Вы находитесь на странице: 1из 4

MAKALAH

KELOMPOK 2
KOMPLIKASI PEMBERIAN OBAT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI KEPERAWATAN CURUP
2014

DISUSUN OLEH:
1.
2.
3.
4.
5.

HENGKY PRIMA DUANDA.P (Ketua Kelompok)


DENA APRILLIANI (Sekertaris)
DENTI PURNAMASARI
DELLA NOVITA SARI
YUSNITA

A. KOMPLIKASI PEMBERIAN OBAT

Pada Statistik penjualan pada industri farmasi membuktikan bahwa sediaan


kombinasi termasuk obat yang paling sering ditulis atau dijual. Kenyataan ini
mengkhawatirkan, karena sangat banyak sediaan kombinasi tidak memenuhi
persyaratan terapi rasional dan beralasan.
Keberatan terhadap kombinasi obat yang tetap ialah sebagai berikut :
a) Makin banyak bahan aktif digunakan bersamaan, makin besar jumlah efek
samping, khususnya jumlah reaksi reaksi alergi.
b) Hanya dalam kasus kasus bahan aktif memiliki farmakokinetika yang sama dan
dengan demikian lama kerja yang sama, yang dapat berubah selama terapi karena
unduksi enzim atau inhibisi enzim, dan
c) Terapi dan mungkin interaksi pada penggunaan berbagai bahan aktif secara
bersamaan menjadi tidak jelas.
Yang mendukung kombinasi obat tetap ialah peran serta pasien yang lebih baik
(compliance, kepatuhan) dan dengan demikian pemeliharaan rencana terapi yang
lebih baik.
Pada terapi tekana darah tinggi juga sering diindikasi pemakaian kombinasi
obat. Hal ini dilakukan karena pengobatan hipertensi yang berhasil sering hanya
mungkin dengan pemberian beberapa obat dengan tempat kerja yang berbeda secara
bersamaan. Pemberian bersamaan estrogen dan gestagen pada kontrasepsi oral (pil)
telah membuktikan kebenaran. Yang juga cocok ialah kombinasi trimetoprim dengan
sulfanomida misalnya dengan sulfametoksazol. Melalui kerja pada metabolisme asam
folat pada 2 tempat berbeda dicapai penuruna terjadinya resistensi.
Perkembangan resistensi yang diperlambat merupakan dasar pemakaian
kombinasi dua obat atau lebih pada pengobatan tuberkulosis. Untuk terapi asma
dapatdikombinasi p2 simpatomimetika dengan parasimpatolitika kuarterner (dalam
bentuk aerosol), karena kedua zat bekerja bronkodilatasi sinergistik.
Pada analgetika yang bekerja lemah sampai sedang terdapat sangat banyak
sediaan kombinasi diperdagangan. Banyak dari kombinasi ini tidak bermanfaat.
Contohnya, penambahan kuinin dalam sediaan demikian tidak hanya berlebihan,
melainkan perlu dipikirkan karena efek sampingnya terhadap jantung. Penambahan

obat tidur dalam analgetika tidak cocok karena pada dosis berlebihan dapat terjadi
komplikasi yang berbahaya dan merangsang penggunaan yang salah.
Yang tak dimengerti adalah penggunaan adenosin dalam obat sirkulasi. Jika
jelas berapa jumlah nukloesid dan nukleotid yang mengandung adenosin setiap hari
disintesis dan diuraikandalam organisme, maka segera dimengerti bahwa beerapa mg
adenosin dalam sediaan demikian dapat tidak memiliki kerja.
Perlu ditolak juga kombinasi antibiotika dengan penekan batuk, karena oleh
antitusiva, pengeluaran lendir dipersulit karena tak tahu susunannya pasien mungkin
memperlakukan obat ini obat batuk biasa dan tidak sebagai antibiotika.

Вам также может понравиться