Вы находитесь на странице: 1из 18

PENENTUAN JALUR WISATA BERDASARKAN POTENSI OBYEK

DI KABUPATEN KULONPROGO MELALUI PEMANFAATAN


PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
TAHUN 2010

DETERMINATION OF TOURIST ROUTE BASED ON THE OBJECT


POTENTIAL IN KULONPROGO REGENCY THROUGH OF REMOTE
SENSING AND GEOGRAFI INFORMATION SYSTEM IN 2010
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Derajat Sarjana S-1
Program Studi Geografi

Diajukan Oleh :
MUSTAFIA OKTANTI
NIM : E100100006

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

PENENTUAN JALUR WISATA BERDASARKAN POTENSI OBYEK


DI KABUPATEN KULONPROGO MELALUI PEMANFAATAN
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
TAHUN 2010

Mustafia Oktanti
mustafiaoktanti@yahoo.com
Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT
Kulonprogo District is a region which trying to develop tourism sector, but
many problems faced there. The problems are the existence of tourism potential
that has not develop yet, in order to attract the tourists to visit the tourism objects
at that area. This research is aimed to know the potential of tourism objects and
make alternatives of line tourism objects based on tourism objects potential as an
information media to all the tourists. Data analytical method is used to know the
object tourisms potential class, which applies scoring systems that have laddered
deliberated from physical parameter and non physical parameter. Tourism
objects potential class, distance between tourism objects and the type of tourism
object that will be made as base to make tourisms objects line. The proposal
about the tourism objects line is made by using an application of Geographical
Information System with Network Analyst. Result of the research: tourism objects
which included in high potential class consisted of three object locations, that are
tourism objects named Pantai Congot, Pantai Glagah and Pantai Trisik. Tourism
objects which is included in medium potential class are Wahana Pelangi, Waduk
Sermo, Goa Kiskendo, Makam Girigondo, Pantai Bugel, Gunung Lanang, Obyek
Konservasi Alam Yogyakarta, Clereng, and Puncak Suroloyo. Tourism objects
which included in low potential class are Makam Nyi Ageng Serang and Makam
Giripeni. The result of the line tourism objects which based on the object potential
class are differentiated into three lines, that is tourism objects line I, tourism
objects line II, and tourism objects line III.
Keywords : tourisms, tourist route, tourism objects
INTISARI
Kabupaten
Kulonprogo
merupakan
wilayah
yang
berusaha
mengembangkan sektor pariwisata, namun kendala yang dihadapi yaitu adanya
potensi pariwisata yang belum banyak digali untuk mendatangkan wisatawan

berkunjung ke obyek wisata di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui potensi obyek wisata dan membuat pilihan alternatif jalur wisata
berdasarkan potensi obyek wisata sebagai suatu media informasi bagi para
wisatawan. Metode analisis data untuk mengetahui klas potensi obyek wisata
menggunakan sistem skoring berjenjang tertimbang dari parameter fisik dan
parameter non fisik. Klas potensi obyek, jarak antar obyek wisata dan jenis obyek
wisata dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan jalur wisata. Usulan jalur
wisata dibuat dengan menggunakan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
yaitu dengan Network Analyst. Hasil penelitian : obyek wisata yang termasuk
dalam klas potensi tinggi terdiri atas tiga lokasi obyek, yaitu obyek wisata Pantai
Congot, Pantai Glagah dan Pantai Trisik. Obyek wisata yang masuk dalam
potensi sedang adalah obyek wisata Wahana Pelangi, Waduk Sermo, Goa
Kiskendo, Makam Girigondo, Pantai Bugel, Gunung Lanang, Obyek Konservasi
Alam Yogyakarta, Pemandian Clereng, dan Puncak Suroloyo. Obyek Wisata yang
termasuk dalam klas potensi rendah adalah Makam Nyi Ageng Serang dan
Makam Giripeni. Hasil pembuatan jalur wisata berdasarkan klas potensi obyek
dibedakan menjadi tiga jalur, yaitu jalur wisata I. Jalur wisata II. dan Jalur
wisata III.
Kata Kunci : pariwisata, jalur wisata, obyek wisata
PENDAHULUAN
Pariwisata
mengenalkan

Potensi

digunakan
wilayahnya

pariwisata

untuk

Kulonprogo berupa potensi kekayaan

kepada

alam, seni tradisional, dan kerajinan

dunia nasional dan internasional

selama

serta

mendatangkan

digunakan

Kabupaten

sebagai

devisa

ini

belum

digali

wisatawan

untuk
untuk

negara. Kegiatan pariwisata juga

datang di daerah tersebut. Informasi

dapat digunakan untuk memperluas

mengenai keberadaan pariwisata di

lapangan

Kabupaten

kerja

berusaha,

dan

kesempatan

sehingga

meningkatkan

kesejahteraan

kemakmuran

masyarakat

perlu

dapat

dikemas melalui media yang tepat

dan

sebagai usaha promosi atau publikasi

pada

umumnya.

terhadap
media

Kabupaten

Kulonprogo,

wisatawan.
informasi

Salah
yang

satu
dapat

Kulonprogo

digunakan untuk memvisualisasikan

merupakan salah satu dari sekian

informasi pariwisata tersebut adalah

banyak

peta jalur wisata. Pembuatan peta

Indonesia

kabupaten
yang

di

wilayah
berusaha

jalur

wisata

menggunakan

mengembangkan sektor pariwisata.

pemanfaatan data Penginderaan Jauh


dan Sistem Informasi Geografis.

Menurut Oka A. Yoeti (1985)


pariwisata

Data penginderaan jauh yang

merupakan

suatu

perjalanan yang dilakukan untuk

digunakan adalah Citra Landsat 7

sementara

ETM+,

sistem

diselenggarakan dari suatu tempat ke

pengolahannya menggunakan Sistem

tempat lain dengan maksud bukan

Informasi Geografis dengan sistem

untuk berusaha mencari nafkah di

Network Analyst. Network Analyst

tempat

adalah suatu sistem kenampakan

semata-mata

untuk

garis yang dapat berupa suatu alur

perjalanan

tersebut

atau

pertamasyaan

sedangkan

aliran.

digunakan

Network

untuk

Analyst

menilai

atau

membuat alur dari suatu tempat ke

waktu

yang

yang

dikunjungi

dan

tetapi

menikmati
guna

rekreasi

atau

untuk memenuhi keinginan yang


beraneka ragam.

tempat yang lain. Menurut Aronoff

Dewasa ini banyak sekali muncul

(1989) peranan SIG dalam analisis

promosi wisata yang ditawarkan baik

network

melalui

digunakan

memprediksi

suatu

untuk
atau

pameran, cinderamata, mass media

jangkauan, estimasi rute dan alokasi

(dalam bentuk iklan/audio visual)

suatu muatan. Dalam pembuatan

serta penyediaan informasi pada

jalur

tempat

wisata,

muatan

website, leaflet, booklet,

analisis

network

publik

(Muljadi,2009).

digunakan untuk optimasi rute jalur

Penulis menggunakan cara promosi

wisata.

wisata melalui peta dalam penelitian

Tujuan

penelitian

adalah

ini, yaitu dengan pembuatan suatu

mengetahui potensi obyek wisata

jalur wisata. Pembuatan jalur wisata

dengan menggunakan pemanfaatan

didasarkan pada klas potensi masing-

Penginderaan

masing

Jauh

ini

dan

Sistem

Informasi Geografis dan membuat

terpendek

alternatif jalur wisata berdasarkan

tercepat.

potensi obyek wisata di Kabupaten


Kulonprogo.

obyek
dan

wisata,
waktu

jarak
tempuh

Hasil penelitian diharapkan dapat


memberikan

informasi

mengenai

perkembangan obyek wisata, sebagai

sistem informasi pariwisata untuk

Pemandian Clereng, Waduk Sermo,

pelaksanaan rute dan paket wisata,

Goa

serta

Sendangsono. Puncak Suroloyo, dan

dapat

digunakan

sebagai

Kiskendo,

Pemandian

masukan bagi biro perjalanan wisata

Yayasan

Konservasi

Alam

dan instansi pemerintah maupun

Yogyakarta.

swasta dalam pembuatan kemasan

Metode Pengumpulan Data

paket wisata.
Data primer yang dikumpulkan
adalah:

METODE PENELITIAN

data

atraksi

wisata,

ketersediaan sarana dan prasarana,


Penelitian

ini

menggunakan

pengambilan gambar lokasi wisata,

metode survei dengan sistem sensus

dan

yaitu

wisatawan terhadap obyek wisata.

mendatangi

seluruh

lokasi

data

mengenai

obyek wisata karena unit analisis

Data

pada penelitian ini adalah obyek

adalah Citra Landsat 7 ETM+ daerah

wisata.

Kabupaten

Kulonprogo,

administrasi,

peta

Tahapan penelitian terdiri dari

sekunder

yang

persepsi

digunakan

Rupa

peta
Bumi

tiga tahap, yaitu pemilihan daerah

Indonesia, peta persebaran obyek

penelitian, metode pengumpulan data

wisata, peta jaringan jalan, peta

dan metode analisis data.

bentuklahan, peta kemiringan lereng,


dan data jumlah pengunjung. Data,

Pemilihan Daerah Penelitian

peta
Penelitian dilakukan di daerah
Kabupaten

Kulonprogo.

dan

bahan-bahan

yang

diperlukan tersebut diperoleh dari

Obyek

hasil pengamatan lapangan, hasil

wisata yang terdapat di Kabupaten

interpretasi citra penginderaan jauh,

Kulonprogo terdiri dari 15 (lima

dan dari instansi pemerintahan. Alat

belas) lokasi obyek, yaitu obyek

utama

wisata Pantai Glagah, Pantai Congot,

seperangkat

Gunung Lanang, Wahana Pelangi,

program SIG dan PJ, yaitu Arc Gis

Makam

9.3, Arc View 3.3, Ermapper 7.0.

Girigondo,

Makam

Nyi

penelitian

ini

komputer

adalah
dengan

Ageng Serang, Makam Pahlawan


Giripeni, Pantai Bugel, Pantai Trisik,
4

Metode Analisis Data


Analisis

data

Rumus yang digunakan untuk


menggunakan

penyusunan

klas

sistem skoring berjenjang tertimbang

wisata yaitu:

dari

Interval Klas :

beberapa

menentukan

parameter

untuk

potensi

obyek

klas

potensi

obyek

= (ST X FP) (SR X FP)


Jumlah Kelas

wisata baik potensi fisik maupun


potensi non fisik obyek wisata.

Keterangan : ST = Skor Tertingi, FP

Parameter

= Faktor Pembobot, SR = Skor

potensi

fisik

berupa

kemiringan lereng, bentuklahan dan


penggunaan
potensi

lahan.

non

fisik

Terendah.
Pembuatan usulan jalur wisata

Sedangkan
terdiri

dari

menggunakan

sistem

Network

ketersediaan fasilitas, promosi daya

Analyst, dengan mempertimbangkan

tarik wisata, jumlah pengunjung, dan

jarak terpendek, klas potensi obyek,

atraksi

klas

jenis obyek dan waktu tempuh

potensi obyek wisata didasarkan

tercepat antar lokasi obyek. Adapun

pada penjumlahan nilai total kedua

pengharkatan berbagai variabel yang

potensi yaitu potensi fisik lahan dan

digunakan dalam penelitian ini dapat

potensi

yang

dilihat pada Tabel 2, Tabel 3, Tabel

faktor

4, Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7, Tabel 8,

wisata.

non

Penentuan

fisik

mempertimbangkan

lahan

pembobot. Adapun Tabel faktor

dan

Tabel

sebagai

berikut.

pembobotannya dapat dilihat dalam


Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Pembobotan
Peranan

Unsur Utama

Variabel
- Bentuklahan sebagai daya tarik wisata alam

Nilai Pembobot

- Keragaman atraksi wisata


- Promosi daya tarik wisata

- Jumlah pengunjung obyek wisata


- Jumlah sarana dan prasarana
Unsur Penunjang

- Kondisi fisik lingkungan meliputi :


Penggunaan lahan

dan emiringan lereng.

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara (dalam Intan Pratiwi 2003)

Tabel 2. Klasifikasi dan pengharkatan Klas Kemiringan Lereng


NO

Kemiringan Lereng

Keterangan

Simbol

Harkat

0-2%

Datar Landai

2 - 15 %

Miring

II

15 - 40 %

Terjal

III

> 40

Sangat Terjal

IV

Sumber : Suryadi (1995)


Tabel 3. Klasifikasi dan pengharkatan Penggunaan Lahan
NO

Penggunaan Lahan

Simbol

Harkat

1
2
3
4
5
6
7
8

Lahan Terbuka
Perkebunan
Tegalan
Hutan
Semak Belukar
Permukiman/bangunan lain
Sawah
Tambak

LT
Pb
T
Ht
Sb
Pm
Sw
Tb

4
3
3
3
3
2
2
1

Sumber : Suryadi (1995)


Tabel 4. Klasifikasi dan pengharkatan Bentuklahan
NO

Bentuklahan

Kode

Harkat

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Perbukitan denudasional materi breksi andesit dan tuff terkikis berat


Perbukitan denudasional materi breksi andesit dan tuff terkikis sedang
Perbukitan denudasional materi breksi andesit dan tuff terkikis ringan
Lereng Kaki
Piedmont
Daerah Dengan Gerakan Massa Batuan Kuat
Dataran Fluvial Gunung Api
Datarn Aluvial
Dataran Banjir
Lereng dan Perbukitan Kars Terkikis
Bukit Sisa Batu Gamping Terisolasi
Dataran Aluvial Karst
Gisik
Beting Gisik
Perbukitan Antiklinal
Dataran Tinggi (Plateau)

D1a
D1b
D1c
D7
D9
D12
V8
F1
F7
K2
K4
K5
M3
M4
S5
S12

2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
4
3
1
1

Sumber : Tim Fakultas Geografi (1998)

Tabel 5. Klasifikasi dan Pengharkatan berdasarkan Atraksi Wisata


(Obyek Wisata Alam)
NO
1
2
3

Jumlah Atraksi Wisata


> 7 macam
4 - 6 macam
1 - 3 Macam

Harkat
3
2
1

Sumber : Fandelli C (2002)


Tabel 6. Klasifikasi dan Pengharkatan berdasarkan Atraksi Wisata
(Obyek Wisata Budaya dan Buatan Manusia)
NO
1
2
3

Jumlah Atraksi Wisata


4 - 5 macam
2 - 3 macam
1 macam

Harkat
3
2
1

Sumber : Fandelli C (2002)


Tabel 7. Klasifikasi dan Pengharkatan Kriteria sarana dan prasarana
NO

Kriteria

Keterangan

Harkat

Lengkap

Tersedia 7 - 8 faktor

Agak Lengkap

Tersedia 5 - 6 faktor

Kurang Lengkap

Tersedia 3 - 4 faktor

Tidak Lengkap

Tersedia < 2 faktor

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali dalam Intan Pratiwi (2003).


Tabel 8. Klasifikasi dan Pengharkatan Promosi Daya Tarik Wisata
NO

Promosi Daya tarik Wisata

Harkat

Internasional

Nasional

Lokal

Sumber : Fandelli C (2002)


Tabel 9. Klasifikasi dan Pengharkatan Berdasarkan Jumlah Pengunjung
NO

Jumlah Pengunjung (orang/tahun)

Harkat

> 100.000

20.000 - 100.000

< 20.000

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2000) (dalam Intan Pratiwi 2003)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Klasifikasi dan Distribusi Klas

obyek

Potensi Obyek Wisata

berkembang atau bahkan menjadi

Metode yang digunakan untuk


menentukan
wisata

klas

potensi

menggunakan

obyek
metode

obyek

wisata

yang

wisata

yang

sedang

sudah

berkembang.
b. Klasifikasi dan distribusi obyek

pengharkatan berjenjang tertimbang.

wisata klas II

Klas potensi obyek wisata terdiri dari

Obyek

wisata

yang

termasuk

3 klas, yaitu klas I dengan potensi

dalam klas II merupakan obyek

tinggi (obyek wisata yang sudah

wisata yang sedang berkembang.

berkembang), klas II dengan potensi

Skor total klas ini antara 20 28.

sedang (obyek wisata yang sedang

Berdasarkan hasil analisis, obyek

berkembang), klas III dengan potensi

wisata yang masuk dalam kategori

rendah (obyek wisata yang belum

klas ini adalah obyek wisata Goa

berkembang).

Kiskendo, Gunung Lanang, Makam

a. Klasifikasi dan distribusi obyek

Girigondo, Pantai Bugel, Pemandian

wisata klas I

Clereng,

Obyek wisata klas I merupakan

Sendangsono,

Puncak
Waduk

Suroloyo,
Sermo,

obyek wisata yang memiliki potensi

Wahana Pelangi dan Obyek wisata

tinggi

Konservasi Alam Yogya (pelestarian

atau

sudah

berkembang,

dengan nilai skor total antara 29

hewan).

38. Berdasarkan perhitungan potensi

c. Klasifikasi dan distribusi obyek

obyek wisata, obyek wisata yang

wisata wisata klas III

tergolong dalam klas I adalah Pantai

Obyek wisata yang termasuk

Congot, Pantai Glagah dan Pantai

dalam klas III adalah obyek wisata

Trisik. Potensi wisata yang termasuk

Makam Girirpeni dan Makam Nyi

dalam klas I digunakan sebagai

Ageng Serang. Skor total hasil

perangsang wisatawan agar memilih

pengharkatan potensi fisik lahan dan

jalur tersebut, sehingga obyek yang

potensi non fisik obyek wisata

belum berkembang dapat menjadi

berkisar antara 11 13. Adapun tabel

pengharkatan klas potensi obyek

potensi obyek wisata dapat dilihat

wisata dapat dilihat pada Tabel 10,

pada Gambar 1.

sedangkan gambaran distribusi klas


Tabel 10. Pengharkatan Potensi Fisik dan Non Fisik Obyek Wisata

No

Klas
Lereng

BL

Obyek Wisata

Atraksi
Wisata

PL

KF

Promosi
Wisata

JP

Skor
Total

Klas

Pantai Congot

30

Gunung Lanang

22

II

Pantai Glagah

36

Wahana Pelangi

23

II

Pantai Bugel

26

II

Pantai Trisik

33

Makam Giripeni

18

III

Makam Girigondo

22

II

Waduk Sermo

24

II

10

21

II

23

II

12

Pemandian Clereng
Obyek Konservasi
Alam Yogyakarta
Goa Kiskendo

20

II

13

Puncak Suroloyo

20

II

Sendangsono
2 4
2
2
3
Makam
Nyi.
Ageng
15
2 4
2
2
3
Serang
Sumber : Hasil Analisis Parameter Fisik dan Non Fisik

27

II

16

III

11

14

Keterangan : S = Skor
J = Jumlah

BL = Bentuklahan

KF = Ketersediaan Fasilitas

PL = Penggunaan Lahan

JP = Jumlah Pengunjung

Jumlah = Skor x Faktor pembobot

Hasil
Informasi

Pemanfaatan
Geografis

Sistem

wisata hasil binaan manusia, hal ini

dalam

dimaksudkan agar wisatawan tidak


mengalami

Pembuatan Jalur Wisata


Jalur wisata yang dibuat dalam
penelitian ini mempunyai tujuan agar
kunjungan

wisata

di

daerah

penelitian mengalami pemerataan.


Jalur wisata yang dibuat mengacu
pada jenis obyek wisata, yaitu obyek
wisata alam, buatan dan obyek

kejenuhan

dalam

menempuh jalur tersebut. Selain itu


jalur wisata juga harus mengacu pada
tiga klas potensi obyek wisata, yaitu
potensi tinggi atau obyek wisata
yang sudah berkembang, potensi
sedang atau obyek wisata yang
sedang berkembang dan

potensi

rendah atau obyek wisata yang

sudah berkembang dapat merangsang

belum

obyek

berkembang.

Hal

ini

dimaksudakn agar obyek wisata yang

wisata

yang

belum

berkembang.

Gambar 1. Peta Klas Potensi Obyek Wisata Kabupaten Kulonprogo

Jalur

wisata

menggunakan

dibuat

metode

dengan
network

analyst dengan sistem new route.


New

Route

merupakan

tersendiri. Titik awal dan titik tujuan


sudah

ditentukan

dengan

tujuan

memilh rute paling optimum.

fasilitas

Pembuatan jalur wisata dengan

dalam software ArcGis Network

menggunakan pemanfaatan Sistem

Analyst

dimana

Informasi Geografis, menghasilkan 3

program

akan

secara

otomatis

membentuk

rute

(tiga) jalur wisata yang, yaitu jalur


10

Wisata I, Jalur Wisata II dan Jalur

km/jam. Adapun jalur wisata yang

Wisata

dapat dilewati dapat dilihat pada

III.

Total

jarak

yang

ditempuh dari ketiga jalur wisata


tersebut adalah 75,8 km. Jarak

Gambar 2.
Jalur Wisata I

tempuh yang paling jauh adalah Jalur


Wisata II, yaitu mencapai 28,4 km,

Jalur Wisata I, Meliputi : Pantai

sedangkan jalur wisata yang paling

Glagah dan Agrowisata Kusuma

pendek adalah Jalur Wisata I, yaitu

Wanadri - Pantai Congot - Gunung

berjarak 19,2 km. Waktu tempuh

Lanang - Wahana Pelangi Makam

perjalan

dengan

Girigondo - Waduk Sermo. Adapun

jarak antar obyek wisata pada Jalur 1

dapat

kecepatan

diketahui

kendaraan

50

70

dapat dilihat pada Tabel 11.


Tabel 11. Jarak Antar Obyek Wisata Pada Jalur I
No

Rute Jalur Wisata

Analisis Network (km)

Pantai Glagah - Pantai Congot

4,1 km

Pantai Congot - Gunung Lanang

Gunung Lanang - Wahana Pelangi

2,7 km

Wahana Pelangi - Makam Girigondo

1,8 km

Makam Girigondo - Waduk Sermo

9,6 km

1 km

Total
Sumber : Pengolahan data SIG

19,2 km

Jalur Wisata II
Jalur Wisata II, meliputi Pantai

Pemandian Clereng. Adapun jarak

Trisik - Pantai Bugel Makam

antar obyek wisata pada Jalur II

Pahlawan

dapat dilihat pada Tabel 12.

Konservasi

Giripeni
Alam

Yayasan

Yogyakarta

Tabel 12. Jarak Antar Obyek Wisata Pada Jalur II


No

Rute Jalur Wisata

Analisis Network (km)

Pantai Trisik - Pantai Bugel

8,9 km

Pantai Bugel - Makam Pahlawan

9,5 km

Makam Pahlawan - Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta

6,3 km

Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta - Pemandian Clereng

3,7 km

Total

28,4 km

Sumber : Pengolahan data SIG

11

Gambar 2. Peta Jalur Wisata Kabupaten Kulonprogo

12

Jalur Wisata III


Jalur Wisata III, Meliputi : Goa
Kiskendo,

Makam

Nyi

Serang, Pemandian

Ageng

Sendangsono,

Adapun jarak antar obyek wisata


pada Jalur II dapat dilihat pada Tabel
13.

Puncak Suroloyo.
Tabel 13. Jarak Antar Obyek Wisata Pada Jalur III
No

Rute Jalur Wisata

Analisis Network (km)

Goa Kiskendo - Makam Nyi Ageng Serang

23 km

Makam Nyi Ageng Serang - Sendangsono

3,5 km

Sendangsono - Puncak Suroloyo

1,7 km

Total

28,2 km

Sumber : Pengolahan data SIG

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Pembuatan
berdasarkan

klas

Jalur

Wisata

potensi

obyek

Potensi obyek wisata di daerah

menghasilkan tiga jalur wisata yang

penelitian dibedakan menjadi tiga

dapat digunakan sebagai masukan

klas, yaitu klas I merupakan obyek

dalam pembuatan paket wisata. Jalur

wisata yang sudah berkembang, klas

wisata I terdiri dari lima obyek

II merupakan obyek wisata yang

wisata dengan rute yang harus

sedang berkembang dan klas III

dilewati sebesar 19,2 km. Jalur

merupakan obyek wisata yang belum

wisata II terdiri dari lima obyek

berkembang. Berdasarkan potensi

wisata dengan rute yang harus

obyek, obyek wisata di daerah

ditempuh sebesar 28,4 km. Jalur

penelitian masih tergolong dalam

wisata III terdiri dari empat obyek

klas

wisata dengan rute yang harus

yang

sedang

berkembang.

Obyek wisata yang memiliki klas


yang

sudah

berkembang

adalah

obyek wisata Pantai Glagah, Pantai


Congot, dan Pantai Trisik.

ditempuh 28,2 km.

Saran
Obyek

Wisata

Makam

Nyi

Ageng serang perlu penangan khusus

13

dalam hal jumlah pengunjung yang

UCAPAN TERIMA KASIH

datang, ketersediaan fasilitas dan

Terima kasih penulis ucapkan

jenis atraksi yang ditampilkan, agar

kepada Drs. Priyono, M.Si, selaku

potensi yang ada di obyek tersebut

Dekan Fakultas Geografi Universitas

masuk dalam katagori klas potensi

Muhammadiyah Surakarta yang telah

tinggi. Begitu juga dengan Obyek

memberikan segala bentuk perijinan,

Wisata Pantai Bugel, obyek wisata

Drs. H. Yuli Priyana, M.Si, selaku

ini memiliki potensi fisik yang

Sekretaris

sangat mendukung untuk kegiatan

Universitas

pariwisata, namun perlu penanganan

Surakarta

dalam hal potensi non fisik, yaitu

memberikan bimbingan, DR. H.

ketersediaan fasilitas sarana dan

Kuswaji Dwi Priyono, M.Si, selaku

prasarana yang ada di obyek tersebut

dosen pembimbing I dan Agus

dan keberadaan pengunjung agar

Anggoro Sigit, S.Si, M.Sc, selaku

banyak yang datang ke lokasi obyek.

dosen pembimbing II yang telah

Pengendalian dan pengawasan

banyak

Fakultas

Geografi

Muhammadiyah
yang

telah

memberikan

banyak

bimbingan,

dalam kegiatan obyek wisata perlu

pengarahan, dan dorongan dalam

dilakukan, agar tidak menimbulkan

penyusunan penelitian ini, Bapak dan

masalah yang menyangkut ekologi

Ibu

lingkungan

pengawasan

segalanya, dan Dinas Kebudayaan

mengenai polusi dan sampah yang

Pariwisata Pemuda dan Olahraga

dapat mengurangi daya tarik suatu

Kabupaten

kawasan obyek wisata.

kemudahan ijin dan permintaan data.

terutama

yang

telah

memberikan

Kulonprogo,

atas

14

DAFTAR PUSTAKA
Aronoff, 1989. Geographic Information Sistem : A Management Perpective,
Ottawa, Canada : WDL Publication.
Fandeli, Chafid, dkk. 2002, Pengusahaan Ekowisata, Yogyakarta : Fakultas
Kehutanan Universitas Gadjahmada.
Kusumowidagdo, Mulyadi, dkk, 2007, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra,
Jakarta: Lapan.
Lillesand Kiefer, 1990, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Yogyakarta :
Gadjah Mada University Pres.
Lillesand and Kiefer, 1987, Remote Sensing and Image Interpretation, Second
Edition, New York : John Willey and Sons.
Muljadi.A.J, 2009, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Pratiwi. Intan. N. P, 2003, Pemanfaatan foto udara Pankromatik dan Sistem
Informasi Geografis Untuk Pembuatan Jalur Wisata Berdasarkan Potensi
Obyek Wisata di Kota Denpasar dan Sekitarnya. Skripsi, Yogyakarta :
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Soekadidjo, R.G, 2000, Anatomi Pariwisata : Memahami Pariwisata Sebagai
System Linkage, Jakarta : PT. Gramedia.
Sujali, 1989, Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan, Yogyakarta : Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada.
Suryadi, M. 1995, Aplikasi Foto Udara Inframerah Berwarna Semu Untuk Kajian
Pengembangan Kepariwisataan di Kecamatan Tejokula, Kab. Buleleng,
Bali, Tesis Pasca Sarjana, Yogyakarta : Pogram Studi Penginderaan Jauh
Universitas Gadjah Mada.
Tim Fakultas Geografi, 1996, Pengenalan Bentanglahan Parangtritis Bali,
Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Yoeti, O. A, 1985, Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung :. Angkasa.
Yoeti, O. A,. 2000. Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup,
Jakarta : PT. Pertja.

15

Вам также может понравиться