Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ZAMAN DAHULU
Pada zaman dahulu, ada suatu keyakinan bahwa setiap penyakit
menunjukan ketidaksenangan dewa dan merupakan hukuman atas dosa dan
perbuatan yang salah. Penderita gangguan jiwa dipandang jahat atau baik
tergantung pada perilakunya. Individu yang baik disembah dan dipuja, individu
yang jahat diasingkan, dihukum, dan kadang kala dibakar di tiang pembakaran.
Setelah itu, Aristoteles (382-322 SM) mencoba menghubungkan gangguan jiwa
dengan gangguan fisik dan mengembangkan teorinya bahwa emosi dikendalikan
oleh jumlah darah, air, empedu kuning dan hitam dalam tubuh. Keempat zat atau
cairan tersebut berhubungan dengan emosi gembira, tenang, marah, dan sedih.
Ketidakseimbangan empat cairan tersebut diyakini menyebabkan gangguan jiwa
sehingga terapi ditujukan pada upaya mengembalikan keseimbangan dengan
kurban persembahan, puasa, dan menyucikan diri.
Pada masa awal kristiani (1-10000 M) keyakinan dan tahayul primitif kuat.
Setan sekali lagi dianggap penyebab penyakit dan individu yang terganggu
jiwanya dianggap kerasukan setan. Penderita berupaya mengusir setan dari
individu yang kerasukan. Apabila gagal, tindakan yang lebih berat dilakukan,
seperti mengurung di kamar bawah tanah, mencambuk, membiarkan lapar, dan
terapi brutal lain.
Selama zaman
renaisans
(1300-1600),
penderita
gangguan
jiwa
gangguan jiwa, yang merupakan rumah sakit pertama jenis ini. Pada tahun 1775,
pengunjung di institusi tersebut dibebankan biaya untuk dapat melihat dan
mengejek penghuninya, yang dipandang sebagai hewan makhluk yang lebih
rendah dari manusia (McMilland, 1997). Selama periode yang sama di kolonikoloni Amerika Serikat, pada waktu berikutnya, penderita gangguan jiwa
psikosis
dan
33
sampai
50
mengalami
masalah
mengalami gangguan jiwa ditemukan di taman, bandara, terminal bis, gang, dan
lorong bertangga, penjara, dan tempat umum lain. Beberapa dari mereka
menggunakan tempat penampungan, halfway house atau board and care room,
yang lain menyewa kamar hotel yang murah jika mereka mampu (Haugland et al;
1997). Banyak penderita gangguan jiwa yang tinggal di jalan semakin memburuk
masalah kejiwaannya akibat tidak memiliki rumah sehingga hal ini menjadi
sebuah lingkaran setan.
Banyak masalah yang dialami penderita gangguan jiwa yang tunwisma dan
mereka yang melewati pintu kutar perawatan pisikiatri, disebabkan oleh dana
masyarakat yang tidak adekuat. Ketika rumah sakit pemerintahan di tutup dana
yang disimpan negara tidak di transfer ke program dan dukungan masyarakat.
Terapi pisikiatri rawat inap masih merupakan pos pengeluaran utama dalam
bidang kesehatan jiwa di amerika serikat sehingga kesehatan jiwa masyarakat
tidak pernah memiliki dana pokok yang dibutuhkan untuk menjadi efektif (Keltner
Schwecke, & Bostrom, 1999).
Pada tahun 1993, Acces to Community Care and Ef-fective Services and
Support (ACCESS) dibentuk dan didanai oleh pemerintah pederal untuk mulai
memenuhi kebutuhan penderita gangguan jiwa yang juga tunawisma baik secara
purna maupun paru waktu. Tujuan ACCESS ialah meningkatkn akses
kepelayanan komprehensif melalui rangkaian keperawatan mengurangi duplikasi
dan biaya pelayanan, dan meningkatkan efisiensi pelayanan (Randolph at al ;
1997) program seperti ini memberi pelayanan kepada individu yang tidak
mendapatkan pelayanan jika keadaan yang terjadi sebaliknya.
ILMU KEPERAWATAN JIWA
A. SEJARAH PSYCHIATRI
1773
1882
1990-2000 :
Fokus
pada
preventif,
community
based
service,
primary
B.
INDONESIA
1.
Dulu Kala
Gangguan jiwa dianggap kemasukan.
Terapi : mengeluarkan roh jahat
2.
Zaman Kolonial
Sebelum ada RSJ, pasien ditampung di RSU yang ditampung, hanya yg
mengalami gangguan Jiwa berat.
3.
1 Juli :
- 1882 : RSJ pertama di Indonesia
- 1902 : RSJ Lawang
- 1923 : RSJ Magelang
- 1927 : RSJ Sabang diRS ini jauh dari perkotaan
4.
5.
Stigma
6.
7.
restraints (pengikatan)
Mulai tahun 1930 dimulai terapi kerja seperti menggarap lahan pertanian
Selama Perang Dunia II & pendudukan jepang upaya kesehatan jiwa tak
8.
berkembang
Proklamasi perkembangan baru
9.
v Program Kes. Jiwa Nasional dibagi dalam 3 sub Program yang diputuskan
pada masyarakat dengan prioritas pada Heath Promotion
Sub Prgoram Perbaikan Pelayanan :
Diseminasi Ilmu
Fasilitasi RSJ swasta perijinan
Stimulasi konstruksi RSJ swasta
Kerja sama dgn luarg negeri : ASEAN, ASOD, COD, WHO dan AUSAID,
etc
Sumber: http://aprianinunu.blogspot.com/2013/01/sejarah-keperawatan-jiwa.html