Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Geologi Regional
2.1.1 Morfologi
Fisiografi rencana bendungan Logung berada pada kelompok
Semenanjung Muria, bersama-sama dengan kompleks Gn Genuk, Gn.
Muria dan beberapa Maar di sekitar Gn. Muria seperti Maar Gembong dan
Maar Gunungrowo. (van Bemmelen, 1949). Kompleks Gunung Patiayam
terbentuk pada jaman Tersier (Tpp) sehingga berumur lebih tua dari batuan
Gunungapi Genuk (lava, breksi gunungapi dan tuf), Lava Muria (lava
basal atau andesit, leusit, tefrit, leusitit, trakhit dan sienit) dan Tuff Muria
(tuf, lahar dan tuf pasiran) yang berumur Kuarter (Gambar 2.1).
2.1.2 Stratigrafi
Lokasi rencana bendungan Logung terletak pada bagian Pulau
Jawa Bagian Tengah yang relatif stabil, terletak di lereng bagian Barat
Laut dari sebuah Kubah Patiayam yaitu sebuah Kubah (dome)
Gunungapi tua (berumur Tertiary) yang berdasarkan Jurnal Geologi
Indonesia, Vol. 3 No.2 Juni 2008: 75-88, litologi yang menyusun
kompleks Gunung Patiayam didominasi oleh batuan asal gunung api.
Puncak kompleks tersebut tersusun oleh batuan beku basal piroksen kaya
10
Gambar 2.2 Peta geologi regional daerah calon bendungan Logung (Suwarti
dkk,1992 )
11
Tuf Muria (Qvtm), berupa tuf, lahar dan tuf pasiran dan
diperkirakan berumur, Plestosen Tengah sampai awal Holosen.
Formasi Patiayam (Tpp), berupa perselingan batupasir tuffan dan
konglomerat tufan dengan sisipan batulempung, batugamping dan
breksi, yang diperkiranan berumur Pliosen (Suwarti dkk,1992 )
2.2 Pengertian Geolistrik
Geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan pada
penerapan konsep kelistrikan pada masalah kebumian tujuannya adalah untuk
memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi batuan bawah
permukaan terutama kemampuannya untuk menghambat (tahanan jenis) atau
menghantarkan listrik/konduktivitas. Perubahan tahanan jenis lapisan batuan
di bawah permukaan tanah diketahui dengan cara mengalirkan arus listrik DC
(Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah
(Legget,1962). Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah elektroda arus A
dan B yang dutancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin
panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa
mnembus lapisan batuan lebih dalam.
Gambar 2.3 Aliran arus listrik oleh sepasang elektroda sumber AB dan penerima
MN (Todd, 1959).
12
13
14
Suatu
bendungan
yang
15
16
17
18
geser tidak terdrainase (cu) lempung dan lempung lanauan. Uji dapat
dilakukan dengan mengacu pada standar uji SNI 3638:2012, Metode
Pengujian Kuat Tekan Bebas Tanah Kohesif.
(2) Uji Kuat Geser Langsung
Uji kuat geser langsung mempunyai tujuan untuk mengukur kuat
geser tanah sepanjang permukaan bidang datar yang telah ditentukan
sebelumnya (horisontal). Uji dapat dilakukan dengan mengacu pada
standar uji SNI 03-3420-1994, Metode Pengukuran Kuat Geser
Langsung Tidak Terkonsolidasi Tanpa Drainase.
c. Uji Laboratorium Pada Batuan
Uji laboratorium pada batuan disebut sebagai mekanika batuan.
Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik
batuan dan massa batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki
peran yang dominan dalam operasi penambangan, seperti pekerjaan
penerowongan, pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan lainnya.
Sehingga untuk mengetahui sifat mekanik batuan dan massa batuan
dilakukan berbagai macam uji coba baik itu di laboratorium maupun di
lapangan langsung atau secara insitu. Mekanika batuan sendiri mempunyai
karakteristik mekanik yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
19
E
.
21
= Nisbah Poisson
mengatakan
bahwa
uji
kuat
tekan
uniaksial
Kohesi (C)
c tan
c d tan d
23
dengan :
c = kohesi
= tegangan normal
= sudut geser tanah
cd = kohesi yang bekerja
d = sudut geser tanah yang bekerja
Jika angka keamanan tersebut Fk = 1, maka lereng
tersebut tidak stabil. Untuk perencanaan digunakan angka
keamanan Fk = 1,5.
Hardiyatmo
dalam
Mekanika
Tanah
2,
1997
yang
bekerja
pada
sisi
irisan
mempunyai
Dimana :
= Tegangan normal total pada bidang longsor
u =Tekanan air pori
24
Hardiyatmo
dalam
Mekanika
Tanah
2,
1997
oleh
Hardiyatmo
dalam
Mekanika
Tanah
2,
1997sebagai berikut :
Dimana :
Fk = Faktor Keamanan
c = Kohesi tanah efektif (kN/m)
= Sudut geser dalam tanah efektif (derajat)
bi = Lebar irisan ke-i (m)
Wi = Berat irisan tanah ke-i (kN)
i = Sudut yang didefinisikan
ui = Tekanan air pori pada irisan ke-i (kN/m)
Rasio
tekanan
pori
(pore
pressure
ratio)
25
Dimana :
ru = Rasio tekanan pori
u = Tekanan air pori (kN/m)
b = Lebar irisan (m)
= Berat volume tanah (kN/m)
h = Tinggi irisan rata-rata (m)
Persamaan
faktor
aman
Bishop
ini
lebih
sulit
mendekati
(lebih
teliti).
Untuk
mempermudah
26
garis-garisnya
merupakan
tempat
kedudukan
pusat
lapisan
tanah.
Faktor
keamanan
didapatkan
dengan:
MSF= faktor keamanan;
creduced dan reduced = nilai c dan terendah yang
didapat pada saat program Phase2 mengatakan tanah
mengalami keruntuhan (soil body collapse). Proses
perhitungan ini dalam diagram keruntuhan Mohr
diilustrasikan pada Gambar 3.1.
27
28
yang
kecil. Oleh
29
dianggap sebagai parameter elastik semu. Ada enam model umum dalam
pemodelan lereng untuk pemodelan elemen hingga. Properti parameter
dalam analisa numerik elemen hingga ini adalah sudut geser (), kohesi (c),
sudut dilatasi (), modulus Young (E), rasio Poisson () dan berat satuan
tanah (). Modulus Young dan rasio poisson memiliki pengaruh besar pada
deformasi dihitung sebelum
mempengaruhi secara
langsung
geoteknik,
terutama
untuk
analisa
stabilitas
tanah
dengan
30
31