Вы находитесь на странице: 1из 12

1.

CARA PENCALONAN ANGGOTA DPR DAN DPRD


Pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. Calon
anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota harus memenuhi
syarat:
1. Warga negara Republik Indonesia yang berumur 21 (dua puluh satu) tahun
atau lebih.
2. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia
5. Berpendidikan serendah-rendahnya SLTA atau sederajat. 6) Setia kepada
Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar 1945, dan cita-cita
Proklamasi 17 Agustus 1945
6. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia,
termasuk organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung
ataupun tidak langsung dalam G 30 S/PKI, atau organisasi terlarang lainnya.
7. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap
8. Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
9. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dari
dokter yang berkompeten.
10. Terdaftar sebagai pemilih
Seorang calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota
hanya dapat dicalonkan dalam satu lembaga perwakilan pada satu daerah pemilihan.
Calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota selain harus
memenuhi syarat tersebut di atas juga harus terdaftar sebagai anggota partai politik
peserta pemilu yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota. Calon anggota DPD
selain harus memenuhi syarat calon anggota DPR dan DPRD, juga harus memenuhi
syarat antara lain
1. Berdomisili di provinsi yang bersangkutan sekurang-kurangnya 3 tahun
secara berturut-turut yang dihitung sampai dengan tanggal pengajuan calon
atau pernah berdomisili selama 10 tahun sejak berusia 17 tahun di provinsi
yang bersangkutan
2. Tidak menjadi pengurus partai politik sekurang-kurangnya 4 tahun yang
dihitung sampai dengan tanggal pengajuan calon.

Calon anggota DPD dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional
Indonesia, atau anggota kepolisian negara Republik Indonesia selain harus
memenuhi syarat tersebut di atas, juga harus mengundurkan diri sebagai pegawai
negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, atau anggota kepolisian negara
Republik Indonesia. Berikut tata cara pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi,
dan DPRD kabupaten/kota
1. Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota untuk setiap daerah pemilihan
dengan memerhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%
2. Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon
sebanyakbanyaknya 120% jumlah kursi yang ditetapkan pada setiap daerah
pemilihan
3. Pengajuan calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/ kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan
ketentuan:
a)
Calon anggota DPR disampaikan kepada KPU.
b)
Calon anggota DPRD provinsi disampaikan kepada KPU provinsi yang
bersangkutan.
c)
Calon anggota DPRD kabupaten/kota disampaikan kepada KPU
kabupaten/kota yang bersangkutan
Tata Cara Pengajuan Bakal Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota
Partai Politik Peserta Pemilu melakukan seleksi bakal calon anggota DPR,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Seleksi bakal calon dilakukan secara
demokratis dan terbuka sesuai dengan mekanisme internal partai politik.
Bakal calon disusun dalam daftar bakal calon oleh partai politik masingmasing. Daftar bakal calon anggota DPR ditetapkan oleh pengurus Partai Politik
Peserta Pemilu tingkat pusat. Daftar bakal calon anggota DPRD provinsi ditetapkan
oleh pengurus Partai Politik Peserta Pemilu tingkat provinsi. Daftar bakal calon
anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan oleh pengurus Partai Politik Peserta Pemilu
tingkat kabupaten/kota.
Daftar bakal calon memuat paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus)
keterwakilan perempuan. Daftar bakal calon memuat paling banyak 120% (seratus
dua puluh perseratus) jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan.
Nama-nama calon dalam daftar bakal calon disusun berdasarkan nomor urut.
Di dalam daftar, dalam setiap 3 (tiga) orang bakal calon terdapat sekurangkurangnya 1 (satu) orang perempuan bakal calon. Daftar bakal calon disertai dengan
pas foto diri terbaru.

2. TATACARA PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN


Tatacara atau prosedur peilhan Presiden dan Wakil Presiden menurut UndangUndang Dasar 1945 setelah amandemen IV, yaitu;
a. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh
rakyat (pasal 6A ayat 1), setelah amandemen III;

b. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan
pemilihan umum (pasal 6A ayat 2), setelah amandemen III;
c. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih
dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan
sedikitnya dua puluh persen suara di setiap propinsi yang tersebar di lebih
dari setengah jumlah propinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan
Wakil Presiden (pasal 6A ayat 3), setelah amandemen III;
d. Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua
pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang
memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil
Presiden.(pasal 6A ayat 4), setelah mandemen IV;
e. Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut
diatur dalam Undang-undang (pasal 6A ayat 5), setelah amandemen III.
f. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk
satu kali masa jabatan (pasal 7), setelah amandemen I.
g. Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah
menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut :
Sumpah Presidperaturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada
Nusa dan
Bangsa. (pasal 9 ayat 1), setelah amandemen I.
h. Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak
dapat mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut
agama, atau berjanji dengan dengan sungguh-sungguh dihadapan pimpinan
Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh Pimpinan Mahkamah
Agung. (pasal 9 ayat 2), setelah amandemen I.17
3. PEMILU
A. Pengertian Pemilihan Umum
Pemilihan umum secara langsung merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, untuk memilih secara
langsung anggota Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rakyat Daerah provinsi
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota, sebagai penyalur aspirasi
politik rakyat di wilayah Kabupaten/Kota bersangkutan, guna menghasilkan
pemerintahan yang demokratis.
Pemilu dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Pemilu
merupakan hak setiap warga Kabupaten/Kota yang telah genap berumur 17 (tujuh
belas) tahun pada saat hari pemungutan suara, atau sudah/pernah kawin
mempunyai hak memilih, dan harus terdaftar sebagai pemilih.
Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka. Pemilu untuk
memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak.

B. Lembaga Penyelenggara Pemilu dan Beberapa Pengertian Umum


Komisi Pemilihan Umum (KPU), adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kabupaten/Kota, adalah penyelenggara Pemiludi provinsi dan kabupaten/kota.
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
kabupaten/kota untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat kecamatan atau sebutan
lain, yang selanjutnya disebut kecamatan.
Panitia Pemungutan Suara (PPS), adalah panitia yang dibentuk oleh KPU
kabupaten/kota untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat desa atau sebutan
lain/kelurahan, yang selanjutnya disebut desa/kelurahan.
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), adalah kelompok yang
dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat
pemungutan suara.
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN), adalah
kelompok yang dibentuk oleh PPLN untuk menyelenggarakan pemungutan suara di
tempat pemungutan suara di luar negeri.
Tempat Pemungutan Suara (TPS) adalah tempat dilaksanakannya
pemungutan suara.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), adalah badan yang bertugas mengawasi
penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Provinsi dan Panitia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilu di provinsi dan kabupaten/kota.
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk
oleh Panwaslu kabupaten/kota untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah
kecamatan.
Pengawas Pemilu Lapangan adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu
kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di desa/kelurahan.
Bilangan Pembagi Pemilihan (BPP) bagi kursi DPRD, adalah bilangan yang
diperoleh dari pembagian jumlah suara sah dengan jumlah kursi di suatu daerah
pemilihan untuk menentukan jumlah perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu
dan terpilihnya anggota kabupaten/kota.
C. Tahap Penyelenggaraan Pemilu
1. Tahapan penyelenggaraan Pemilu meliputi:
2. Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;
3. Pendaftaran Peserta Pemilu;
4. Penetapan Peserta Pemilu;
5. Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan;
6. Pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota;
7. Masa kampanye;

8. Masa tenang;
9. Pemungutan dan penghitungan suara;
10. Penetapan hasil Pemilu; dan
11. Pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota.
E. Peserta dan Persyaratan Mengikuti Pemilu
Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota adalah partai politik. Partai politik dapat menjadi Peserta Pemilu
setelah memenuhi persyaratan:
1. berstatus badan hukum sesuai dengan Undang-Undang tentang Partai Politik;
2. memiliki kepengurusan di 2/3 (dua pertiga) jumlah provinsi;
3. memiliki kepengurusan di 2/3 (dua pertiga) jumlah kabupaten/kota di
provinsi yang bersangkutan;
4. menyertakan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan
perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat;
5. memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) orang atau 1/1.000
(satu perseribu) dari jumlah Penduduk pada setiap kepengurusan partai
politik sebagaimana dimaksud pada nomor 2 dan nomor 3 yang dibuktikan
dengan kepemilikan kartu tanda anggota;
6. mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan sebagaimana pada nomor 2
dan nomor 4; dan
7. mengajukan nama dan tanda gambar partai politik kepada KPU.
Partai Politik Peserta Pemilu pada Pemilu sebelumnya dapat menjadi Peserta
Pemilu pada Pemilu berikutnya. KPU melaksanakan penelitian dan penetapan
keabsahan syarat-syarat. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penelitian dan
penetapan keabsahan syarat-syarat diatur dengan peraturan KPU.
KPU melaksanakan penelitian dan penetapan keabsahan syarat-syarat
sebagaimana dimaksud di atas. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penelitian
dan penetapan keabsahan syarat-syarat tersebut diatur dengan peraturan KPU.
Nama dan tanda gambar partai politik dilarang sama dengan:

bendera atau lambang negara Republik Indonesia;

lambang lembaga negara atau lambang pemerintah;

nama, bendera, lambang negara lain atau lembaga/badan internasional;

nama, bendera, simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi


terlarang;

nama atau gambar seseorang; atau

yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan


nama, lambang, atau tanda gambar partai politik lain.

4. TATA CARA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH


A. Tata Cara Pemilihan
Tata cara pemilihan Kepala daerah dan wakil Kepala Daerah diatur dalam
Pasal 56 sampai dengan Pasal 119 UU no 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah.Dalam Pasal tersebut diatur mengenai tata cara pemilihan,penetapan
pemilih, kampanye, pemungutan suara, penetapan calon terpilih dan pelantikan,
pemantauan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta ketentuan
pidana pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Sejak tahun 2005, pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih
secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah (Pilkada). Pasangan tersebut dicalonkan oleh partai politik dan/atau
independen.
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah, atau seringkali
disebut pilkada atau pemilukada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala
daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah
setempat yang memenuhi syarat.
Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar hukum penyelenggaraan pilkada adalah
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam
undang-undang ini, pilkada (pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah)
belum dimasukkan dalam rezim pemilihan umum (pemilu). Pilkada pertama kali
diselenggarakan pada bulan Juni 2005.
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga
secara resmi bernama "pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah"
atau "Pemilukada". Pilkada pertama yang diselenggarakan berdasarkan undangundang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007.
Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu)
Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota.
Khusus di Nanggroe Aceh Darussalam, Pilkada diselenggarakan oleh Komisi
Independen Pemilihan (KIP) dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan
Aceh (Panwaslih Aceh).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta pilkada adalah
pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik.

Ketentuan ini diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang


menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon
perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Undang-undang ini
menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal
menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
Khusus di Nanggroe Aceh Darussalam, peserta Pilkada juga dapat diusulkan
oleh partai politik lokal.

B. Syarat-syarat
berikut:

pencalonan

kepala

daerah

dan

wakilnya

sebagai

1) WNI
2) Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
3) Setia pada Pancasila,UUDN RI 1945,cita cita proklamasi 17 Agustus
1945
4) Berpendidikan SLTA atau sederajat
5) Usia 30 tahun
6) Sehat jasmani dan rohani
7) Tidak pernah dijatuhin pidana 5 tahun atau lebih
8) Dll(tercantum dalam pasal 58 UU no 32 Tahun 2004)

C. Dasar Hukum Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah


1) Pasal 56 -119 UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
2) UU No 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum
3) Pasal 18 ayat (3) dan (4) UUDN RI 1945

5. LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MENURUT UUD 1945 HASIL


AMANDEMEN
Susunan lembaga-lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
telah dilakukan penyempurnaan sesuai dengan aspirasi rakyat, sehingga mengalami
beberapa perubahan. Perubahan yang sangat jelas terlihat pada kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sebelum UUD 1945 diamandemen, kedudukan MPR

berada lebih tingggi dari lembaga-lembaga tinggi lainnnya. Namun, setelah UUD
1945 mengalami amandemen kedudukan MPR disejajarkan dengan lembagalembaga tinggi lainnnya, seperti DPR, MA, DPA, BPK, dan Presiden. Disamping itu
juga dibentuk lembaga-lembaga tinggi negara lain. Lihat bagan di bawah ini!
A. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui
pemilihan umum. Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan presiden. Masa
jabatan anggota MPR lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota MPR
yang baru mengucapkan sumpah/janji. Sebelum memangku jabatannya, anggota
MPR mengucapkan sumpah/janji bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah
Agung dalam sidang paripurna MPR.
Sebelum UUD 1945 diamandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga
tertinggi negara. Namun, setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak
ada yang ada hanya lembaga negara. Dengan demikian, sesuai dengan UUD 1945
yang telah diamandemen maka MPR termasuk lembaga negara. Sesuai dengan Pasal
3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut:
1. mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
2. melantik presiden dan wakil presiden;
3. memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar.
MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara. Dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak berikut ini:
1. mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar;
2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan;
3. memilih dan dipilih;
4. membela diri;
5. imunitas
6. protokoler;
7. keuangan dan administratif.
Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1. mengamalkan Pancasila;
2. melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan;

3. menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerukunan


nasional;
4. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok,
dan golongan;
5. melaksanakan peranan sebagi wakil rakyat dan wakil daerah.
B. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai
lembaga negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu
yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di tingkat pusat,
sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di
kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota. Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun
2008 ditetapkan sebagai berikut:
1. jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;
2. jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyakbanyak 100 orang;
3. jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyakbanyaknya 50 orang.
Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR
berdomisili di ibu kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan
berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. Sebelum
memangku jabatannya, anggota DPR mengucapkan sumpah/ janji secara bersamasama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPR.
Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini:
1. Fungsi Legislasi. Fungsi legislasi artinya DPR berfungsi sebagai lembaga
pembuat undang-undang.
2. Fungsi Anggaran. Fungsi anggaran artinya DPR berfungsi sebagai lembaga
yang berhak untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
3. Fungsi Pengawasan. Fungsi pengawasan artinya DPR sebagai lembaga yang
melakukan pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undangundang.
DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai
berikut.
1. Hak Interpelasi. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan
kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan
strategis serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.

2. Hak Angket. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan
terhadap suatu kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
3. Hak Menyatakan Pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk
menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian
yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi
penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan
hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisikomisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
C. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang
sebelumnya tidak ada. DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi
yang dipilih melalui pemilihan umum.
Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan
sebanyak-banyaknya empat orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3
jumlah anggota DPR. Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan presiden.
Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, tetapi selama bersidang bertempat
tinggal di ibu kota Republik Indonesia. Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.
Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain sebagai
berikut:
1. Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan
undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
4. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undangundang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah,
pajak, pendidikan, dan agama.
D. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif.
Maksudnya, presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan.
Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai
kepala negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden

10

dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD1945 presiden dan wakil presiden
dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Presiden dan wakil
presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.
Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau
mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik,
presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan program
yang telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dan wakil
presiden tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden
menjalankan pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945.

E. Mahkamah Agung (MA)


Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan
kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah
Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan di
Indonesia dapat dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara (PTUN). Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung,
antara lain sebagai berikut:
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang;
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;
3. memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan
rehabilitasi.
F. Mahkamah Konstitusi (MK)
Mahkamah Konstitusi adalah lembaga baru setelah adanya perubahan UUD
1945. Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan. Mahkamah Konstitusi berkedudukan di ibu kota negara.
Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi
yang ditetapkan dengan keputusan presiden. Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri
atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota
dan tujuh orang anggota hakim konstitusi. Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan
oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan selama tiga tahun. Hakim konstitusi
adalah pejabat negara. Sesuai dengan Pasal 24 C UUD 1945 maka wewenang dan
kewajiban Mahkamah Konstitusi, antara lain sebagai berikut:
1. mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji undang-undang terhadap UUD;

11

2. memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya


diberikan oleh UUD;
3. memutuskan pembubaran partai politik;
4. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;
5. wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia menurut UUD.
G. Komisi Yudisial (KY)
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut
ini:
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung;
2. menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim.
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di
bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota
Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR.
Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang
wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa jabatan anggota
Komisi Yudisial lima tahun.
H. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksan
Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan
keuangan negara.
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai
dengan kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK
dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh
presiden. BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi. Demikian, semoga bermanfaat.

12

Вам также может понравиться