Вы находитесь на странице: 1из 15

Askep CA MAMMAE

A. KONSEP DASAR MEDIS


1.

Pengertian

Ca. Mamae merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang


wanita., disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak
teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh
menjadi benjolan tumor (kanker).
Kanker payudara atau ca.mammae adalah kanker yang berasl dari system
kelenjar payudara,dapat mengenai kelenjarnya juga saluran kelnjarnya.
2.

Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui,tetapi ada beberapa faktor resiko yang


menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker
payudara.
Beberapa faktor resiko tersebut adalah :
Riwayat pribadi tentang kanker payudara
Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat
hampir 1% setiap tahun.
Usia
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun.resiko terbesar
ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60
tahun; resiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua
orang saudara langsung.
menarke dini
Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
sebelum usia 12 tahun.
Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai resiko
dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara disbanding dengan wanita yang
mempunyai anak pertama mereka pada usia 20 tahun.
Menopous pada usia lanjut
Menopous setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami
oovorektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempumyi resiko sepertiganya.

Riwayat penyakit payudara jinak


Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proleferatif
memounyai resiko dua kali lipatuntuk mengalami kanker payudara; wanita
dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami
penyakit ini.
Paparan terhadap radiasi ionisasi masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
Pada keadaan ini beresiko hampir dua kali lipat
Obesitas
Resiko terendah diantara wanita pascamenopouse. Bagaimanapun, wanita
gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi,
yang paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.
Kontrasepsi oral
Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko tinggi untuk mengalami
kanker payudara. Bagaimanapun, resiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah
penghentian medikasi.
Terapi penggantian hormone
terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada
terapi penggantian hormone. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan
estrogen suplemen dan menggunakan untuk jangka panjang (lebih dari 10
sampai 15 tahun ) dapat mengalami peningkatan resiko. Sementara
penambahan progesterone terhadap penggantian estrogen meningkatkan
insiden kanker endometrium, hal ini tidak menurunkan kanker payudara.
Masukan alkohol
Sedikit resiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol bahkan
dengan hanya sekali minum dalam sehari. Resikonya dua kali lipat diantara
wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Dinegara dimanba minuman anggur
dikonsumsi secara teratur (mis , prancis dan itali), angkanya sedikit lebih tinggi.
Beberapa temuan riset menunjukkan bahwa wanita muda yang minum alkohol
lebih rentan untuk mengalami kanker payudara pada tahun tahun terkhirnya.
3.

Tanda dan Gejala

Tanda yang dapat timbul pada penderita penyakit ini adalah :


Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah
ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksas
Nyeri di daerah massa
Perubahan bentuk dan besar payudara, Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan
refraksi pada areola mammae

Edema dengan peant d orange (keriput seperti kulit jeruk)


Pengelupasan papilla mammae
Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,
Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer
padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui.
Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi
4.

Patofisiologi

Proses terjadinya kanker karena terjadi perubahan struktur sel, dengan ciri :
proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh
jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan menggangu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah
terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua
tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke
organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di
mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok selsel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1.

Fase induksi: 15-30 tahun

Sampai saat i9ni belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain,
kerentanan jaringan dan individu.
2.

fase in situ: 1-5 tahun

pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung
kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3.

fase invasi

Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel
ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai
beberapa tahun.
4.

fase diseminasi: 1-5 tahun

Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat


lain bertambah.
5.

Penyimpangan KDM

6.

Komplikasi

Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya


dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat
yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati.
Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik
dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi
pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.
7.

Penatalaksanaan Medis

Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua
macam yaitu kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)
Tabel Penanganan Cancer Mammae
Penanganan

Keterangan

Pembedahan (kuratif)

Mulai dari lumpektomi


(pengangkatan jaringan yang luas
dengan kulit yang terkena)
sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat
payudara), pengangkatan atau
pengambilan contoh jaringan dari
kelenjar limfe aksila untuk
penentuan stadium; radiasi dosis
tinggi mutlak perlu (5000-6000

Mastektomi parsial (eksisi tumor


local dan penyinaran)
Mastektomi total dengan diseksi
aksila rendah
Mastektomi radikal yang
dimodifikasi
Mastektomi radikal

Mastektomi radikal yang diperluas

rad)
Seluruh payudara, semua kelenjar
limfe di lateral otot pektoralis
minor
Seluruh payudara, semua atau
sebagian jaringan aksila
Seluruh payudara, otot pektoralis
mayor dan minor di bawahnya,
seluruh isi aksila
Sama seperti masektomi radikal
ditambah kelenjar limfe mamaria
interna

Non Pembedahan (paliatif)


Penyinaran
Kemoterapi
Terapi hormaon dan endokrin

Pada payudara dan kelenjar limfe


regional yang tidak dapat
direseksi pada kanker lanjut, pada
metastase tulang, metastase
kelenjar limfe, aksila, kekambuhan
tumor local atau regional setelah
mastektomi
Adjuvan sistemik setelah
mastektomi; paliatif pada
penyakit yang lanjut
Kanker yang telah menyebar,
memakai estrogen, androgen,
progesterone, anti estrogen,
ooforektomi, adrenalektomi,
hipofisektomi

Pengobatan paliatf kanker payudara tidak dapat dijalankan menurut suatu skema
yang kaku, selalu dipertimabngkan kasus demi kasus. Terapi kemoterap[I
diberikan bila ada metastasis visceral terutama ke otak dan limphangitik dan jika
terpai hormonal tidak dapat mengatasi atau penyakit tersebut telah berkembang
sebelumnya, dan jika tumor tersebut ER negative.

8.

Cara pencegahan

Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.


Berikan ASI pada Bayi. Memberikan ASIpada bayi secara berkala akan
mengurangi tingkat hormone tersebut. Sedangkan kanker payudara berkaitan
dengan hormone estrogen.
jika menemukan gumpalan / benjolan pada payudara segera kedokter.

Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga. Menurut
penelitian 10 % dari semua kasus kanker payudara adalah factor gen.
Perhatikan konsumsi alcohol. Dalam penelitian menyebutkan alcohol
meningkatkan estrogen.
Perhatikan BB, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara.
Olah raga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang berolah raga,
semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.
Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat
meningkatkan risiko penyakit.
Usia > 50 th lakukan srening payudara teratur. 80% Kanker payudara terjadi
pada usia > 50 th
Rileks / hindari stress berat. Menurunkan tingkat stress akan menguntungkan
untuk semua kesehatan secara menyeluruh termasuk risiko kanker payudara.
B.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Riwayat Keperawatan
a.

Pengkajian

Pola persepsi dan pemiliharaan kesehatan.


Riwayat keluarga dengan kanker.
Terpapar radiasi berlebih.
Riwayat kanker rahim, kanker ovarium, kanker colon.
Penggunaan alkohol.
Rutin melakukan chek up, sarasi.
Pola nutrisi metabolic
Diet tinggi lemak.
Penurunan nafsu makan.
Muntah-muntah.
Penurunan berat badan.
Edema, ascites.
Obesitas.
Pola eliminasi.
Darah pada feses/urine.

Nyeri saat defekasi/berkemih.


Konstipasi/diare.
Distensi abdomen.
Pola aktivitas-latihan.
Kelelahan.
Aktivitas terbatas karena nyeri.
Pola tidur-isirahat.
Gangguan tidur karena nyeri.
Pola persepsi.
Nyeri.
Ketidaktahuan tentang proses penyakit.
Ansietas/ketakutan.
Rasa terbakar, gatas pada tulang.
Pola persepsi-konsep diri.
Malu, tidak percaya diri karena :
Lesi seperti cacat.
Jaringan peau dorange pada payudara.
Scan pada post operasi.
Alopesia.
Pola peran-hubungan sesama.
Gangguan dalam melakukan perannya.
Gangguan dalam interaksi sosial.
Pola reproduksi-seksual.
Menarche sebelum 12 tahun.
Menopause setelah 50 tahun.
Therapi hormon.
Anak pertama lahir setelah 30 tahun.
Tidak memiliki anak.

Kontrasepsi oral.
Pola koping-toleransi terhadap stress.
Stress berlebih.
Cara mngatasi stress : minum alkohol, rokok.
Denial terhadap penyakit, putus asa.
Menarik diri.
Pola nilai kepercayaan.
Mempersalahkan Tuhan.
Lebih mendekatkan diri dengan Tuhan.
2.

Pemeriksaan Diagnostik

Mamografi: memperlihatkan struktur internal payudara, dapat untuk mendeteksi


kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.
Galaktografi: mamogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat
kontras ke dalam aliran duktus.
Ultrasound: dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista
dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras, hasil komplemen dari
mamografi.
Xeroradiografi: menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
Termografi: mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas
karena peningkatan suplai darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
Diafanografi (transimulasi): mengidentifikasi tumor atau massa dengan
membedakan bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar. Prosedur
masih diteliti dan dipertimbangkan kurang akurat daripada mamografi.
Scan CT dan MRI: teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara,
khususnya massa yang lebih besar atau tumor kecil, payudara mengeras yang
sulit diperiksa dengan mamografi. Teknik ini tidak bisa untuk pemeriksaan rutin
dan tidak untuk mamografi.
Biopsi payudara (jarum atau eksisi): memberikan diagnosa definitif terhadap
massa dan berguna untuk klasifikasi histologi pentahapan dan seleksi terapi
yang tepat.
Asai hormon reseptor: menyatakan apakah sel tumor atau spesimen biopsi
mengandung reseptor hormon (estrogen dan progresteron). Pada sel malignan,
reseptor kompleks estrogen-plus merangsang pertumbuhan dan pembagian sel.
Kurang lebih duapertiga semua wanita dengan kanker payudara reseptor
estrogennya positif dan cenderung berespon baik terhadap terapi hormon

menyertai terapi primer untuk memperluas periode bebas penyakit dan


kehidupan.
Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah dan scan tulang: dilakukan
untuk mengkaji adanya metastase.
Laboratorium meliputi:
Morfologi sel darah
Laju endap darah
Tes faal hati
Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
sponyan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi
3.

Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data menurut Doengoes (2000) dan Brunner & Suddarth
(1999), ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa
tumor
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Kecemasan

berhubungan

dengan perubahan gambaran

tubuh

Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.


Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
4.

Intervensi

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa


tumor
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke
kanan.

DO :
Klien nampak meringis
Klien nampak sesak
Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
Nyeri tekan tidak ada
Ekspresi wajah tenang
Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk
intervensi selanjutnya.
Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara
efektif dan dapat mengurangi nyeri.
Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan
memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya
peningkatan nyeri.
Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.

Klien mengeluh badan terasa lemah.


Klien tidak mau banyak bergerak.
DO :
Klien tampak takut bergerak.
Tujuan :
Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
Klien dapat beraktivitas sehari6hari.
Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :
Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada
keterbatasan gerak.
Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam
gerakan dan postur.
Kecemasan
tubuh.

berhubungan

dengan

Ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
Ekspresi wajah tampak murung.
Tidak mau melihat tubuhnya.
DO :
Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :

perubahan

gambaran

Klien tampak tenang


Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga
pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat
dikenali dan diukur.
Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri,
takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahanO :
Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah
Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses
adaptasi.
Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO :
Adanya balutan pada luka operasi.
Terpasang drainase
Warna drainase merah muda

Tujuan :
Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
Tidak ada tanda -tanda infeksi.
Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
Kaji adanya tanda 6 tanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda 6 tanda infeksi sehingga
dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses
infeksi.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi :
Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang
akan datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat
pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.

Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan


cairan yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume
sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan,
dan meningkatkan perasaan sehat.
Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan
ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara. Dorong
pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada.
Anjurkan untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan
terjadinya / berulangnya tumor baru.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nafsu makan menurun
Klien mengeluh lemah.
DO :
Setengah porsi makan tidak dihabiskan
Klien nampak lemah.
Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
Nafsu makan meningkat
Klien tidak lemah
Hb normal (12 6 14 gr/dl)
Intervensi :

Kaji pola makan klien


Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan
asupan dalam tindakan selanjutnya.
Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi
sedikit demi sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Lowdermilk, Jensen (2007). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.


Jogjakarta : EGC
Suddart Brunner (2009). Keperawatan Medikal Bedah Volume 4 Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Wiwik SEtiawati (2012). IlmuKesehatan . From http://kesehatanilmu.blogspot.com/2012/03/laporan-pendahuluan-ca-mamae-payudara.html.
Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2012
Nurse 87 (2011). Askep Ca Mammae. From
http://nurse87.wordpress.com/2011/10/26/asuhan-keperawatan-pada-kliendengan-ca-mamae/. Diakses Pada Tanggal 4 Mei 2012
David Yusuf (2011). Kumpulan Askep. From http://askeptopbgt.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-ca-mamae-kanker.html.
Diakses Pada Tanggal 3 Mei 2012.
Ikbal Salwa (2009). Kanker Payudara (CA MAMMAE). From http://bukusakuku.blogspot.com/2009/09/kanker-payudara-ca-mammae.html. Diakses Pada
Tanggal 3 Mei 2012.
Budi Satria (2012). Askep ICU dan KGD. From http://asuhan-keperawatanicu.blogspot.com/2012/01/asuhan-keperawatan-kanker-payudara-ca.html.
Diakses Pada Tanggal 3 mei 2012

Вам также может понравиться