Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
Undang- undang Nomor.7 tahun 2004 tentang sumberdaya air sudah tidak berlaku, namun
pemerintah daerah kabupaten Klaten peratuan nomor 11 tahun 2011 memberlakukan rencana tata
rung daerah kabupaten Klaten 2011-2031. Penelitian ini bertujuanmenganalisa model pengelolaan
airtanah daerah lereng gunung Merapi dengan harapan dapat dipakai masukan terbentuknya
undang undang undang undang sumberdaya air serta masukan pemerintah daerahdalam
evaluasi rencana tata ruang daerah. Metode penelitian survei lapangan, diskusi kelompok
pengguna airtanah (FGD) serta analisis hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan airtanah
daerah kabupaten Klaten. Data yang diperlukan terdiri dari potensi air tanah, FGD ( pola air
tanah, undang-undang , peraturan pemerintah) serta bentuklahan sebagai satuan analisis. Hasil
penelitian yaitu model pengelolaan airtanah: 1) daerah puncak dan lereng atas Merapi, 2) daerah
kaki Merapi, 3) daerah dataran fluvial Merapi dan 4) daerah struktural Bayat.
Keywords: Model, Pengelolaan Air Tanah
1. PENDAHULUAN.
Air dapat berfunsi1) air sebagai asal dari
organisme (Q.S. al-Anbiy/21: 30), termasuk
manusia (Q.S. al- Furqn/25: 54) dan hewan
(Q.S. al-Nr/24: 45), 2) air sebagai kebutuhan
pokok makhluk hidup untuk dapat survive
(Q.S. al-Baqarah/2: 22, 60; al-Hijr/15: 22; alNahl/16: 10-11; Thh/20: 53), 3) air sebagai
sarana konservasi tanah (Q.S. al- Baqarah/2:
164), 4) air sebagai sarana penyucian dan
kesehatan (Q.S. al-Anfl/8: 11; dan (H.R. Ibn
Mjjah No. 3053 dan H.R. Ahmad No. 2517),
5) air (dalam bentuk sungai, danau, dan laut)
sebagai lahan untuk transportasi dan habitat
bagi banyak makhluk (Luqmn/31: 31; dan
Q.S. al-Nahl/16: 14); dan 6) air sebagai
simbol surga, ketakwaan, dan rahmat Tuhan
di
dalam
kehidupan
akhirat
(Q.S.
Muhammad/47: 15; dan al-Ghsyiyah/88: 1112) yang keberadaannya di alam ditentukan
olek karakteristik wadah atau tempat dimana
air berada. Wadah air tanah dipengaruhi oleh
karakteristik
bentuklahan
dan
proses
antropogenik (Verstappen , 1983).
Proses antropogenik sangat berpengaruh
terhadap model pengelolaan airtanah. Engelen
dan Klosterman, 1996; menyusun kerangka
kerja dalam pengembangan pengelolaan
Daerah
Saran
1. Sosialisasi potensi sumber daya air ,
sumberdaya alam, sumberdaya manusia
dan dampaknya lingkungan airtanah
yang berkelanjutan.
2. Sosialisasi proses alam dan antropogenik
yang menyebabkan pencemaran air
tanah dan upaya penanggulangannya.
3. Pengelolaan air tanah berkelanjutan
berbasis budaya lokal
4. Membuat model pengelolaan airtanah
yang berkelanjutan
5. Pengembangan pemanfaatan air tanah
pada air tanah bebas atau akuifer
dangkal umumnya pada kedalaman
kurang dari 30 m, diprioritaskan untuk
konsumen rumah tangga dan air minum,
sedangkan
untuk
keperluan
lain
diarahkan pemanfaatan air tanah tertekan
atau akuifer dalam.
6. Perlu dilakukan pemantauan kualitas air
tanah secara berkala dengan unsur yang
diuji secara lengkap sesuai dengan unsur
pada standar air minum, ditambah
dengan unsur logam dan bakteri.
Perhatian utama adalah pemantauan
unsur Nitrit dan Nitrat. Perlu dilakukan
penelitian penggunaan airtanah untuk
antropogenik (permukiman, pertanian,
perkebunan, perkantoran, air kemasan,
dan jenis konflik pengguna air).
Sehingga kelebihan yang berjumlah
541.518.722 liter/hari tahun 2018 dapat
mengatasi
permasalahn
konflik
pengguna air.
5. REFERENSI
Anggoro, Agus Sigit, Suharjo; dkk, 2007.
Analisis Proses Geomorfologi Melalui SIG
untuk Pengelolaan Lahan Pertanian Daerah
Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Penelitian
PHK A-2 Fakultas Geografi UMS
Engelen, G.B; F. Klosterman, 1996.
Hydrological System Analysis Method and
Applications. Kluwer Academic Publisher.
London.
Kodoatie, Robert J., Roestam Sjarief, 2005.
Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu Andi
Santoso, M..Abdul Fattah 2013. Air Dan
Pemeliharaannya Makalah Seminar Fikih
Air Dan Masa Depan Umat Manusia
Majelis
Tarjih
dan
Tajdid,
PP
Muhammadiyah
Soenarno, 2005. Kebijakan Pengelolaan
Sumberdaya Air dan Privatisasi atas Air.
Makalah. Proseding Seminar Nasional. Fak.
Geografi UMS
Suharjo; dkk, 2005. Studi dan Pemetaan
Sumber Air di Kabupaten Klaten.
Penelitian
Badan
Perencanaan
Pengembangan
Daerah
(BAPPEDA)
Kabupaten Klaten.
Suharjo, dkk, 2006. Analisis Degradasi
Lahan Pasca Gempa Bumi Tektonik
Daerah Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
Penelitian PHKA-2 Fak. Geografi UMS.
Suharjo, 2006. Proses Geomorfologi
Solo,Penelitian Fundamental Direktorat
Pembinaan Penelitian dan Pengabdian
pada Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan
Nasional.
Departemen
Pendidikan Nasional
Suharjo, 2007. Evolusi Lereng dan Tanah
Daerah Solo dan Sekitarnya. Penelitian
Fundamental.
Direktorat
Pembinaan
Penelitiandan
Pengabdian pada Masyarakat Direktorat
Jenderal Pendidikan Nasional. Departemen
Pendidikan Nasional
Suharjo, Alif Noor Anna, Munawar Cholil.
2008 Model Pengelolaan Air Tanah Pasca
Gempa Tektonik Di Lereng Merapi Daerah
Klaten Jawa Tengah.Penelitian Hibah
Bersaing
tahun
pertama
Direktorat
Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan
Nasional. Departemen Pendidikan Nasional
Suharyadi, 1984. Geohidrologi. Diktat
Kuliah. Jurusan Teknik Geologi Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada.
Sunarhadi, M. A., Utami, S. R., Sudarto.
2001. Pengelolaan Sempadan Sungai
Brantas di Kota Malang, Jawa Timur. Jurnal
BIOSAINS, 1(3) Desember 2001, 84-98.
Universitas Brawijaya, Malang.
Sunarhadi, M A, Suharjo, Alif Noor Anna.
2013. Model Pengelolaan Sempadan Sungai
di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian Pusat
Studi (PESATU). Lembaga Penelitian dan
Pengabdian
Masyarakat
Muhammadiyah Surakarta.
Universitas