Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Asisten Hidrogeologi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas hidayah serta ridho-Nya,
hingga pada akhirnya saya dapat menyelesaikan Laporan Long - term Constant
Rate Test. Tidak lupa Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Laporan ini disusun sebagai hasil pengolahan data yang didapatkan dari
soal. Maka dari itu ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada pihak pihak
lain yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa tentunya masih terdapat beberapa kekurangan
dalam penyusunan laporan ini, baik dalam secara penyajian maupun isi laporan
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya. Terima kasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU
...................................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1.
1.2.
1.3.
Batasan Masalah........................................................................................1
1.4.
2.2.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
mengambil air yang terjebak pada akuifer batuan. Tujuan dilakukanya pembuatan
sumur adalah untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih manusia dalam
kehidupan sehari hari. Semakin bertambanhnya populasi manusia juga semakin
menambah kebutuhan akan air bersih ini, sehingga kegiatan pencarian dan
pemboran sumur sangat sering dijumpai sekarang ini.
Sebelum kita memanfaatkan air dalam sumur tersebut kita juga harus
melakukan uji pemompaan terlebih dahulu agar dalam eksploitasi air tanahnya
tidak berdampak buruk bagi sistem akuifernya. Kuantitas air ini bisa ditentukan
melalui uji pemompaan bertahap (step-drawdown test) dengan cara mengukur
penurunan muka air tanah dalam sumur uji sehingga dapat diketahui efisiensi dari
sumur dalam yang diteliti.
1.2.
Batasan Masalah
1.4.
Lembar Kerja
1.5.
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
= Faktor Development
Kondisi Sumur
< 0,5
0,5 1
14
>4
Baik
Mengalami penyumbatan sedikit
Penyumbatan di beberapa tempat
Sulit dikembalikan seperti semula
Tabel 1-1 Klasifikasi kondisi sumur berdasarkan harga koefisien well loss (Walton, 1970)
Factor Development
< 0,1
0,1 0,5
0,5 1
>1
Klas
Sangat Baik
Baik
Sedang
Jelek
Long - term Constant Rate Test dilakukan dengan cara mengukur penurunan
muka air tanah (S) dan S, di dalam sumur uji dengan debit pemompaan yang
ditambah secara bertahap.
Tes akuifer (atau tes pemompaan) dilakukan untuk mengevaluasi akuifer
dengan "merangsang" akuifer melalui konstan memompa , dan mengamati
"respons" akuifer itu ( penarikan ) dalam pengamatan sumur . Pengujian akuifer
adalah alat umum yang hydrogeologists gunakan untuk mengkarakterisasi sistem
akuifer, aquitards dan batas-batas sistem aliran.
Nama : Dendy Nur Firmansyah
NIM : 111.141.006
Plug : 4
Sebuah tes siput adalah variasi pada tes akuifer khas di mana perubahan sesaat
(kenaikan atau penurunan) dibuat, dan efek diamati dalam sumur yang sama. Hal
ini sering digunakan dalam pengaturan atau rekayasa geoteknik untuk
mendapatkan perkiraan cepat (menit bukan hari) dari sifat akuifer segera di sekitar
sumur.
Tes akuifer ditafsirkan dengan menggunakan model analisis aliran akuifer
(yang paling mendasar menjadi solusi Theis) untuk mencocokkan data yang
diamati di dunia nyata, maka dengan asumsi bahwa parameter dari model ideal
berlaku untuk akuifer dunia nyata. Dalam kasus yang lebih kompleks, model
numerik dapat digunakan untuk menganalisis hasil tes akuifer, tetapi
menambahkan kompleksitas tidak menjamin hasil yang lebih baik (lihat
parsimoni).
Pengujian akuifer berbeda dari pengujian baik dalam perilaku baik terutama
perhatian dalam terakhir, sedangkan karakteristik akifer yang diukur di bekas.
Pengujian akuifer juga sering menggunakan satu atau lebih sumur pemantauan ,
atau Piezometers ("titik" sumur observasi). Pemantauan dengan baik hanyalah
sebuah sumur yang tidak dipompa (tapi digunakan untuk memantau kepala
hidrolikdalam akuifer ).
2.2.
m2/hari
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Uraian Pengerjaan
A. Metode Jacob (Metode 1)
Tabel 1
Ste
3
Q( m
Sw/Q
s (m)
Sw (m)
/detik)
0,0215
1,04
1,04
48,3720
0,0397
1,67
2,71
68,2619
0,0571
2,33
5,04
88,2661
(m/l/dtk)
s (sn-s1)
s = Sw1 =1,04 m
s = Sw2 Sw1 = 2,71 1,04 = 1,67 m
s = Sw3 Sw2 = 5,04 2,71 = 2,33 m
Sw/Q
Sw/Q = 1,04 /0,0215 = 48,3720 m
Sw/Q = 2,71/0,0397 = 68,2619 m
Sw/Q = 5,04/0,0571 = 88,2661 m
B = 24 dtk/m2 (didapatkan dari kurva Q vs. Sw/Q)
= 0,4 menit/m2
C = a/b
= 22/0,018
= 1.222,222 dtk2/m5
= 0,33950 menit2/m5
Baik (Walton, 1970)
Fd = C/B x 100%
= 0,33950/0,4 x 100%
= 84, 875 menit/m3
= 0,05894 hari/m3
Tabel 2
Q(
m3 /d
Step
C
2
(dtk/m )
(dtk /m )
BQ
CQ2
Sw (m)
0.56497
1.08097
1.92633
2.87913
3.98494
5.35534
etik)
1
2
3
0.516
0,0215
0,0397
24
1222,22
0.9528
1.3704
0,0571
Mencari Nilai Sw
1. Sw1 = BQ + CQ2 = 0.516 + 0.564972 = 1.080972 m
2. Sw 2= BQ + CQ2 = 0.9528 x 1.926332 = 2.879132 m
3. Sw3 = BQ x CQ2 = 1.3704 x 3.984945 = 5.355345 m
Mencari Nilai EP (Efisiensi Pemompaan)
1. EP1 = BQ/Sw1 x 100% = 0.516/ 1.080972 x 100% = 47,737481%
2. EP2 = BQ/Sw2 x 100% = 0.9528/ 2.879132 x 100% = 33,09331%
3. EP3 = BQ/Sw3 x 100% = 1.3704/ 5.355345 x 100% = 25,58939%
EP
4.
= (EP1 + EP2+ EP3)/3
= (47,737481% + 33,09331% + 25,58939%)/ 3
=35,4725%
Besar pemompaan tidak efisien
B. Metode II
Q1/Sw1
0,0215/1.0809
72
a = 0,020673
a = a/c
= 1,824737
a b = 0,5317
Q2/Sw1
Q3/Sw1
0,0397/2.879132
b = 0,014649
0,0571/5.355345
c=1
b = b/c
= 1,29301
b c = 0,29301
c = c/c
=1
a c = 0,824737
C. Metode III
a. Tabel 1
Ste
p
1
2
3
(m3/det
(dtk/m2
C
(dtk2/m5)
BQ
24
1222,22
0.9528
1.3704
0,0571
CQ2
Sw (m)
EP
(m/l/dtk
(%)
)
0.516
0,0215
0,0397
Sw/Q
0.56497
1.08097
1.92633
2.87913
3.98494
5.35534
50,2777
72,5222
93,7888
47,73
7
33,09
3
25,58
9
Nilai Q optimum, didapatkan dengan cara menarik garis dari titik 50 searah
dengan absis hingga memotong garis berat lalu menarik garis tegak lurus
absis untuk membaca nilai Q optimum.
1.22 x Q x 86.4
Sw
D. Studi Kasus
Diketahui :
D = 35 m
rw
= 4 inchi = 0,1016 m
IR = 1,75 lt/dtk/Ha
LA =150 Ha
n = 10 jam
Swgrafis = 0,68 m
Ditanya : A, JP, ro
Jawab :
IR
( 24n )
Qoptimum
A=
L
A
N=
Sw =
Qopt
ro
ln
2 T
rw
0,68 m
0,68 m
0,68 m
7,66
In ro
ro
( )
3.2. Hasil
A. Metode I
B = 0,4 menit/m2
10
C = 0,33950 menit2/m5
Fd = 0,05894 hari/m3
Menurut tabel klasifikasi kondisi sumur berdasarkan harga koefisien well loss
(Walton, 1970), kondisi sumur ini baik.
Menurut tabel klasifikasi sumur berdasarkan factor development (Bierschenk,
1964), sumur ini memiliki klas sangat baik.
B. Metode II
a b = 0,5317
b c = 0,29301
a c = 0,824737
Nilai a b, b c, a c <1, maka konstruksi sumur sempurna
C. Metode III
Nilai EP:
EP1 = 47,737 %
EP2 = 33,093%
EP3 = 25,589%
Besar pemompaan efisien bila memiliki Nilai Ep minimal 50%, tetapi karena
rata rata nilai Ep <50% maka besar pemompaan tidak efisien.
D. Studi Kasus
A = 3,23809 Ha
N = 47 Ha
ro = 215,5730 m
Luas kapasitas pompa 3,23809 Ha, dengan jumlah pompa yang diperlukan
sebanyak 46 buah, dan luas daerah yang terdampak kerucut depresi (cone of
depressions) sejauh 215,5730 m dari titik tengah sumur.
11
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Didapatkan kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:
12
DAFTAR PUSTAKA
Bahagiarti, Sari, Puji Pratiknyo, Purwanto, and Herry Riswandi. 2016. Buku
Panduan
Praktikum
Hidrogeologi.
Yogyakarta:
Laboratorium