Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I

STATUS PASIEN
I.

Data Pribadi
Nama

: Ny. K

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat/Tgl Lahir

: Tegal, 15 Oktober 1973

Usia

: 42 Tahun

Suku Bangsa

: Jawa

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Status Pernikahan

: Menikah

Alamat

: Tambun Utara, Bekasi

Tanggal masuk RS

: 19 Agustus 2016 (09.40 WIB)

Autoanamnesis dilakukan di Ruang Perawatan Wanita RS Jiwa Islam Klender


pada :
Sabtu, 20 Agustus 2016, pukul 17.30 18.30 WIB.
Senin, 22 Agustus 2016, pukul 11.30 12.00 WIB dan pukul 18.30 18.50
Alloanamnesis dilakukan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih pada :
Minggu, 21 Agustus 2016, pukul 22.38 23.35 WIB dengan :
Suami pasien Tn. Syamsudin (48 tahun) seorang karyawan RSIJ Cempaka
Putih (Satpam)
Senin, 22 Agustus 2016, pukul 08.30 08.50 via telephone
II.

Keluhan Utama
Pasien marah-marah di rumah sejak 1 minggu smrs.

III.

Riwayat Gangguan Sekarang

Satu bulan smrs, jarang ngomong dengan anak dan suaminya, namun
Selama sebulan itu pasien tidak mengerjakan kegiatan ibu rumah tangga
seperti masak, beres - beres rumah dan nyuci baju, serta pasien pun tidak
melayani suaminya hingga saat ini. Pasien hanya berdiam diri dirumah saja,
duduk sendirian dan tidak bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumahnya.
Sesekali pasien keluar rumah hanya untuk membeli makan ataupun keperluan
pasien saja. Pasien juga sempat cekcok dengan anak keduanya, karena
anaknya meminta untuk masak di dapur tapi ibunya tidak mau melakukannya
sehingga terjadi perdebatan di antara mereka.
Dua minggu smrs, pasien merasa tidak enak badan (masuk angin),
batuk batuk dan pasien sering marah marah karena pasien meminta uang
dan dikasih tidak sesuai dengan pasien inginkan. Setelah itu pasien berdiam
diri dikamar dan tidak melakukan aktivitas apapun, makan mulai berkurang.
Pada saat yang sama anak bungsu pasien dirawat RSIJ Cempaka Putih karena
sakit DBD dirawat selama lima hari, dan pasien tidak mengurus anaknya ia
hanya dirumah saja, kemudian suatu hari suaminya mengajak / membujuk
pasien untuk menengok anaknya akhirnya pasien mau setelah dikasih uang
(Rp. 250.000). Setelah pulang dari rumah sakit pasien marah marah lagi
karena ia merasa lelah. Selama anaknya di rumah sakit yang mengurusnya
adalah kakaknya pasien.
Satu minggu smrs, pasien serta susah tidur siang ataupun di malam
hari, marah marah kepada anaknya menyuruh mereka pergi dari rumah dan
jangan ganggu ia, pasien juga marah kepada suaminya. Menurut suami,
pasien marah marah karena ia sedang tidak enak badan dan pengen sendiri
saja.
Satu hari smrs, menurut suami pasien terlihat diam, gelisah, dan susah
tidur, dan masih tidak melakukan pekerjaan ibu rumah tangga. Pasien di ajak
ngobrol jawabnya ngelantur.

Beberapa jam smrs, suami pasien mengajak istri untuk menemui


anaknya yang kedua yang dirawat di RSJ klender, dengan alasan
mengantarkan baju anaknya, suami niatnya merawat istri di RSJ klender dan
memulangkan anaknya yang kedua karena sudah mulai membaik, suami
2

mengharapkan hal yang sama untuk istrinya juga, sehingga suaminya harus
berbohong untuk mengajak pasien ke Klender dengan alasan mengantarkan
baju, setelah suami memberikan uang akhirnya pasien mau di ajak keluar
rumah dan sampailah di RSJ Klender saat bertemu dengan anaknya pasien
terlihat biasa saja tidak sewajarnya ibu yang sudah lama tidak ketemu dengan
anak yang digambarkan dengan senang dan diajak berbicara. Pasien terlihat
diam dan meminta pulang namun suami pasien mengatakan untuk menunggu
dokter yang akan memeriksa karena pasien supaya cepat sembuh karena
pasien mengeluh batuk batuk, dan masuk angin. Kemudian suami dan
anaknya pulang secara diam - diam tanpa diketahui pasien.
Tiga hari dirawat RSJ Klender, pasien tampak tenang, namun kadang
kadang sering berbicara sendiri, pasien mengatakan bahwa ia mendengar
adanya bisikan saat sendiri dan kadang bisikan terjadi tak menentu disaat ada
orang lain juga, pasien juga mengatakan bahwa bisikan hanya didengar
olehnya saja, dan tidak terlihat wujudnya hanya berupa suara yang jelas,
kadang laki laki, dan kadang perempuan yang berisikan komentar tentang
kemampuan studinya, mengenai hubungan dengan suami dan anak
anaknya. Namun pasien tidak memperdulikan bisikan tersebut, dan kadang
bisikan hilang namun terdengar lagi saat pasien sedang sendiri. Pasien
mengatakan karena kemampuan studinya tidak di dukung penuh oleh
orangtua terutama ayahnya, pasien mengatakan bahwa ia seperti diyatimkan,
karena semua kemauan ia tidak dituruti dan selalu bertentangan dengan
ayahnya. Kemudian pasien juga mengatakan bahwa mempunyai masalah
ekonomi dengan keluarganya dimana suami dan anak pertamanya hanya
memberi uang Rp. 250.000 dan tidak sesuai dengan kemauan pasien,
sehingga pasien sering mengamuk. Karena menurut pasien uang segitu tidak
ada gunanya untuk memenuhi semua kebutuhan tidak cukup, dan pasien
mengatakan buat apa bekerja seperti itu kalau uangnya hanya sedikit,
mending tidak usah bekerja atau cari pekerjaan yang lain saja yang
menghasilkan banyak uang. Kadang pasien sering berkata kepada suaminya
jika tidak diberikan uang belanja mending tidak usah pulang sekalian.

Pasien juga mengatakan memiliki masalah dengan suami yang


meminta pasien untuk memakai KB dan berhubungan intim, serta masalah
terhadap anak anaknya karena tidak menuruti keinginan pasien. Hal hal
ini yang membuat pasien menjadi jarang mengerjakan pekerjaan rumah
tangga karena menurut ia kalau semua ada uang, pasti masalahnya beres
karena apa apa bisa dibeli, jadi tidak perlu masak, nyuci. Karena bisa
dilakukan semuanya dengan uang. Pasien juga mengatakan bahwa walaupun
sholat, dzikir ataupun ngaji tidak membuat hati menjadi tenang, karena
menurut anggapan pasien semua yang membuat bahagia hanya harta. Pasien
juga mengatakan kalau ia capek, lelah harus ngurusin anak ini itu, ngurusin
rumah, ngurusin suami. Jadi buat apa melakukan semua itu kalau tidak ada
harta tetap saja tidak bahagia. Namun menurut suami, pasien semenjak
melahirkan anak ketiganya hingga saat ini pasien tidak pernah menjalankan
perintah allah lagi seperti sholat, ngaji ataupun dzikir. Walaupun sudah
diberikan masukan dan nasehat tapi pasien tidak mau mendengarkannya,
malah membuat pasien menjadi marah marah. Suaminya mengatakan
bahwa perubahan perilaku pasien sekarang tidak seburuk tahun tahun
sebelumnya.
Pasien mengatakan kalau ia hanya sakit batuk batuk saja, dan tidak
punya penyakit lain makanya dibawa kesini untuk supaya beristirahat, dan
mengatakan kalau ia sekarang berada di penginapan Klender. Pasien
mengaku kalau kadang ia merasa sedih, cemas, dan marah marah,
kemudian tenang kembali, perasaan seperti ini munculnya bergantian, ketika
pasien disuruh untuk masak atau diperintah apapun menurut suami pasti
langsung marah, tapi setelah itu pasien tenang dan kembali berdiam diri di
kamarnya.

IV.

Riwayat Gangguan Sebelumnya


a. Psikiatrik
4

Lebih kurang tujuh tahun yang lalu, menurut pengakuan suaminya,


terjadi perubahan perilaku pasien, berawal dari pasien melahirkan anak
ketiganya. Awalnya pasien mengurus anak hingga usia enam bulan selalu
memberikan Asi Ekslusif, mengurus rumah, anak dan suaminya. Namun
setelah dua bulanan pasien menjadi berubah, mulai tidak memperdulikan
anaknya yang ketiga. Suami menanyakan dan meminta pasien untuk
menyusui anaknya lagi tapi pasien langsung mengamuk hinga membanting
barang yang ada disekitarnya. Pasien juga mengeluarkan kata kata kasar
dan kotor. Pasien juga mengatakan kalau ia capek, lelah harus ngurusin anak
ini itu, ngurusin rumah, ngurusin suami. Setelah itu pasien menjadi pendiam,
mengurung diri, tidak mengurusi anak anaknya lagi, dan tidak melakukan
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
Lima tahun yang lalu, pasien marah marah membanting barang, dan
tidak peduli lagi dengan anak anaknya. Susah tidur, pasien tidak pernah
bersosialisasi dengan tetangga, dan tidak mengerjakan pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga sehingga suami mengajak pasien untuk periksa ke dokter jiwa.
Pasien berobat ke poli jiwa dan diberikan resep obat oleh dokter. Saat pulang
dirumah menurut suami, pasien tidak rutin minum obat yang diberikan, sering
bolong bolong minumnya, dan hanya satu bulan pasien mengkonsumsi obat
obat tersebut. Setelah itu pasien sama sekali tidak mau lagi minum obat dan
tidak pernah kontrol kembali ke dokter. Pasien lupa nama obatnya apa, tapi
menurut suaminya ada dua obat, bentuknya bulat dan warnanya putih.
Kemudian pasien juga mengatakan kalau ia pernah melihat jendela yang
berubah menjadi malaikat berjubah putih dan memakai tongkat, dan itu tidak
dilihat oleh orang lain.
Seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun, pasien terlihat semakin
berubah perilakunya, menjadi banyak bicara, gelisah, susah tidur dan kadang
kadang pasien marah hingga membanting barang, pasien kalau di ajak
ngobrol jawabnya ngelantur, pasien sering berbicara sendiri dan menjawab
sendiri, pasien berdiam diri di kamar dan berbicara sendiri, suami sempat
mendengarkan pembicaraan pasien tentang masalah masalah keuangan,
mantan pacarnya kenapa tidak menikahi ia, masalah pendidikan. Menurut
suami ada saatnya pasien tenang dan bersikap biasa saja tidak memperdulikan
5

orang sekitarnya, serta menarik diri dari lingkungannya. Ada saaatnya pasien
marah - marah ketika minta uang dan dikasih tidak sesuai yang diharapkan,
pasien langsung marah. Saat dimintai untuk melakukan aktivitas sebagai ibu
rumah tangga juga pasien langsung marah marah dengan alasan capek,
lelah dan tidak mau melakukannya. Pasien juga marah ketika suaminya
meminta untuk berhubungan intim hingga saat ini.
Satu tahun smrs, pasien mengamuk hingga membanting barang, saat
minta uang tidak diberikan sesuai dengan yang diharapkan, marah ketika
suaminya mecoba lagi untuk menyuruhnya memakai KB, dan ketika
menyuruh untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Pasien juga banyak
bicara, selalu berkomentar dan berdebat dengan anak yang kedua dan kadang
ngelantur, tidak jelas ngomong apa. Pasien juga tidak melakukan aktivitas
apapun seperti tidak pernah mandi selama seminggu, hanya berdiam diri saja,
tidak mau bersosialisasi dengan tetangga sekitarnya. Tidak mengurus suami
dan anak anaknya. Pasien berbicara sendiri dikamar tanpa ada orang.
Berbicara tentang pacarnya dan masalah pendidikan.
b. Medik
Riwayat operasi (-), darah tinggi (-), kencing manis (-), kejang (-), tumor
kepala (-), trauma kepala (-).
c. Zat Psikoaktif
Merokok (-), minuman beralkohol (-), obat-obatan terlarang (-).
V.

Riwayat Hidup
a. Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan seorang anak yang diharapkan. Pasien dikandung cukup
bulan, dilahirkan secara normal, dan ditolong oleh paraji, dan tidak ada
masalah saat dan sebelum kelahiran.
b. Masa Kanak Awal (0 3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu pasien, dan tidak ingat apakah mendapat Asi Ekslusif
atau tidak. Pasien tumbuh dan kembang seperti anak seusianya. Tidak ada
masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan.
6

c. Masa Kanak Pertengahan (3 7 tahun)


Pasien mengaku mempunyai banyak kawan di lingkungan rumahnya. Pasien
gemar bermain dengan teman teman sebayanya. Terkadang pasien
membantu ibu di dapur ketika pulang sekolah. Secara fisik pasien tumbuh
dan berkembang seperti anak seusianya.
d. Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien memiliki pendidikan terakhir Sekolah Menegah Pertama, dan tidak
melanjutkan ke Sekolah Menegah Atas karena alasan ekonomi tidak
memadai. Pasien hanya mengikuti kursus jahit selama satu tahun. Pasien
tidak pernah tinggal kelas, dan memiliki kecerdasan yang sama rata rata
dengan teman dikelas. Pasien tidak pernah juara kelas. Pasien anak yang baik,
tidak pernah mendapat hukuman disekolah, memiliki beberapa teman di
sekolah, namun tidak dekat hubungannya. Pasien tidak pernah ada masalah
dengan guru di sekolah. Pasien jarang bergaul dan cenderung menjadi
pendiam. Pasien tidak terlalu ingin bergaul dengan lingkungan. Hubungan
pasien dengan kakak - kakaknya baik, tidak ada masalah apapun. Pasien
tidak mendapat pengetahuan tentang sex. Hubungan dengan orang tua
terutama ayahnya kurang baik sering berbeda pendapat dan berdebat karena
ia tidak dilanjutkan untuk Sekolah Menegah Atas di tempat ia inginkan
karena masalah ekonomi. Ayahnya juga tidak merestui ia dengan pacarnya
dan tidak diketahui apa alasannya. Kemudian pasien di jodohkan oleh orang
tua untuk menikah dengan pilihan ayahnya, dan pasien tidak pernah
mengalami pelecehan seksual.

e. Masa Dewasa
Riwayat Pekerjaan
Sejak tahun 2006 pasien bekerja di konveksi Cibitung, untuk
mengambil pesanan kain - kain yang akan di jahit, pasien bekerja
selama 3 tahun di tempat tersebut dan selama bekerja pasien merasa
kesal dengan atasannya karena pasien merasa lelah harus bekerja
terus, pengen istirahat tapi selalu disuruh-suruh untuk ambil pesanan
kain, namun tidak ada konflik yang serius dengan atasannya. Pasien
7

juga tidak ada masalah dengan teman disekitar tempat dia bekerja.
Setelah pasien berhenti bekerja karena pindah rumah dan jauh dari
tempat ia bekerja, karena rumah kontrakannya sudah habis waktunya
dan mereka sudah membangun rumah sendiri sehingga mereka pindah
ke rumah barunya. Kemudian setelah pindah rumah, kemudian pasien
berjualan bubur sumsum keliling disekitar rumahnya namun hanya 4
bulan saja pasien berjualan karena pasien merasa capek, dan bosan,
dan mau mengurus anak keduanya sehingga memutuskan untuk tidak
bekerja lagi hingga saat ini.

Riwayat Perkawinan
Pasien menikah dengan suaminya sekitar 25 tahun yang lalu. Ia
mengenali suaminya dari Ayahnya. Ia mengalami masa pendekatan 6
bulan dan menikah pada usia 17 tahun dan suami usia 23 tahun.
Menurut suami pasien, semenjak awal dekat sampai dengan menikah,
pasien adalah sosok yang dingin dan pendiam. Ia tidak pernah
mengkomunikasikan apapun masalah yang dia dapatkan, baik senang
maupun susah. Saat awal nikah sampai dengan anak kedua lahir,
hubungan pasien dengan suami berjalan harmonis, semua konflik
dapat di atasi dengan baik. Namun, sejak kelahiran anak ketiga, mulai
terjadi konflik dalam rumah tangga, terkait dengan masalah keuangan
yang tidak stabil. Pasien merasa suami tidak mengerti dengan kondisi
keuangan pasien yang susah. Pasien mengaku sering marah marah
karena diberi uang belanja kurang, tidak sesuai yang diharapkan dan
tidak memenuhi untuk kebutuhan sehari hari. Hal ini membuat
pasien merasa tertekan dan lelah. Menurut pasien, ia meminta uang
kepada suaminya memang untuk kebutuhan sehari harinya. Ia
biasanya diberikan uang belanja Rp 250.000 untuk beberapa hari,
belum termasuk untuk jajan anaknya, dan mebayar uang listrik.
Sehingga sering kali pasien marah dan kadang mengatakn mending
tidak usah pulang ke rumah. Mereka juga berdebat masalah
hubungan intim dan pemakaian KB karena pasien duah hampir lima
tahun ini tidak melayani suaminya. Pasien mengatakan pernah
kepikiran dan ingin bercerai dengan suaminya karena ia merasa
8

bahwa suami tidak membina rumah tangganya dengan baik, tidak


mencukupi kebutuhan keluarga, dan tidak mengurusi anak anaknya.

Agama
Pasien dibesarkan dengan agama Islam dengan latar belakang yang
longgar. Pasien tidak terlalu mendapatkan pendidikan keagamaan di
rumah. Namun pasien mengatakan hanya mendapat pendidikan agama
di sekolahnya saja. Pasien tidak taat dalam menjalankan shalat lima
waktu, jarang mengaji sampai sekarang. Pasien sering tidak shalat
dengan alasan walaupun sudah sholat dan ngaji tetapi tetap saja hati
tidak tenang, karena sebenarnya kebahagian dan ketenangan itu
adalah harta. Menurut suami, semenjak tahun 2009 melahirkan anak
ketiga hingga saat ini pasien sama sekali tidak melakukan perintah
allah (sholat, mengaji). Sebelumnya pasien tidak pernah mendapat
mimpi atau petunjuk petunjuk menurut agamanya. Selain itu, pasien
juga tidak pernah pergi ke orang pintar ataupun belajar ilmu ilmu
tertentu untuk meminta petunjuk agar diberikan rezeki yang banyak.

Riwayat militer
Tidak ada

Aktivitas Sosial
Pasien tidak mempunyai teman dekat di lingkungan rumahnya. Pasien
lebih sering berada dirumah sendiri dari pagi hingga malam. Dahulu
ketika masih memiliki dua anak, sesekali pasien bergaul dengan
tetangga sekitar rumahnya. Namun setelah pasien mengalami
perubahan perilaku, saat memiliki anak ketiga pasien lebih sering
berdiam diri dirumahnya dan tidak pernah bersosialisasi dengan
tetangganya lagi. Pasien jarang sekali mengikuti kegiatan di
lingkungan rumah.

Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien adalah Ibu rumah tangga. Tinggal serumah dengan suami dan
ketiga anaknya. Pasien merasa sangat kekurangan dalam ekonomi
keluarganya, pasien tidak melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga, hanya berdiam diri saja, sendiri, dan marah marah.
9

Penghasilan suami juga tidak memenuhi semua kemauan. Suami


bekerja sebagai Satpam di RSIJ Cempaka Putih namun kadang kalua
pasien tidak lelah, ada waktu, pasien mencari tambahan uang
(ngojek). Pasien sering meminta uang kepada anak dan suaminya dan
jika dikasih sedikit selalu saja marah karena menganggap kurang
banyak. Istri tidak lagi bekerja semenjak memiliki anak ketiga.
Sumber keuangan dari suami, biaya rawat ditanggung suami, dan
selama dirawat anak bungsu dijaga oleh kakaknya pasien. Dan anak
kedua dijagai oleh kakak / anak pertamanya.

Riwayat hukum
Pasien menyangkal pernah melakukan tindak kejahatan.

Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien
memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien tidak pernah
mendapatkan pelecehan seksual. sikap terhadap sex biasa saja tidak
berlebihan.

f. Riwayat Keluarga
Laki-laki
Perempuan
Gangguan Jiwa
Meninggal
Pasien
Serumah
Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pasien
dilahirkan dalam keluarga sederhana. Ayah dan ibu pasien merupakan
seorang buruh tani. Pasien tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan
ayahnya, dikarenakan ayahnya selalu berbeda pendapat dengan pasien. Pasien
merasa kekurangan kasih sayang dari ayahnya. Menurut suami, Pasien
memiliki hubungan baik dengan ibunya. Pasien sering membantu ibu sejak
pulang sekolah. Namun pasien tidak pernah bercerita kepada ibunya
mengenai kesehariannya. Pasien memiliki dua orang kakak perempuan, dan
10

satu kakak laki laki. Pasien memiliki jarak usia masing masing empat
tahun dan tiga tahun dengan kedua kakaknya. Pasien tidak begitu dekat
dengan ketiga kakaknya tetapi mempunyai hubungan baik. Pasien jarang
bermain bersama dengan kakaknya.
Menurut pasien bahwa kedua orang tuanya mungkin bermusuhan
dengannya dan mungkin membenci dirinya, karena orangtuanya tidak pernah
mendidik pendidikan, dan tidak mendukung anaknya untuk sekolah, mengaji,
dan menikah. Menurut penuturan dari suami, memang benar kalau ayah dan
pasien hubungannya tidak baik kadang berantem tapi ia sayang sama ibunya.
Pasien memiliki tiga orang anak. Anak pertama umur 24 tahun kerja,
lalu kedua berumur 14 tahun SMP, Anak terakhir berusia 7 tahun dan kurang
lebih 1 minggu yang lalu dititipkan ke kerabatnya di jawa karena tidak ada
yang menjaganya. Pasien tidak pernah mengurus anak terakhirnya. Di
lingkungan keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa yaitu anak pasien
yang kedua.
Hubungan pasien dengan anak anaknya juga kurang harmonis lima
tahun belakangan ini karena ketika pasien minta uang ke anak yang pertama
selalu ngasih sedikit dan akhirnya pasien menjadi marah. Pasien juga sering
sekali berantem (cekcok) dengan anak keduanya, karena masalah masalah
sepeleh, misal anaknya meminta ibunya untuk masak namun ibunya tidak
mau dan mereka berdebat, masalah sekolah anak yang tidak keterima di SMP
negeri, dan sering kali karena alasan yang tidak jelas. Satu pekan terakhir
smrs, pasien tidak menyapa anaknya. Ia diam dan tidak lagi berkomunikasi
dengan anaknya.
- Impian, Fantasi, dan Nilai-nilai
Impian
: pasien ingin memiliki kemampuan yang bermutu
Fantasi
: tidak ada
Nilai-nilai : jika pasien melihat kebakaran disekitar, pasien akan
mengambilnya sesuai yang bisa digunakan untuk memadamkan api
dan meminta bantuan.

11

VI.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


Dilakukan pemerikasaan pada Sabtu, 20 Agustus 2016

1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien perempuan dengan tampilan sesuai dengan usianya, tinggi badan
sekitar 158 cm, berpakaian cukup rapi dengan memakai kaos berwarna
pink, dan celana panjang hitam, memakai sandal jepit, pasien tampak
kurus, dengan potongan rambut hitam pendek rapi, kulit berwarna sawo
matang, kuku kaki dan tangan pendek, memakai kaos kaki bewarna hijau
b.

putih. Pasien tampak bersih.


Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum diwawancara, pasien tampak duduk sendiri di ruang bangsal
wanita RSJ. Saat diwawancara, pasien tampak duduk tenang, sering
melakukan kontak mata dengan pemeriksa, namun kadang menatap ke

c.

atap. Setelah dilakukan wawancara, pasien masuk ke kamar.


Sikap terhadap pemeriksa
Pasien cukup kooperatif terhadap pemeriksa, sopan, dan menjawab
pertanyaan dengan baik.

2. Mood dan Afek


a. Mood
b. Afek
c. Keserasian afek

: Labil
: Terbatas
: Serasi

3. Pembicaraan
a. Volume
b. Irama
c. Intonasi
d. Artikulasi

: Sedang
: Teratur
: Sedang
: Jelas

4. Persepsi
a. Halusinasi
:
Auditorik

Visual
Olfaktorik
Taktil
b. Ilusi

: Ada (Bisikan suara laki atau perempuan yang


berisikan
mengenai
kemampuan
studi,
hubungan suami dan anak anaknya).
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
12

c. Derealisasi
d. Depersonalisasi
5. Gangguan Pikiran
a. Proses dan bentuk pikir
Produktivitas
Kontinuitas

: Tidak ada
: Tidak ada

: Banyak Ide

Blocking
: Tidak ada
Asosiasi Longgar : Ada
Inkoherensi
: Tidak ada
Word salad
: Tidak ada
Neologisme
: Tidak ada
Flight of ideas
: Tidak ada
Sirkumstansial : Tidak ada
Tangensial: Tidak ada

b. Isi pikir
a. Preokupasi
: Tidak ada
b. Ide Referensi
: Tidak ada
c. Waham
Waham Bizarre
: Tidak ada
Waham Somatik
: Tidak ada
Waham Kebesaran
: Tidak ada
Waham Kejaran
: Tidak ada
Waham Rujukan
: Tidak ada
Waham Dikendalikan:
: Tidak ada
Waham Cemburu
: Tidak ada
Thought of insertion
: Tidak ada
Thought of broadcasting : Tidak ada
Thought of withdrawal
: Tidak ada
Thought of control
: Tidak ada
Obsesi
: Tidak ada
Fobia
: Tidak ada
6. Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran
E4V5M6 (composmentis)
b. Orientasi

Waktu

: Baik (Pasien mengetahui perkiraan waktu dilakukan

wawancara sekitar sore hari, dan dapat menyebutkan tanggal, bulan

dan tahun saat dilakukan wawancara)


Tempat
: Kurang (Pasien tidak mengetahui bahwa ia sedang
berada di Rumah Sakit, pasien mengatakan berada di penginapan)
13

Orang

: Baik (Pasien tahu bahwa ia diwawancarai oleh dokter

muda dan dapat mengenali dokter muda)


c. Daya ingat
- Segera
: Baik (menyebutkan 3 benda pewawancara sebutkan)
- Jangka pendek: Baik (pasien dapat mengingat menu sarapan tadi
pagi)
- Jangka sedang: Baik (pasien mampu mengingat tanggal masuk RS)
-

Jangka panjang: Baik (pasien dapat mengingat tahun kelahirannya,


dan masa kecilnya)

d. Konsentrasi dan perhatian


Konsentrasi baik, pasien dapat berhitung (100-5, secara lima kali berturut
turut). Perhatian baik, pasien dapat mengeja WAHYU dan dapat
mengeja dari belakang UYHAW.
e. Kemampuan membaca dan menuis
Kemampuan menulis baik, pasien dapat menulis Pejamkan mata anda
dan dapat membaca tulisan tersebut dengan baik.
f. Kemampuan visuospasial
Baik. Pasien dapat menggambar dua buah persegi lima berhimpitan dan
dapat menggambarkan jam analog pukul 03.10.
g. Pikiran abstrak
Baik. Pasien dapat memberikan arti dari peribahasa Panjang Tangan
yang artinya orang yang suka mencuri.
h. Kemampuan informasi dan intelegensia
Baik. Pasien mengetahui bahwa Presiden dan Wakilnya saat ini adalah
Jokowi - JK, dan dapat mengetahui bahwa sekarang berada daerah
Klender.
7. Pengendalian impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.
8. Daya nilai

Daya Nilai Sosial

: Baik (Selama dirawat, pasien berbicara

dengan pasien lainnya).


Uji Daya Nilai : Baik (Apabila pasien sedang di ruangan kemudian
tercium bau asap maka pasien memberitahu orang orang bahwa
kemungkinan ada kebakaran).

9. Reality Testing of Ability (RTA)


14

RTA terganggu.
10. Tilikan
Tilikan derajat 1. Pasien menyangkal penuh terhadap penyakitnya.
11. Taraf dapat dipercaya
Kurang dapat dipercaya (terdapat beberapa jawaban tertentu yang setelah
dilakukan

alloanamnesa

ternyata

berbeda

dengan

pernyataan

yang

diungkapkan oleh pihak keluarga).


STATUS FISIK GENERALIS
Keadaan umum

: Tampak sakit ringan

Tanda Vital

Tensi

: 120/80 mmHg

Nadi

: 80 x/menit

Pernafasan

: 20 x/menit

Suhu

: 36,8 oC

Kepala

: normocephal

Thorax

Paru

: vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-

Jantung

: BJ I dan II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

: supel, BU +

Ekstremitas

: hangat +/+, CRT , 2 detik +/+.

STATUS NEUROLOGI
Gangguan Rangsang Meningeal : tidak ada
Mata

Gerakan

: baik ke segala arah

Visus

: baik

Bentuk Pupil

: bulat, isokor

Rangsang Cahaya

: +/+

Motorik

Tonus

: dalam batas normal

Kekuatan

: dalam batas normal


15

Koordinasi

: dalam batas normal

Refleks

: dalam batas normal

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Berdasarkan anamnesis didapatkan Perempuan usia 42 tahun, agama islam,
suku jawa, pendidikan terkahir SMP, bekerja sebagai IRT. Satu bulan smrs, jarang
ngomong, tidak mengerjakan kegiatan ibu rumah tangga, serta pasien pun tidak
melayani suaminya hingga saat ini. Pasien hanya berdiam diri dirumah saja, duduk
sendirian dan tidak bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumahnya. Pasien juga
sering berdebat dengan anak keduanya.
Satu hari smrs, pasien terlihat diam, gelisah, dan susah tidur, kadang mulai
marah marah lagi tanpa sebab yang jelas. Di RSJ Klender, pasien tampak tenang,
kadang berbicara sendiri, pasien mengatakan bahwa ia mendengar adanya bisikan.
Mempunyai masalah ekonomi, masalah dengan suami, serta masalah
terhadap anak anaknya. Hal ini yang membuat pasien menjadi tidak mengerjakan
pekerjaan rumah. Menurut suami, pasien semenjak melahirkan anak ketiganya pasien
menjadi berubah perilakunya hingga saat ini. Pasien tidak pernah menjalankan
perintah Allah. Pasien mengatakan kalau ia hanya sakit batuk batuk saja, dan tidak
punya penyakit lain. Pasien mengaku kalau kadang ia merasa sedih, cemas, dan
marah marah, kemudian tenang kembali, perasaan seperti ini munculnya
bergantian, ketika pasien disuruh untuk masak atau diperintah apapun menurut suami
pasti langsung marah, tapi setelah itu pasien tenang dan kembali berdiam diri di
kamarnya. Masa remaja, pasien berhenti dari sekolah karena tidak ada biaya, dan
selalu berbeda pendapat. Pasien jarang bergaul tidak memiliki teman akrab dan
cenderung menjadi pendiam.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan, mood labil, afek terbatas, asosiasi
longgar (+), gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik (+), RTA terganggu,
tilikan derajat I. Pasien pernah mengalami hal ini sebelumnya.

16

FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan psikologis
yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan
hendaya (impairment/ disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
yang biasa, dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien
ini menderita gangguan jiwa.
AKSIS I
Pada pasien didapatkan :

Gejala gejala psikotik yang nyata terjadi secara kronis dan

mengganggu aspek kehidupan dan pekerjaan sehari hari,


Adanya stres yaitu masalah keuangan, masalah dengan suami dan anak

anaknya,
Tidak ada penyebab kelainan organik
Adanya Gangguan persepsi berupa halusinasi Auditorik (+), sehingga
pasien ini memenuhi kriteria diagnosis F20.0 Skizofrenia Paranoid

AKSIS II
Pada pasien didapatkan hanya memiliki beberapa orang teman namun tidak
terlalu akrab. Pasien jarang bergaul dan cenderung menjadi pendiam. Pasien tidak
terlalu ingin bergaul dengan lingkungan dan pasien tidak banyak bercerita dengan
suaminya sehingga pasien ini mempunyai ciri kepribadian skizoid.
AKSIS III
Tidak ada kelainan medis umum
AKSIS IV
Berkaitan dengan masalah ekonomi (pasien ingin diberikan uang yang
banyak oleh suami dan anak pertamnya yang sesuai dengan kemauannya), dan
masalah family support group (pasien selalu berbeda pendapat dengan ayahnya,
pasien karena tidak mau mengerjakan pekerjaan sebagai seorang ibu dirumah, tidak
melayani suami serta anak tidak menuruti semua kemauan pasien).
AKSIS V
GAF saat diperiksa

: 61 70 (beberapa gejala ringan yang menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, namun secara umum masih baik).


17

GAF satu tahun terakhir

: 51 60 (gejala sedang, disabilitas sedang).

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I

: F20.0 Skizofrenia Paranoid

AKSIS II

: Ciri Kepribadian Skizoid

AKSIS III

: Tidak ada diagnosis

AKSIS IV

: Masalah Ekonomi, Masalah keluarga (Primary support

group)
AKSIS V

: GAF saat diperiksa

: 61 70

GAF satu tahun terakhir

: 51 60

DAFTAR MASALAH
1.
2.
3.

Organobiologik : Tidak ada penyakit


Psikologik
Gangguan Persepsi : Halusinasi Auditorik
Gangguan Proses Pikir : Asosiasi longgar
Lingkungan dan Faktor Sosial
Masalah perekonomian, masalah suami istri, masalah anaknya, dukungan
dari orangtua.

RENCANA PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
Risperidone 2 mg tab; 2 dd tab I
2. Non-psikofarmaka
- Terapi Suportif : Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa
gejalanya akan hilang dengan menganjurkan pasien untuk selalu
minum obat secara teratur, menjelaskan pentingnya kontrol ke dokter
setelah pulang dari Rs dan akibat yang terjadi bila pasien tidak teratur
minum obat. Pasien juga didukung mengenai pekerjaannya sebagai
ibu rumah tangga, disarankan untuk sering berdiskusi apabila ada
masalah dalam mencari penghasilan maupun permasalahan dengan
lingkungan keluarga dan rumahnya. Memberitahu kepadanya untuk
kembali beraktivitas seperti layaknya seorang istri yang menjaga,
menyanyangi serta melayani suami dan anak anaknya. Untuk selalu
berpartisipasinya

dalam

kegiatan

disekitar

kelurahannya

dan

bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumahnya.


18

Terapi berorientasi keluarga : Menjelaskan kepada keluarga pasien


mengenai kondisi pasien agar keluarga dapat menerima dan tidak
dijauhi, dan agar dapat mendukung kesembuhan pasien dengan
mengingatkan untuk minum obat. Keluarga terutama suami juga harus
diingatkan agar lebih sabar dengan istrinya, dan lebih mengerti

kondisi keuangan suaminya.


Terapi spiritual : Pasien diingatkan untuk rajin shalat lima waktu,
puasa, bersedekah, dan dzikir karena tidak ada yang lebih penting
selain panggilan untuk menghadap Allah. Pasien disarankan untuk
sering beristighfar bila sedang mendapat ujian dan lebih sabar serta
bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.

PROGNOSIS
Quo ad Vitam

: Ad Bonam

Quo ad Functionam

: Dubia ad Bonam

Quo ad Santionam

: Dubia ad Malam

19

Вам также может понравиться