.
Akuisisi :
4.
5.
Matrix 128x128
6.
7.
Pemprosesan data
Seluruh data kasar digabung kemudian dibuat region of interest (ROI) pada kedua
ginjal serta dibawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang untuk membuat kurva
aktivitas terhadap waktu.
Penilaian
Pada pencitraan dinilai penangkapan radioaktivitas oleh kedua ginjal untuk melihat
kemampuan ginjal mengekstraksi radiofarmaka. Penilaian kurva sebagai berikut:
1.
1.
2.
Fase akumulasi/sekresi : terjadi peningkatan yang lebih lambat dan meningkat secara
bertahap dengan waktu untuk mencapai puncak 2-4,4 menit. Fase ini berkaitan
dengan proses penangkapan radiofarmaka oleh ginjal difusi lewat sel-sel tubuli ke
dalam lumen tubuli.
3.
Fase ekskresi: tampak kurva menurun dengan cepat setelah mencapai puncak kurva
keseimbangan antara radioaktivitas yang masuk dan meninggalkan ginjal.
Normalnya waktu yang diperlukan untuk mencapai setengahnya adalah 4,75-11,5
menit.
Bila ginjal sudah tidak berfungsi, penangkapan radioaktivitas akan minimal atau tidak
sama sekali, dan kurva akan berjalan datar atau tidak beraturan sebab hanya menggambarkan
aktivitas latar belakang saja.
Pada gambaran obstruksi total, kandung kemih tidak tampak dan fase kedua akan
tampak naik terus dan tidak terlihatnya adanya fase ketiga. Pada pasien yang telah dilakukan
IVP, pemeriksaan renogram harus ditunda dulu kurang lebih 2 minggu, agar edema sel-sel
tubuli akibat penggunaan kontras ada IVP mereda.
RENOGRAFI DIURESIS
Prinsip pemeriksaan ini berdasarkan fenomena bahwa obstruksi yang terjadi di ginjal
dapat disebabkan oleh hambatan/stasis yang dengan aliran urin yang tinggi setelah pemberian
diuretika diharapkan dapat menghilangkan hambatan tersebut.
Persiapan
Penderita harus dalam keadaan hidrasi baik dengan memberikan minum 500 mL
sebelum pemeriksaan.Kandung kemih penderita diusahakan dalam keadaan kosong.
Peralatan
1.
2.
3.
4.
Tatalaksana
Posisi pasien telentang, detektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga ginjal dan
kandung kemih berada dalam lapang pandang pencitraan dari proyeksi posterior.
Protokol
Akuisisi :
5.
6.
Matriks 128x128
7.
8.
Pemeriksaan diikuti dengan seksama dan bila setelah 15 menit tidak tampak
penurunan fase 3 (retensi radiofarmaka pada ginjal), segera berikan furosemid 20 mg iv.
Pemeriksaan terus dilanjutkan kurang lebih 15 menit setelah penyuntikan furosemid.
Pemprosesan data
Seluruh data kasar digabung kemudian dibuat region of interest pada kedua ginjal
serta di bawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang untuk membuat kurva aktivitas
terhadap waktu.
Penilaian
Kemungkinan yang dapat ditemukan adalah :
1.
Pemberian furosemid tidak mengubah bentuk kurva obstruksi (fase 3 terus naik)
gambaran obstruksi total
2.
3.
Pengaruh furosemid pada kurva obstruksi hanya bersifar parsial, tidak cepat dan
ekskresinya lambat obstruksi parsial atau subtotal
RENOGRAFI KAPTOPRIL
Sekresi angiotensin II di ginjal merupakan hal yang penting dalam pemeliharaan
fungsi ginjal secara normal.Sistem renin angiotensin memainkan peranan penting dalam
patogenesis hipertensi renovaskuler. Penurunan perfusi ginjal akan merangsang pelepasan
renin ke dalam sirkulasi darah yang dapat menyebabkan kadar angiotensin II (A-II) plasma
meningkat. A-II selain sebagai vasokonstriktor terutama di arteriolar efferen akan merangsang
juga sekresi aldosteron oleh korteks adrenal serta merangsang sistem saraf simpatis.
Renografi kaptopril merupakan modifikasi dari renografi konvensional yang
dilakukan dengan memberikan 25-50 mg kaptopril sebelum pemeriksaan dilakukan.
Kaptopril (ACE Inhibitor) akan menghambat vasokonstriksi arteriolar glomerulus
yang disebabkan oleh A-II, menurunkan laju filtrasi glomerulus, aliran urin, serta retensi
garam di ginjal yang sakit. Penurunan laju filtrasi glomerulus ini melatarbelakangi adanya
perubahan pada renogram. Pada ginjal dengan stenosis arteri renalis, penurunan fungsi akan
terlihat setelah pemberian kaptopril.
Indikasi
Uji saring hipertensi renovaskuler
Radiofarmaka
131
99m
Persiapan
Persiapan hampir sama dengan renografi konvensional, hanya 1 jam sebelum
pemeriksaan, penderita diberi 25-50 mg kaptopril peroral. Penderita dianjurkan puasa lebih
kurang 4 jam sebelum pemberian kaptopril. Tekanan darah dipantau tiap 15 menit.Apabila
penderita dalam pengobatan diuretika, obat harus dihentikan 2-3 hari sebelum pemeriksaan.
Apabila radiofarmaka yang digunakan
pemeriksaan penderita diberi 1 cc larutan lugol.
131
Peralatan
1.
2.
3.
4.
Tatalaksana
Posisi pasien telentang.Detektor ditempatkan sedemikian rupa hingga ginjal dan
kandung kemih berada dalam posisi lapang pandang pencitraan dari proyeksi posterior.
Protokol
Akuisisi :
5.
6.
Matrix 128x128
7.
8.
Pemprosesan data
Seluruh data kasar digabung kemudian dibuat region of interest pada kedua ginjal
serta di bawah kedua ginjal untuk substraksi latar belakang didapatkan kurva aktivitas
terhadap waktu.
Penilaian
Penilaian pada umumnya berdasarkan penilaian kualitatif terhadap kurva renogram.
Penilaian semi kuantitatif berdasarkan rekomendasi Working Party on Diagnostic of
Renovascular Hypertension with Captopril Renoghraphy sebagai berikut :
1.
Derajat 0 : normal
2.
1.
2.
3.
4.
5.
Derajat 2 A
1.
2.
Derajat 2 B
3.
4.
Derajat 3
5.
Penurunan yang nyata atau penangkapan radiofarmaka tidak ada sama sekali
Nilai
1.
Probabilitas tinggi untuk hipertensi renovaskuler, bila perubahan dari satu atau lebih
derajat (termasuk 2 A > 2 B) pra dan pasca kaptopril.
2.
3.
Intermediate renografi awal abnormal tanpa ada perbedaan antara pre dan pasca
kaptopril
Penilaian kuantitatif lain meliputi :
1.
Perubahan fungsi terpisah (split renal function) dengan nisbah 60/40% atau lebih
2.
3.
Aktivitas residual korteks (cacahan pada 20-30 menit versus cacahan pada puncak)
4.
Perubahan laju filtrasi glomerulus total (penurunan 15% atau lebih); berguna
mendeteksi stenosis arteri renalis bilateral atau pada pasien dengan hanya satu ginjal
dijernihkan per unit waktu (ml/menit).LFG dapat diukur dengan menghitung laju klirens
ginjal dari zat khusus.Zat tersebut harus dapat bebas difiltrasi oleh membran kapiler
glomerulus, tidak disekresi maupun direabsorbsi oleh tubulus ginjal.Zat atau radiofarmaka
yang sering digunakan adalah Cr-51 EDTA, dan 99mTc-DTPA.
KURVA RENOGRAM
Kurva renogram yang normal akan menunjukkan adanya 3 fase, yaitu :
1.
1.
2.
1.
3.
1.
KONTRAINDIKASI RENOGRAFI
Pemeriksaan renografi pada dasarnya tidak mempunyai kontraindikasi baik yang
absolut maupun yang relatif. Pemeriksaan renografi akan sangat berguna untuk menilai
keadaan-keadaan dengan perbedaan fungsi masing-masing ginjal, gagal ginjal awal, obstruksi
saluran kemih, penyakit parenkim dan vaskuler ginjal, adanya refluks ureter dan pada
transplanstasi ginjal. Beberapa keuntungan daripada renografi adalah :
1.
2.
3.
Dapat dilakukan pada penderita rawat jalan yang tidak enak atau tidak perlu
mondok
4.
5.
Perasaan yang tidak enak yang disebabkan oleh tindakan minimal atau bahkan
tidak ada
6.