Pengkajian

Kaji pola tidur. Catat data dasar yang adekuat memulai terapi.
Kaji gagasan bunuh diri pasien depresi.
Kaji riwayat alergi, sensitivitas terhadap obat ini.
Kaji tanggal menstruasi terakhir ( kemungkinan kehamilan) dan penggunaan
kontrasepsi.
Kaji apakah pasien sedang menyusui anak.
Kaji konsumsi alkohol dan obat pada saat ini dan masa lalu.
Kaji apakah pasien mengoperasikan kendaraan dan / atau mesin berbahaya
lain.
Kaji timbulnya reaksi merugikan atau efek samping.
Kaji pengetahuan pasien / keluarga mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan.
Kolaborasi dengan dokter, kaji HSD uji fungsi hati dan ginjal pada pasien
dengan terapi jangka panjang.
Perubahan Uji Lab : Dapat menggangu evaluasi steroid urine, termasuk 17ketosteroid dan 17 hidroksikortikosteroid.
Gejala Putus Obat : Kaji gejala putus obat : ansietas, tremor, insomnia,
mual /muntah, kelemahan, diatoresis, hipotensi, hiperefleksia, halusinasi,
delirium, konvulsi.
Penatalaksanaan Gejala Putus Obat : Pantau tanda vital.
Tempatnya pasien dalam ruagan tenang dengan stimulus rendah.
Lakukan kewaspadaan kejang.
Barbiturat kerja lama, seperti fenobarbital, mungkin diprogamkan untuk
menekan gejala putus obat.
Mungkin diberikan fenitoin untuk mencegah kejang.
Beberapa dokter mungkin memberikan oksazepan sesuai kebutuhan untuk
mengatasi gejala putus obat, kurangi dosis secara bertahap hingga obat
dihentikan.
Toksisitas dan Takar Lajak : Kaji gejala toksisitas, konfusi, mengantuk,
dyspnea, bicara tidak jelas, terhuyung-huyung.
Kaji gejala takar lajak : dengan pernapasan dan SSP, konfusi, konstriksi pupil,
hipotermia atau hipertemia, hipotensi, oliguria, hipoventilasi,koma,(dapat
berlanjut henti napas).
Penatalaksanaan Takar Lajak :
Pantau tanda vital.
Pertahankan jalan napas adekuat.
Jika pasien sadar, rangsang muntah.
Jika pasien tidak sadar lakukan lavase lambung.
Berikan arang aktif untuk meminimalkan absorpsi obat.
Berikan cairan IV.
Berikan oksigen,vasotpresor, dan ventilasi bantuan sesuai kebutuhan.
Mungkin Digunakan hemodialitas pada intoksikasi berat.

Diagnosa keperawatan Potensial

Risiko tinggi cedera berhubungan denagn penghentian tiba-tiba setelah

penggunaan jangka panjang penurunan kewaspadaan mental akibat efek
samping mengantuk dan pusing ; efek takar lajak.
Risiko tinggi kekerasan terhadap diri sendiri berhubungan dengan depresi
alam perasaan.
Ansietas ( uraikan tingkatan) berhubungan dengan ancaman terhadap
integritas fisik dan / konsep diri.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan krisis situasi,kondisi fisik,anseitas
tingkat berat.
Risiko tinggi intoleransi aktivitas berhubungan dengan efek samping
mengantuk,pusing.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan progam pengobatan.
Rencana /implementasi
Pantau tanda vital sebelum memulai terapi dan pada interval teratur(bid)
selama terapi.
Pastikan pasien terlindung dari cedera. Jika terjadi pusing dan mengantuk
,awasi dan bantu ambulasi pasien.Pastikan pasien menghindari partisipasi
dalam aktivitas yang memerlukan kewaspadaan mental ( termasuk merokok).
Pasang pagar tempat tidur dan instruksikan pasien agar tetap di tempat tidur
setelah pemberian obat.
Untuk meminimalkan mual, obat dapat diberikan bersama makanan atau
susu.
Pastikan tablet /kapsul ditelan dan tidak disembunyikan dalam mulut untuk
menghindari pengobatan atau dikumpulkan untuk diminum nanti.

Evaluasi
Pasien menunjukan penurunan / resolusi gejala setelah penggunaan
metiprilon( gangguan tidur)
Pasien mengungkapkan pemahaman efek samping dan progam yang
diperlukan dalam pemberian mandiri metiprilon dengan bijaksana.