Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
STATUS PASIEN
I.
Data Pribadi
Nama
: Ny. K
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tgl Lahir
Usia
: 42 Tahun
Suku Bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
Status Pernikahan
: Menikah
Alamat
Tanggal masuk RS
Keluhan Utama
Pasien marah-marah di rumah sejak 1 minggu smrs.
III.
Satu bulan smrs, jarang ngomong dengan anak dan suaminya, namun
Selama sebulan itu pasien tidak mengerjakan kegiatan ibu rumah tangga
seperti masak, beres - beres rumah dan nyuci baju, serta pasien pun tidak
melayani suaminya hingga saat ini. Pasien hanya berdiam diri dirumah saja,
duduk sendirian dan tidak bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumahnya.
Sesekali pasien keluar rumah hanya untuk membeli makan ataupun keperluan
pasien saja. Pasien juga sempat cekcok dengan anak keduanya, karena
anaknya meminta untuk masak di dapur tapi ibunya tidak mau melakukannya
sehingga terjadi perdebatan di antara mereka.
Dua minggu smrs, pasien merasa tidak enak badan (masuk angin),
batuk batuk dan pasien sering marah marah karena pasien meminta uang
dan dikasih tidak sesuai dengan pasien inginkan. Setelah itu pasien berdiam
diri dikamar dan tidak melakukan aktivitas apapun, makan mulai berkurang.
Pada saat yang sama anak bungsu pasien dirawat RSIJ Cempaka Putih karena
sakit DBD dirawat selama lima hari, dan pasien tidak mengurus anaknya ia
hanya dirumah saja, kemudian suatu hari suaminya mengajak / membujuk
pasien untuk menengok anaknya akhirnya pasien mau setelah dikasih uang
(Rp. 250.000). Setelah pulang dari rumah sakit pasien marah marah lagi
karena ia merasa lelah. Selama anaknya di rumah sakit yang mengurusnya
adalah kakaknya pasien.
Satu minggu smrs, pasien serta susah tidur siang ataupun di malam
hari, marah marah kepada anaknya menyuruh mereka pergi dari rumah dan
jangan ganggu ia, pasien juga marah kepada suaminya. Menurut suami,
pasien marah marah karena ia sedang tidak enak badan dan pengen sendiri
saja.
Satu hari smrs, menurut suami pasien terlihat diam, gelisah, dan susah
tidur, dan masih tidak melakukan pekerjaan ibu rumah tangga. Pasien di ajak
ngobrol jawabnya ngelantur.
mengharapkan hal yang sama untuk istrinya juga, sehingga suaminya harus
berbohong untuk mengajak pasien ke Klender dengan alasan mengantarkan
baju, setelah suami memberikan uang akhirnya pasien mau di ajak keluar
rumah dan sampailah di RSJ Klender saat bertemu dengan anaknya pasien
terlihat biasa saja tidak sewajarnya ibu yang sudah lama tidak ketemu dengan
anak yang digambarkan dengan senang dan diajak berbicara. Pasien terlihat
diam dan meminta pulang namun suami pasien mengatakan untuk menunggu
dokter yang akan memeriksa karena pasien supaya cepat sembuh karena
pasien mengeluh batuk batuk, dan masuk angin. Kemudian suami dan
anaknya pulang secara diam - diam tanpa diketahui pasien.
Tiga hari dirawat RSJ Klender, pasien tampak tenang, namun kadang
kadang sering berbicara sendiri, pasien mengatakan bahwa ia mendengar
adanya bisikan saat sendiri dan kadang bisikan terjadi tak menentu disaat ada
orang lain juga, pasien juga mengatakan bahwa bisikan hanya didengar
olehnya saja, dan tidak terlihat wujudnya hanya berupa suara yang jelas,
kadang laki laki, dan kadang perempuan yang berisikan komentar tentang
kemampuan studinya, mengenai hubungan dengan suami dan anak
anaknya. Namun pasien tidak memperdulikan bisikan tersebut, dan kadang
bisikan hilang namun terdengar lagi saat pasien sedang sendiri. Pasien
mengatakan karena kemampuan studinya tidak di dukung penuh oleh
orangtua terutama ayahnya, pasien mengatakan bahwa ia seperti diyatimkan,
karena semua kemauan ia tidak dituruti dan selalu bertentangan dengan
ayahnya. Kemudian pasien juga mengatakan bahwa mempunyai masalah
ekonomi dengan keluarganya dimana suami dan anak pertamanya hanya
memberi uang Rp. 250.000 dan tidak sesuai dengan kemauan pasien,
sehingga pasien sering mengamuk. Karena menurut pasien uang segitu tidak
ada gunanya untuk memenuhi semua kebutuhan tidak cukup, dan pasien
mengatakan buat apa bekerja seperti itu kalau uangnya hanya sedikit,
mending tidak usah bekerja atau cari pekerjaan yang lain saja yang
menghasilkan banyak uang. Kadang pasien sering berkata kepada suaminya
jika tidak diberikan uang belanja mending tidak usah pulang sekalian.
IV.
orang sekitarnya, serta menarik diri dari lingkungannya. Ada saaatnya pasien
marah - marah ketika minta uang dan dikasih tidak sesuai yang diharapkan,
pasien langsung marah. Saat dimintai untuk melakukan aktivitas sebagai ibu
rumah tangga juga pasien langsung marah marah dengan alasan capek,
lelah dan tidak mau melakukannya. Pasien juga marah ketika suaminya
meminta untuk berhubungan intim hingga saat ini.
Satu tahun smrs, pasien mengamuk hingga membanting barang, saat
minta uang tidak diberikan sesuai dengan yang diharapkan, marah ketika
suaminya mecoba lagi untuk menyuruhnya memakai KB, dan ketika
menyuruh untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Pasien juga banyak
bicara, selalu berkomentar dan berdebat dengan anak yang kedua dan kadang
ngelantur, tidak jelas ngomong apa. Pasien juga tidak melakukan aktivitas
apapun seperti tidak pernah mandi selama seminggu, hanya berdiam diri saja,
tidak mau bersosialisasi dengan tetangga sekitarnya. Tidak mengurus suami
dan anak anaknya. Pasien berbicara sendiri dikamar tanpa ada orang.
Berbicara tentang pacarnya dan masalah pendidikan.
b. Medik
Riwayat operasi (-), darah tinggi (-), kencing manis (-), kejang (-), tumor
kepala (-), trauma kepala (-).
c. Zat Psikoaktif
Merokok (-), minuman beralkohol (-), obat-obatan terlarang (-).
V.
Riwayat Hidup
a. Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan seorang anak yang diharapkan. Pasien dikandung cukup
bulan, dilahirkan secara normal, dan ditolong oleh paraji, dan tidak ada
masalah saat dan sebelum kelahiran.
b. Masa Kanak Awal (0 3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu pasien, dan tidak ingat apakah mendapat Asi Ekslusif
atau tidak. Pasien tumbuh dan kembang seperti anak seusianya. Tidak ada
masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan.
6
e. Masa Dewasa
Riwayat Pekerjaan
Sejak tahun 2006 pasien bekerja di konveksi Cibitung, untuk
mengambil pesanan kain - kain yang akan di jahit, pasien bekerja
selama 3 tahun di tempat tersebut dan selama bekerja pasien merasa
kesal dengan atasannya karena pasien merasa lelah harus bekerja
terus, pengen istirahat tapi selalu disuruh-suruh untuk ambil pesanan
kain, namun tidak ada konflik yang serius dengan atasannya. Pasien
7
juga tidak ada masalah dengan teman disekitar tempat dia bekerja.
Setelah pasien berhenti bekerja karena pindah rumah dan jauh dari
tempat ia bekerja, karena rumah kontrakannya sudah habis waktunya
dan mereka sudah membangun rumah sendiri sehingga mereka pindah
ke rumah barunya. Kemudian setelah pindah rumah, kemudian pasien
berjualan bubur sumsum keliling disekitar rumahnya namun hanya 4
bulan saja pasien berjualan karena pasien merasa capek, dan bosan,
dan mau mengurus anak keduanya sehingga memutuskan untuk tidak
bekerja lagi hingga saat ini.
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah dengan suaminya sekitar 25 tahun yang lalu. Ia
mengenali suaminya dari Ayahnya. Ia mengalami masa pendekatan 6
bulan dan menikah pada usia 17 tahun dan suami usia 23 tahun.
Menurut suami pasien, semenjak awal dekat sampai dengan menikah,
pasien adalah sosok yang dingin dan pendiam. Ia tidak pernah
mengkomunikasikan apapun masalah yang dia dapatkan, baik senang
maupun susah. Saat awal nikah sampai dengan anak kedua lahir,
hubungan pasien dengan suami berjalan harmonis, semua konflik
dapat di atasi dengan baik. Namun, sejak kelahiran anak ketiga, mulai
terjadi konflik dalam rumah tangga, terkait dengan masalah keuangan
yang tidak stabil. Pasien merasa suami tidak mengerti dengan kondisi
keuangan pasien yang susah. Pasien mengaku sering marah marah
karena diberi uang belanja kurang, tidak sesuai yang diharapkan dan
tidak memenuhi untuk kebutuhan sehari hari. Hal ini membuat
pasien merasa tertekan dan lelah. Menurut pasien, ia meminta uang
kepada suaminya memang untuk kebutuhan sehari harinya. Ia
biasanya diberikan uang belanja Rp 250.000 untuk beberapa hari,
belum termasuk untuk jajan anaknya, dan mebayar uang listrik.
Sehingga sering kali pasien marah dan kadang mengatakn mending
tidak usah pulang ke rumah. Mereka juga berdebat masalah
hubungan intim dan pemakaian KB karena pasien duah hampir lima
tahun ini tidak melayani suaminya. Pasien mengatakan pernah
kepikiran dan ingin bercerai dengan suaminya karena ia merasa
8
Agama
Pasien dibesarkan dengan agama Islam dengan latar belakang yang
longgar. Pasien tidak terlalu mendapatkan pendidikan keagamaan di
rumah. Namun pasien mengatakan hanya mendapat pendidikan agama
di sekolahnya saja. Pasien tidak taat dalam menjalankan shalat lima
waktu, jarang mengaji sampai sekarang. Pasien sering tidak shalat
dengan alasan walaupun sudah sholat dan ngaji tetapi tetap saja hati
tidak tenang, karena sebenarnya kebahagian dan ketenangan itu
adalah harta. Menurut suami, semenjak tahun 2009 melahirkan anak
ketiga hingga saat ini pasien sama sekali tidak melakukan perintah
allah (sholat, mengaji). Sebelumnya pasien tidak pernah mendapat
mimpi atau petunjuk petunjuk menurut agamanya. Selain itu, pasien
juga tidak pernah pergi ke orang pintar ataupun belajar ilmu ilmu
tertentu untuk meminta petunjuk agar diberikan rezeki yang banyak.
Riwayat militer
Tidak ada
Aktivitas Sosial
Pasien tidak mempunyai teman dekat di lingkungan rumahnya. Pasien
lebih sering berada dirumah sendiri dari pagi hingga malam. Dahulu
ketika masih memiliki dua anak, sesekali pasien bergaul dengan
tetangga sekitar rumahnya. Namun setelah pasien mengalami
perubahan perilaku, saat memiliki anak ketiga pasien lebih sering
berdiam diri dirumahnya dan tidak pernah bersosialisasi dengan
tetangganya lagi. Pasien jarang sekali mengikuti kegiatan di
lingkungan rumah.
Riwayat hukum
Pasien menyangkal pernah melakukan tindak kejahatan.
Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien
memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien tidak pernah
mendapatkan pelecehan seksual. sikap terhadap sex biasa saja tidak
berlebihan.
f. Riwayat Keluarga
Laki-laki
Perempuan
Gangguan Jiwa
Meninggal
Pasien
Serumah
Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pasien
dilahirkan dalam keluarga sederhana. Ayah dan ibu pasien merupakan
seorang buruh tani. Pasien tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan
ayahnya, dikarenakan ayahnya selalu berbeda pendapat dengan pasien. Pasien
merasa kekurangan kasih sayang dari ayahnya. Menurut suami, Pasien
memiliki hubungan baik dengan ibunya. Pasien sering membantu ibu sejak
pulang sekolah. Namun pasien tidak pernah bercerita kepada ibunya
mengenai kesehariannya. Pasien memiliki dua orang kakak perempuan, dan
10
satu kakak laki laki. Pasien memiliki jarak usia masing masing empat
tahun dan tiga tahun dengan kedua kakaknya. Pasien tidak begitu dekat
dengan ketiga kakaknya tetapi mempunyai hubungan baik. Pasien jarang
bermain bersama dengan kakaknya.
Menurut pasien bahwa kedua orang tuanya mungkin bermusuhan
dengannya dan mungkin membenci dirinya, karena orangtuanya tidak pernah
mendidik pendidikan, dan tidak mendukung anaknya untuk sekolah, mengaji,
dan menikah. Menurut penuturan dari suami, memang benar kalau ayah dan
pasien hubungannya tidak baik kadang berantem tapi ia sayang sama ibunya.
Pasien memiliki tiga orang anak. Anak pertama umur 24 tahun kerja,
lalu kedua berumur 14 tahun SMP, Anak terakhir berusia 7 tahun dan kurang
lebih 1 minggu yang lalu dititipkan ke kerabatnya di jawa karena tidak ada
yang menjaganya. Pasien tidak pernah mengurus anak terakhirnya. Di
lingkungan keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa yaitu anak pasien
yang kedua.
Hubungan pasien dengan anak anaknya juga kurang harmonis lima
tahun belakangan ini karena ketika pasien minta uang ke anak yang pertama
selalu ngasih sedikit dan akhirnya pasien menjadi marah. Pasien juga sering
sekali berantem (cekcok) dengan anak keduanya, karena masalah masalah
sepeleh, misal anaknya meminta ibunya untuk masak namun ibunya tidak
mau dan mereka berdebat, masalah sekolah anak yang tidak keterima di SMP
negeri, dan sering kali karena alasan yang tidak jelas. Satu pekan terakhir
smrs, pasien tidak menyapa anaknya. Ia diam dan tidak lagi berkomunikasi
dengan anaknya.
- Impian, Fantasi, dan Nilai-nilai
Impian
: pasien ingin memiliki kemampuan yang bermutu
Fantasi
: tidak ada
Nilai-nilai : jika pasien melihat kebakaran disekitar, pasien akan
mengambilnya sesuai yang bisa digunakan untuk memadamkan api
dan meminta bantuan.
11
VI.
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien perempuan dengan tampilan sesuai dengan usianya, tinggi badan
sekitar 158 cm, berpakaian cukup rapi dengan memakai kaos berwarna
pink, dan celana panjang hitam, memakai sandal jepit, pasien tampak
kurus, dengan potongan rambut hitam pendek rapi, kulit berwarna sawo
matang, kuku kaki dan tangan pendek, memakai kaos kaki bewarna hijau
b.
c.
: Labil
: Terbatas
: Serasi
3. Pembicaraan
a. Volume
b. Irama
c. Intonasi
d. Artikulasi
: Sedang
: Teratur
: Sedang
: Jelas
4. Persepsi
a. Halusinasi
:
Auditorik
Visual
Olfaktorik
Taktil
b. Ilusi
c. Derealisasi
d. Depersonalisasi
5. Gangguan Pikiran
a. Proses dan bentuk pikir
Produktivitas
Kontinuitas
: Tidak ada
: Tidak ada
: Banyak Ide
Blocking
: Tidak ada
Asosiasi Longgar : Ada
Inkoherensi
: Tidak ada
Word salad
: Tidak ada
Neologisme
: Tidak ada
Flight of ideas
: Tidak ada
Sirkumstansial : Tidak ada
Tangensial: Tidak ada
b. Isi pikir
a. Preokupasi
: Tidak ada
b. Ide Referensi
: Tidak ada
c. Waham
Waham Bizarre
: Tidak ada
Waham Somatik
: Tidak ada
Waham Kebesaran
: Tidak ada
Waham Kejaran
: Tidak ada
Waham Rujukan
: Tidak ada
Waham Dikendalikan:
: Tidak ada
Waham Cemburu
: Tidak ada
Thought of insertion
: Tidak ada
Thought of broadcasting : Tidak ada
Thought of withdrawal
: Tidak ada
Thought of control
: Tidak ada
Obsesi
: Tidak ada
Fobia
: Tidak ada
6. Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran
E4V5M6 (composmentis)
b. Orientasi
Waktu
Orang
RTA terganggu.
10. Tilikan
Tilikan derajat 1. Pasien menyangkal penuh terhadap penyakitnya.
11. Taraf dapat dipercaya
Kurang dapat dipercaya (terdapat beberapa jawaban tertentu yang setelah
dilakukan
alloanamnesa
ternyata
berbeda
dengan
pernyataan
yang
Tanda Vital
Tensi
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,8 oC
Kepala
: normocephal
Thorax
Paru
Jantung
Abdomen
: supel, BU +
Ekstremitas
STATUS NEUROLOGI
Gangguan Rangsang Meningeal : tidak ada
Mata
Gerakan
Visus
: baik
Bentuk Pupil
: bulat, isokor
Rangsang Cahaya
: +/+
Motorik
Tonus
Kekuatan
Koordinasi
Refleks
16
FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan psikologis
yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan
hendaya (impairment/ disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
yang biasa, dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien
ini menderita gangguan jiwa.
AKSIS I
Pada pasien didapatkan :
anaknya,
Tidak ada penyebab kelainan organik
Adanya Gangguan persepsi berupa halusinasi Auditorik (+), sehingga
pasien ini memenuhi kriteria diagnosis F20.0 Skizofrenia Paranoid
AKSIS II
Pada pasien didapatkan hanya memiliki beberapa orang teman namun tidak
terlalu akrab. Pasien jarang bergaul dan cenderung menjadi pendiam. Pasien tidak
terlalu ingin bergaul dengan lingkungan dan pasien tidak banyak bercerita dengan
suaminya sehingga pasien ini mempunyai ciri kepribadian skizoid.
AKSIS III
Tidak ada kelainan medis umum
AKSIS IV
Berkaitan dengan masalah ekonomi (pasien ingin diberikan uang yang
banyak oleh suami dan anak pertamnya yang sesuai dengan kemauannya), dan
masalah family support group (pasien selalu berbeda pendapat dengan ayahnya,
pasien karena tidak mau mengerjakan pekerjaan sebagai seorang ibu dirumah, tidak
melayani suami serta anak tidak menuruti semua kemauan pasien).
AKSIS V
GAF saat diperiksa
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I
AKSIS II
AKSIS III
AKSIS IV
group)
AKSIS V
: 61 70
: 51 60
DAFTAR MASALAH
1.
2.
3.
RENCANA PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
Risperidone 2 mg tab; 2 dd tab I
2. Non-psikofarmaka
- Terapi Suportif : Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa
gejalanya akan hilang dengan menganjurkan pasien untuk selalu
minum obat secara teratur, menjelaskan pentingnya kontrol ke dokter
setelah pulang dari Rs dan akibat yang terjadi bila pasien tidak teratur
minum obat. Pasien juga didukung mengenai pekerjaannya sebagai
ibu rumah tangga, disarankan untuk sering berdiskusi apabila ada
masalah dalam mencari penghasilan maupun permasalahan dengan
lingkungan keluarga dan rumahnya. Memberitahu kepadanya untuk
kembali beraktivitas seperti layaknya seorang istri yang menjaga,
menyanyangi serta melayani suami dan anak anaknya. Untuk selalu
berpartisipasinya
dalam
kegiatan
disekitar
kelurahannya
dan
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: Ad Bonam
Quo ad Functionam
: Dubia ad Bonam
Quo ad Santionam
: Dubia ad Malam
19