Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Setting dibikin kayak ruang kelas. Siswa pada matung. Siswa 1 berjalan
disekitar panggung. Lalu seorang anak laki-laki teman sekelasnya menabraknya.
Siswa 1
: aduh.
Siswa 5
: kalo jalan lihat-lihat dong. Nggak punya mata ya!
Siswa 1
: santai dong. Nggak usah alay.
Siswa 5
: eh, ngajak berantem nih.
Siswa 1
: ayo sini.
Siswa 5
: awas ya. aku bilangin mamaku. (pergi)
( Siswa 1 nyanyi lagu anak mami. Siswa yang lagi freze ikutan.)
KRINGG!!! (semua Siswa duduk ketempat masing-masing matung.)
Bu guru
: duh, liburan 2 minggu kok rasanya kayak sehari ya. kertas nilai masih
pada numpuk. Ah ndak papa. Ketemu lagi sama anak-anak SMA ini. Liat aja apa ada
yang belajar selama liburan ini. Liat aja nanti bakal ada ulangan dadakan.
Guru selesai monolog, menghampiri kelas. Unfreze.
Bu Guru
: Selamat pagi anak-anak.
Siswa
: Pagi, Bu.
Bu Guru
: kok nggak pada semangat sih?? Karna kalian nggak pada semangat,
ibuk bakal kasih ulangan dadakan.
Siswa 4
: hah! Apah! Yaampun!
Siswa 2
: hari pertama ulangan??
Siswa 3
: nggak masuk akal bu.
Siswa
: nggak bisa gitu, Bu.
Siswa 1
: Yaudah sih, biasa aja. Cuma ulangan juga. Makanya jadi orang tu
pinter. Nggak usah sok panik, deh.
Bu Guru
: nah, kalian contoh tu si siswa 1.
Siswa
: ngeluh.
Bu Guru
: (tulittulittulit) halo. Sekarang? Aduh. Iya siap. Baik. Maaf ya anak
anak, ibu ada urusan mendadak sama kepala sekolah. ulangannya ditunda aja ya.
sekarang kalian kerjakan buku paket halaman 103 ya. (keluar)
Semua pada sibuk masing-masing. Anak-anak dikelas rame-rame. Beberapa
gerombolan anak bertanya kepada si anak 4 tapi malah dijawab tak acuh.
Siswa 6
: eh, soal nomor 3 gimana sih?
Siswa 7
: duh gimana ya? aku juga nggak paham.
Siswa 8
: mending kita tanya ke Siswa 1 yuk.
Siswa 6
: siswa 1, ini nomor 3 caranya gimana ya?
Siswa 1
: yaampun. Soal kayak gini aja kalian nggak bisa. Bodoh banget sih.
Siswa 7
: kamu kok gitu sih. Kalo nggak mau bantuin yaudah, nggak usah
ngejek.
Siswa 1
: emang nggak mau. Sayang banget otakku yang mahal ini.
Siswa 8
: dasar. Yuk kita pergi aja.
(nyanyi dia pikir dia yang paling hebat. Dimulai selain Siswa 1. Koordinasi menyusul)
Bu Guru
: maaf ya anak-anak tadi ibu lama.
Siswa
: nggak papa bu. Lebih lama juga nggak papa. Hahahha
Bu Guru
: itu sih keenakan kalian. Sekarang ibu akan membentuk beberapa
kelompok untuk berdiskusi.
Siswa 9
: kelompoknya milih sendiri-sendiri aja bu.
Siswa 10
: iya bu. Bebas aja. Lebih adil bu..
Bu Guru
: justru kalau ibu acak kan malah adil?
Siswa 11
: saya nggak mau satu kelompok sama Siswa 1 bu
Bu Guru
: lho kenapa?
Siswa 12
: dia nyebelin bu. Ngerasa yang paling bisa.
Siswa 1
: apasih? Pada sirik ya.
Bu Guru
: sudah sudah. Kalian kok malah berantem sih.
Siswa 4
: emang siswa 1 itu nyebelin bin aneh bin sok sok an bin iuhh bin huek
huek bu
Siswa 2
: iya bu, makanya dikelas ini nggak ada yang mau satu kelompok sama
dia
Siswa 3
: dia itu ngerasa paling bener bu. Nggak punya rasa bersalah
Siswa 1
: emang aku nggak pernah salah. Kalian kali
Bu Guru
: anak-anak kalian nggak boleh gitu. Kalian semua ini teman.
(bu guru nyanyi lagunya sherina persahabatan. Diikuti siswa yang lain.)
Siswa 1
: maafin atas semua kesalahanku ya teman-teman.
Ceritanya kelas kosong, siswa 1 sedang mengobrol dengan siswa 9, 10, 11, 12 dipojok
panggung. Lalu beberapa cowok muncul. Salah satunya ada Siswa 5. Siswa 5 bersama
Siswa 13, 14.
Siswa 13
: itu si Siswa 1 bos.
Siswa 11
: wah iya bos. Sikatt aja bos.
Siswa 5
: malu lah. Dia cantik banget.
Siswa 13
: kenapa malu bos? Bos ganteng kok.
Siswa 5
: tiap ketemu dia, mesti ada something happen.
Siswa 11
: yaelah. Pede aja bos. Doa dulu bos.
(siswa 5 nyanyi lagu hari bersamanya Sheila on 7. Diikuti siswa 13 dan siswa 14. Dan
padus tentunya)
Siswa 5
: ehem. Hai
Siswa 1
: hai
Siswa 5
: aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?
Siswa 9
: ciyeee ditembak
Siswa 10
: terima aja
Siswa 12
: udahlah. Nggak usah mikir lagi. Terima aja.
Siswa 1
: maaf ya bukannya apa-apa. Tapi mendingan kita belajar dulu ya...
pacaran itu belakangan.
(nyanyi lagu anak sekolah nya chrisye. Lalu kembali ke bangku masing masing)
Bu Guru
: anak-anak. Ibu ada kabar. Mulai lusa, kalian akan dipindah kelas
secara acak.
Siswa 6
: nggak mau pisah..
Siswa 7
: sediihh harus pisah sama kalian
Siswa 8
: bakal keinget sama kenangan kitaa
Bu Guru
: anak-anak. Nantinya kalian juga pasti berpisah. Memang susah diawal,
tapi kalian pasti bisa melewatinya. Percaya aja bahwa suatu saat kalian akan ketemu
lagi dalam kebahagiaan yang lain.
(seluruh pemain maju nyanyi lagu persahabatan)
SENGAJAKAH ?
Pagi ini tidak seramai biasanya, para mahasiswa sibuk belajar karena sebentar lagi ada
ualangan tapi ada sebagian mahasiswa yang bergosip tentang mahasiswa baru yang masuk hari ini.
Farza
: (dengan gaya alainya) eh, tau gak ? cowok itu cool abiz.. ( menunjuk Dimas)
Shella : hemz., aku tau kalau dia cool (kata shella cuek, karena tanpa sepengetahuan temannya Dimas
adalah kekasihnya waktu SMA )
Anis
: (dengan tampang oon, mangap-mangap) eh, tapi aku lebih suka sama Fauzan dan Wahyu , dia
juga gak kalah keren.
Iin
: (sambil memilin rambutnya yang di kepang , dan tersenyum malu ) Naufil kau keren.. .
Shella : Iin , nyadar ga sih ? Anis, kamu cocoknya sama si bambang !! . ( semua tertawa mendengar
ocehan shella, begitu juga dengan Dini dan Uut yang juga mendengarnya).
Dini
: heh kalian ini bisa saja , kasian Anis loh(Dini dan Uut mendekat ke kelompok shella dkk)
uut
Farza
uut
: jangan sok kamu Ut, nanti nilaimu juga tidak bakalan bagus-bagus banget .
: kan kita harus berusaha dulu Far ! .
: apa Shell !, Din yuk kita ke perpus ! (kata Uut menarik tangan Dini )
Dini
Uut
: oh, ayo .
Berbeda dengan kelompok Safina, mereka malah membahas tentang pelajaran yang hendak
: aku masih bingung yang tentang manusia purba yang ada di Indonesia, apa aja sih namanya !.
(Tanya Fani, dengan muka bingung).
Risma : seperti ini Fan, kalau manusia purba yang ada di Indonesia dibagi 3 macam, diantaranya
ada Meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus, dan Homo .
Safrina : diantara ke-3 macam manusia purba itu ada cirinya masing-masing lo Fan ! (sambung Safrina).
Fany
Feti
safrina : masa prasejarah itu adalah masa sebelum manusia mengenal tulisan.
Fety
Risma : mudah-mudahan nanti kita bisa menjawab soal-soalnya dengan benar . (sambung Risma )
Fany
Dimas : kalian tau mengapa zaman Tembaga tidak pernah terjadi di Indonesia ?
Risma : itu karena di Indonesia tidak ditemukannya prasasti atau peninggalan yang terbuat dari tembaga .
(sambung Risma)
Kelompok shella dkk. Melihat Dimas yang sedang bercakap-cakap dengan kelompok Safrina dkk.
Kemudia shella dkk menghampirinya.
Shella : hai Dimas. Boleh kenalan gak ?. (dengan gaya centilnya, sengaja minta kenalan padahal Dimas
adalah mantan pacarnya pada waktu SMA dulu )
Dimas : itu kamu sudah tau namaku, bukankah aku sudah memperkenalkan diri kemaren ? (Dimas cuek
pada shella).
Farza
: oh gitu ya !!!, sok pilih-pilih teman nih ceritanya ? (sambung Farza dengan suara agak
meninggi).
Feti
Farza
Safrina : kalian jangan bikin rame, cepat pergi ! kita mau belajar (teriak Safrina)
Shella : jangan sok kamu Rin !
Fany
: jangan seperti itu shell !, kita saat ini harus belajar karena sebentar lagi kita ulangan
Farza
:iya,. (dalam hati Anis berkata aduh Wahyu keren banget sih .)
Iin
Fauzan : semuanya. Duduk ke tempat masing-masing !! dosen sudah datang ! (perintah Eko).
Naufil : sepertinya ada dosen baru tuh (kata Naufil menimpali).
Fauzan
Kemudian dosen wali kelas bersama dosen baru masuk kelas dan semua siswa duduk
ketempatnya.
Muqit : selamat pagi semua ! (kata wali kelas itu).
Mahasiswa
: pagi pak !
Muqit :anak-anak, hari ini ada dosen baru yang akan menggantikan Ibu Harti
Wahyu : emang Ibu Harti kemana pak ?, kok malah ganti dosen !
Muqit : Ibu Harti berhenti mengajar disini mulai hari ini
Farza
Muqit : mari, kenalkan nama Ibu ! (kata dosen Muqit kepada dosen baru itu)
Wiwid : kenalkan, nama saya Widya kartika, mulai hari ini saya akan menggantikan Ibu Harti!. Apa ada yang
mau ditanyakan (kata dosen itu dengan suara tegas).
Farza
Wiwid : 081234567xxx , baik ada yang mau ditanyakan ? , kalau tidak ada pertanyaan mari kita berdiskusi
tentang tersebarnya agama Hindu-Budha di Indonesia
Shella :jangan bu. Kitakan baru kenal kok langsung pelajaran ?
Muqit : baiklah terimakasih atas perhatiannya ! selamat pagi ! (kata dosen Muqit seraya meninggalkan
kelas).
Mahasiswa
: iya sama-sama
Pelajaran sejarah telah selesai, setelah pelajaan selesai banyak siswa yang berkumpul di kantin
kampus.
Dini
Uut
Dini
:q juga .
Uut
:iya, tunggu (tak lama kemudian mbak kantin menyodorkan pesanan kami)
Naufil : hei, kalian beli apa ? (kata Naufil memegang pundak Dini )
Dini
Nufil
Uut
Wahyu
Dini
Shella : mbak, pesan mie satu dan es tehnya satu (kata shella yang kemudian duduk di kursi)
Mbak K : iya, tunggu
Farza
Mbak : iya, Anis sama Iin mau pesan apa ? (Tanya mbak kantin yang sudah mengenak mereka)
Anis
Iin
: nonton shell! jawab Safrina . oh ia Dim, bagaimana kalau kita nnton dikelas aja, kebetulan
aku punya film dilaptop, nanti pulangnya kita nonton ke bioskop. gimana?
Dimas : wah, bagus tu. Baiklah nanti sepulang kuliah kita pergi ya ! .
Safrina
:ok
Merasa dicuekin, Shella langsung pergi dengan muka cemberut.
Anis
Farza
:ngesliat siapa ?
Shella : itu tuh, si Tukiyem pamer didepan aku, kalau dia mau pergi nonton nanti malem
Farza
:sokbanget tu orang !
Iin
Anis
melarang temannya untuk melabrak Safrina waktu dikantin tadi siang. Setelah beberapa menit
menunggu akhirnya Dimas dan Safrina datang,kemudian shella menyiram Safrina dengan air.
Safrina
: tunggu dulu, apa kalian sudah pernah berteman sebelumnya ? (Tanya Safrina heran )
Shella : ya, bukan hanya berteman, tapi dulu kita sempat pacaran !, Safrina tolong kamu putuskan
hubunganmu dengan Dimas ! (pinta shella, yang air matanya mulai berjatuhan)
Kemudian Fauzan dan temannya yang culun datang menghampiri mereka ber-3.
Eko
Bambang : sepertinya shella menangis, (kata bambang yang juga teman satu SMAnya)
Eko
Shella : Fuzan, tolong jelaskan pada Dimas kalau kita tidak pernah memiliki hubungan lebih dari teman
pada waktu SMA dulu !
Dimas : sudah, tidak usah dijelaskan !
Eko
: Dimas, kami benar-benar tidak memiliki hubungan yang lebih dari teman, foto yang kamu lihat itu
bukan seperti yang kamu bayangkan. Asal kamu tahu waktu itu Shella membantu aku untuk bertemu
si Ratih
: benar, kami datang ke restouran bertiga bukan hanya berdua Dim (mencoba member
pengertian )
Dimas : shell, maafkan aku ! , aku telah salah paham kepadamu (memegang pundak shella)
Shella : iya, tapi.
Dimas : tapi apa ?, aku tidak memiliki hubungan khusus dengan Safrina
Shella : tapi tadi. (belum sempat meneruskan kalimatnya, Dimas langsung berkata )
Dimas : tidak, itu bohong shell ! , aku bena-benar minta maaf (kata Dimas memelas) maaf karena aku
salah paham dan maaf karena aku menyakitimu(lanjutnya). Safrina, aku juga minta maaf padamu
karena aku melibatkanmu dalam permasalahan ini.
Safrina
:iya, Dim !.
Shella :dan, maafkanaku juga Na, karena aku telah membuatmu menderita ! (kata Shella bersalaman, dan
memberikan sebuah tisu).
Akhirnya kesalahpahaman diantara Dimas dan Shella telah selesai, dan antara kubu Shella
dan Safrina mulai akur, bahkan mereka menjadi satu kelompok. Amanat dari kisah ini adalah jangan
mengambil menuduh sembarangan tanpa ada bukti yang jelas, karena akan menimbulkan kesalah
pahaman.
Ibu Ambar : hah ? apa? Eh Wulan, dengar! Kamu ngutang sama saya sudah dari 4 tahun
yang lalu! Dan rumah ini, jika suamiku bukan teman dekat suamimu, sudah dari dulu saya
tendang kalian dari sini!
Bu Wulan : tapi bu, berikan saya sedikit uang untuk makan malam nanti..?
Ibu Ambar : tidak!
Bu Wulan : kalau begitu berikan sedikit makanan untuk kami?
Ibu Ambar : ( dengan berat hati ia mengeluarkan selembar uang 5 ribu dan
melemparkannya pada bu Wulan) Nih! Minggu depan balikin duit ini! (Ibu Ambar keluar)
( Ibu Ambar Pun pergi )
Bu Wulan : Kyaaaa!!! Udang rebon, sampah! Dasar nenek tua!! ( menangis dan mengamuk)
( buWulan keluar, setting berikutnya jalan pulang. Dian dan kakaknya bertemu dengan
teman-teman dian.)Ajeng : Dian?
Dian : eh Ajeng?
Prita : eh, teman-temannya dian ya? Dian kakak duluan ya?Kakak takut ibu marah.
Dian : ia kak. ( prita keluar)
Ayu : dian apa kabar? Kamu kemana aja?
Ajeng : ia di, kelas jadi sepi kalo ga ada kamu.
Dian : maaf ya, dua hari ini saya membantu kakak berjualan Koran. (murung)
Nia : oh maaf ya?
Dian : saya kasihan dengan kakak ! (dian menangis)
Nia: sudah dian
Dian : terimakasih teman, kalian yang terbaik. (berpelukan)
(masuk ibu mawar, dan Malik)
Ibu Mawar : Malik, tunggu sebentar.!
Malik : Apa lagi sih mah?
Ibu Mawar : dengerin mamah dulu! Jika kamu terus-terusan seperti ini, masa depanmu akan
hancur!
Malik : ah..! terserah! ( pergi)
Ibu Mawar : Malik, Malik..!!? (bu mawar menghela napas)
( Ibu Mawar yang melihat seorang gadis kecil berjualan tiba tiba menghampirinya )
Ibu Mawar : de? Jualan Koran ya?
Dian :ia bu.
Ibu Mawar : ibu beli satu de.
Ajeng : dian, saya pulang duluan ya?
Dian : ia jeng.
Ayu : besok kamu masuk sekolah ya!?
Nia : ia di, aku tunggu ya!?
Dian : Insyaallah.. (ajeng,Ayu dan Nia keluar) dah eh maaf bu, ini korannya.
Ibu Mawar : berapa de?
Dian : Dua ribu bu.
Ibu Mawar : yah, ibu ga ada uang kecil de..
Dian : oh, gimana ya ? saya pun belum menjual satupun Koran, jadi saya belum memiliki
kembalian bu..?
Ibu Mawar : begitu ya? Oh ia, tadi ibu dengar kamu ga masuk sekolah? Memangnya kamu
sekarang kelas berapa?
Dian : kelas 8bu.
Ibu Mawar : kamu sekolah dimana ?
Dian : saya sekolah di MTs Al-Hidayah bu.
Ibu Mawar : oh itu kan tidak jauh dengan tempat saya bekerja?
Dian : hah? Jangan-jangan ibu bekerja di perusahaan besar yang di sebelah sekolah saya?
Ibu Mawar : pemilik lebih tepatnya. Saya sebenarnya sudah lelah mengurus perusahaan
sendirian, maka dari itu saya mengajarkan pada anak saya bagaimana menangani
perusahaan, namun dia malah menolak.
Dian : jangan-jangan yang tadi itu?
Ibu Dian : benar. Kamu anak yang baik ya? Semoga lain kali kita bisa bertemu lagi. Sekarang
saya pergi dulu ya?
Dian : ia bu,terimakasih.
Ibu Mawar : (mengeluarkan uang 100 ribu) ambil saja kembaliannya.
Dian : beneran bu, terimakasih banyak bu..!!
(dengan wajah bahagia dian pun pergi) (dian dan bu Mawar keluar)
( setting berikutnya di rumah Malik. Malik dan Maya masuk )
Maya : apa sih susahnya ngomong!? SMS gak pernah, Nelfon ga pernah..?
Malik : sayang aku tuh sibuk! Kamu tau kan ?kerjaan di kantor itu ga semudah yang kamu
kira!
Maya : tapi kan bukan berarti kamu cuekin aku kaya gini..! (membuka hp dan mengirim
pesan)
Malik : kamu sms siapa sayang?
Maya : bukan urusan kamu!
Malik : rendi ya?
Maya : terus kenapa? Paling engga Rendi bisa lebih perhatiin aku sekarang ini.
Malik : (Yovie And Nuno; Manusia Biasa)
Maya : sayang? Maaf, tapi sungguh, aku ga bisa nerima kamu yang kaya gini
Malik : kamu tuh kay anak kecil tau! Ga ada dewasanya.
Maya : jadi kamu ga suka?
Malik : ck (malik keluar)
Maya : malik,malik!? Tunggu Malik!?
(maya dan malik bertengkar.sementara itu)
Latinka Aku Bisa Mati
( setting berikutnya di rumah, dengan tikar ) ( ibu masuk dengan cemberut)
Ibu Wulan : dimana sih anak anak sial itu? Jam segini masih belum pada pulang? (mondar
mandir)
(prita masuk)
Prita : Assalamualaikum..?
Ibu Wulan : Walaikumsalam.!(keras) mana duitnya? Mana..!!?
Prita : ini bu ? (mengeluarkan uang receh)
Ibu Wulan : apa? Kamu bilang ini uang? (melemparkan uang itu lalu menjambak rambur
prita) dasar anak tidak berguna!!
Prita :ibu sakit, ampun bu, ampun!!
(masuk Asep Barong dan anak buahnya Baron)
Asep B : assalamualaikum!?
Ibu Wulan : Walaikumsalam. Eh kang Asep..? kumaha kang damang? (salam, sun tangan)
Asep B : hahaha WulanWulan, mana gadis yang kau janjikan? (prita kaget)
Ibu Wulan : sabar ya kang? Dian masih belum datang.
Asep B : oh.. Baron, bawa kursi saya!
Baron : siap bos!
Asep : korek!
(dian dan arif keluar, di ikuti teman dian. Saat dian keluar, tak sengaja dian bertubrukan
dengan Malik, lalu terjadi kontak mata) ( Malik tertegun, bingung )
Bu Mawar : ibu komala? Kemana anak itu akan membawa dian ?
Bu Komala : entahlah, tapi sepertinya ada yang tak beres.
Bu Mawar : kalo begitu kita ikuti mereka saja!?
Bu Komala : maaf bu, saya tidak bias,saya ada urusan penting.
Malik : sepertinya kita harus cepat mah! Mereka keburu jauh..
Bu Mawar : benar, ayo!
( semua keluar, setting berikutnya rumah dian. Dian dan Arif masuk.)
Dian : dimana kakak ?
Arif : tunggu sebentar. (buWulan masuk menangkap Dian. Asep B dan anak buahnya masuk)
Asep B : bravo bravo..! bagus sekali! Hahaha
Dian : Ibu? Ibu tolong lepaskan saya bu!
Bu Wulan : Diam! Dasar anak ga tau di untung!
Dian : kakak, dimana kakak?
Asep B : mmaksudmu wanita ini ? hahaha
Dian : kakak!? (dian di lepas, memeluk kakak yang tak berdaya.) (costum kakak berantakan)
( Apa yang terjadi kak? Apa yang terjadi? )
Prita : pergi de, cepat pergi!
Asep B : kerja bagus, kerja bagus, ini imbalanmu. (mengeluarkan uang)
Arif : hahaha bukan apa-apa. Terima kasih tuan.
Dian : Arif ? jadi kamu ?
Arif : haha.. benar! Maaf, uang ini membuatku gila! Hahaha sampai jumpa. (arif keluar)
Dian : ada apa ini bu? Kenapa jadi seperti ini?
Bu Wulan : kau tau, berapa banyak uang yang ibu dapatkan jika kau dinikahi kang Asep? Ibu
akan kaya nak! Ibu akan kaya raya! Hahaha
Dian : jadi? Ibu berniat menjual saya? Tidak bu, saya masih ingin melanjutkan sekolah!
(menangis)
Bu Wulan : untuk apa kau terus sekolah? Sekolah hanya untuk orang-orang kaya! Orang
miskin seperti kita hanya menjadi bulan-bulanan pihak sekolah!
Dian : tapi bu, ilmu adalah hak siapapun! Setiap orang di muka bumi, laki-laki, perempuan,
tua, muda, kaya , dan miskin, mereka semua berhak untuk merasakan pendidikan dan
mereka pun berhak mendapat ilmu!
Bu Wulan : lalu darimana biaya untuk sekolahmu? Dari hasil berjualan Koran?Lalu mana
untuk kita makan sehari-hari? Ibu bekerja menjadi buruh pun tidakk cukup!
Dian : masih ada pemerintah yang akan membiayai sekolah saya bu!?
Bu Wulan : persetan dengan pemerintah! Mereka hanya membuat janji-janji palsu! Mereka
memakan semua uang Negara untuk memuaskan perut mereka! Tak ada satupun diantara
mereka yang melirik orang miskin seperti kita! Kau mengerti!?
(Malik masuk dengan teman-teman dian, dan ibu Mawar)
Malik : saya mengerti. Saya mengerti semua penderitaan kalian.
(semua melotot)
Asep B : siapa anak ini ?
Malik : saya bukan siapa-siapa. Dan saya tak ingin mengikuti urusan kalian.Tapi, saya
memiliki urusan yang penting dengan gadis ini.( sambil menunjuk kearah dian ) ( dian kaget,
dan melirik Malik )
ALJABAR
Naskah Karya Zak Sorga
Sebuah tempat. Lukisan-lukisan dan kanvas-kanvas bergantungan dan berserakan dimana-mana.
Dua orang manusia sedang menghadap kanvas masing-masing, mereka sama-sama melukis.
Orang II melukis dengan amat berat, tubuhnya, tangannya, jari-jemarinya tak bergerak sedikitpun,
seolah dia memanggul dunia, tak bergeser. Orang I melukis dengan kegelisahan yang amat sangat
kemudian lukisan itu ia robek-robek. Kemudian ia melukis lagi, dirobek-robek lagi, melukis lagi,
dirobek lagi, diinjak-injak, dibanting, diumpat, diludahi, terus dan terus: melukis, merobek,
membanting, menginjak, mengumpat, meludahi, sampai puncak, sampai puncak, dan kemudian:
1. ORANG I : Sekarang semuanya sudah klimaks.
2. ORANG II : Kita belum lagi mulai.
3. ORANG I : Sekarang semuanya sudah lampau.
4. ORANG II : Kita belum lagi mulai.
5. ORANG I : Sekarang semuanya sudah malam.
6. ORANG II : Kita belum lagi menemukan pagi.
7. ORANG I : Pagi tak akan pernah datang.
8. ORANG II : Matahari harus terbit.
9. ORANG I : Oh... aku hanya ingin tahu apa kegelisahan hanya milik kita berdua.
10. ORANG II : Sudah pasti tidak ada dunia lain kecuali dalam batin kita.
11. ORANG I : Melingkar-lingkar tanpa arah dan batas, sampai kapan?
12. ORANG II : Sepertinya tidak ada lagi yang bernafas di sini.
13. ORANG I : Seharusnya kita sudah berhenti dari dulu.
14. ORANG II : Kita tidak mungkin bisa berhenti.
15. ORANG I : Aku sudah macet.
16. ORANG II : Aku ingin sekali.
17. ORANG I : Tidak ada, harus ada.
18. ORANG II : Apa ini yang membuat sakit tengkorak kepalaku, dia bersarang di otak belakang.
Membuat segalanya jadi lamban.
19. ORANG I : Ada dunia, ada tangan berkuku, tangan itu mencengkeram dunia sampai berdarahdarah. Diguncang-guncang, kita berdua terpelanting sampai di sini.
20. ORANG II : Kita masih di dunia.
21. ORANG I : Kita sudah ketinggalan, hari-hari telah melesat dan simpang-siur entah kemana.
22. ORANG II : Mana kamisku, mana jumatku, mana malam mingguku, mana pelacurku, mana
agamaku, mana kelaminku? Semua berhamburan dalam omong kosong tentang hidup dan mati.
23. ORANG I : Mengais-ngais, mengunyah-ngunyah, melorong-lorong, membelit-belit, mana
fikiranku? Campur aduk di sini, membatu.
24. ORANG II : Ayo kita melukis lagi. Kita lukis kegelisahan kita. Kita lukis risau kita. Kita lukis galau
kita. Kita lukis kacau. Kecambah dimana-mana, jamur dimana-mana. Ayo kita lukis kehidupan, kita
lukis kematian. Itu tugas kita sebagai manusia.
25. ORANG I : Mana mungkin?
26. ORANG II : Tahun ini harus jadi milik kita, mari kita rebut.
27. ORANG I : Kita tidak pernah punya tahun.
28. ORANG II : Makanya harus kita rebut.
29. ORANG I : Tidak! Selamat malam untukmu.
30. ORANG II : Semua ini harus menjadi pemikiran kita.
31. ORANG I : Justru itu. Dengan mengucapkan selamat malam berarti aku telah berpikir.
210. ORANG II : Mana dunia, mana warna, cat-catku, catku mana? Mana merah, mana kuningku,
mana hijauku, mana hitamku, mana putihku, mana dunia?
211. ORANG I : Mana akherat?
212. ORANG II : Kita harus hadir.
213. ORANG I : Tenggelam.
214. ORANG II : Agama? Agamamu apa?
215. ORANG I : Islam agamaku, Yesus nabiku. Mau apa kau?
216. ORANG II : Tuhanmu? Siapa Tuhanmu?
217. ORANG I : Allah Tuhanku. Maria tetanggaku. Mau apa kau?
218. ORANG II : Semua kemarilah akan kutuding-tuding matamu.
219. ORANG I : Jangan salahkan aku, jangan kau maki aku.
220. ORANG II : Kita akan dihukum.
221. ORANG I : Aku tidak mau.
222. ORANG II : Kita akan dirajam.
223. ORANG I : Aku tidak mau.
224. ORANG II : Kau mabuk ke-aku-an.
225. ORANG I : Kau mabuk diri sendiri.
226. ORANG II : Kau mabuk pertanyaan.
227. ORANG I : Kau mabuk jawaban.
228. ORANG II : Kau mabuk risau.
229. ORANG I : Kau mabuk bimbang.
230. ORANG II : Kau mabuk Karlmark.
231. ORANG I : Kau mabuk Israel.
232. ORANG II : Kau mabuk agama, kau mabuk Tuhan.
233. ORANG I : Kau mabuk kentut.
234. ORANG II : Akankah kita terus bertanya-tanya seperti ini. Bertahun-tahun kita hanya
melewatkan waktu dengan mondar-mandir.
235. ORANG I : Buntu! Macet total! Aku pergi ke utara yang kutemui hanya benda-benda mati, aku
pergi ke timur yang kutemui hanya udara, aku pergi ke selatan yang kutemui hanya angin, aku pergi
ke barat yang kutemui hanya diri sendiri, dimana-mana hanya diriku sendiri. Dimana arah mata
angin?
236. ORANG II : Tidak ada lagi kiblat.
237. ORANG I : Ayolah kita keluar dari sini.
238. ORANG II : (hanya diam)
239. ORANG I : Di sini pengap.
240. ORANG II : (diam)
241. ORANG I : Kenapa kau jadi dingin kepadaku? Dingin bagai batu-batu kubur.
242. ORANG II : Spermatozoa, indung telur, ovum ....
243. ORANG I : Apa yang ada dalam otakmu?
244. ORANG II : Ke sanalah larinya.
245. ORANG I : Ke mana?
246. ORANG II : Ke dalam kata-katamu.
247. ORANG I : Malam semakin larut.
248. ORANG II : Suara laut tak kedengaran dari sini.
249. ORANG I : Iya jauh. (Diam. Hanya dengkur nafasnya yang mengisi waktu. Beberapa saat
lamanya)
250. ORANG II : Mari kita mencari hiburan, kita pergi ke taman-taman.
251. ORANG I : Tidak mau.
252. ORANG II : Mari kita ke museum.
253. ORANG I : Tidak, sudah tutup.
254. ORANG II : Kita pergi ke perpustakaan.
255. ORANG I : Tidak.
256. ORANG II : Kita pergi berenang.
257. ORANG I : Tidak.
258. ORANG II : Lantas kita?
259. ORANG I : Di sini saja.
260. ORANG II : Biasanya kau suka melihat perahu, ayo kita pergi ke laut. Seperti saat kau masih
kecil, kita akan menggambar pemandangan di pasir. Kita akan mencari kerang, kemudian
memancing sambil naik perahu. (diam saja) Ayo kita ke sana, kita akan melihat pelangi yang
melengkung bagai naga meminum air laut.
261. ORANG I : Aku pernah mendengar, suatu saat nanti bulan akan bertabrakan dengan bumi
lantas matahari membakarnya sampai hangus.
262. ORANG II : Lupakan saja itu ayo kita pergi ke laut.
263. ORANG I : Aku ingin tahu akhir dari semua ini. (mereka melukis) Sementara kita minum,
sementara maut mengintai di tenggorokan kita. Sementara kita bernafas, sementara jerat melingkar
di leher kita. Sementara kita bicara, sementara bisu membeku di mulut kita. (semakin cepat dia
melukis) Sementara kita memandang sementara buta di kelopak kita, sementara kita tidur
sementara maut mengintai di tikar kita, sementara kita sedang, sementara debu, sementara batu,
sementara kabut, sementara lahar, sementara belerang. Kalau mau mampus, mampuslah! Kalau
mau bangkit, bangkitlah! Kalau mau meledak, meledaklah! Kalau mau terbakar, terbakarlah! Kalau
mau hangus, hanguslah! Hancur, hancurlah! Berkeping, kepinglah! Porak, porandalah! Berdarah,
darahlah! Bernanah, nanahlah! Membusuk, membusuklah! Satu tambah satu sama dengan empat
kalau aku mau. Satu tambah empat sama dengan nol kalau aku mau. Seribu dikurangi sama dengan
dua belas kalau aku mau. Itu semua sah! Itu semua benar! Mau apa kau? Anjing, anjinglah! Babi,
babilah! Geledeklah, halilintarlah! Kita lukis wajah kita. Hiruk-pikukku, simpang-siur, berantakan,
porak-poranda, kita lukis kehancuran kita. Galau kita, rindu kita, pedih kita, sepi-mati kita. Kaku
batu, kucing anjing, cacing kelingking, nungging. Tua, mata, mandek, mandul, mampet, dungu,
tersesat, hutan belantara di mana-mana, belantara angan, belantara tahta, belantara tanda tanya.
Akan kuberi hidup dia! Akan kuberi kata-kata dia! Akan kuberi nyawa dia! Jadilah! Maka jadilah!
264. ORANG II : Apa yang kau lukis?
265. ORANG I : Potret diri. Kau?
266. ORANG II : Sama.
267. ORANG I : Coba lihat. (Mereka tukar-menukar lukisan. Sama-sama kaget, kerena yang mereka
hasilkan hanyalah kanvas-kanvas kosong)
268. ORANG II : Ayo kita mulai lagi
(Merekapun melukis lagi)
269. ORANG I : (kelihatan sangat muak pada dirinya sendiri) Aku tidak ada kemampuan.
270. ORANG II : Apa kita perlu ke laut?
271. ORANG I : Mari kita coba lagi.
(mereka melukis, kemudian mereka robek-robek, mereka melukis lagi, mereka robek-robek lagi,
mereka melukis lagi)
272. ORANG II : (Setelah mati-matian berusaha. Bersama orang I) Jadi sudah!
273. ORANG I : Apa?
274. ORANG II : Potret diri, kau?
275. ORANG I : Sama.
(mereka tukar-menukar lukisan)
276. ORANG I : Ini gambar anjing.
277. ORANG II : Ini gambar tikus.
278. ORANG I : Apa? Itu Potret diriku.
279. ORANG II : Tapi ini gambar tikus.
280. ORANG I : Bangsat. Kita telah ditipu. Kau lihat ini gambar anjing.
281. ORANG II : Hah? (mereka robek-robek lukisan itu)
282. ORANG I : Mari kita temukan diri kita.
(Mereka melukis lagi)
283. ORANG I : Kenapa jadi asap?
284. ORANG II : Kenapa jadi debu?
(dirobek-robek lagi dan melukis lagi)
285. ORANG II : Kenapa jadi cacing?
286. ORANG I : Kenapa jadi bangsat?
(dirobek-robek lagi dan melukis lagi)
287. ORANG I : Bangsat! Anjing! (merobek-robek lukisan)
288. ORANG II : Setan alas! (merobek-robek lukisan)
(mereka melukis lagi dengan keringat yang bercucuran)
289. ORANG I : (setelah berjuang) Jadi sudah! Akhirnya aku bisa.
290. ORANG II : Mana? (saling memperlihatkan lukisan, sama-sama kaget) Itu diriku.
291. ORANG I : Itu diriku dan ini juga diriku. Kau salah menafsirkan dirimu sendiri.
292. ORANG II : Kau yang salah lihat. Sudah jelas ini diriku dan itu juga diriku.
293. ORANG I : Ini wajahku dan itu juga wajahku.
294. ORANG II : Tidak! Ini wajahku dan itu juga wajahku.
295. ORANG I : Siapa yang benar di antara kita?
296. ORANG II : Kau siapa? Dan aku siapa?
297. ORANG I : Kau buta! Yang kau lukis itu diriku.
298. ORANG II : Kau yang jereng, sudah jelas kau salah lukis dan salah lihat.
299. ORANG I : Aku melukis wajahku sendiri.
300. ORANG II : Aku juga
(mereka mengamati lukisan dengan lebih teliti. Mereka kecewa)
8.
9.
10.
11.
tenang sebentar, saya itu masih curiga je. PARA WANITA (BERSAHUTAN)7|L a k o n
Jeung Menul karya Puthut Buchori
8. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
curiga apa yu,.. curiga pada siapa.. apa yang di curigai.. apa menul.. apa malah mas
Romo YU GIYAT Nah itu yang saya curigai PARA WANITA Siapa yu ? YU GIYAT Ya
mas room itu, kok semangat-semangatnya ngompori kita para wanita, kok rela-relanya
membantu kita menyusun scenario demonstrasi, bahkan sampai rela menyediakan
transportasi segala. Pasti ada apa-apanya ini WANITA 6 : Ada Apa dengan mas
Romo ya ? MBOK TOMBLOK O.. I know.. I know Mas room itu kan juga sama-sama
juragan bubur tho, dia pasti ingin menyingkirkan si menul. Supaya dia tidak punya
saingan, biar dia bias kembali laris. Kan akhir-akhir ini pelangganya sudah pada kabur.
WANITA 3 Bisa juga. YU GIYAT Memang bias juga begitu, makanya kita janagan mau di
tunggangi.. WANITA 2 Masak kita mau di tunggangi mas room, ya jelas emoh.
Memangnya mas room itu siapa, nunggangi kita. YU GIYAT8|L a k o n Jeung Menul
karya Puthut Buchori
9. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
Husy ! Pikiranmu reget ! Maksudnya di tunggangi itu adalah di peralat. Kita tetap akan
memperjuangkan hak-hak kita, tetapi jangan sampai di ikuti kepentingan-kepentingan
lain, seperti kepentingan pribadinya mas romo. WANITA 2 Lha terus kita sekarang
bagaimana. WANITA 1 Saya ada usul, bagaimana kalau kita ber konsultasi dulu pada
mbah angin anginan, jelek jelek begitu dia itu sesepuh kita lho, dia paranormal, tahu
banyak hal. Para Wanita : ya.. ya setuju.. bagus itu.. ayo kita ketempat mbah angin
anginan.. ayo ayo Secara tiba tiba mbah angin anginan muncul di tengah-tengah
mereka. PARA WANITA Wah hebat kowe mbah ampuh tenan sampeyan sakti
TOP BGT pancen sipp. MBAH ANGIN ANGINAN Ada apa tho kok saya di elu-elukan,
kaya artis saja. WANITA 5 Ya solanya sampeyan pancen sekti kok mbah. Mosok baru di
rasani sudah langsung muncul di tengah kita WANITA 3 Panjenengan memang punya
telepati yang kuat kok mbah WANITA 2 Weruh sak durunge winarah. WANITA 1 Caranya
gimana tho mbah.9|L a k o n Jeung Menul karya Puthut Buchori
10. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
Mbah Angin Anginan : waduh.. waduh.. waduh.. kok pertanyaannya begitu bertubi-tubi,
seperti sepur kluthuk kehilangan rem. WANITA 4 Salahnya sampeyan sekti, jadi kami
heran dan bertanya-tanya tentang kesaktian simbah. MBAH ANGIN ANGINAN Sakti
apa ? PARA WANITA Ya Sakti, tanpa di panggil sudah hadir sendiri. MBAH ANGIN
ANGINAN Itu Namanya bukan sakti PARA WANITA Lantas apa ? MBAH ANGIN
ANGINAN Lho kan memang aturan naskahnya seperti itu, kata sutradaranya harus
begitu PARA WANITA Hu.. dasar simbah MBAH ANGIN ANGINAN Sudah.. sudah..
ada apa.. ayo plis talking about. Ceritakan pada simbah, kok kalian semua brukut banget.
Wajahnya wajah wajah susah, biarpun negara sedang susah kita harus tetep berwajah
cerah ayo siapa dulu yang mau bicara. YU GIYAT begini mbah, kami para istri ini akan
berkonsultasi dengan simbah MBAH ANGIN ANGINAN10 | L a k o n Jeung Menul
karya Puthut Buchori
11. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
Nah ! Maka berkonsultasilah, niscaya pikirannya menjadi plong. YU GIYAT Begini mbah,
sak ploknya jeng menul itu jualan bubur, lak suasana jadi tidak menyenangkan. MBAH
ANGIN ANGINAN Kok Bisa ? YU GIYAT Ya memang Bisa mbah. Sejak itu para suami
jadi rajin bangun pagi.. MBAH ANGIN ANGINAN Bagus itu YU GIYAT Tetapi bangun
pagi tidak lantas untuk bekerja, tetapi untuk sarapan bubur sambil menikmati esemnya
jeng menul. MBAH ANGIN ANGINAN lha terus apanya yang salah, yang mana yang
salah ? MBOK TOMBLOK Ya terang jeng menul itu tho mbah. MBAH ANGIN ANGINAN
apanya yang salah, apa jualan bubur itu salah, dosa, dan harus di penjara WANITA 6
mesam-mesemnya itu lho mbah. MBAH ANGIN ANGINAN Wha lha dalah ! apa mesammesem itu tidak boleh, mesam mesem itu di larang, apa pernah ada undang-undangnya.
Barang siapa mesam-mesem di depan umum, akan di penjara ?11 | L a k o n Jeung
Menul karya Puthut Buchori
12. 12. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
WANITA 5 Esem yang bikin lelaki kepincut itu lho mbah MBAH ANGIN ANGINAN Apa
kalau suami-suami kalian itu kepincut, apa itu salahnya menul, kenapa kalian tidak
menyalahkan suami kalian saja WANITA 2 Lha sebab, yang menjadi musababnya si
menul MBAH ANGIN ANGINAN Lha apa kalau begitu, terus si menul yang harus
dipersalahkan? Ngawur kamu. Kalau simbah, ini kalau simbah lho, sekali lagi kalo
simbah. Dengan kejadian seperti itu, seharusnya justru kita yang mawas diri, intropeksi..
WANITA 2 Introspeksi mbah MBAH ANGIN ANGINAN Ya intropeksi, kita kembali
melihat kepada diri kita sendiri, apa tho yang kurang pada diri kita, sehingga suamiku
meninggalkan aku, sehingga suamiku bosan dengan ku, apa kita kurang bersolek,
kurang ayu. Dulu waktu masih yang-yangan dandan mati-matian, dan setelah rabi malah
nglomprot blas ratau dandan. Kok suami suka sarapan di luar, apa masakan kita kurang
enak? Kalau kurang enak ya belajar masak, biar suami dan anak betah dan suka makan
di rumah. Tak ada salahnya kita melihat kembali pada diri kita, tidak asal menyalahklan
orang lain. Tapi cobalah menghargai orang lain. WANITA 1 Lha kami sudah terlanjur
dikompori untuk demonstrasi je mbah,.. MBAH ANGIN ANGINAN siapa yang ngompori ?
12 | L a k o n Jeung Menul karya Puthut Buchori
13. 13. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
YU GIYAT Mas Romo itu lho mbah MBAH ANGIN ANGINAN Walah.. walah.. Gusti
Allah Pangeran.. Mas Romo ? PARA WANITA Iya mbah. MBAH ANGIN ANGINAN Mas
romo itu kan orang sudah mapan, dagangan buburnya juga sudah laris, kok ya takut
kesaing romo romo kok ya sempat-sempatnya kamu dolanan kompor, kalo
kebakar jenggotmu baru tahu rasa kamu. PARA WANITA Gimana mbah. ? MBAH
ANGIN ANGINAN ya teruskan saja kalau memang sudah begitu. Tapi nggak usah pake
emongsi. Di niati sowan saja, siapa tau denmas lemuduso ada jalan keluar yang lebih
baik. PARA WANITA Ya mari kita berangkat MBAH ANGIN ANGINAN Ya silahken
simbah turut mendoakan saja Para wanita bergegas menuju rumah denmas
lemuduso.tinggal mbah angin anginan, yang kemudian muncul dul geplak, dal gaplek,
nini sunyi dan cempluk. DUL GEPLAK Lho.. lho mau pada kemana orang-orang itu mbah
?13 | L a k o n Jeung Menul karya Puthut Buchori
14. 14. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
MBAH ANGIN ANGINAN : Mau sowan DUL GEPLAK Kok Rombongan, memangnya
ada wigati apa mbah, kok pada njanur gunung. MBAH ANGIN ANGINAN Itu pada
ngrembugi si menul. CEMPLUK Menul maneh.. menul maneh DAL GAPLEK Husy
diam tho. Si menul kenapa.. MBAH ANGIN ANGINAN Ya tidak kenapa-kenapa, biasabiasa saja NINI SUNYI Lha iya kenapa mbah ? MBAH ANGIN ANGINAN Lha ya tidak
kenapa-kenapa, hanya soal menul saja kok di besar- besarkan. Slow sajalah. Masalah
sudah tenang kok. Tunggu saja besok di Koran. DUL GEPLAK Ya sudah kalau memang
tak ada apa-apa, saya kira sampai gawat je, kok ributnya sampai ujung laut. Ya sudah
kita biarkan saja peristiwa ini berlalu begitu saja, ayo pulang DAL GAPLEK Lho kok
begitu saja tho kang, katanya kita mau ngikuti beritanya DUL Ya kalau kamu mau
ngikuti, ya ikuti saja14 | L a k o n Jeung Menul karya Puthut Buchori
15. 15. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
Mbah angin angin, dul geplak, nini sunyi, dan cempluk pulang ke rumah, dal gaplek
penasaran menyusul kerumah denmas lemuduso. Di rumah den mas lemuduso, telah
berkumpul para suami. MAT KRANJANG Wah pokoknya yang namanya menul itu,
pancen oks banget denmas. Sip, bijinya bisa sepuluh. ARJO ANGGUR Namanya saja
menul, pasti di jamin mendat mentul kalu melihatnya. LELAKI 1 Jaminan mutu LELAKI
2 Anti Bocor LELAKI 3 Nggak bakalan ngecawakan den mas.. ARJO ANGGUR Kalau
den mas berkehendak, bisa saya perkenalkan, saya cukup dekat kok. MAT KRANJANG
Alaah.. SKSD PALAPA kamu, sok kenal, sok dekat, padahal tidak tahu apa apa. Ntar biar
saja den mas yang memperkenalkan, saya cukup lama kenalnya, du pernah satu
sekolahan kok dengan saya. LELAKI 1 Saja juga kenal. LELAKI 2 Saya Juga dekat.15 | L
a k o n Jeung Menul karya Puthut Buchori
16. 16. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
ARJO ANGGUR Untuk denmas , untuk panjenengan segalanya deh. Tanpa di duga para
wanita telah datang bersama menul. PARA WANITA Kulo nuwun PARA LELAKI
(BERSAHUTAN) Lho.. lho.. kok pada nyusul ke sini.. walah malah bareng menul segala..
ada apa ini.. kok berombongan.. wah payah ini.. wah wah mampus aku bajiguri.
PARA WANITA (BERSAHUTAN) Lho kok sudah ada pada di sini.. pasti rembugan
tentang kita ini pasti pada ngrasani menul ini.. kok tidak biasa-biasanya pasti ada
apa- apanya ini YU GIYAT Wah kebetulan, mumpung juga ada suami kami, kami kesini
ingin sowan. Ingin berdiskusi. JENG MENUL Ya, Saya dan para mbakyu-mbakyu ini akan
curhat, mengeluarkan isi hati kami, Kami ingin mempertanyakan, kenapa, kami para
wanita ini, hanya dijadikan bahan omongan, bahan gunjingan, dirasani sana, dirasani
sini. Apa salah kami, kami toh hanya menjalankan tugas kami, saya hanya berjualan
bubur untuk menghidupi ibu dan adik-adik saya kok di jadikan obyek kesalahan. Apa
saya salah, apa jual bubur itu salah. Apa saya tidak boleh jualan lagi, terus keluarga kami
harus makan apa ? saya tak punya keahlian lain selain masak bubur. YU GIYAT
Sebenarnya kami para wanita ini dating ke sini, bukan unuk menyalahkan jeng menul,
juga bukan menyalahkan suami kami, tetapi16 | L a k o n Jeung Menul karya Puthut
Buchori
17. 17. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
kami hanya untuk mengajak bersama-sama berinstropeksi, bermawas diri, krmbsli mrlihst
diri kita, tentang kelakuan kita, tentang tanggung jawab kita. MBOK TOMBLOK Ya, kami
tidak menyalahkan siapa-siapa tentang kasus jeng menul ini, jug atidak menyalahkan
mas romo yang maruk saat ini. DEN MAS Ehm. Kalau memang begitu selesailah, ya
semua biarkan berjalan dengan sendirinya. Kenapa kita hanya ngurusi hal hal sepele,
sementara banyak hal-hal penting negara yang lain belum terurusi. MUSIK PENUTUP.
Jamane jamane jaman gedeng Sing ragendeng rabakal melu mudeng Jamane jamane
jaman susah Meski susah awake tetep kudu cerah Yang terjadi biarlah kita lakoni dengan
semangat Kita songsong hari depan dengan harapan Dan bukan dengan ketiduran.
Puthut buchori Gowongan, 26 Juni 2003. [mementaskan naskah drama ini harus ada
pemberitahuan kepada penulis] Tentang Puthut Buchori Nama Lengkap Puthut Buchori
Ali Marsono, Kelahiran 6 September 1971. Alumni Jurusan teater ISI Yogyakarta, Selain
Menjadi Direktur Artistik Bandungbondowoso ready on stage, Juga direktur Artistik di
Teater MASA Jokjakarta, Perfomance Artist Post Punk Perfomance,17 | L a k o n Jeung
Menul karya Puthut Buchori
18. 18. Dipublikasikan : Azamku.Com, pakaian adat Indonesia, katamutiara & naskah pidato
dan bekerja secara freelance pada beberapa kelompok kesenian. Saat ini aktif menjadi
konseptor dan pemimpin redaksi Underground Buletin Sastra ASK [Ajar Sastra
Kulonprogo]. Berteater sejak kelas satu SMP di teater JIWA Yogyakarta pimpinan Agung
Waskito ER. Telah Berproses teater lebih dari 100 repertoar, baik sebagai sutradara,
pemain, tata artistik maupun tata lampu. Pernah membina kelompok teater, antara lain :
Teater MAN Yogyakarta 1, Teater Puspanegara SMUN 5 Yogyakarta, SMUN 1 Depok
Sleman Yogyakarta, Teater Cassello SMUN 1 Wates Kulonprogo Yogyakarta, Teater
Thinthing Wates Kulonprogo Yogyakarta, SMU Kolese GONZAGA Jakarta (event
tertentu), Kolese LOYOLA Semarang Jateng (event Tertentu). Teater Sangkar UPN
Veteran Yogyakarta, Teater RAI ISI Yogyakarta, Teater DOEA KATA ISI Yogyakarta, dan
saat ini sedang merintis kelompok teater di Wates Kulonprogo Yogyakarta. Tinggal di
Gowongan Kidul Jt3/412 Yogyakarta, HP. 08179417613, email:masa_teater@yahoo.com18 | L a k o n Jeung Menul karya Puthut Buchori