Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata
melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian dan eliminasi air
mata.Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh
permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.
Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari
yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur
seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, sebagian besar dari
kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.
Salah satu penyakit yang sering terjadi pada kelopak mata adalah
timbilen atau timbil, yang dalam bahasa medis disebut hordeolum. Penyakit
ini biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua
umur, terutama
pada
seseorang
dan
lingkungan
yang
kurang
terjada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Definisi
Hordeolum ialah suatu infeksi supuratif (akut) kelenjar kelopak mata
yang umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus pada kelenjar
palpebra. Pembentukan nanah terdapat dalam lumen kelenjar. Biasa mengenai
kelenjar meibom, ziess dan moll. Hordeolum terbagi atas hordeolum
eksternum dan Hordeolum internum. Hordeolum eksternum merupakan
infeksi pada kelenjar yang lebih kecil dan superfisial (Zeis atau Moll) dan
penonjolan hordeolum mengarah ke kulit palpebra. hordeolum interna dimana
infeksi terjadi pada kelenjar Meibom, dimana penonjolan hordeolum ini
mengarah ke kulit kelopak mata atau ke arah konjungtiva. 1,2 Hordeolum
sering dihubungkan dengan diabetes, gangguan pencernaan dan jerawat.3,4
B Epidemiologi
dengan
hordeolum
rekuren.
Hiperlipidemia
termasuk
juga mempengaruhi.5
Organisme penyebab
Staphylococcus aureus adalah agen infeksi pada 90-95% kasus
hordeolum.7
E Klasifikasi
Hordeolum diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu hordeolum interna
dan hordeolum eksterna. Hordeolum interna relatif berukuran lebih besar,
melibatkan kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus sehingga tipe ini
memberikan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum
interna dapat memecah ke arah kulit atau permukaan konjungtiva.
Tipe hordeolum yang kedua adalah hordeolum eksterna yang juga dikenal
sebagai "sty". Tipe ini berukuran lebih kecil dan superfisial, melibatkan
kelenjar Moll atau Zeiss. Penonjolan pada tipe ini terutama ke daerah kulit
palpebra. Nanah dapat keluar dari pangkal rambut. Hordeolum eksterna selalu
pecah ke arah kulit.6,
F Patogenesis
Kebanyakan
hordeolum
disebabkan
infeksi
Staphylococcus,
kelenjar.
Statis
ini
akan
mencetuskan
infeksi
sekunder
Secara
histologis
akan
tampak
gambaran
abses,
dengan
biasanya
berukuran
lebih
besar
dibanding
hordeolum
eksternum.9,10
2. Tanda klinik
Pada stadium selulitis ditandai dengan adanya benjolan keras,
kemerahan, lokal, nyeri, edema, umumnya pada margo palpebral. Pada
stadium abses ditandai dengan adanya pus yang dapat terlihat berupa
bintik kuning atau putih pada kelopak mata pada silia yang terifeksi.
H Diagnosis Banding
1. Kalazion
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom
yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom
dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut.
Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan
jaringan parut lainnya.8,11
Kalazion juga disebabkan sebagai lipogranulomatosa kelenjar
Meibom. Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan
pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion
dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.11
Gambar 4. Kalazion
2.Selulitis Preseptal
Selulitis preseptal adalah infeksi umum yang terjadi pada kelopak mata
dan jaringan lunak periorbital yang menimbulkan eritema kelopak mata
akut dan edema. Infeksi yang terjadi umumnya berasal dari infeksi lokal
sekitar sperti sinusitis, infeksi okular eksogen atau mengikuti trauma
terhadap kelopak mata. Etiologi tersrering adalah Staphylococcus Aureus
dan Streptococcus Pyogenes. Gejala klinisnya antara lain proptosis,
kemosis, gangguan visus dan gangguan gerak bola mata14.
Penatalaksanaan
A. Edukasi Pasien
Pasien diinstruksikan untuk membersihkan kelopak matanya dengan air
bersih
dan
pembersih
hipoalergenik
secara
berkala.
Pasien
B. Tatalaksana Umum
Pengobatan hordeolum dapat dilakukan dengan kompres hangat,
menjaga higiene palpebra, dan obat antiinflamasi topikal untuk
inflamasi akut12.
Kompres hangat dilakukan 3-4 kali sehari selama 10-15 menit
sampai nanah keluar. Antibiotik dapat diberikan untuk menghindari
terjadinya infeksi sekunder. Antibiotik tetes dapat diberikan (3-4 kali
sehari). Salep antibiotik (seperti eritromisin) dapat diberikan pada sakus
konjungtiva setiap 3 jam, terutama bila berbakat untuk rekuren atau
terjadinya
pembesaran
kelenjar
preaurikel;
Beberapa
literatur
C. Tatalaksana Bedah
Sebaiknya, diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata
sebelum dilakukan insisi hordeolum. Dilakukan anestesi filtrasi dengan
prokain atau lidokain di daerah hordeolum. Hendaknya dilakukan insisi
vertikal pada permukaan konjungtiva untuk menghindari terpotongnya
kelenjar Meibom. Jika hordeolum mengarah ke luar, dibuat sayatan
horizontal pada kulit untuk mengurangi luka parut. Lalu, sayatan
tersebut dipencet untuk mengeluarkan sisa nanah (ekskohleasi atau
kuretase) dan diberi salap antibiotik. Setelah didrainase hordeolum
biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari7,8.
J
Prognosis
Hordeolum termasuk gangguan kelopak mata yang jinak, namun
umumnya sering rekuren.6,8
K Komplikasi
1 Selulitis
Selulitis orbita merupakan peradangan supuratif jaringan ikat jarang
intraorbita di belakang septum orbita.Selulitis orbita sering disebabkan
sinusitis terutama sinusitis etmoid yang merupakan penyebab utama
eksoftalmos pada bayi.Kuman penyebab selulitis orbita antara lain
2
menutupi
bagian
putih
mata
dan
bagian
kelopak
mata
BAB III
ILUSTRASI KASUS
I.
IDENTITAS
Nama / No. RM
Umur
Jenis Kelamin
Suku
Kewarganegaraan
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tgl pemeriksaan
II.
: An. M / 01139146
: 15 tahun
: Laki-laki
: Jawa
: Indonesia
: Islam
: Siswa
: Tempelrejo, Mondokan, Sragen
: 7 Desember 2016
ANAMNESIS
A. Keluhan utama: Benjolan di kelopak mata kanan bagian atas
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poli mata RSDM dengan keluhan kelopak
mata kanan bagian atas terdapat benjolan. Benjolan berjumlah satu di
kelopak mata kanan bagian atas, ukuran sebesar jarum pentul,
berbentuk bulat, konsistensi lunak dan nyeri. Keluhan ini muncul
sejak 1 hari SMRS saat bangun tidur dan benjolan terasa semakin
membesar, ngganjel dan nyeri. Nyeri terutama dirasakan pada saat
11
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkals
: Epilepsi (+)
: disangkal
: disangkal
: disangkal
E. Kesimpulan Anamnesis
Proses
Lokalisasi
Sebab
Perjalanan
Komplikasi
III.
OD
Inflamasi
Palpebra Superior
Oculi Dextra
Infeksi
Akut
-
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum
12
B. Pemeriksaan Subyektif
A. Visus Sentralis
1. Visus sentralis jauh
2. Visus sentralis dekat
B. Visus Perifer
1. Konfrontasi test
2. Proyeksi sinar
3. Persepsi warna
IV.
A.
B.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
Sekitar saccuslacrimalis
Sekitar glandula lakrimalis
Tekanan intra okular
Konjungtiva palpebra
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
Konjungtiva bulbi
Konjungtiva fornix
Sklera
Kornea
Camera okuli anterior
Iris
Pupil
Lensa
Corpus vitreum
V.
OS
6/6
Tidak dilakukan
6/6
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
C.
D.
E.
OD
OD
6/6
OS
6/6
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Baik
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Baik
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
GAMBARAN KLINIS
13
DIAGNOSIS BANDING
OD hordeolum eksternum
OD Abses palpebra
OD Kalazion
OD Lipoma
OD Selulitis
VII.
DIAGNOSIS
OD hordeolum eksternum
VIII.
TERAPI
1. Non Medikamentosa
Kompres air hangat OD 15 menit (4 kali sehari)
2. Medikamentosa
Kloramfenikol Zalf 2x1 OD
Amoxicillin tab 3x500mg
Paracetamol tab 3x500mg
TERAPI
A. Antibiotik Topikal kloramfenikol Zalf 1%
1. Mekanisme Kerja
Kloramfenikol merupakan bakteriostatik yang memiliki spektrum
yang luas terhadap berbagai jenis baketeri gram negatif dan gram
positif. Kloramfenikol merupakan suatu antibiotik yang memiliki
mekanisme kerja menghambat sisntesis protein pada tingkat
ribosom. Obat ini mengikatkan dirinya pada situs-situs terdekat
pada subunit 50S dari ribosom RNA 70S. Kloramphenikol
menyekatkan ikatan persenyawaan aminoacyl dari molekul tRNA
yang bermuatan ke situs aseptor kompleks mRNA ribosom. Ikatan
tRNA pada kodon-nya tidak terpengaruh. Kegagalan aminoacyl
untuk menyatu dengan baik dengan situs aseptor menghambat
15
konjunctivitas,
terbakar,
angioheurotic
edema,
2. Indikasi
Meredakan nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi sesudah
pencabutan / ekstraksi, nyeri otot, demam19.
3. Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada gangguan fungsi hati yang
berat19.
4. Efek samping
Efek samping dapat berupa mual, muntah, diare, wajah pucat,
nyeri perut. Pada penggunaan jangka lama dan dosis tinggi dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati19.
5. Dosis
Dosis dewasa 3-4 x 1-2 tablet. Dosis anak 6-12 tahun 3-4 x
-1 tablet19.
IX.
PLANNING
Kontrol lagi 2 minggu bila belum ada perbaikan
X.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad sanam
Ad fungsionam
Ad kosmetikum
OD
Bonam
Bonam
Bonam
Bonam
OS
Bonam
Bonam
Bonam
Bonam
BAB IV
PENUTUP
A Simpulan
Dari anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi didapatkan diagnosis dari
pasien ini adalah OD hordeolum eksternum. Adapun penatalaksanaan pasien
ini adalah kompres air hangat OD 15 menit 4 kali sehari, Kloramfenikol Zalf
18
1% 2 kali sehari OD, Paracetamol 500 mg (1-3) kali prn, amoxicillin 500mg
3 kali sehari.
B Saran
Kebiasaan sehari-hari seperti tidur cukup, olah raga, dan udara segar
mungkin dapat bermanfaat bagi kesehatan dan kebersihan kulit dan palpebra.
Pasien disarankan untuk selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
menyentuh kulit di sekitar mata dan membersihkan minyak yang berlebihan di
tepi kelopak mata secara perlahan.Selain itu, pasien juga disarankan untuk
menjaga kebersihan wajah, membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh
wajah, dan menjaga kebersihan peralatan kosmetik mata.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.Ilmu Penyakit Mata untuk
Dokter umum dan Mahasiswa Kedokteran.Jakarta : Sagung Seto; 2002. p.
60-57.
2. American Academy of Ophthalmology. Infectious diseases of the external
eye: clinical aspects. External Disease and Cornea. San Francisco, CA:
LEO; 2006-2007. 8:
3. Sundaram V, Barsam A, Alwitry A, Khaw P, eds.
Oxford Specialty
Plus.
2010.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/ article/001006.htm
12. Panicharoen C, Hirunwiwatkul P. Current pattern treatment of hordeolum
by ophthalmologists in Thailand. J Med Assoc Thai. 2011 Jun. 94(6):7214.
13. Lindsley K, Nichols JJ, Dickersin K. Interventions for acute internal
hordeolum. Cochrane Database Syst Rev. 2010 Sep 8. CD007742.
14. Kwitko
GM.
Preseptal
cellulitis.
http://emedicine.medscape.com/article/1218009-overview. 2012. Diakses:
Desember 2016
20
15. Katzung. B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8.
Penerjemah dan editor : Bagian Farmakologi FK UNAIR. Penerbit
Salemba Medika, Surabaya.
16. McEvoy, G. K. 2002. AHFS Drug Information. United State of America :
American Society of Health System Pharmcists.
17. Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference ThirtyThird edition. London Chicago : Pharmaceutical Press.
18. Istiantoro YH, Gan VHS. 2009. Penisilin, Sefalosforin dan Antibiotik
21