Вы находитесь на странице: 1из 23

HIV AIDS

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

JDL: anemia dan tombositopenia idiopatik.

DSP: leukopenia mungkin ada; pergeseran diferensial ke kiri


menunjukkan proses infeksi (PCP); bergeser ke kanan dapat
terlihat. Pada infeksi tertentu jumlah sel-T rendah, atau tumor selT, tak ada pergeseran juga dapat terjadi.

TB: untuk menentukan pemajanan dan atau penyakit aktif (harus


diberikan dengan panel anergi untuk menentukan hasil negatifpalsu pada respon defisiensi imun). Pada pasien AIDS, 100 % akan
memiliki mikobakterium TB positif pada kehidupan mereka bila
terjadi kontak.

Serologis:
-

Tes antibodi serum: skrining HIV dengan ELISA. Hasil tes positif
mungkin

akan

mengindikasikan

adanya

HIV

tetapi

bukan

merupakan diagnosa.
-

Tes blot western: mengkonfirmasikan dignosa HIV.

Sel T-limfosit: penurunan jumlah total.

Sel T4-helper(indikator sistem imun yang menjadi media banyak


proses sistem imun dan menandai sel B untuk menghasilkan
antibodi terhadap bakteri asing): jumlah yang kurang dari 200
mengindikasikan respons defisiensi imun hebat.

T8 (sel supresor sitopatik): rasio terbalik (2:1 atau lebih besar)


dari sel supresor pada sel helper (T8 ke T4) mengindikasikan
supresi imun.

P24 (protein pembungkus HIV): penimgkatan nilai kuantitatif


protein ini dapat mengindikasikan progresi infeksi (mungkin
tidak dapat dideteksi pada stadium awal dari infeksi HIV).

Kadar Ig: umumnya meningkat, terutama IgG dan IgA dengan


IgM

yang

normal

ataupun

mendekati

normal

(indikator

HIV AIDS

kemampuan tubuh untuk menunjukkan bila proses penularan


telah lengkap tetapi umumnya digunakan karena faktor-faktor
lain dapat mengubahnya, misal polutan lingkungan.
Reaksi rantai polimerase: mendeteksi adanya DNA virus dalam

jumlah yang sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.

Tes PHS: pembungkus hepatitis B dan inti antibodi, sifilis, CMV


mungkin positif.

Budaya: histologis, pemeriksaan sitologis urine, darah, feces,


cairan spinal, luka, sputum, dan sekresi mungkin dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan infeksi, beberapa yang paling umum
diidentifikasi sebagai berikut:
-

Infeksi

parasit

dan

protozoa:

PCP

kriptosporidiosis,

toksoplasmosis.
-

Infeksi jamur: candida albicans (kandidiasis), cryptococcus


neoformans

(kriptokokosis);

histoplasma

capsulatum

(histoplasmosis).
-

Infeksi

bakteri:

mikobakterial

micobacterium

millier,

shigella

avium-intercellulare,
(sigelosis),

TB

salmonella

(salmonellosis).

Infeksi viral: CMV, herpes simpleks, herpes zoster.

Pemeriksaan

neurologis,

misal;

EEG,

MRI,

CT

Scan

otak:

EMG/pemeriksaan konduksi saraf: diindikasikan untuk perubahan


mental, demam yang tidak diketahui asalnya dan atau perubahan
fungsi sensori motor.

Sinar X dada: mungkin normal pada awalnya atau menyatakan


perkembangan infiltrasi intersitial dari PCP tahap lanjut (penyakit
yang paling umum terjadi) ataupun komplikasi pulmonal lainnya.

Tes fungsi pulmonal: digunakan pada deteksi awal pneumonia


intersitial.

HIV AIDS

Skan gallium: ambilan difusi pulmonal terjadi pada PCP dn bentukbentuk pneumonia lainnya.

Biopsis: mungkin dilakukan untuk diagnosa yang berbeda bagi KS


ataupun diduga adanya kerusakan pada paru-paru.

Menelan barium, endoskopi, kolonskopi: mungkin dilakukan untuk


mengidentifikasi kemungkinan infeksi (misal candida, CMV) atau
menentukan tahap KS pada sistem GI.

10

HIV AIDS

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


PENGKAJIAN
AKTIVITAS / ISTIRAHAT

Gejala

Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas


biasanya, progresi kelelahan/malaise.

Perubahan tidur.
Kelemahan otot, menurunnya massa otot.

Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan

Tanda

dalam tekanan darah, frekuensi jantung, pernapasan.


SIRKULASI

Gejala
Tanda

Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia);

perdarahan lama pada cedera (jarang terjadi).


Takikardi, perubahan tekanan darah postural.

Menurunnya volume nadi perifer.

Pucat atau sianosis; perpanjangan pengisian kapiler.

INTEGRITAS EGO

Gejala

Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan


misalnya; dukungan keluarga, hubungan dengan orang
lain, penghasilan, gaya hidup tertentu, dan distres
spiritual.

Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi, cacat dan


menurunnya berat badan.

Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus


asa, tidak berguna, rasa bersalah, kehilangan kontrol
diri, dan depresi.

11

HIV AIDS

Tanda

Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.

Prilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan


kontak mata yang kurang.

Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa


dengan gejala yang sama.

ELIMINASI

Gejala

Diare yang inetrmiten, terus menerus, seiring dengan


atau tanpa disertai kram abdominal.

Tanda

Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.


Feses encer dengan atau tanpadisertai mukus atau
darah.

Diare pekat yang sering.

Nyeri tekan abdominal.

Lesi atau abses rektal, perianal.

Perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik


urine.

MAKANAN / CAIRAN

Gejala

Tidak nafsu makan, perubahan dalam kemampuan


mengenali makan, mual/muntah.

Disfagia, nyeri retrosternal sat menelan.


Dapat menunjukkan adanya bising usus hiperaktif.

Penurunan

Tanda

berat

badan:

perawakan

kurus,

menurunnya lemak subkutan/massa otot.

Turgor kulit buruk.

Lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih dan


perubahan warna.

Kesehatan gigi/gusi yang buruk, adanya gigi yang


tanggal.

Edema (umum, dependen).

12

HIV AIDS

HIGIENE

Gejala
Tanda

Tidak dapat menyelesaikan aktivitas kegiatan sehari

hari.
Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi.

Kekurangan dalam banyak atau semua perawatan diri,


aktivitas perawatan diri.

NEUROSENSORI

Gejala

Pusing/pening, sakit kepala.

Perubahan status mental, kehilangan ketajaman atau


kemampuan

diri

untuk

mengatasi

masalah,

tidak

mampu mengingat, dan konsentrasi menurun.

Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran.

Kelemahan otot, tremor, dan perubahan ketajaman


penglihatan.

Tanda

Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak

menunjukkan perubahan paling awal).


Perubahan status mental dengan rentang antara kacau
mental sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk,
tingkat

kesadaran

menurun,

apatis,

retardasi

psikomotor/respon melambat.

Ide

paranoid,

ansietas

yang

berkembang

bebas,

harapan yang tidak realistis.

Timbul refleks tidak normal, menurunnya kekuatan


otot, dan gaya berjalan ataksia.

Tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik


fokalis; hemiparesis, kejang.

Hemoragi retina dan eksudat

NYERI / KENYAMANAN

Gejala

Nyeri umum atau lokal, sakit, rasa terbakar pada kaki.


13

HIV AIDS

Tanda

Sakit kepala (keterlibatan SSP).


Nyeri dada pleuritis.
Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri
tekan.

Penurunan

rentang

gerak,

perubahan

gaya

berjalan/pincang.

Gerak otot melindungi bagian yang sakit.

PERNAPASAN

Gejala

Infeksi saluran kemih sering, menetap.

Napas pendek yang progresif.

Batuk

(mulai

dari

sedang

sampai

parah),

produktif/non-produktif (tanda awal dari adanya PCP


mungkin batuk sapsmodik saat napas dalam.

Bendungan atau sesak pada dada.


Takipnea, distres pernapasan.

Perubahan pada bunyi napas/bunyi napas adventisius.

Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan

Tanda

sputum).
KEAMANAN

Gejala

Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat


proses penyembuhannya.

Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau


berulang (misal; hemofilia, operasi vaskuler mayor,
insiden traumatis).

Tanda

Riwayat defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut.

Riwayat/berulangnya infeksi dengan PHS.

Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu

intermiten/memuncak; berkeringat malam.


Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam, misal;

14

HIV AIDS

ekzema,

eksantem,

psoriasis,

perubahan

warna,

perubahan ukuran/warna mola; mudah terjadi memar


yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

Rektum, luka-luka perianal atau abses.

Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada


dua area tubuh atau lebih (misal; leher, ketiak, paha).

Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahn


pada gaya berjalan.

SEKSUALITAS

Gejala

Riwayat perilaku berisiko tinggi

yakni mengadakan

hubungan seksual dengan pasangan yang positif HIV,


pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak
terlindung, dan seks anal.

Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan


hubungan seks.

Tanda

Penggunaan kondom yang tidak konsisten.

Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan


kerentanan

terhadp

virus

diperkirakan

dapat

terpajan

pada
karena

wanita

yang

peningkatan

kekeringan/friabilitas vagina).
Kehamilan atau risiko terhadap hamil.

Genitalia: manifestasi kulit (misal: herpes, kutil);


rabas.

INTERAKSI SOSIAL

Gejala

Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, misalnya:


kehilangan
pendukung.
pada

orang

kerabat/orang

terdekat,

teman,

Rasa

takut

untuk

mengungkapkannya

lain,

takut

akan

penolakan/kehilangn

15

HIV AIDS

pendapatan.

Isolasi, kesepian, temn dekat ataupu pasangan seksual


yang meninggal karena AIDS.

Tanda

Mempertanyakan

kemampun

tidak mampu membuat rencana.


Perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat.

Aktivitas

yang

tak

untuk

tetap

mandiri,

terorganisasi,

perubahan

mengikuti

perawatan,

penyusunan tujuan.
PENYULUHAN / PEMBELAJARAN

Gejala

Kegagalan

untuk

melanjutkan perilaku berisiko tinggi (misal;


seksual ataupun penggunaan obat-obatan IV).

Pertimbangan

Penggunaan/ penyalahgunaan obat-obatan IV,

saat ini merokok, penyalahgunaan alkohol.


DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 10,2

rencan
pemulangan

hari.

Memerlukan

bantuan

obatan/tindakan,

keuangan,

perawatan

obat-

kulit/luka,

peralatan/bahan, transportasi, belanja makanan


dan

persiapan;

perawatan

keperawatan
perawatan/pemeliharaa

diri,

teknis,
rumah,

prosedur
tugas
perawatan

anak; perubahan fasilitas hidup.

PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mencegah / memperkecil.
2. Mempertahankan homeostatis.
3. Mengusahakan kenyamanan.
16

HIV AIDS

4. Memberikan penyesuain psikososial.


5. Memberikan informasi mengenai proses penyakit/prognosis dan
kebutuhan perawatan.
TUJUAN PEMULANGAN

Infeksi dapat dicegah.

Komplikasi dapat dihindari/dikurangi.

Rasa sakit/tidak nyaman dikurangi.

Pasien dapat berhadapan dengan situasi sekarang secara realistis.

Diagnosis, prognosis, dan pengobatan dapat dipahami.

DIGNOSA KEPERAWATAN

Risiko tinggi terhadap infeksi (progresi menjadi sepsis/awitan


infeksi oportunistik).

Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan

Risiko tinggi terhadap perubahan pertukaran gas, pola nafas tidak


efektif,kerusakan.

Risiko tinggi terhadap cedera, perubahan pembekuan faktor.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Nyeri akut / kronis.

Kerusakan integritas kulit.

Perubahan membran mukosa oral.

Kelelahan.

Perubahan proses pikir.

Ansietas.

Isolasi sosial.

Ketidakberdayaan.

Kurang pengetahuan.

17

HIV AIDS

INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa I
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan:

Pertahanan primer tak efektif; kulit rusak, jaringan traumatik,


statis cairan tubuh.

Defresi sistem imun; penggunaan agen anti mikroba.

Pemajanan lingkungan, teknik invasif.

Penyakit kronis; malnutrisi.

Ditandai dengan:

Tidak dapat dibuktikan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala yang


membuat diagnosis aktual.

Tujuan/kriteria :

Mengidentifikasi/ikut serta dalam perilaku yang mengurangi risiko


infeksi

Mencapai masa penyembuhan luka/lesi

Tidak demam dan bebas

dari penggunaan sekresi purulen dan

tanda-tanda lain dari kondisi infeksi.


Tindakan/intervensi
Mandiri:

Cuci

tangan

sesudah

sebelum

seluruh

perawatan

dan

kontak

Mengurangi

risiko

kontaminasi silang.

dilakukan.

Instruksikan
terdekat

Rasional

pasien/orang
untuk

tangan sesuai indikasi


Berikan
lingkungan

mencuci
yang

Mengurangi

patogen

pada

bersih dan berventilasi baik.

sisitem imun dan mengurangi

Periksa

kemungkinan pasien mengalami

pengunjung/staf

terhadap tanda infeksi dan


pertahankan

infeksi nosokomial.

kewaspadaan

18

HIV AIDS

sesuai indikasi
Diskusikan
tingkat
rasional

isolasi

dan

dan

pencegahan

memperhankan

Meningkatkan

kerja

sama

dengan cara hidup dan berusaha


mengurangi rasa terisolasi

kesehatan pribadi
Pantau tanda vital, termasuk

Memberikan

suhu.

dasar, awitan /peningkatan suhu

informasi

secara

berulang-ulang

demam

yang

dari

terjadi

menunjukkan
bereaksi

data

untuk

bahwa

pada

tubuh

proses

infeksi

yang beru dimana obat tidak lagi


dapat secara efektif mengontrol

Kaji

frekuensi/kedalaman

pernapasan, perhatikan batuk

dapat

mengidikasikan

spasmodik

perkembangan

PCP,

inspirasi

kering
dalam,

karakteristik

infeksi yang tidak disembuhkan.


Kongesti/distress
pernapasan

pada

perubahan

sputum,

paling

umum

terjadi,

meskipun

demikian,

TB

adanya mengi/rongki, lakukan

mengalami

penigkatan

dan

isolasi

infeksi jamur lainnya, viral, dan

pernapasan

dan

yang

penyakit

bila

etiologi batuk produktif tidak

bakteri

diketahui.

membahayakan

Selidiki keluhan sakit kepala,

pernapasan.
Ketidak
normalan

kaku

umum

leher,

perubahan

dapat

dihubungkan

mental

ataupun

pantau

tinkah

laku,

kekakuan

nukal/aktivitas kejang.

yang
sisitem

dan

penglihatan, catat perubahan


dan

terjadi

neurologis
mungkin

dengan

infeksi

HIV

sekunder.

Gejala-gejala mungkin bervariasi


dari perubahan ang kecil pada
alam

perasaan/sensorium
19

HIV AIDS

(perubahan
depresi)

keperibadian
sampai

atau

halusinasi,

kehilangan daya ingat, dimensia


hebat, kejang, dan kehilangan
daya

ingat,

kejang,

dimensia
dan

penglihatan.
(enepalitis

hebat,

kehilagan
Infeksi

paling

SSP
umum)

mnungkin

disebabkan

protozoa

dan

oleh

organisme

kulit/membaran

helimntes ataupun jamur.


Kandidiasis
oral, KS, herpes,

mukosa oral terhadap bercak

CMJ, dan criptococcus, adalah

putih/lesi,

penyakit yang umum terjadi dan

Periksan

memberi efek pada membran

Pantau keluhan nyeri ulu hati,

kulit.
Esofagus

dsifagia,

sekunder akibat kandidiasis oral

pada

sakit

retrosternal

waktu

menelan,

peningkatan

kejang

abdominal, diare hebat.

atau

mungkin
pun

Pantau

terhadap

luka/lokasi
Perhatikan

alat

herpez,

kriptospodidiasis adalah infeksi


parasit yang menyebabkan diare
encer (sering kali

terjadi

lebih besar

adanya

dari 15 L/hari)
Identifikasi perawatan awal dari

invasif.

infeksi

tanda

sekunder

dapat

mencegah terjadinya sepsis.

inflamasi/infeksi lokal.
Gunakan sarung tagan dan

Penggunaan masker, skort dan

skort selam kontak lansung

sarung tangan dilakukan oleh

dengan sekresi/ekskresi atau

OSHA

kapanpun terdapat kerusakan

dengan cairan tubuh, misalnya

untuk kontak lansung

20

HIV AIDS

pada kulit tangan perawat.

sputum, darah, zat-zat darah,

Gunakan

serum, sekresi vaginal.

masker

mata

dan

kaca

pelindung

untuk

hidung,

mulut,

melindungi

dan mata dari sekresi selama


prosedur

(misalnya;

pengisapan

ataupun

terjadi

percikan darah)
Awasi pembuangan

jarum

Mencegah

suntik dan pisau secara kete

disengaja

dengan menggunakan wadah

perawatan. Gunakan pemotong

tersendiri.

jarum dan ujung jarum tersebut


tidak

inokulasi
dari

boleh

pemeberi

ditutup.

inokulusi/pungsi
disenngaja

tak

Catatan;

yang

harus

segera

mungkin

tindak

lanjut

tidak

dilaporkan

dan

evaluasi
dilakukan

Beri label pada tabung darah,

perprotokol
Menghindari kontaminasi silang

wadah cairan tubuh, pembalut

dan

linen

personel/departemen

yang

kotor

yang

mewaspadai

dibungkus yang layak untuk

layak

pembuangan setiap protokol

material berbahaya khusus.

isolasi.
Bersihkan

Mengontrol

percikan

cairan

degan

larutan

tubuh/darah

untuk

latihan

dengan
prosedur

mikroorganisme

pada permukaan keras.

pemutih
Kolaborasi:

Pantau

studi

laboratorium

misal JDL/diferensial

Pemindahan

diferensial

dan

perubahan pada jumlah SDP


mengindikasikan

proses
21

HIV AIDS

infeksi.

Jumlah

SDP

yang

rendah atau perubahan lain


dalam

jumlah

darah

berhubungan

Periksa

kultur/sensitivitas

lesi, darah, urine dan sputum.

dengan

perawatan/obat-obatan.
Dilakukan
untuk
mengidentifikasi
demam,

penyebab

diagnosa

infeksi

atau

untuk

organisme,
menentukan

Berikan

antibiotik

jamur/agen

anti

anti

mikroba,

dapat

metode

perawatan yang sesuai.


Menghambat proses infeksi.
Beberapa

obat-obatan

misal trimetroprim (bactrim,

ditargetkan untuk organisme

septra), nistatin (mycostatin),

tertentu/sistem

ketokonazol, pentamidin atau

Obat-obatan

AZT,

ditargetkan

dan

(cytovene),

gansiklovir
foskarnet,

dideokinosin, dideoksitidin.

perusak.
lainnya
untuk

meningkatkan

fungsi

imun.

Meskipun tidak ada obat yang


tepat,

zat

seperti

AZT

ditujukan untuk menghalangi


enzim

yang

memungkinkan

virus

memasuki

material

genetis sel T4 sehingga dapat


memperlambat
perkembangan
Gansiklovir
waktu

CMV

penyakit.

digunakan

pada

muncul

untuk

mencegah
kebutaan/diseminasi

yang

22

HIV AIDS

membahayakan jiwa.
Dignosa II
Risiko

tinggi terhadap

kekurangan

volume

cairan

berhubungan

dengan:

Kehilangan yng berlebihan: diare berat, berkeringat, muntah.

Status hipermetabolisme, demam.

Pembatasan pemasukan: mual, anoreksia, letargi.

Ditandai dengan:

Tidak dapat diterapkan: adanya

tanda-tanda dan gejala-gejala

membut diagnosa aktual.


Tujuan / kriteria:

Mempertahankan

hidrasi

dibuktikan

oleh

membran

mukosa

lembab, turgor kulit baik, tanda-tanda vital stabil, haluaran urine


adekuat secara pribadi.

Tindakan / Intervensi
Pantau
tanda-tanda
vital,

Indikator

termasuk CVP bila terpasang,

sirkulasi.

catat

hipertensi,

Rasional
dari volume

cairan

termasuk

perubahan postural.
Catat peningkatan suhu dan

Meningkatkan

durasi

metabolisme dan diaforesis yang

demam.

kompres

hangat

Berikan

berlebihan

yang

indikai. Pertahankan pakaian

dengan

demam

tetap

meningkatkan kehilangan cairan

kering.

sesuai

kebutuhan

Pertahankan

kenyamanan

suhu

Indikator

mukosa, dan rasa haus.


Ukur haluaraan urine

status cairan.
Peningkatan

berat jenis urine. Ukur/kaji

dalam

tak kasat mata.

lingkungan.
Kaji turgor kulit, membran
dan

dihubungkan

tidak

lansung
berat

dari
jenis

urine/penurunan haluaran urine

23

HIV AIDS

jumlah kehilangan diare. Cata

menunjukkan perubahan perfusi

kehilangan tak kasat mata.

ginjal/volume sirkulasi. Catatan;


pemantauan
cairan

sulit

melalui

keseimbangan
karena

kehilagan

gastroinstestinal

yang

Timbang berat badan sesuai

berlebihan tak kasat mata.


Meskipun
kehilangan
berat

indikasi.

badan

dapat

menunjukkan

penggunaan otot, fluktuasi tibatiba menujukkan status hidrasi.


Kehilangan

cairan

berkenaan

dengan diare dapat degan cepat


menyebabkan

dan

Pantau pemasukan oral dn

mengancam hidup.
Mempertahankan keseimbangan

memasukkan

cairan

cairan, mengurangi rasa haus,

sedikitnya 2500 ml/hari.


Buat cairan mudah diberikan

dan membran mukosa.


Meningkatkan
pemasukan.

pada pasien; gunakan cairan

Cairan tertentu mungkin terlalu

yang mudah ditoleransi oleh

menimbulkan

pasien

dikonsumsi

dan

yang

menggantikan elektrolit yang


dibutuhkan

krisis

yang

potensial menyebabkan diare,


yang

(misalnya;

untuk
jeruk

asam) karena lesi pada mulut.

misalnya;

gatorade, air daging.


Hilangkan
makanan
yakni

nyeri

Mungkin

dapat

mengurangi

diare.

pedas/makanan

yang berkadar lemak tinggi,


kacang,

kubis,

susu.

Mengatur
kecepatan/konsentrasi
24

HIV AIDS

makanan

yang

diberikan

perselang.
Kolaborasi
Berikan
cairan

elektrolit

melalui

selang

pemberi

makanan/IV

Mungkin

diperlukan

untuk

mendukung/memperbesar
volume sirkulasi, terutam jika
pemasukan
adekuat,

peroral

tidak

mual/muntah

terus

menerus.

Pantau

hasil

pemeriksaan

laboratorium sesui indikasi:


Hb/Ht

Elektrolit serum/urine

Bermanfaat

dalam

memperkirakan

kebutuhan

cairan.
Mewaspadakan

kemungkinan

adanya gangguan elektrolit dan


menemukan kebutuhan elektrolit

tersebut.
Mengevaluasi

BUN/Kr

perfusi/fungsi

ginjal.

Berikan obata sesuai indikasi:


Anti emetik, misalnya;

Mengurangi

insiden

prokloperasin,

untuk

trimetobensamide,

cairan/elektrolit lebih lanjut.

metoklopramid.
Anti
diare,

mis;

mengurangi

muntah

Menurukan

jumlah

difenoksilat, loperamid,

keenceran

feses;

dll.

mengurangi

kejang

peristaltik.

Catata;

mungkin
mengurangi

kehilangan

dan
mungkin

usus

dan

antibiotik

digunakan

untuk

diare

jika

disebabkan oleh infeksi.

25

HIV AIDS

Anti

piretik,

mis;

Membantu mengurangi demam


dan respons hipermetabolisme,

asetaminofen,

menurunkan kehilangan cairan

Pertahankan

selimut

hipotermia bila digunakan

tak kasat mata.


Mungkin diperlukan bila tindkan
lain gagal mengurangi demam
yang berlebihan.

Diangnosa keperawatan III


Risiko tinggi terhadap pola napas tidak efektif/perubahan pertukaran
gas;
Berhubungan dengan;

Ketidak seimbangan muskular ( melemahnya otot-otot pernapasan,


penurunan energi/kepatenan, penurunan ekspansi paru.

Menahan

sekresi

(obstruksi

trakheobronkial),

proses

infeksi/inflamasi, rasa sakit.

Ketidak seimbangan perfusi ventilasi. (PCP/peneumonia intertisial,


anemia)

Ditandai dengan:

Tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala


membuat diagnosa aktual.

Tujuan/kriteria evaluasi:

Mempertahankan pola pernapasan efektif.

Tidak mengalami sesak napas, dengan bunyi napas dan sinar X


bagian dada yang bersih/meningkat dan GDA dalam batas normal.

Tindakan/intervensi
Mandiri
Auskultusi
bunyi
napas,
tandai

daerah

paru

yang

Rasional
Memperkirakan

adanya

perkembangan
26

HIV AIDS

mengalami/kehilangan

komplikasi/infeksi

ventilasi,

misalnya;

dan

munculnya

bunyi adventusius, misalnya;

atelektasis/pneumonia. Catatan;

krekles, mengi, ronki.

PCP

umumnya

sebelum

Catat

kecepatan/kedalaman

beristirahat,

penggunaan

otot-otot

napas

pernapasan

dan

dispnea, ansietas.
Tinggikan
kepala

peningkatan

menunjukkan

pernapasan

dapat

kesulitan

dan

adnya

kebutuhan untuk meningkatkan

tempat

tidur, usahakan pasien untuk

yang optimal dan mengurangi

berbalik,

aspirasi

batuk,

menarik

dan

infeksi

yang

napas sesuai kebutuhan.


Hisap jalan napas sesuai

ditimbulkan karena atelektasis.


Membantu membersihkan jalan

kebutuhan,

teknik

napas, sehingga memungkinkan

tindakan

terjadinya pertukaran gas dan

misalnya

mencegah

gunakan

lakukan

pencegahan,
menggunanakan
pelindung mata.
Kaji
perubahan

masker,
tingkat

kesadaran

Selidiki
sakit dada

keluhan

tentenga

komplikasi

pernapasan.
Hipoksemia dapat terjadi akibat
adanya

perubahan

mulai

dari

kekacauan

dan

tak

pengawasan/intevensi medis.
Meningkatkan fungsi pernapasan

steril

munculnya

perubahan

pada suara napas.


Takipnea, sianotik,

sianosis,
kerja

berkembang

terjadinya

pernapasan,

aksesoris/peningkatan

pernapasan,

kesadaran

anseitas
mental

kondisi tidak responsif.


Nyeri
dada pleuritis
menggambarkan

dan
sampai
dapat
adanya

pneumonia non spesifik atau


efusi pleura berkenan dengan

27

HIV AIDS

Berikan periode istirahat yang


cukup

diantara

aktivitas

keganasan.
Menurunkan konsumsi O2.

Menunjukkan

waktu
perawatan.

Pertahankan lingkungan yang


tenang.
Kolaborasi

Pantau/buat

kurva

pemeriksaan

hasil

GDA/nadi

status

pernafasan,

kebutuhan

oksimetri.

perawatan/keefektifan

Tinjau ulang sinar X dada.

pengobatan.
Adanya
infiltrasi

meluas

memungkinkan
pneumonia

terjadinya
atau

PCP,

sementara

daerah

kongesti/konsolidasi
menunjukkan
pernafasan

komplikasi
yang

lain,

misalnya atelektasis atau lesi

Instruksikan
menggunakan
insentif.

Lakukan

untuk

spirometer

KS.
Mendorong teknik pernapasan
yang tepat dan meningkatkan

fisioterapi

pengembangan

dada, misal perkusi, vibrasi,

Melepaskan

dan drainase postural.

mengeluarkan
menyumbat
meningkatkan

paru.
sekresi,
mukus

yang
untuk

bersihan

jaln

napas (bila terjadi lesi pada


kulit multipel, fisioterapi dada

Berikan tambahan O2 yang

mungkin akan dihentikan).


Mempertahankan

28

HIV AIDS

lembabkan melalui cara yang

ventilasi/oksigenasi

sesuai, misal melalui kanula,

untuk

masker,

mencegah/memperbaiki krisis

intubasi/ventilasi

mekanis.
Berikan
obat-obatan

pernapasan.
sesuai

indikasi:

Antimikroba

misal

trimetoprim

(bactrim,

septra);pentamidin

Pilihan
pada

terapi
situasi

organisme

isetionat

obat

(pentam).

Bronkodilator,

depresan batuk.

individu/infeksi

pilihan

profilaksis

ekspektoran,

tergantung

(bactrim
pada

mencapai

efektif

adalah
sebagai

jumlah

200)

T4

untuk

mencegah pneumonia.
Mungkin diperlukan untuk
meningkatkan/mempertahank
an jalan napas atau untuk
membantu

Siapkan/bantu

pelaksanaan

proseur seperti bronkoskopi.

sekresi.
Mungkin

membersihkan
diperlukan

membersihkan
penyumbat,

untuk
mukus

mengambil

spesimen untuk pemeriksaan


dalam menegakkan diagnosa
(biopsi/lavase).

29

HIV AIDS

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M.E. (1999). Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk
perencanaan

dan

pendokumentasian

perawatan

pasien.

Ed.

3.

Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 833, 838, 840, 841, 843,
844, 846, 847, 848, 849, 850, 852, 854, 855, 856.
Price S. A. & Wilson L. M. (1994) Patofisiologi konsep klinis prosesproses penyakit. Ed. 4. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 200223.
Smeltzer S. C. & Bare B.G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal
bedah brunner suddart. Ed. 8. Vol. 3. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta. 1715, 1716, 1718.
30

Вам также может понравиться