Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
trigeminus, fasial, glosofaringeus, vagus, dan saraf dari C1-3 beramifikasi pada grey matter area
ini. Nukleus trigeminoservikalis terdiri daritiga bagian yaitu pars oralis yang berhubungan
dengan transmisi sensasi taktildiskriminatif dari regio orofasial, pars interpolaris yang
berhubungan dengantransmisi sensasi taktil diskriminatif seperti sakit gigi, pars kaudalis yang
berhubungan dengan transmisi nosiseptif dan suhu.
Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini seperti aferendari C2 selain
beramifikasi ke C2, juga beramifikasi ke C1 dan C3. Selain itu, aferenC3 juga akan beramifikasi
ke C1 dan C2. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinyanyeri alih dari pada kepala dan leher
bagian atas.
Nyeri alih biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto orbital darikepala dan yang jarang
adalah daerah yang dipersarafi oleh nervus maksiliaris danmandibularis.Ini disebabkan oleh
aferen saraf tersebut tidak atau hanya sedikit yangmeluas ke arah kaudal.Lain halnya dengan
saraf oftalmikus dari trigeminus. Aferensaraf ini meluas ke pars kaudal.
Saraf trigeminus terdiri dari 3 yaitu V1, V2, dan V3.V1 , oftalmikus,menginervasi daerah orbita
dan mata, sinus frontalis, duramater dari fossa kranial dan falx cerebri serta pembuluh darah
yang berhubungan dengan bagian duramater ini. V2, maksilaris, menginervasi daerah hidung,
sinus paranasal, gigi bagian atas, danduramater bagian fossa kranial medial.V3, mandibularis,
menginervasi daerahduramater bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan gigi, telinga,
senditemporomandibular dan otot menguyah.
Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang innervasimeatus auditorius
eksterna dan membran timpani.Saraf kranial IX menginnervasirongga telinga tengah, selain itu
saraf kranial IX dan X innervasi faring dan laring.
Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala adalah C1, C2, dan C3. Ramusdorsalis dari C1
menginnervasi otot suboccipital triangle - obliquus superior,obliquus inferior dan rectus capitis
posterior major dan minor. Ramus dorsalis dariC2 memiliki cabang lateral yang masuk ke otot
leher superfisial posterior,longissimuscapitisdan spleniussedangkan cabang besarnya bagian
medial menjadi greater occipital nerve. Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah dari
obliquus inferior,dan balik ke bagian atas serta ke bagian belakang melalui semispinalis capitis,
yangmana saraf ini di suplai dan masuk ke kulit kepala melalui lengkungan yang dikelilingi oleh
2
superior nuchal line dan the aponeurosis of trapezius. Melaluioksiput, saraf ini akanbergabung
dengan saraf lesser occipital yang mana merupakancabang dari pleksus servikalis dan mencapai
kulit kepala melalui pinggiran posterior dari sternokleidomastoid. Ramus dorsalis dari C3
memberi cabang lateral ke longissimus capitis dan splenius. Ramus ini membentuk 2 cabang
medial.Cabangsuperfisial medial adalah nervus oksipitalis ketiga yang mengelilingi sendi C2-3
zygapophysial bagian lateral dan posterior.
Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 bagian yaituintrakranial dan
ekstrakranial.Intrakranial yaitu sinus venosus, vena korteksserebrum, arteri basal, duramater
bagian anterior, dan fossa tengah serta fossaposterior. Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan
otot dari kulit kepala, bagian dariorbita, membran mukosa dari rongga nasal dan paranasal,
telinga tengah dan luar,gigi, dan gusi. Sedangkan daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri adalah
parenkimotak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus.
adalah prostaglandin dan substansi P yang bekerja dengan meningkatkan sensitivitas dari free
nerve endings.Prostaglandin dan substansi P tidak langsung merangsang nyeri tersebut. Dari
berbagai zat yang telah dikemukakan, bradikinin telah dikenal sebagai penyebab utama yang
menimbulkan nyeri yang hebat dibandingkan dengan zat lain. Kadar ion kalium yang meningkat
dan enzim proteolitik lokal yang meningkat sebanding dengan intensitas nyeri yang di rasakan
karena kedua zat ini dapat mengakibatkan membran plasma lebih permeable terhadap
ion.Iskemia jaringan juga termasuk stimulus kimia karena pada keadaan iskemia terdapat
penumpukan asam laktat, bradikinin, dan enzim proteolitik.
Semua jenis reseptor nyeri pada manusia merupakan free nerve endings. Reseptor nyeri banyak
tersebar pada lapisan superfisial kulit dan juga pada jaringan internal tertentu, seperti periosteum,
dinding arteri, permukaan sendi, falx, dan tentorium.Kebanyakan jaringan internal lainnya hanya
diinervasi oleh free nerve endings yang letaknya berjauhan sehingga nyeri pada organ internal
umumnya timbul akibat penjumlahan perangsangan berbagai nerve endings dan dirasakan
sebagai slow-chronic- aching type pain.
Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu fast pain dan slow pain. Fast pain, nyeri akut, merupakan nyeri
yang dirasakan dalam waktu 0,1 s setelah stimulus diberikan. Nyeri ini disebabkan oleh adanya
stimulus mekanik dan termal. Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda
spinalis melalui serat A dengankecepatan mencapai 6 30 m/s. Neurotransmitter yang
mungkin digunakan adalahglutamat yang juga merupakan neurotransmitter eksitatorik yang
banyak digunakan pada CNS. Glutamat umumnya hanya memiliki durasi kerja selama beberapa
milliseconds. Slow pain, nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu lebihdari 1
detik setelah stimulus diberikan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh adanyastimulus mekanik, kimia
dan termal tetapi stimulus yang paling sering adalah stimuluskimia. Signal nyeri ini
ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda spinalis melaluiserat C dengan kecepatan
mencapai 0,5 - 2 m/s. Neurotramitter yang mungkindigunakan adalah substansi P.
Meskipun semua reseptor nyeri adalah free nerve endings, jalur yangditempuh dapat dibagi
menjadi dua pathway yaitu fast-sharp pain pathway dan slow chronic pain pathway. Setelah
mencapai korda spinalis melalui dorsal spinalis, serat nyeri ini akan berakhir pada relay
neuronpada kornu dorsalis dan selanjutnya akandibagi menjadi dua traktusyang selanjutnya akan
C.Nyeri Kepala
Definisi dan Etiologi Sakit Kepala
Sakit kepala adalah rasa sakit atau tidak nyaman antara orbita dengan kepala yang berasal dari
struktur sensitif terhadap rasa sakit.1
Sakit kepala bisa disebabkan oleh kelainan:vaskular,jaringan saraf,gigi geligi,orbita,hidung dan
sinus paranasal,jaringan lunak dikepala, kulit, jaringan subkutan, otot, dan periosteum kepala.
Faktor resiko dan Epidemiologi Sakit Kepala
Faktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup, kondisi penyakit, jenis kelamin, umur,
pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor genetik.
Prevalensi sakit kepala di USA menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau 45juta orang
menderita sakit kepala kronik dan 20 juta dari 45juta tersebutmerupakan wanita. 75 % dari
jumlah di atas adalah tipe tension headache yang berdampak pada menurunnya konsentrasi
belajar dan bekerja sebanyak 62,7 %.
Menurut IHS, migren sering terjadi pada pria dengan usia 12 tahunsedangkan pada wanita,
migren sering terjadi pada usia diatas 12 tahun. HIS jugamengemukakan cluster headache 80-90
% terjadi pada pria dan prevalensi sakitkepala akan meningkat setelah umur 15 tahun.
Klasifikasi Sakit Kepala
Sakit kepala dapat diklasifikasikan menjadi sakit kepala primer, sakit kepala sekunder, dan
neuralgia kranial, nyeri fasial serta sakit kepala lainnya. Sakit kepala primer dapat dibagi
menjadi migraine, tension type headache,cluster headache dengan sefalgia trigeminal /
autonomik, dan sakit kepala primer lainnya. Sakit kepala sekunder dapat dibagi menjadi sakit
kepala yang disebabkan oleh karena trauma pada kepala dan leher, sakit kepala akibat kelainan
vaskular kranial dan servikal, sakit kepala yang bukan disebabkan kelainan vaskular intrakranial,
sakit kepala akibat adanya zat atau withdrawal,sakit kepala akibat infeksi, sakit kepala akibat
gangguan homeostasis, sakit kepala atau nyeri pada wajah akibat kelainan kranium, leher,telinga,
hidung, sinus, gigi, mulut atau struktur lain di kepala dan wajah, sakit kepala akibat kelainan
psikiatri.3
Patofisiologi Sakit Kepala
Beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung jawab memicunyeri kepala adalah
sebagai berikut (Lance,2000) :peregangan atau pergeseran pembuluh darah intrakranium atau
ekstrakranium, traksi pembuluh darah,kontraksi otot kepala dan leher ( kerja berlebihan otot),
peregangan periosteum(nyeri lokal),degenerasi spina servikalis atas disertai kompresi pada akar
nervusservikalis (misalnya, arteritis vertebra servikalis), defisiensi enkefalin (peptida otak miripopiat, bahan aktif pada endorfin).6,10
Terapi Sakit Kepala
Nyeri kepala dapat diobati dengan preparat asetilsalisilat dan jika nyerikepala sangat berat dapat
diberikan preparat ergot (ergotamin atau dihidroergotamin).Bila perlu dapat diberikan intravena
dengan dosis 1 mg dihidroergotaminmetan sulfatatau ergotamin 0,5 mg. Preparat Cafergot
( mengandung kafein 100 mg dan 1 mgergotamin) diberikan 2 tablet pada saat timbul serangan
dan diulangi jam berikutnya.
Pada pasien yang terlalu sering mengalami serangan dapat diberikan preparat Bellergal (ergot 0,5
mg; atropin 0,3 mg; dan fenobarbital 15mg) diberikan 2-3 kali sehari selama beberapa minggu.
Bagi mereka yang refrakter dapatditambahkan pemberian ACTH (40 u/hari) atau prednison
(1mg/KgBB/hari) selama 3-4 minggu.
Preparat penyekat beta,seperti propanolol dan timolol dilaporkan dapatmencegah timbulnya
serangan migren karena mempunyai efek mencegah vasodilatasikranial. Tetapi penyekat beta
lainnya seperti pindolol, praktolol, dan aprenolol tidak mempunyai efek teraupetik untuk migren,
sehingga mekanisme kerjanya disangka bukan semata-mata penyekat beta saja. Preparat yang
efektif adalah penyekat beta yang tidak memiliki efek ISA (Intrinsic Sympathomimetic
Activity).11,8
Cluster headache umunya membaik dengan pemberian preparat ergot.Untuk varian Cluster
headache umumnya membaik dengan indometasin.Tension typeheadache dapat diterapi dengan
analgesik dan/atau terapi biofeedback yang dapatdigunakan sebagai pencegahan timbulnya
serangan.
Terapi preventif yang bertujuan untuk menurunkan frekuensi, keparahan,dan durasi sakit kepala.
Terapi ini diresepkan kepada pasien yang menderita 4 hariatau lebih serangan dalam sebulan atau
7
jika pengobatan di atas tidak efektif.Terapiini harus digunakan setiap hari. Terapi preventif
tersebut adalah pemberian beta bloker, kalsium channel blokers, dopamine reuptake inhibitors,
SSRIs,serotonin atau dopamin spesifik.
Pencegahan Sakit Kepala
Pencegahan sakit kepala adalah dengan mengubah pola hidup yaitumengatur pola tidur yang
sama setiap hari, berolahraga secara rutin, makan makanansehat dan teratur, kurangi stress,
menghindari pemicu sakit kepala yang telah diketahui.
Prognosis dan Indikasi Rujuk Sakit Kepala
Prognosis dari sakit kepala bergantung pada jenis sakit kepalanya sedangkanindikasi merujuk
adalah sebagai berikut: sakit kepala yang tiba-tiba dan timbulkekakuan di leher,sakit kepala
dengan demam dan kehilangan kesadaran,sakitkepala setelah terkena trauma mekanik pada
kepala,sakit kepala disertai sakit pada bagian mata dan telinga,sakit kepala yang menetap pada
pasien yangsebelumnya tidak pernah mengalami serangan,sakit kepala yang rekuren padaanak.
Tensin Type Headache terjadi 78 % sepanjang hidup dimana Tension Type Headache episodik
terjadi 63 % dan Tension Type Headache kronik terjadi 3 %. Tension Type Headache episodik
lebih banyak mengenai pasien wanita yaitu sebesar 71%sedangkan pada pria sebanyak 56 %.
Biasanya mengenai umur 20- 40 tahun.
Klasifikasi Tension Type Headache
Klasifikasi TTH adalah Tension Type Headache episodik dan Tension Type Headache
kronik.Tension Type Headache episodik, apabila frekuensi serangantidak mencapai 15 hari setiap
bulan.Tension Type Headache episodic dapat berlangsung selama 30 menit-7 hari.Tension Type
Headache kronik apabila frekuensi serangan lebih dari 15 hari setiap bulan dan berlangsung lebih
dari 6 bulan.
Patofisiologi Tension Type Headache
Patofisiologi TTH masih belum jelas diketahui. Pada beberapa literatur dan hasil penelitian
disebutkan beberapa keadaan yang berhubungan denganterjadinya TTH sebagai berikut 6:
1.disfungsi sistem saraf pusat yang lebih berperandaripada sistem saraf perifer dimana disfungsi
sistem saraf perifer lebih mengarah pada ETTH sedangkan disfungsi sistem saraf pusat mengarah
kepada CTTH.
2.disfungsi saraf perifer meliputi kontraksi otot yang involunter dan permanen tanpadisertai
iskemia otot.
3.transmisi nyeri TTH melalui nukleus trigeminoservikalis pars kaudalis yang akan mensensitasi
second order neuron pada nukleus trigeminaldan kornu dorsalis ( aktivasi molekul NO) sehingga
meningkatkan input nosiseptif pada jaringan perikranial dan miofasial lalu akan terjadi regulasi
mekanisme perifer yang akan meningkatkan aktivitas otot perikranial. Hal ini akan
meningkatkan pelepasan neurotransmitter pada jaringan miofasial.
4.hiperflesibilitas neuron sentralnosiseptif pada nukleus trigeminal, talamus, dan korteks serebri
yang diikutihipesensitifitas supraspinal (limbik) terhadap nosiseptif. Nilai ambang deteksi nyeri
(tekanan, elektrik, dan termal) akan menurun di sefalik dan ekstrasefalik. Selain itu,terdapat juga
penurunan supraspinal decending paininhibit activity.
5.kelainanfungsi filter nyeri di batang otak sehingga menyebabkan kesalahan interpretasi info
pada otak yang diartikan sebagai nyeri.
9
6.terdapat hubungan jalur serotonergik danmonoaminergik pada batang otak dan hipotalamus
dengan terjadinya TTH. Defisiensikadar serotonin dan noradrenalin di otak, dan juga abnormal
serotonin platelet, penurunan beta endorfin di CSF dan penekanan eksteroseptif pada otot
temporal dan maseter.
7.faktor psikogenik ( stres mental) dan keadaan non-physiological motor stress pada TTH
sehingga melepaskan zat iritatif yang akan menstimulasi perifer danaktivasi struktur persepsi
nyeri supraspinal lalu modulasi nyeri sentral. Depresi danansietas akan meningkatkan frekuensi
TTH dengan mempertahankan sensitisasisentral pada jalur transmisi nyeri.
8.aktifasi NOS ( Nitric Oxide Synthetase) dan NO pada kornu dorsalis.6,10
Pada kasus dijumpai adanya stress yang memicu sakit kepala. Ada beberapa teori yang
menjelaskan hal tersebut yaitu
1.adanya stress fisik (kelelahan)akan menyebabkan pernafasan hiperventilasi sehingga kadar
CO2 dalam darahmenurun yang akan mengganggu keseimbangan asam basa dalam darah. Hal
ini akanmenyebabkan terjadinya alkalosis yang selanjutnya akan mengakibatkan ion
kalsiummasuk ke dalam sel dan menimbulkan kontraksi otot yang berlebihan sehingga terjadilah
nyeri kepala.
2.stress mengaktifasi saraf simpatis sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah otak selanjutnya
akan mengaktifasi nosiseptor lalu aktifasi aferengamma trigeminus yang akan menghasilkan
neuropeptida (substansi P). Neuropeptidaini akan merangsang ganglion trigeminus (pons).
3.stress dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu alarm reaction, stage of resistance, dan stage of
exhausted.
Alarmreaction
dimana
mengakibatkankekurangan
stress
asupan
menyebabkan
oksigen
lalu
vasokontriksi
terjadilah
perifer
yang
metabolisme
akan
anaerob.
10
lumbal,migren
arteritistemporalis,
klasik,
sakit
migren
kepala
pada
komplikata,cluster
desakan
headache,sakit
intrakranial,
sakit
kepala
kepala
pada
pada
11
2.Migren
Definisi Migren
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyerikepala dengan serangan
nyeri yang berlansung 4-72 jam. Nyeri biasanya unilateral,sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya
sedang sampai berat dan diperhebat olehaktivitas, dan dapat disertai mual muntah, fotofobia dan
fonofobia.7
Etiologi dan Faktor Resiko Migren
Etiologi migren adalah sebagai berikut :
12
1.perubahan hormon (65,1%), penurunan konsentrasi esterogen dan progesteron pada fase luteal
siklus menstruasi.
2.makanan (26,9%), vasodilator (histamin seperti pada anggur merah, natriumnitrat),
vasokonstriktor (tiramin seperti pada keju, coklat, kafein), zat tambahan pada makanan (MSG).
3.stress (79,7%).
4.rangsangan sensorik seperti sinar yang terangmenyilaukan(38,1%) dan bau yang menyengat
baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
5.faktor fisik seperti aktifitas fisik yang berlebihan dan perubahan pola tidur.
6.perubahan lingkungan (53,2%).
7.alkohol(37,8%),merokok (35,7%).
Faktor resiko migren adalah adanya riwayat migren dalam keluarga,wanita, dan usia muda.
Epidemiologi Migren
Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat dan 75 %diantaranya adalah
wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia tetapi biasanya muncul pada usia 10-40 tahun dan
angka kejadiannya menurun setelah usia 50tahun. Migren tanpa aura lebih sering dibandingkan
migren yang disertai aura dengan persentasi 9 : 1.
Klasifikasi Migren
Migren dapat diklasifikasikan menjadi :
1.migren dengan aura, tanpa aura,dan migren kronik (transformed). Migren dengan aura adalah
migren dengan satu ataulebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks
dan atau tanpadisfungsi batang otak, paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur - angsur
lebih dari 4 menit, aura tidak bertahan lebih dari 60 menit, dan sakit kepala mengikutiaura dalam
interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit.
2.Migren tanpa aura adalahmigren tanpa disertai aura klasik, biasanya bilateral dan terkena pada
periorbital.
3.Migren kronik adalah migren episodik yang tampilan klinisnya dapat berubah berbulan- bulan
sampai bertahun- tahun dan berkembang menjadi sindrom nyerikepala kronik dengan nyeri
setiap hari.
13
Patofisiologi Migren
Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migren. Teorivaskular, adanya gangguan
vasospasme menyebabkan pembuluh darah otak berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi otak
yang dimulai pada korteks visual danmenyebar ke depan. Penyebaran frontal berlanjut dan
menyebabkan fase nyeri kepala dimulai. Teori cortical spread depression,dimana pada orang
migrain nilaiambang saraf menurun sehingga mudah terjadi eksitasi neuron lalu berlaku shortlasting wave depolarization oleh pottasium-liberating depression (penurunan pelepasan kalium)
sehingga menyebabkan terjadinya periode depresi neuron yangmemanjang. Selanjutnya, akan
terjadi penyebaran depresi yang akan menekanaktivitas neuron ketika melewati korteks serebri.
Teori Neovaskular (trigemino vascular), adanya vasodilatasi akibataktivitas NOS dan produksi
NO akan merangsang ujung saraf trigeminus pada pembuluh darah sehingga melepaskan CGRP
(calcitonin gene related). CGRP akan berikatan pada reseptornya di sel mast meningens dan akan
merangsang pengeluaranmediator inflamasi sehingga menimbulkan inflamasi neuron. CGRP
juga bekerja padaarteri serebral dan otot polos yang akan mengakibatkan peningkatan aliran
darah.Selain itu, CGRP akan bekerja pada post junctional site second order neuron yang
bertindak sebagai transmisi impuls nyeri.6,10
Teori sistem saraf simpatis, aktifasi sistem ini akan mengaktifkan lokussereleus sehingga terjadi
peningkatan kadar epinefrin. Selain itu, sistem ini jugamengaktifkan nukleus dorsal rafe
sehingga terjadi peningkatan kadar serotonin.Peningkatan kadar epinefrin dan serotonin akan
menyebabkan konstriksi dari pembuluh darah lalu terjadi penurunan aliran darah di otak.
Penurunan aliran darah diotak akan merangsang serabut saraf trigeminovaskular. Jika aliran
darah berkurangmaka dapat terjadi aura. Apabila terjadi penurunan kadar serotonin maka
akanmenyebabkan
dilatasi
pembuluh
darah
intrakranial
dan
ekstrakranial
yang
14
1.migren dengansatu atau lebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks
danatau tanpa disfungsi batang otak.
2.paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur - angsur lebih dari 4 menit.
3.aura tidak bertahan lebih dari 60 menit.
4.sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit
Kriteria diagnostik IHS untuk migren tanpa aura mensyaratkan bahwaharus terdapat paling
sedikit lima kali serangan nyeri kepala seumur hidup yang memenuhi kriteria berikut:
1.berlangsung 4-72 jam.
2.paling sedikit memenuhi dua dari :
a.unilateral
b.sensasi berdenyut
c.intensitas sedang berat
d.diperburuk oleh aktifitas.
e.bisa terjadi mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
Pemeriksaan Penunjang Migren
Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit lain ( jika ada indikasi) adalah pencitraan ( CT scan
dan MRI) dan punksi lumbal.
Diferensial diagnosa Migren
Diferensial diagnosa migren adalah malformasi arteriovenus, aneurismaserebri, glioblastoma,
ensefalitis, meningitis, meningioma, sindrom lupuseritematosus, poliarteritis nodosa, dan cluster
headache
Terapi Migren
Tujuan terapi migren adalah membantu penyesuaian psikologis danfisiologis, mencegah
berlanjutnya dilatasi ekstrakranial, menghambat aksi mediahumoral ( misalnya serotonin dan
histamin), dan mencegah vasokonstriksi arteriintrakranial untuk memperbaiki aliran darah otak.
15
Terapi tahap akut adalah ergotamin tatrat, secara subkutan atau IM diberikan sebanyak 0,25-0,5
mg. Dosis tidak boleh melewati 1mg/24 jam. Secaraoral atau sublingual dapat diberikan 2 mg
segera setelah nyeri timbul. Dosis tidak boleh melewati 10 mg/minggu. Dosis untuk pemberian
nasal
adalah
0,5
mg
(sekalisemprot).
Dosis
tidak
boleh
melewati
mg
(4
dapat
diatasi
denganmenghindari
faktor
penyebab,
manajemen
lingkungan,
3.Cluster Headache
Nyeri kepala cluster merupakan sindroma nyeri kepala yang lebih sering terjadi pada pria
dibanding wanita. Nyeri kepala cluster ini pada umumnyaterjadi pada usia yang lebih tua. Nyeri
padasindrom ini terjadi hemikranial, sering kali pada daerah orbital, sehingga dikatakan sebagai
klaster.Jikaserangan terjadi, nyeri ini dirasakan sangat berat, nyeri tidak berdenyut
konstanselama beberapa menit hingga 2 jam.Namun pada penelitian yang dilakukanoleh Donnet,
kebanyakan pasien mengalami serangan dengan durasi 30 hingga60 menit.
Tidak seperti migraine, nyeri kepala cluster selalu unilateral dan biasanyaterjadi pada region
yang sama secara berulang-ulang. Nyeri kepala ini umumnyaterjadi pada malam hari,
16
membangunkan pasien dari tidur, terjadi tiap hari,seringkali terjadi lebih dari sekali dalam satu
hari. Nyeri kepala ini bermulaisebagai sensasi terbakar (burning sensastion) pada aspek lateral
dari hidung atausebagai sensasi tekanan pada mata. Injeksi konjunctiva dan lakrimasi
ipsilateral,kongesti nasal, ptosis, photophobia, sindrom Horner, bahkan ditemukan pula pasien
dengan gejala gastrointestinal.
BAB III
PENUTUP
17
Sakit kepala adalah rasa sakit atau tidak nyaman antara orbita dengan kepala yang berasal dari
struktur sensitif terhadap rasa sakit.Sakit kepala bisa disebabkan oleh kelainan:vaskular,jaringan
saraf,gigi geligi,orbita,hidung dan sinus paranasal,jaringan lunak dikepala, kulit, jaringan
subkutan, otot, dan periosteum kepala.
Faktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup, kondisi penyakit, jenis kelamin, umur,
pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor genetik.Pencegahan sakit kepala
adalah dengan mengubah pola hidup yaitu mengatur pola tidur yang sama setiap hari,
berolahraga secara rutin, makan makanan sehat dan teratur, kurangi stress, menghindari pemicu
sakit kepala yang telah diketahui.
Prognosis dari sakit kepala bergantung pada jenis sakit kepalanya
18