a. Pengaruh suh tinggi terhadap lumpur Perubahan tersebut antara lain menurunnya harga viskositas akibat kenaikan temperatur yang dapat menimbulkan masalah pemboran yaitu kurang baiknya fungsi lumpur sebagai media pengangkat cuting ke permukaan. Akibat dari kondisi tersebut cuting akan mengendap di dasar sumur dan akan mengakibatkan pipa terjepit. b. Peralatan yg digunakan untuk menjaga hal tersebut c. Jenis lumpur dan additif Lumpur: Wyoming Bentonite Additive: CMC-HV Resinex-II Pyrotrol Baranex 2. Semen Pemboran a. Pengaruh suhu terhadap penyemenan Temperatur tuinggi akan mempercepat proses hidrasi, dimana fasa cair semen akan menghilang karena peningkatan temperatur zona pemboran sehingga mempercepat thickening time semen pemboran. b. Teknik penyemenan pabum di zona produktif penyemenan casing yang baik dilakuakan dengan metode yang disebut inner-string cementingmethod yang dilakukan tepat sampai zona loss. Air yang dipompakan dari permukaan menjaga agar zona loss circulation tetap terbuka sampai dilakukan operasi squeeze cementing, dengan memompakan cement slurry melalui annulus sampai ke zona loss. Baru-baru ini "reverse" cementing telah berhasil diterapkan untuk menangani zona lost circulation, dimana semua semen dipompa melalui annulus, bukan dari drill string sebagaimana operasi penyemenan lazimnya dilakukan. c. Jenis semen dan additive Semen API kelas G dengan penambahan 40% silica flour (ground quartz, -325 mesh). Silica flour memberikan kekuatan pada semen untuk bertahan pada temperatur tinggi. Additive yang digunakan adalah retarder, gunanya untuk memperlama proses thickening time akibat dari proses hidrasi (hilangnya air dari semen) karena suhu yang tinggi. Contohnya : lignosulfonat, senyawasenyawa asam organik dan CMHEC (Carboxymethyl Hydroxymethyl Cellulose) 3. Casing a. Grade Casing Casing yang banyak digunakan di sumur panas bumi adalah casing dengan grade J-55, dan untuk sumur dalam digunakan K-55 sebagai penggantinya. Dan untuk sumur geothermal yang terdapat H2S, digunakan L-80. Untuk lingkungan ekstrim (temperatur tinggi), sering digunakan casing 9 Chrome L-80 dan 13 Chrome L-80. Casing Titanium (Beta-C Titanium) digunakan untuk beberapa kondisi, namun harganya sangat mahal. b. Cara nentuin setting depth casing produksi pada pabum kedalaman kedudukan kedudukan dipengaruhi oleh kondisi geologi. Dalam beberapa kasus, kriteria utama untuk memilih kedudukan casing adalah untuk menutup loss circulation zone. Di lain, kedudukan mungkin didasarkan pada masalah diferensial-sticking, mungkin akibat penurunan tekanan di lapangan. Di sumur dalam, pertimbangan utama biasanya didasarkan pada pengendalian tekanan formasi abnormal dan mencegah lolosnya tekanan ke zona dangkal dengan tekanan yang lebih kecil..
Memilih kedudukan casing untuk kontrol tekanan dimulai dengan mengetahui
kondisi geologi, seperti tekanan formasi dan tekanan rekah formasi pada densitas lumpur. Kondisi tekanan dan kondisi pengeboran yang sebenarnya menentukan lokasi yang tepat untuk setiap kedudukan casing. c. Pengaruh temperature tinggi terhadap kekuatan casing
Temperatur akan mengurangi kekuatan casing sehingga perancangan memerlukan faktor
koreksi. Faktor koreksi ini ditambahkan dalam desain casing yang biasa dilakukan selama pemboran pada sumur migas. Penghitungan yield strength casing selama produksi yang disebabkan oleh fluida produksi dilakukan juga dalam tugas akhir ini. Analisis beban casing selama produksi yang disebabkan oleh erosi, korosi dan tension temperatur dijadikan dasar untuk memilih yield strength yang lebih tinggi dan dinding casing yang lebih halus tebal. Pemilihan casing berdasarkan beban selama produksi menjadi pertimbangan tambahan dalam desain casing sumur panasbumi.