Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Calon anggota DPD dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional
Indonesia, atau anggota kepolisian negara Republik Indonesia selain harus
memenuhi syarat tersebut di atas, juga harus mengundurkan diri sebagai pegawai
negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, atau anggota kepolisian negara
Republik Indonesia. Berikut tata cara pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi,
dan DPRD kabupaten/kota
1. Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota untuk setiap daerah pemilihan
dengan memerhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%
2. Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon
sebanyakbanyaknya 120% jumlah kursi yang ditetapkan pada setiap daerah
pemilihan
3. Pengajuan calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/ kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan
ketentuan:
a)
Calon anggota DPR disampaikan kepada KPU.
b)
Calon anggota DPRD provinsi disampaikan kepada KPU provinsi yang
bersangkutan.
c)
Calon anggota DPRD kabupaten/kota disampaikan kepada KPU
kabupaten/kota yang bersangkutan
Tata Cara Pengajuan Bakal Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota
Partai Politik Peserta Pemilu melakukan seleksi bakal calon anggota DPR,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Seleksi bakal calon dilakukan secara
demokratis dan terbuka sesuai dengan mekanisme internal partai politik.
Bakal calon disusun dalam daftar bakal calon oleh partai politik masingmasing. Daftar bakal calon anggota DPR ditetapkan oleh pengurus Partai Politik
Peserta Pemilu tingkat pusat. Daftar bakal calon anggota DPRD provinsi ditetapkan
oleh pengurus Partai Politik Peserta Pemilu tingkat provinsi. Daftar bakal calon
anggota DPRD kabupaten/kota ditetapkan oleh pengurus Partai Politik Peserta Pemilu
tingkat kabupaten/kota.
Daftar bakal calon memuat paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus)
keterwakilan perempuan. Daftar bakal calon memuat paling banyak 120% (seratus
dua puluh perseratus) jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan.
Nama-nama calon dalam daftar bakal calon disusun berdasarkan nomor urut.
Di dalam daftar, dalam setiap 3 (tiga) orang bakal calon terdapat sekurangkurangnya 1 (satu) orang perempuan bakal calon. Daftar bakal calon disertai dengan
pas foto diri terbaru.
b. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan
pemilihan umum (pasal 6A ayat 2), setelah amandemen III;
c. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih
dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan
sedikitnya dua puluh persen suara di setiap propinsi yang tersebar di lebih
dari setengah jumlah propinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan
Wakil Presiden (pasal 6A ayat 3), setelah amandemen III;
d. Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua
pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang
memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil
Presiden.(pasal 6A ayat 4), setelah mandemen IV;
e. Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut
diatur dalam Undang-undang (pasal 6A ayat 5), setelah amandemen III.
f. Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk
satu kali masa jabatan (pasal 7), setelah amandemen I.
g. Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah
menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut :
Sumpah Presidperaturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada
Nusa dan
Bangsa. (pasal 9 ayat 1), setelah amandemen I.
h. Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak
dapat mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut
agama, atau berjanji dengan dengan sungguh-sungguh dihadapan pimpinan
Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh Pimpinan Mahkamah
Agung. (pasal 9 ayat 2), setelah amandemen I.17
3. PEMILU
A. Pengertian Pemilihan Umum
Pemilihan umum secara langsung merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, untuk memilih secara
langsung anggota Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rakyat Daerah provinsi
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota, sebagai penyalur aspirasi
politik rakyat di wilayah Kabupaten/Kota bersangkutan, guna menghasilkan
pemerintahan yang demokratis.
Pemilu dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Pemilu
merupakan hak setiap warga Kabupaten/Kota yang telah genap berumur 17 (tujuh
belas) tahun pada saat hari pemungutan suara, atau sudah/pernah kawin
mempunyai hak memilih, dan harus terdaftar sebagai pemilih.
Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka. Pemilu untuk
memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil banyak.
8. Masa tenang;
9. Pemungutan dan penghitungan suara;
10. Penetapan hasil Pemilu; dan
11. Pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota.
E. Peserta dan Persyaratan Mengikuti Pemilu
Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota adalah partai politik. Partai politik dapat menjadi Peserta Pemilu
setelah memenuhi persyaratan:
1. berstatus badan hukum sesuai dengan Undang-Undang tentang Partai Politik;
2. memiliki kepengurusan di 2/3 (dua pertiga) jumlah provinsi;
3. memiliki kepengurusan di 2/3 (dua pertiga) jumlah kabupaten/kota di
provinsi yang bersangkutan;
4. menyertakan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan
perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat;
5. memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) orang atau 1/1.000
(satu perseribu) dari jumlah Penduduk pada setiap kepengurusan partai
politik sebagaimana dimaksud pada nomor 2 dan nomor 3 yang dibuktikan
dengan kepemilikan kartu tanda anggota;
6. mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan sebagaimana pada nomor 2
dan nomor 4; dan
7. mengajukan nama dan tanda gambar partai politik kepada KPU.
Partai Politik Peserta Pemilu pada Pemilu sebelumnya dapat menjadi Peserta
Pemilu pada Pemilu berikutnya. KPU melaksanakan penelitian dan penetapan
keabsahan syarat-syarat. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penelitian dan
penetapan keabsahan syarat-syarat diatur dengan peraturan KPU.
KPU melaksanakan penelitian dan penetapan keabsahan syarat-syarat
sebagaimana dimaksud di atas. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penelitian
dan penetapan keabsahan syarat-syarat tersebut diatur dengan peraturan KPU.
Nama dan tanda gambar partai politik dilarang sama dengan:
B. Syarat-syarat
berikut:
pencalonan
kepala
daerah
dan
wakilnya
sebagai
1) WNI
2) Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
3) Setia pada Pancasila,UUDN RI 1945,cita cita proklamasi 17 Agustus
1945
4) Berpendidikan SLTA atau sederajat
5) Usia 30 tahun
6) Sehat jasmani dan rohani
7) Tidak pernah dijatuhin pidana 5 tahun atau lebih
8) Dll(tercantum dalam pasal 58 UU no 32 Tahun 2004)
berada lebih tingggi dari lembaga-lembaga tinggi lainnnya. Namun, setelah UUD
1945 mengalami amandemen kedudukan MPR disejajarkan dengan lembagalembaga tinggi lainnnya, seperti DPR, MA, DPA, BPK, dan Presiden. Disamping itu
juga dibentuk lembaga-lembaga tinggi negara lain. Lihat bagan di bawah ini!
A. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui
pemilihan umum. Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan presiden. Masa
jabatan anggota MPR lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota MPR
yang baru mengucapkan sumpah/janji. Sebelum memangku jabatannya, anggota
MPR mengucapkan sumpah/janji bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah
Agung dalam sidang paripurna MPR.
Sebelum UUD 1945 diamandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga
tertinggi negara. Namun, setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak
ada yang ada hanya lembaga negara. Dengan demikian, sesuai dengan UUD 1945
yang telah diamandemen maka MPR termasuk lembaga negara. Sesuai dengan Pasal
3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut:
1. mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
2. melantik presiden dan wakil presiden;
3. memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar.
MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara. Dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak berikut ini:
1. mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar;
2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan;
3. memilih dan dipilih;
4. membela diri;
5. imunitas
6. protokoler;
7. keuangan dan administratif.
Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1. mengamalkan Pancasila;
2. melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan;
2. Hak Angket. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan
terhadap suatu kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
3. Hak Menyatakan Pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk
menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian
yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi
penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan
hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisikomisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
C. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang
sebelumnya tidak ada. DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi
yang dipilih melalui pemilihan umum.
Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan
sebanyak-banyaknya empat orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3
jumlah anggota DPR. Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan presiden.
Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, tetapi selama bersidang bertempat
tinggal di ibu kota Republik Indonesia. Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.
Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain sebagai
berikut:
1. Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan
undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
4. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undangundang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah,
pajak, pendidikan, dan agama.
D. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif.
Maksudnya, presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan.
Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai
kepala negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden
10
dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD1945 presiden dan wakil presiden
dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Presiden dan wakil
presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.
Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau
mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik,
presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan program
yang telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dan wakil
presiden tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden
menjalankan pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945.
11
12