Вы находитесь на странице: 1из 10

No. Pengisian : ......................

FORMULIR ETIK PENELITIAN KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
1.

Peneliti Utama (title, unit penelitian):


Masrizal Dt. Mangguang, SKM
Multisenter:

2.

Tidak

Ya

Judul Penelitian:
PENGARUH PEMBERIAN ZAT BESI DAN VITAMIN C TERHADAP
KADAR HEMOGLOBIN DAN INDEKS SEL DARAH MERAH REMAJA
PUTRI DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DI PANTI ASUHAN
AISYIAH MUHAMMADIYAH KOTA PADANG

3.

Subyek:

Penderita

Non-Penderita

Hewan

4.

Perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan untuk tiap subyek


Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2008 Maret 2008 dengan
perincian sebagai berikut:
a. Pengukuran awal ( Pretest ) kadar Hb dan indeks sel darah merah ( MCV,
MCH, MCHC) dilaksanakan bulan Januari 2008.
b. Pengukuran kadar Hb perlakuan sampel dilaksanakan setelah diadakan
seleksi dan setelah itu sampel diperiksa feces.
c. Pelaksanaan intervesi terhadap sampel dengan tablet zat besi + vitamin C,
tablet zat besi + makanan sumber vitamin C dan plasebo dilakukan setiap hari
selama 4 minggu. Obat diberikan oleh peneliti setiap hari. Efek samping bisa
dicatat, kalau ada efek samping dikonsulkan pada dokter pendamping.
d. Pengukuran akhir ( Post test ) kadar Hb dan kadar indeks sel darah merah
( MCV, MCH, MCHC) dilaksanakan bulan Maret 2008.

5.

Ringkasan usulan penelitian yang mencakup tujuan penelitian,


manfaat/relevansi dari hasil penelitian, dan alas an/motivasi untuk
melakukan penelitian (ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami oleh orang
yang bukan dokter)

Ringkasan usulan penelitian


PENGARUH PEMBERIAN ZAT BESI DAN VITAMIN C TERHADAP
KADAR HEMOGLOBIN DAN INDEKS SEL DARAH MERAH REMAJA
PUTRI DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DI PANTI ASUHAN
AISYIAH MUHAMMADIYAH KOTA PADANG
Latar Belakang
Anemia gizi hingga kini masih merupakan salah satu dari empat masalah gizi di
Indonesia selain Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), dan Kurang Vitamin A (KVA). Pada negara yang sedang berkembang, anemia
gizi umumnya disebabkan oleh kekurangan zat gizi besi yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah. Berkurangnya sel darah merah akan mengakibatkan
kadar hemoglobin menjadi rendah ( LIPI, 2004 ).
Kadar Hb yang kurang dapat digunakan sebagai salah satu indikator anemia
defisiensi besi (Hallberg et al, 2003). Dari segi kesehatan masyarakat anemia gizi
diasosiasikan dengan anemia defisiensi besi ( Suhardjo et al, 2003 ).
WHO (2001) bahwa suatu survei di Amerika Serikat menyatakan 30-40 % anak
balita dan wanita usia subur dengan anemia defisiensi besi.Prevalensi kekurangan zat
besi di negara berkembang jauh lebih tinggi dari negara maju yaitu masing-masing 36
% dan 8 % ( Demaeyer, 2003 ). Prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri di
beberapa negara yaitu: 82,5% di Banglades, 23% di China, dan 42,2 % di Filiphina.
(Demaeyer, 2003), India ditemukan 74,7% remaja putri (12-19 tahun) (Kotecha et al,
2000).
Di Indonesia prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri tahun 2006,
yaitu 28% (Depkes RI, 2007). Data Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2004 menyatakan bahwa prevalensi anemia gizi pada balita 40,5%, ibu hamil 50,9%,
ibu nifas 45,1%, remaja putri usia (10-18 tahun) 57.1% dan usia 19-45 tahun 39,5%.
Dari semua kelompok umur tersebut, wanita mempunyai resiko paling tinggi untuk
menderita anemia terutama remaja putri.
Remaja putri
adalah kelompok populasi yang rawan terhadap defisiensi gizi khususnya defisiensi zat
besi. Pada saat remaja putri sedang dalam masa pertumbuhan puncak (peak growth)
dibutuhkan zat besi yang lebih tinggi yaitu untuk kebutuhan basal tubuh dan
pertumbuhan itu sendiri. Satu tahun setelah peak growth, remaja putri biasanya akan
mengalami haid pertama (menarche). Kebutuhan zat besi yang tinggi pada saat peak
growth akan menetap karena selanjutnya diperlukan untuk menggantikan zat besi yang
hilang pada saat menstruasi atau haid ( Sediaoetomo, 2002 ).
Tingginya kebutuhan zat besi pada remaja putri seharusnya diimbangi dengan
zat besi yang cukup dari makanan seimbang dan adekuat, karena bila kebutuhan ini
tidak terpenuhi maka Kadar hemoglobin akan rendah sehingga terjadi anemia gizi
( Dewa et al, 2004 ).
Penyebab utama anemia gizi pada remaja putri adalah karena kurangnya asupan
zat gizi besi melalui makanan sementara kebutuhan zat besinya relatif tinggi untuk
pertumbuhan, dan menstruasi ( Herberg et al, 2003 ). Pergeseran usia haid pertama
(menarche) dari usia normal yaitu 10,5 - 15,5 ke usia yang lebih muda menyebabkan
pengeluaran zat besi melalui menstruasi menjadi lebih awal sehingga remaja putri
dengan usia menarche lebih muda akan mengetahui peningkatan kebutuhan zat besi
lebih cepat dibandingkan temaja putri dengan usia menarche normal atau lebih tua
(Krummel et al, 2006).

Haid pertama adalah merupakan peristiwa yang paling penting dialami remaja
pada masa pubertas. Terjadinya haid pertama ini banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik faktor endogen maupun eksogen. Dengan munculnya haid pada remaja putri
berarti kehilangan zat besi yang sebelumnya hanya akibat kebutuhan basal dan
pertumbuhan sekarang ditambah dengan kehilangan melalui haid. Meningkatnya
kebutuhan zat besi dan rendahnya asupan zat besi membuat remaja putri rawan terhadap
anemia defisiensi besi ( Krummel et al, 2006 ).
Lebih cepat usia menarche remaja putri berarti semakin cepat siswi
membutuhkan zat besi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, sehingga
jarak atau rentang usia menarche dan usia siswi sekarang berpengaruh terbadap kadar
Hb jika kebutuhan yang tinggi tidak diimbangi dengan asupan zat besi yang cukup
( Biran, 2005 ).
Kecenderungan kadar Hb rendah banyak terjadi pada siswi dengan rentang usia
menarche dan usia siswi. lebih panjang dibandingkan siswi dengan rentang usia
menarche pendek . Hal ini disebabkan karena siswi lebih lama terpapar dengan haid
setiap bulan dan selain itu siswi masih dalam usia pertumbuhan sehingga kebutuhan zat
besi lebih banyak. Sedangkan pada siswi dengan rentang usia menarche lebih pendek
keterpaparan dengan haid belum begitu lama sehingga kebutuhan zat besinya pun lebih
sedikit untuk menggantikan zat besi yang hilang pada saat haid (Krummel et al, 2006 ;
Biran, 2005 ).
Pola haid dapat diukur berdasarkan siklus haid, lama haid, dan banyaknya haid
terbentuk dalam waktu 4-6 tahun sejak usia haid pepertama. Pada umumnya siklus haid
datang 1(satu) kali sebulan dan berlangsung terus menerus sampai usia kurang lebih 45
tahun ( Biran, 2005 ).
Siklus haid yang teratur setiap bulan menyebabkan kebutuhan zat besi lebih
tinggi untuk menggantikan zat besi yang hilang saat haid. Sedangkan pada siswi dengan
haid tidak teratur kebutuhan zat besinya lebih rendah karena tidak diperlukan secara
mengganti pengeluaran zat besi melalui haid setiap bulan, walaupun masih dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan kebutuhan basal tubuh.
Menurut Biran (2005), lamanya haid yang normal berkisar antara 3-6 ban. Pada
penelitian ini lama hari haid berkisar rata-rata 6,3 1,2 hari dan terdapat 46,4% siswi
dengan lama hari haid > 6 hari.
Menurut Krummel (2006), kehilangan zat besi di atas rata rata dapat terjadi
pada remaja putri dengan pola haid yang lebih banyak dan waktunya lebih panjang.
Meningkatnya kebutuhan zat besi, bila diiringi dengan kurangnya asupan zat besi dapat
berakibat remaja putri rawan terhadap rendahnya kadar Hb akibat defisiensi besi.
Salah satu penyebab kurangnya asupan zat besi adalah karena pola konsumsi
masyarakat Indonesia yang masih didominasi sayuran sebagai sumber zat besi (non
heme iron). Sedangkan daging dan protein hewani lain (ayam dan ikan) yang diketahui
sebagai sumber zat besi yang baik (heme iron), jarang dikonsumsi terutarna oleh
masyarakat di pedesaan sehingga hal ini menyebabkan rendahnya penggunaan dan
penyerapan zat besi ( Sediaoetomo, 2002 ).
Penyebab lain kekurangan anemia besi pada remaja putri adalah pola makan
yang salah, pengaruh dari lingkungan pergaulan (ingin langsing). Remaja putri yang
kurang gizi tidak dapat mencapai status gizi yang optimal (kurus, pendek dan
pertumbuhan tulang tidak proposional). Kekurangan zat besi dan gizi lain yang penting
untuk tumbuh kembang, sering sakit-sakitan. Dari kedua masalah status gizi remaja
putri tersebut, diperlukan upaya peningkatan status gizinya, karena remaja putri

membutuhkan zat gizi untuk tumbuh kembang yang optimal dan remaja putri perlu
suplemen gizi guna meningkatkan status gizi dan kesehatannya ( Sediaoetomo, 2002 ).
Anemia gizi besi dapat menimbulkan berbagai dampak pada remaja putri antara
lain cepat lelah, menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit
infeksi, menurunkan kebugaran tubuh, serta menurunkan konsentrasi dan prestasi
belajar. Selain itu dapat juga menurunkan sistem kekebalan tubuh serta mengganggu
pertumbuhan fisik ( Krummel et al, 2006 ). Anemia Defisiensi besi pada masa remaja
bukan saja menurunkan produktifitas tetapi pada gilirannya akan menggiring remaja
putri pada kondisi anemia di masa kehamilan nanti. Ibu hamil yang menderita anemia
akan mempertinggi risiko untuk mengalami keguguran, perdarahan waktu melahirkan,
dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah ( Katelhut et al, 2005 ),
Beberapa penelitian di Indonesia telah melaporkan kejadian anemia defisiensi
besi pada remaja putri.Penelitian Dewi Permaesih tahun 1988 tentang status anemia dan
status besi 108 orang remaja putri Pesantren Putri di Kabupaten Bogor ditemukan
prevalensi anemia sebesar 44,4%. Penelitian Krisdinamurtini tahun 1999 menunjukkan
bahwa prevalensi anemia pada siswi kelas 2 SMU di Kabupaten Bandung sebesar 41 %.
Daerah tingkat II Propinsi Jawa Barat mendapat prevalensi anemia sebesar 42,6%.
Sedangkan penelitian Safyanti tahun 2002 yang dilakukan di SMUN 3 Padang Sumbar
prevalensi anemia remaja putri sebesar 29,2%.
Selain itu penyebab anemia defisiensi besi dipengaruhi oleh kebutuhan tubuh
yang meningkat, akibat mengidap penyakit kronis dan kehilangan darah karena
menstruasi dan infeksi parasit (cacing). Di negara berkembang seperti Indonesia
penyakit kecacingan masih merupakan masalah yang besar untuk kasus anemia
defisiensi besi, karena diperkirakan cacing menghisap darah 2-100 cc setaip harinya
( Nasution, 2004 ).
Upaya perbaikan selama ini lebih terfokus pada ibu hamil, padahal remaja putri
adalah calon ibu yang harus sehat agar melahirkan bayi sehat sehingga akan tumbuh dan
berkembang menjadi SDM yang tangguh dan berkualitas sesuai dengan harapan. Oleh
karena itu untuk memperbaiki keadaan tersebut harus dilakukan pada saat sebelum
kehamilan yaitu pada remaja putri dan wanita usia subur. Agar anemia bisa dicegah atau
diatasi maka harus banyak mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi. Selain itu
penanggulangan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan pencegahan infeksi
cacing dan pemberian tablet Fe yang dikombinasikan dengan vitamin C dapat
meningkatkan kadar Hb darah dalam mengatasi anemia defisiensi besi pada remaja putri
( Depkes RI, 2005 ).
Beberapa penyebab anemia defesiensi besi yang telah dijelaskan, maka
pesantren merupakan salah satu tempat potensial terjadi anemia, karena di pesantren
para siswi tinggal di asrama, mereka cenderung untuk mengkonsumsi menu makanan
yang monoton dan aktivitas fisik yang berlebihan seperti bangun pagi, gotong royong,
sekolah dan kegiatan lainnya. Asupan zat gizi siswi di pesantren yang pernah diteliti
masih dibawah Angka kecukupan gizi yang dianjurkan, rata-rata konsumsi zat besi
hanya 6 mg/hari ( Alamtseir, 2002 ).
Data yang penulis dapatkan dari pengelola Panti Asuhan Putri Aisyiah
Muhammadiyah Kota Padang rata-rata konsumsi Fe para siswa hanya berkisar antara
8,18 - 12,12 mg/hari, yaitu kira-kira 31,5 - 46,6 % dari kecukupan besi yang dianjurkan.
Data ini penulis dapatkan dari daftar menu yang ada kemudian penulis terjemahkan
dengan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh


pemberian tablet Fe dengan penambahan vitamin C terhadap peningkatan kadar
Hemoglobin darah dan kadar indeks sel darah merah ( MCV,MCH, MCHC ) remaja
putri di Panti Asuhan Putri Aisyiah Muhammaddiyah Kota Padang.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik responden yang menderita anemia defisiensi besi
sebelum perlakuan ?
2. Bagaimanakah kadar hemoglobin rata-rata, indeks sel darah merah ( MCV,
MCH, MCHC ) sebelum dan sesudah perlakuan?
3. Bagaimanakah perbedaan rata-rata kadar hemoglobin, indeks sel darah merah
( MCV,MCH, MCHC ) antara sebelum dan sesudah perlakuan?
4. Bagaimanakah kenaikan rata-rata kadar hemoglobin, indeks sel darah merah
( MCV,MCH, MCHC ) sebelum dan sesudah perlakuan?
5. Bagaimanakah tingkat konsumsi zat gizi ( Protein, energi,Fe, Vitamin C )
sebelum dan sesudah perlakuan
6. Bagaimanakah status gizi ( Penambahan Berat Badan dan Tinggi Badan )
sebelum dan sesudah perlakuan?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui besar pengaruh tablet Fe dan vitamin C, tablet Fe dan makanan
sumber vitamin C (jeruk dan pisang) terhadap kadar hemoglobin dan indeks sel darah
mera( MCV,MCH, MCHC ) dan konsumsi zat gizi remaja putri dengan anemia
defisiensi besi di Panti Asuhan Putri Aisyiah Muhammadiyah Kota Padang.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik responden yang menderita anemia defisiensi besi
sebelum perlakuan.
2. Mengetahui kadar hemoglobin rata-rata, indeks sel darah merah
( MCV,MCH, MCHC ) sebelum dan sesudah perlakuan pada Kelompok I tablet
Fe + sumber makanan Vit. C , Kelompok II tablet Fe + Vitamin C, dan
Kelompok III pemberian plasebo.
3. Mengetahui perbedaan rata-rata kadar hemoglobin, indeks sel darah merah
( MCV,MCH, MCHC ) antara sebelum dan sesudah perlakuan.
4. Mengetahui kenaikan rata-rata kadar hemoglobin, kada indeks sel darah merah
( MCV,MCH, MCHC ) sebelum dan sesudah perlakuan.
5. Mengetahui tingkat konsumsi zat gizi ( Protein, energi, Fe, Vitamin C ) sebelum
dan sesudah perlakuan.
6. Mengetahui status gizi ( Penambahan Berat Badan dan Tinggi Badan ) sebelum
dan sesudah perlakuan.

Hipotesa Penelitian
Hipotesa Penelitian ini adalah :
1. Ada perbedaan kadar hemoglobin dan indeks sel darah merah ( MCV,MCH,
MCHC ) pada remaja putri dengan anemia defisiensi besi diantara kelompok
perlakuan ( yang diberi tablet Fe + sumber makanan Vit. C dan tablet Fe +
Vitamin C ), dan dibandingkan kelompok kontrol
( plasebo ) selama 4
minggu.
2. Ada perbedaan Status gizi (Berat Badan dan Tinggi Badan) dan konsumsi zat
gizi ( protein, energi, zat bezi, vitamin C ) pada remaja putri dengan anemia
defisiensi besi diantara kelompok perlakuan ( yang diberi tablet Fe + sumber
makanan Vit. C dan tablet Fe + Vitamin C ), dan dibandingkan kelompok
kontrol ( plasebo ) selama 4 minggu.
METODA PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN
- Penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan Putri Aisyiah Muhammadiyah di kota
Padang.
- Pemeriksaan kadar Hb dan kadar indeks sel darah merah ( MCV, MCH, MCHC)
dilakukan di Laboratorium Patologi klinik RS M. Djamil.
SAMPEL PENELITIAN
Sebagai sampel penilitian adalah darah yang diambil dari populasi remaja putri yang
telah di- Screening adalah semua siswi putri yang menderita anemia yang berjumlah 30
orang. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple randon
sampling. kemudian dikelompokan menjadi :
1) Kelompok Tablet Fe + makanan sumber vitamin C sebanyak 10 orang
2) Kelompok Tablet Fe + Vit C sebanyak 10 orang
3) Kelompok plasebo sebanyak 10 orang
PENGUMPULAN DATA
Tahapan Kegiatan Pengumpulan Data
Pada penelitian ini diperlukan perijinan yaitu dari Pemda Padang dan Panti Asuhan
Putri Aisyiah Muhammadiyah di kota Padang.dan Laboratorium Patologi Klinik RSMJ
Padang.
Rekruitmen Pelaksana dan Pembaca
Dibutuhkan 1 orang ahli gizi wanita yang sudah terlatih untuk memilih
Memberikan kuesioner dan 1 orang analis wanita yang sudah terlatih (analis
Lab,Patologi Klinik RSMJ) untuk mengabil darah, memeriksa dan membaca hasil
pemeriksaan Hb, Indeks sel darah merah (MCV, MCH, MCHC). Para analis sudah
dipercaya dan labor Patologi Klinik. Pengambilan darah serta intervensi didampingi
oleh seorang dokter sebagai pengawas.

Pelatihan
Tidak perlu dilakukan karena masing-masing analis sudah terlatih sebelumnya.
Prosedur kerja
1. Meminta izin penelitian secara birokrasi kepada Dinas Sosial kota Padang,
kemudian tembusannya dikirim kepada Panti Asuhan Putri Aisyiah
Muhammadiyah Nanggalo kota Padang.
2. Meminta kesedian responden berpatisipasi dalam penelitian ini
3. Menghubungi tenaga laboratorium patologi klinik RS M Djamil yang akan
membantu dalam pemeriksaan kadar Hb dan indeks sel darah merah
( MCV, MCH, MCHC )
4. Meminta persetujuan untuk mengikuti penelitian dari calon sampel.
5. Persiapan pemeriksaan kadar Hb darah dan kadar indeks sel darah merah
( MCV, MCH, MCHC ), dilakukan oleh petugas dan peneliti.
a. Meminta persetujuan untuk mengikuti penelitian dari ibu pengasuh yang
didampingi oleh responden serta disaksikan oleh seorang saksi..
b. Melakukan pemeriksaan kadar Hb pre-intervensi menggunakan metoda
Cyanmetemoglobin, indeks sel darah merah ( MCV, MCH, MCHC ),
dengan alat hitung sel darah otomatis yang dilakukan oleh tenaga analis
dengan prosedur kerja seperti terlampir.
c. Mengelompokkan sampel menurut kriteria anemia dan tidak anemia.
d. Dilakukan pemeriksaan feces kalau ada cacing dikeluarkan.
e. Melakukan wawancara langsung dan kuesioner untuk menentukan pola
haid dan penyakit infeksi.
f. Penimbangan BB dan Mengukur TB untuk menentukan IMT serta Food
Recall 24 jam food Frekuensi kuesioner asupan protein, energi, Fe dan
Vitamin C sebelum perlakuan, dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu
oleh Alumni PSIKM Peminatan Gizi
g. Membagi kelompok menjadi tiga kelompok, yang dipilih dengan sistem
random sederhana.
h. Melaksanakan intervensi sesuai dengan kelompok perlakuan.
i. Meminta bantuan pengawasan kepada kepala asrama, guru dan
pengawasan. Juga dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu oleh Alumni
PSIKM Peminatan Gizi, dimana peneliti mengontrol setiap tablet Fe dan
vitamin C yang diberikan setiap 3 hari.
j. Memeriksa Kadar Hb dan kadar indeks sel darah merah ( MCV, MCH,
MCHC ) perlakuan pada kelompok Fe + Vit C dan kelompok Fe, dan
plasebo dengan menggunakan metoda Cyanmethemoglobin dan alat
hitung sel darah otomatis .
k. Penimbangan BB dan Mengukur TB untuk menentukan IMT serta Food
Recall 24 jam food Frekuensi kuesioner asupan protein, energi, Fe dan
Vitamin C sesudah perlakuan.
l. Menganalisa hasil pengukuran dengan menggunakan Proporsi, t-test
paired, uji anova dan regresi Logistik ganda.
6.

Masalah Etik yang mungkin timbul:


Rasa tidak nyaman pada saat pengambilan sampel darah dan efek dari Pemberian
dari tablet Fe seperti mual, muntah, konstipasi.

7.

Prosedur eksperimen (frekuensi, interval, dan jumlah total segala tindakan


invasive yang akan dilakukan, dosis dan cara pemberian obat, isotop, radiasi, atau
tindakan lain)
a. Melakukan pemeriksaan kadar Hb pre-intervensi menggunakan metoda
Cyanmetemoglobin, indeks sel darah merah ( MCV, MCH, MCHC ),
dengan alat hitung sel darah otomatis yang dilakukan oleh tenaga analis
dengan prosedur kerja seperti terlampir.
b. Mengelompokkan sampel menurut kriteria anemia dan tidak anemia.
c. Dilakukan pemeriksaan feces kalau ada cacing dikeluarkan.
d. Melakukan wawancara langsung dan kuesioner untuk menentukan pola
haid dan penyakit infeksi.
e. Penimbangan BB dan Mengukur TB untuk menentukan IMT serta Food
Recall 24 jam food Frekuensi kuesioner asupan protein, energi, Fe dan
Vitamin C sebelum perlakuan, dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu
oleh Alumni PSIKM Peminatan Gizi
f. Membagi kelompok menjadi tiga kelompok, yang dipilih dengan sistem
random sederhana.
g. Melaksanakan 1. Pemberian tablet Fe + makanan sumber vitamin C
( Jeruk, Pisang ) 2. Pemberian tablet Fe + tablet vitamin C 3. Plasebo
selama 4 minggu.
h. Meminta bantuan pengawasan kepada kepala asrama, guru dan
pengawasan. Juga dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu oleh Alumni
PSIKM Peminatan Gizi, dimana peneliti mengontrol setiap tablet Fe dan
vitamin C yang diberikan setiap 3 hari.
i. Memeriksa Kadar Hb dan kadar indeks sel darah merah ( MCV, MCH,
MCHC ) perlakuan pada kelompok Fe + Vit C dan kelompok Fe, dan
plasebo dengan menggunakan metoda Cyanmethemoglobin dan alat
hitung sel darah otomatis .
j. Penimbangan BB dan Mengukur TB untuk menentukan IMT serta Food
Recall 24 jam food Frekuensi kuesioner asupan protein, energi, Fe dan
Vitamin C sesudah perlakuan.
k. Menganalisa hasil pengukuran dengan menggunakan Proporsi, t-test
paired, uji anova dan regresi Logistik ganda.

8.

Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan
cara mencegah atau mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan)
Rasa tidak nyaman pada saat pengambilan sampel darah dan efek dari Pemberian
dari tablet Fe seperti mual, muntah, konstipasi diberikan makanan tambahan.

9.

Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang akan
diterapkan.
Penelitian pemberian Fe sudah banyak dilakukun diharapakan tidak ada efek
samping karena diberikan bersama dengan vitamin C.

10.
11.

Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat untuk
subyek yang bersangkutan, uraikan manfaat itu.
Bagaimana cara memilih penderita/ sukarelawan sehat?

Siswi Panti Asuhan Putri Aisyiah Muhammadiyah di kota Padang tingkat SMP
dan SMU yang berjumlah 100 orang dan mendapat makanan dari
Penyelenggaraan Makanan Banyak Asrama yang berusia 12 - 18 tahun. Sudah
haid teratur, tidak ada cacing. Kemudian dilakukan Screening dengan kriteria
remaja putri yang anemia dengan kadar Hb <12gr/dl..
12. Bila penelitian menggunakan subyek manusia, jelaskan hubungan antara peneliti
utama dengan subyek yang diteliti
Subyek penelitian adalah remaja putri dan hubungan antara subyek dengan
peneliti adalah independen.
13.

14.

Bila penelitian ini menggunakan orang sakit, jelaskan diagnosis dan nama dokter
yang bertanggung jawab merawatnya. Bila menggunakan orang sehat jelaskan
cara pengecekan kesehatannya
Penelitian tidak memakai orang sakit sebagai subyek.
Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan
komplikasi bila ada
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan, keluhan sampel dan wawancara
langsung di lakukan oleh peneliti sendiri dan di bantu oleh ahli gizi. keluhan
sampel waktu intervensi. Komplikasi pada subyek penelitian mual, muntah,
konstipasi

15.

16.

Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan bagaimana cara


memberitahukan dan mengajak subyek (lampirkan surat persetujuan penderita)
Sebelum di lakukan penelitian subjek akan di terangkan tentang tujuan
penelitian ini.
Bila penelitian menggunakan subyek manusia, apakah subyek dapat ganti rugi bila
ada gejala efek samping?
Ada, berupa pemberian makanan segera setelah pengambilan sampel darah.

17.

Bila penelitian menggunakan subyek manusia, apakah subyek diasuransikan?


Tidak

18.

Nama tim peneliti:

Organisasi Pelaksana
Penelitian ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi Program
Pascasarjana Magister BIOMEDIK Peminatan Reproduksi Kedokteran Universitas
Andalas dengan peneliti sebagai berikut.
Peneliti
: Masrizal Dt. Mangguang, SKM
Pembimbing I
: dr. Nur Indrawaty Lipoeto, MSc, Phd,SpGK
Pembimbing II
: Prof.Dr.dr.Ellyza Nasrul, SpPK(K)
19.

Tempat dan Waktu penelitian


- Di Panti Asuhan Putri Aisyiah Muhammadiyah di kota Padang.
- Pemeriksaan kadar Hb dan kadar indeks sel darah merah ( MCV, MCH,
MCHC ) dilakukan di Laboratorium Patologi klinik RS M. Djamil.
Waktu penelitian
- Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2008 Maret 2008
dengan perincian sebagai berikut:
a. Pengukuran awal ( Pretest ) kadar Hb dan indeks sel darah merah
( MCV, MCH, MCHC) dilaksanakan bulan Januari 2008.
b. Pengukuran kadar Hb perlakuan sampel dilaksanakan setelah diadakan
seleksi dan setelah itu sampel diperiksa feces.
c. Pelaksanaan intervesi terhadap sampel dengan tablet zat besi + vitamin
C, tablet zat besi + makanan sumber vitamin C dan plasebo dilakukan 2
kali perminggu selama 4 minggu
d. Pengukuran akhir ( Post test ) kadar Hb dan kadar indeks sel darah merah
( MCV, MCH, MCHC) dilaksanakan bulan Maret 2008.
Padang, Januari 2008
Peneliti Utama

Masrizal Dt. Mangguang, SKM

10

Вам также может понравиться

  • Lampiran Resume Fauziah Qifti
    Lampiran Resume Fauziah Qifti
    Документ11 страниц
    Lampiran Resume Fauziah Qifti
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • Kuesioner Nursalam
    Kuesioner Nursalam
    Документ16 страниц
    Kuesioner Nursalam
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • Laporan PKK KB Kes 2019
    Laporan PKK KB Kes 2019
    Документ5 страниц
    Laporan PKK KB Kes 2019
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • DRAFT LAPORAN PKL Kel. 2
    DRAFT LAPORAN PKL Kel. 2
    Документ31 страница
    DRAFT LAPORAN PKL Kel. 2
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • Daftar Nama Nama Pejabat Struktural RSMM
    Daftar Nama Nama Pejabat Struktural RSMM
    Документ2 страницы
    Daftar Nama Nama Pejabat Struktural RSMM
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • CV Nisa
    CV Nisa
    Документ1 страница
    CV Nisa
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • SK Pertemuan Skrining Hiv
    SK Pertemuan Skrining Hiv
    Документ3 страницы
    SK Pertemuan Skrining Hiv
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • Cpns
    Cpns
    Документ348 страниц
    Cpns
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • SK Pertemuan Skrining Hiv
    SK Pertemuan Skrining Hiv
    Документ4 страницы
    SK Pertemuan Skrining Hiv
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • CV Nisa
    CV Nisa
    Документ1 страница
    CV Nisa
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • Surat Kuasa Serkom
    Surat Kuasa Serkom
    Документ2 страницы
    Surat Kuasa Serkom
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет
  • 402000000-Pengumuman SKB Kota Tanjungpinang
    402000000-Pengumuman SKB Kota Tanjungpinang
    Документ11 страниц
    402000000-Pengumuman SKB Kota Tanjungpinang
    Annisa Fitriani Nasution
    Оценок пока нет