Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
MUSISKAH
109104000011
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, maka
apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja
keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah
engkau berharap
(QS. Al-Insyirah:6-8)
Dari semua telah kau tetapkan
Dalam takdir-Mu
Rencana indah yang telah Kau siapkan
Bagi masa depanku yang penuh harapan
Harapan kesuksesan terpangku di pundak
Sebagai janji kepada mereka... Ayah dan Mama...
Kupersembahkan skripsi ini sebagai ungkapan syukur dan terima kasihku
Untuk orangtuaku tercinta dengan keridhoannya yang selalu
mendoakanku dengan setulus hati, Untuk kedua kakakku tersayang yang
selalu memberikan semangat tiada henti, Untuk dosen yang telah berjasa,
Untuk semua orang yang ku cintai, Untuk saudaraku tersayang,
Untuk sahabat dan teman-teman yang selama ini bersama memetik ilmu
di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Terima kasihku tiada terhingga untuk semua
Dengan niat yang lurus, ikhlas dan berani bermimpi
Dan rasa kasih sayang ini yang membuatku sangat bersemangat
Dan mengalahkan rasa takut
Diriku tiada apa-apa tanpa mereka
Dan sujud syukurku padamu Ya Allah...
Alhamdulillahirabbilalamiin...
vi
ABSTRAK
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi, mencapai 34 per 1.000 kelahiran
hidup. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi dari sejak lahir sampai usia 6 bulan
tanpa tambahan cairan maupun makanan lain merupakan pengalaman awal bagi
ibu primipara yang tidak mudah dilakukan untuk kehidupan terbaik bayinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman ibu primipara dalam
memberikan ASI eksklusif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
desain fenomenologi deskriptif, data diperoleh melalui wawancara mendalam.
Partisipan berjumlah enam orang meliputi ibu primipara yang telah memberikan
ASI eksklusif dan usia anak tidak lebih dari dua tahun diperoleh melalui
purpossive sampling. Data yang dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara
dan catatan lapangan yang dianalisis dengan teknik Collaizi. Penelitian ini
mengidentifikasi delapan tema yaitu: 1) Makna ASI bagi ibu primipara; 2)
Keunggulan ASI eksklusif bagi ibu primipara; 3) Motivasi ibu primipara dalam
memberikan ASI eksklusif; 4) Perilaku ibu primipara dalam memberikan ASI
eksklusif; 5) Perasaan ibu primipara selama memberikan ASI eksklusif; 6)
Hambatan ibu primipara selama memberikan ASI eksklusif; 7) Dukungan ibu
primipara dalam memberikan ASI eksklusif; dan 8) Mitos-mitos tentang ASI
eksklusif. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada masyarakat
mengenai pengalaman ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif.
Diperlukan penelitian selanjutnya mengenai eksplorasi mendalam tentang aspek
budaya dalam memberikan ASI eksklusif karena perilaku yang melekat pada ibu
berpengaruh oleh aspek budaya yang dimiliki dan penerapan teori maternal role
attainment-becoming a mother pada ibu primipara dalam memberikan ASI
eksklusif.
Kata kunci : Pengalaman; ASI eksklusif; Ibu primipara
Daftar bacaan : 59 (1995-2013)
vii
ABSTRACT
The infant mortality rate in Indonesia was still high, reach 34 per 1000 baby born.
Exclusive breastfeeding to infant since they was born until six months old without
extra food or liquid was the first experienced for primiparous mother that not easy
to do for the best life of their baby. The objective of this study was to explore the
experience of primiparous mother in giving exclusive breastfeeding. This research
was a qualitative with phenomenologi descriptive design, the sample data
gathered by depth interviewed. There were six participate of primiparous mother
that already give exclusive breastfeeding and the age of their child was no more
than two years old that achieved by purpossive sampling. The data that had been
gathered were an interview record and field note that analyzed by Collaizi
technique. This research identified eight themes, which are: 1) the meaning of
breastfeeding for primiparous mother; 2) the advantages of exclusive
breastfeeding for primiparous mother; 4) the motivation of primiparous mother in
giving exclusive breastfeeding; 5) the behavior of primiparous mother in giving
exclusive breastfeeding; 6) the emotion of primiparous mother in giving exclusive
breastfeeding; 7) the support of primiparous mother in giving exclusive
breastfeeding; 8) the myths of breastfeeding. The results of this research can give
an idea for the society about the experience of primiparous mother in giving
exclusive breastfeeding. Further research about deep exploration of cultural aspect
in giving exclusive breastfeeding is needed because of the behavior of a mother
was affected by cultural aspect that they got and application of the theory of
maternal role attainment-becoming a mother to the primiparous mother in giving
exclusive breastfeeding.
Keywords : experience; exclusive breastfeeding; primiparous mother
References : 59 (1995-2013)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Pengalaman Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat yang disusun
dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan.
Selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak
menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam
NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan FKIK Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, M.KM selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku pembimbing akademik
5. Ibu Puspita Palupi, S. Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat selaku pembimbing I dan
Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku pembimbing II yang telah
membimbing dan banyak memberi saran demi terselesaikannya penulisan
skripsi ini.
ix
6.
7. Seluruh staff bidang akademik FKIK dan PSIK yang telah membantu
kelancaran hal-hal administratif.
8.
9.
Keluarga tercinta yaitu orang tua dan kakak penulis yang selalu memberi
kasih sayang, dukungan, doa dan semangat demi terselesaikannya skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat penulis angkatan 2009 yang telah berjuang bersama dalam
perkuliahan dan penyusunan skripsi di Ilmu Keperawatan.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini baik dalam
persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian yang tidak dapat disebutkan satu
persatu dalam kesempatan ini.
Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua
kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua
kesalahan diampuni oleh Allah. Amin.
Jakarta, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Pernyataan persetujuan..................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Pernyataan Keaslian Karya .............................................................................. v
Lembar Persembahan ....................................................................................... vi
Abstrak ............................................................................................................. vii
Abstract ............................................................................................................ viii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Isi........................................................................................................... xi
Daftar Gambar.................................................................................................. xiv
Daftar Bagan .................................................................................................... xv
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 8
E. Ruang Lingkup.............................................................................. 9
Pengertian............................................................................... 11
2.
Komposisi .............................................................................. 11
3.
4.
5.
Fisiologi Laktasi..................................................................... 18
xi
6.
7.
8.
C. Ibu Primipara................................................................................. 27
D. Teori Maternal Role Attainment-Becoming a Mother.................. 28
Kerangka Teori.............................................................................. 32
G. Keabsahan Data............................................................................. 43
H. Etika Penelitian ............................................................................. 46
Karakteristik Partisipan.......................................................... 48
2.
BAB VI PEMBAHASAN
A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi ...................................... 68
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 85
xii
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1....................................................................................................... 18
Gambar 2.2....................................................................................................... 21
Gambar 2.3....................................................................................................... 21
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2007 berdasarkan Millenium
Development Goals (MDGs) di Indonesia masih tinggi, mencapai 34 per
1.000 kelahiran hidup dan target pada tahun 2015 harus mencapai 23 per
kelahiran hidup (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),
2010). Estimasi AKB di provinsi DKI Jakarta tahun 2007 mencapai 28 per
1.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) DKI Jakarta juga melaporkan
AKB pada tahun 2010 sebesar 8 per 1.000 kelahiran. Angka ini mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang sebesar 8,4 per 1.000
kelahiran. Kemenkes RI (2012) mengungkapkan penyebab kematian bayi di
Indonesia, antara lain bayi berat lahir rendah 29%, asfiksia 27%, tetanus dan
infeksi 15%, masalah pemberian minum 10%, masalah hematologi 6%, diare
serta pneumonia 13%.
Bayi yang diberikan ASI selama enam bulan atau lebih memiliki
ketahanan hidup 33,3 kali lebih baik daripada bayi yang disusui kurang dari 4
bulan, dan bayi yang disusui selama 4-5 bulan memiliki ketahanan hidup 2,6
kali lebih baik daripada bayi yang disusui kurang dari empat bulan (Nurmiati,
2008). Bayi yang tidak diberikan ASI akan meningkatkan terjadinya kematian
akibat penyakit infeksi, resiko obesitas, diabetes tipe 1 dan tipe 2, leukemia,
dan kematian bayi secara mendadak. Ibu yang tidak memberikan ASI akan
meningkatkan kanker payudara, kanker ovarium, mempertahankan berat
badan kehamilan, diabetes tipe 2, infark miokard, dan sindrom metabolik
(Stuebe, 2009).
ASI merupakan cairan yang mengandung nutrisi bermanfaat bagi bayi
(Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes, 2008). Pemberian ASI eksklusif
berarti bayi hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia enam bulan, tanpa
tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih,
juga tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi ataupun tim (Roesli, 2008). ASI mengandung zat gizi
lengkap seperti protein, energi, laktosa, natrium, kalsium, fosfor dan zat besi.
Pemberian ASI merupakan awal yang sempurna bagi bayi untuk memulai
kehidupannya karena ASI mudah langsung tersedia, tidak mahal dan mudah
dikonsumsi (Meadow, 2005).
Menyusui telah dilakukan oleh seorang ibu sejak beribu-ribu tahun
yang lalu dan juga telah dianjurkan dalam kitab suci Al-quran dalam surat AlBaqarah ayat 233:
233
Yang artinya :
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila
B. Rumusan Masalah
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai
usia 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih, juga tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi ataupun tim. Data survey WHO IYCF tahun
2007-2008 rasio pemberian ASI eksklusif di Indonesia selama empat bulan
sebanyak 40,6% sedangkan pemberian selama enam bulan sebanyak 32,4%.
Bayi yang tidak diberikan ASI akan meningkatkan terjadinya kematian akibat
penyakit infeksi, resiko obesitas, diabetes tipe 1 dan tipe 2, leukemia, dan
kematian bayi secara mendadak. Bagi ibu yang tidak memberikan ASI akan
meningkatkan terjadinya premenopause, kanker payudara, kanker ovarium,
mempertahankan berat badan kehamilan, diabetes tipe 2, infark miokard, dan
sindrom metabolik
Ibu primipara adalah wanita yang baru pertama kali mempunyai anak
hidup dan baru menjadi seorang ibu. Menyusui merupakan pengalaman awal
bagi ibu primipara yang tidak mudah dilakukan untuk kehidupan terbaik
bayinya. Penelitian untuk meneliti pengalaman ibu khususnya ibu primipara
dalam pemberian ASI eksklusif belum ada padahal penting untuk diketahui
agar tidak terjadi kegagalan dalam menyusui terutama untuk para calon ibu.
Dengan demikian, masalah penelitian ini adalah ingin mengeksplorasi
pengalaman ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat.
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman ibu
primipara dalam memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat.
D. Manfaat
1. Manfaat Ilmiah
a. Memberikan informasi dan data dasar bagi peneliti selanjutnya
mengenai pengalaman ibu primipara dalam memberikan ASI eksklusif.
b. Menjadi evidence based keperawatan mengenai pengalaman ibu
primipara dalam memberikan ASI eksklusif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur untuk menambah
wawasan pendidik dan peserta didik serta menjadi data dasar dalam
peningkatan ilmu keperawatan dalam hal mengkaji, mengidentifikasi
dan mengeksplorasi pengalaman ibu primipara dalam memberikan ASI
eksklusif.
b. Bagi pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi tenaga
kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi melalui
promosi kesehatan pemberian ASI eksklusif.
c. Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada para ibu terutama ibu primipara
mengenai ASI eksklusif dan pengalaman dalam memberikannya pada
bayi sehingga dapat memberikan motivasi untuk mempersiapkan diri
mereka mencapai keberhasilan dalam memberikan ASI eksklusif.
E. Ruang Lingkup
Penelitian yang dilakukan adalah pengalaman ibu primipara dalam
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan
Utara, Jakarta Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara mendalam untuk menggali pengalaman dari para
partisipan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan
Utara Jakarta Barat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengalaman
Pengalaman menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdiknas,
2008) diartikan sebagai sesuatu yang pernah dijalankan dan atau dirasakan.
Pengalaman terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok
dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar)
pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan
perkembangan
bagi
kehidupan
seseorang
atau
kelompok
dalam
10
11
B. ASI Eksklusif
1.
Pengertian
ASI merupakan
bentuk
nutrisi
terpilih
buat
bayi.
ASI
mengandung zat protektif dan semua zat gizi dengan komposisi sesuai
dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh dan kembang secara optimal
(Wong, 2008). ASI Eksklusif atau lebih tepat disebut pemberian ASI
secara eksklusif, artinya bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, juga
tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi ataupun tim mulai lahir sampai usia enam bulan
(Roesli, 2005).
2.
Komposisi
ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain
zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,
hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih (Roesli, 2005). ASI
mengandung zat gizi lengkap seperti protein, energi, laktosa, natrium,
kalsium, fosfor dan zat besi. Pemberian ASI merupakan awal yang
sempurna bagi bayi untuk memulai kehidupannya karena ASI mudah
langsung tersedia, tidak mahal dan mudah dikonsumsi (Meadow, 2005).
12
a.
Karbohidrat
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) (2008), karbohidrat
utama dalam ASI adalah laktosa. ASI mengandung lebih banyak
laktosa sekitar 20-30% dari susu sapi (Roesli, 2005). Laktosa akan
dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase didalam
usus halus. Galaktosa merupakan makanan vital bagi jaringan otak
yang sedang tumbuh. Laktosa akan difermentasi oleh bakteri usus
yang baik yaitu Lactobacillus bifidus menjadi asam laktat. Adanya
asam laktat ini memberikan suasana asam di dalam usus bayi yang
akan
memberikan
keuntungan
diantaranya
menghambat
Lemak
Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah
kadarnya. Kadar lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan
kalori untuk bayi yang sedang tumbuh (Roesli, 2005). Lemak ASI
akan mudah dicerna dan diserap oleh bayi, karena ASI juga
mengandung enzim lipase yang mencerna lemak sehingga hanya
sedikit lemak yang tidak diserap. Susu formula tidak mengandung
enzim, sebab enzim akan hancur bila dipanaskan. Itu sebabnya bayi
akan sukar menyerap lemak susu formula (Roesli, 2005).
Lemak utama ASI adalah asam lemak esensial terdiri dari
Omega-3, Omega-6, docoshexaenoic acid (DHA) dan arachidonic
13
acid (AA). Lemak ini sedikit atau tidak ada pada susu sapi, padahal
amat penting untuk pertumbuhan otak (Hegar, 2008; Roesli, 2005).
c.
Protein
Protein adalah bahan baku untuk tumbuh (Roesli, 2005).
Susu sapi dan ASI mengandung dua macam protein utama yaitu
whey dan kasein. Whey adalah protein yang halus, lembut dan mudah
dicerna. Kasein adalah protein yang bentuknya kasar, bergumpal,
dan sulit dicerna oleh usus bayi (Roesli, 2005).
Protein ASI yang utama adalah whey, sedangkan protein
utama susu sapi adalah kasein. Rasio whey dan kasein pada ASI
adalah 60:40, sedangkan pada susu sapi rasionya 20:80. Hal ini tentu
menguntungkan bayi karena whey lebih mudah dicerna dibanding
kasein (Roesli, 2005). ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan
susu sapi mengandung laktoglobulin dan bovine serum albumin yang
sering menyebabkan alergi (Hegar, 2008; Roesli, 2005). Protein
istimewa lainnya yang terdapat dalam ASI adalah taurin, laktoferin
dan lisozim yang berperan dalam pertahanan tubuh (Hegar, 2008).
d.
Sel hidup
ASI tidak hanya memberikan perlindungan yang unik
terhadap infeksi dan alergi, tetapi juga merangsang perkembangan
sistem kekebalan bayi itu sendiri. ASI memberikan zat kekebalan
yang belum dapat dibuat oleh bayi (Roesli, 2005).
Setiap tetes ASI mengandung berjuta-juta sel hidup yang
menyerupai sel darah putih sehingga dinamakan sel darah putih
14
dari ASI. Sel-sel ini beredar dalam usus bayi dan membunuh kumankuman jahat, menyimpan dan menyalurkan zat-zat penting seperti
enzim, faktor pertumbuhan, dan protein yang melawan kuman atau
imunoglobulin (Roesli, 2005).
e.
2005).
ASI
mengandung
kadar
tinggi
aktifitas
15
Pembagian ASI
Perubahan komposisi ASI terbagi menjadi tiga fase, yaitu:
a.
Kolostrum merupakan ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari
keempat/ketujuh (Roesli, 2005). Kolostrum ini berwarna kuning atau
dapat pula jernih dan lebih menyerupai warna darah daripada susu,
lebih banyak mengandung protein dan zat anti-infeksi 10-17 kali
lebih banyak dibanding ASI yang matang sedangkan kadar
karbohidrat dan lemak rendah. Total energi lebih rendah jika
dibandingkan dengan susu matang (Roesli, 2005). Kolostrum juga
16
ASI
transisi/peralihan,
yaitu
ASI
yang
keluar
sejak
hari
ASI matang (mature), yaitu ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan
seterusnya yang memiliki komposisi yang konstan (Roesli, 2005).
4.
Anatomi Payudara
Payudara adalah sepasang kelenjar mamae yang terletak di antara
tulang iga kedua dan keenam (Lowdermilk, 2004). Payudara merupakan
kelenjar kulit khusus yang terdiri atas lemak, kelenjar, dan jaringan ikat
(Faiz & Moffat, 2004). Payudara terdiri dari bagian luar (eksternal) dan
bagian dalam (internal) (Roesli, 2005). Bagian luar terdiri dari sepasang
buah dada yang terletak di dada, puting susu, dan daerah kecoklatan di
sekitar puting susu (areola mammae). Bagian dalam terdiri dari empat
jaringan utama yaitu kelenjar susu (mammary alveoli) merupakan pabrik
susu, gudang susu (sinus lactiferous) yang berfungsi menampung ASI,
terletak di bawah daerah kecoklatan di sekitar puting susu, saluran susu
(ductus lactiferous) yang mengalirkan susu dari pabrik susu ke gudang
susu, serta jaringan penunjang dan pelindung, seperti jaringan ikat dan
sel lemak yang melindungi (Roesli, 2005).
Payudara memiliki berat kurang lebih 200 gram dan pada saat
hamil berat payudara meningkat menjadi 600 gram dan dapat mencapai
17
lobus.
Hasil
skema
tradisional
anatomi
payudara
18
5.
Fisiologi Laktasi
Laktasi merupakan
kelenjar susu
berfungsi
mempersiapkan
jaringan
kelenjar
susu
untuk
19
ereksi. Refleks ereksi puting susu membantu propulsi susu melalui sinussinus laktiferus ke pori-pori puting susu (Lowdermilk, 2004). Hal itu
berarti semakin sering bayi menyusu akan meningkatkan prolaktin
sehingga produksi susu di alveolar lebih banyak.
Pengeluaran susu dari payudara ke mulut bayi merupakan proses
aktif di dalam payudara (Lowdermilk, 2004). Proses ini tergantung pada
refleks let down atau refleks ejeksi susu (Lowdermilk, 2004). Refleks let
down secara primer merupakan respon terhadap isapan bayi (gambar
20
21
22
6.
Bagi ibu
Menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi
alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea
Laktasi (MAL) serta ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan
menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula
dan peralatannya (Hegar, 2008)
Menyusui bayi segera setelah melahirkan maka akan
mengurangi kemungkinan terjadinya perdarahan, karna pada ibu
menyusui terjadinya peningkatan kadar oksitosin yang berguna
untuk penutupan pembuluh darah, menjarangkan kehamilan karena
merupakan cara kontrasepsi yang murah, aman, dan cukup berhasil,
ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan
sebelum hamil, mengurangi kemungkinan terjadinya kanker, lebih
ekonomis, mudah dibawa kemana-mana dan praktis, tidak
merepotkan dan hemat waktu, memberi kepuasan bagi ibu (Roesli,
2005).
Sinclair (2009), menyebutkan bahwa menyusui menyebabkan
involusio uterus lebih cepat, perlindungan terhadap kanker ovarium,
menurunkan resiko kenker payudara premenopause khususnya jika
23
Bagi bayi
Nutrisi ASI diantaranya adalah lemak, laktosa, protein, garam
mineral dan vitamin, protein ASI terdiri dari whey protein yang dapat
lebih mudah dicerna, sehingga pengosongan lambung lebih cepat,
sedang kasein lebih sulit dicerna (Wong, 2008). ASI memiliki asam
amino sistin dan taurin yang kadarnya lebih tinggi dari susu formula.
Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin
berperan untuk pertumbuhan otak, perkembangan retina dan
maturasi pendengaran. Karbohidrat utama ASI adalah laktosa yang
mudah terurai menjadi glukosa dan galaktosa (Wong, 2008). Laktosa
dapat mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan
mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan mensintesis
vitamin (Soetjiningsih, 1997). Galaktosa penting untuk pembentukan
galaktopid yang diperlukan untuk pertumbuhan sistem saraf pusat
(Wong, 2008).
24
Bagi negara
Manfaat ASI bagi negara dapat menghemat devisa untuk
pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya
menyiapkan susu; menghemat untuk biaya sakit karena muntah dan
mencret serta saluran napas; menghemat obat-obatan, tenaga, dan
sarana kesehatan; menciptakan generasi penerus bangsa yang
tangguh dan berkualitas untuk membangun negara; langkah awal
untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya
generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia (Roesli, 2005).
25
d.
Bagi lingkungan
ASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di
dunia. Memberi ASI tidak memerlukan kaleng susu, karton, kertas
pembungkus, botol plastik dan dot karet. ASI tidak menambah polusi
udara, karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang
mengeluarkan asap serta alat transportasi yang juga mengeluarkan
asap (Roesli, 2005).
7.
Teknik Menyusui
Proses menyusui akan berjalan dengan lancar jika ibu memiliki
keterampilan dalam menyusui, sehingga ASI dapat mengalir dari
payudara ibu ke bayi dengan efektif. Posisi dasar menyusui terdiri dari
posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara
ibu (perlekatan/ attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi
duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring (Hegar, 2008).
Posisi menyusui yang benar menurut Hegar (2008) yaitu:
a. Posisi muka bayi menghadap ke payudara (chin to breast)
b. Perut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu (chest to chest)
c. Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi
membentuk garis lurus dengan lengan bayi dan leher bayi
d. Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik, ada kontak mata
antara ibu dengan bayi
e. Pegang belakang bahu jangan kepala bayi, dan kepala terletak
dilengan bukan didaerah siku.
26
Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik juga telah dijelaskan
bahwa dagu harus menyentuh payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah
terputar keluar, lebih banyak areola bagian atas yang terlihat daripada
bagian bawah, dan tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susu
(Hegar, 2008). Menyusui bayi sebaiknya dilakukan di setiap saat bayi
membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ratarata bayi menyusui selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih.
Menyusui bayi sesering mungkin sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24
jam dan tidak hanya pada satu payudara melainkan keduanya secara
seimbang, sehingga mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan
ASI. Menyusui pada malam hari dapat membantu mempertahankan
suplai ASI karena hormon prolaktin dikeluarkan terutama pada malam
hari (Hegar, 2008).
8.
27
ibu bekerja, kelainan yang terjadi pada bayi seperti bayi sakit,
abnormalitas bayi (Hegar, 2008).
Masalah yang terkait dalam menyusui terjadi ketika ASI tidak
keluar secara langsung serta rendahnya produksi ASI. Meningkatkan
produksi ASI dapat dilakukan dengan cara menyusui bayi sesegera
mungkin setelah lahir, menyusui sesering mungkin karena semakin
sering bayi menghisap puting susu maka semakin banyak ASI yang
keluar dengan cara menyusui yang benar (Baskoro, 2008).
C. Ibu Primipara
Primipara merupakan wanita yang pertama kali mengalami satu kali
persalinan pada masa gestasi lebih dari minggu ke-20 (Hamilton, 1995). Ibu
primipara adalah wanita yang baru pertama kali mempunyai anak yang hidup
dan baru menjadi seorang ibu (Lowdermilk, 2004). Beberapa ibu primipara
biasanya mempunyai keinginan untuk melahirkan bayi yang bebas dari
gangguan, sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu untuk mencari
pengetahuan banyak tentang perawatan maternal. pengetahuan tersebut
termasuk didalamnya tentang cara pemberian ASI yang benar (Lowdermilk,
2004).
Pengetahuan dasar tentang ASI dan keterampilan dalam menyusui
merupakan proses bagi seorang ibu untuk dapat memberikan ASI dengan
tepat. Penghentian menyusui oleh ibu primipara karena kurangnya
pengetahuan dasar tentang ASI, keterampilan yang kurang, perubahan hidup
28
yang baru, dan pengalaman awal yang menyakitkan ketika mereka tidak siap
untuk melakukan pengeluaran ASI (Smith, dkk., 2012).
peraw
atan
IBU
Empati/ peka pada isyarat
bayi, harga diri/konsep diri,
pengasuhan, kedewasaan dan
fleksibilitas, sikap, kehamilan
dan pengalaman kelahiran,
kesehatan secara keseluruhan,
dan konflik peran/ketegangan
ANAK
Temperamen /perangai
Kemampuan untuk
memberikan isyarat
penampilan
karakteristik
daya tanggap
kesehatan
Sekolah
Dukungan sosial
HASIL PADA ANAK
Kognitif / mental
Pengembangan
Perilaku
Kesehatan
Kompetensi sosial
Fungsi keluarga
Pengaturan kerja orangtua
29
1.
2.
Mesosistem tersebut meliputi, pengaruh dan berinteraksi dengan orangorang dalam mikrosistem ini. Mesosistem meliputi hari perawatan,
sekolah, lingkungan kerja, tempat ibadah, dan lingkungan yang umum
berada dalam masyarakat. Misalnya, melihat bagaimana ibu memberikan
ASI eksklusif baik di tempat kerja maupun tempat umum lainnya agar
kebutuhan bayi tetap terpenuhi.
3.
ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang
mendasarinya. Pencapaian peran ibu merupakan interaksi dan proses
perkembangan yang terjadi sepanjang waktu yang menjadikan ibu berespon
terhadap bayinya. Proses ini terdiri dari empat tahap pencapaian peran ibu,
yaitu :
30
a.
Anticipatory
Tahap ini dimulai selama kehamilan yang menggambarkan
kesiapan secara sosial dan psikologis dalam menerima kehamilan. Pada
tahap ini ibu sudah membayangkan bagaimana melakukan perawatan
pada bayi termasuk memberikan ASI.
b.
Formal
Tahap formal dimulai saat kelahiran bayi dimana ibu mulai
belajar untuk mandiri dalam menjalankan peran ibu. Pada tahap ini ibu
belajar dengan melihat bagaimana cara orang lain dalam memberikan
ASI eksklusif.
c.
Informal
Tahap ini dimulai saat ibu mencoba mengembangkan perannya
yang unik menurut dirinya sendiri tanpa mencontoh peran ibu lain. Pada
tahap ini ibu primipara melakukan dengan keterampilannya sendiri dalam
memberikan ASI eksklusif.
d.
Personal
Tahap ini ibu sudah menginternalisasi perannya. Pada tahap ini
ibu primipara merasakan kepuasan karena berhasil dalam memberikan
ASI Eksklusif. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi
berdampak pada identitas peran ibu yang meliputi: temperamen,
kemampuan memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum,
tanggap dan kesehatan umum.
Komponen utama dari peran ibu terbagi menjadi tiga yaitu keterikatan
31
kepuasan dalam interaksi antara ibu dan bayi (Mercer, 1995 dalam Tomey
dan Alligood, 2006). Komponen ini ibu harus memiliki rasa kasih sayang
pada bayi, keterampilan dalam praktik menyusui dengan benar dan akhirnya
mendapatkan kepuasan tersendiri setelah semuanya tercapai.
Sifat dan perilaku dari ibu dan anak dapat mempengaruhi identitas
peran masing-masing. Sifat-sifat keibuan dan perilaku dimasukkan dalam
model Mercer adalah empati atau kepekaan terhadap isyarat bayi, harga diri
atau konsep diri, pengasuhan yang diterima sebagai seorang anak,
kedewasaan dan fleksibilitas, sikap, kehamilan dan pengalaman kelahiran,
kesehatan secara keseluruhan, dan konflik peran atau ketegangan (Tomey dan
Alligood, 2006). Adanya peran ibu akan terjadi interaksi bayi pada ibu
meliputi kontak mata sebagai isyarat pembicaraan, refleks menggenggam,
refleks tersenyum dan tingkah laku tenang sebagai respon terhadap perawatan
yang dilakukan ibu. Konsistensi perilaku interaksi dengan ibu dan respon
yang datang dari ibu akan meningkatkan pergerakan (Tomey dan Alligood,
2006).
32
KERANGKA TEORI
Mikrosistem
fungsi keluarga
hubungan ayah-ibu
dukungan sosial
status ekonomi
nilai-nilai keluarga
Mesosistem
Makrosistem
perawatan bayi
faktor lingkungan
kerja
lingkungan umum
lainnya
pelayanan kesehatan
kebijakan pemerintah
budaya yang dianut
Formal
Anticipatory
kesiapan menerima
kehamilan pertama
kelahiran anak
pertama
ibu belajar
bagaimana cara
dalam memberikan
ASI dari orang lain
Informal
Personal
ibu memberikan
ASI dengan
caranya sendiri
ibu terbiasa
memberikan
ASI
kontak mata
refleks menggenggam
refleks tersenyum
sikap tenang
Pengalaman ibu
primipara dalam
memberikan ASI
Eksklusif
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka sebelumnya, ASI eksklusif adalah
pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan dan cairan lainnya dari sejak
dilahirkan sampai bayi usia enam bulan. Ibu primipara merupakan ibu yang
baru pertama kali mempunyai anak. Pengalaman memberikan ASI eksklusif
merupakan pengalaman awal bagi ibu primipara untuk mencapai perannya
sebagai seorang ibu. Pemberian ASI eksklusif tidak mudah dilakukan oleh
seorang ibu primipara, banyak faktor yang mempengaruhi baik dari
lingkungan keluarga, lingkungan umum dan pelayanan kesehatan sehingga
dalam prosesnya harus belajar sampai ibu dapat melakukannya dengan
keterampilan yang dimiliki dan merasakan kepuasan atas keberhasilannya
dalam memberikan ASI eksklusif. Untuk itu peneliti ingin mengeksplorasi
secara mendalam mengenai pengalaman ibu primipara dalam memberikan
ASI eksklusif.
B. Definisi Istilah
Untuk memperjelas istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan definisi istilah, yaitu:
1. Pengalaman memberikan ASI eksklusif adalah segala sesuatu yang
pernah dialami (dijalankan, dirasakan) dalam memberikan ASI eksklusif.
2. Ibu primipara adalah wanita yang baru pertama kali mempunyai anak
hidup dan baru menjadi seorang ibu.
33
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi deskriptif. Penelitian kualitatif adalah istilah keseluruhan untuk
sekelompok pendekatan yang berkaitan dengan pemahaman tentang
pengalaman dan perilaku, dan makna dan interpretasi yang telah dilakukan
berdasarkan proses penelitian sosial. Penelitian ini berfokus pada beberapa
fenomena yang menarik bagi peneliti dan kepada peserta penelitian
(Holloway, 2008). Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang
sebenarnya, data pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.
Penelitian ini dilakukan pada kondisi yang alamiah (Sugiyono, 2010).
Fenomenologi adalah pendekatan filosofis untuk mempelajari
fenomena (penampilan) dan pengalaman manusia (Holloway, 2008). Tujuan
penelitian fenomenologi adalah menjelaskan pengalaman-pengalaman yang
dialami oleh orang di dalam kehidupan ini, termasuk interaksinya dengan
orang lain (Danim, 2003). Fenomenologi deskriptif mencakup seluruh
fenomena tetapi menunjukkan aspek-aspek tertentu saja, termasuk makna
tersembunyi yang ada pada orang yang diteliti. Fenomenologi deskriptif
secara langsung mendeskripsikan persepsi pengalaman hidup mereka yang
luas dan mendalam (Holloway, 2008). Spiegelberg (1975) dalam Streubert &
34
35
identifikasi
esensi dari fenomena yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh dan
bagaimana data disajikan. Peneliti akan membedakan fenomena tersebut
berkaitan dengan elemen-elemen atau unsur, peneliti juga mengeksplorasi
hubungan dan koneksi dengan fenomena yang berdekatan yang dialami
partisipan. Langkah ketiga yaitu menggambarkan, pada tahap deskripsi
peneliti akan mengkomunikasikan dan memberi penjelasan secara tertulis dan
lisan, juga elemen-elemen penting dari fenomena tersebut. Peneliti akan
menguraikan penjelasan dengan mengklasifikasikan atau mengelompokan
pada tiap fenomena tersebut. Peneliti akan menghindari upaya untuk
menggambarkan fenomena sebelum waktunya.
Penelitian ini didasarkan pada fokus masalah yang diteliti, memilih
partisipan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya (Sugiyono, 2010). Melalui penelitian dan pendekatan ini
diharapkan peneliti dapat menggali informasi dan memperoleh penjelasan
36
C. Partisipan Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini yaitu para ibu primipara yang telah
memberikan ASI eksklusif selama enam bulan yang berada di wilayah
puskesmas kelurahan Kembangan Utara dan diwawancarai secara langsung
oleh peneliti. Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dengan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan
kecukupan (adequancy). Teknik purpossive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2010). Partisipan dalam penelitian ini yaitu ibu primipara yang telah
memberikan ASI eksklusif dengan usia anak tidak lebih dari dua tahun yang
berada di wilayah puskesmas kelurahan Kembangan Utara dan telah
teridentifikasi saat pengumpulan data sampai mencapai saturasi data
partisipan berjumlah enam orang, dengan kriteria partisipan yang akan
diteliti:
a.
b.
37
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu
pedoman wawancara mendalam (in depth interview) dalam bentuk
pertanyaan, alat bantu perekam (perekam suara dari handphone), alat pencatat
dan catatan lapangan (fieldnote).
Pengumpulan data
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli sampai
September 2013. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dan
dibantu oleh alat perekam (perekam suara dari handphone), pedoman
wawancara dan catatan lapangan (field note). Wawancara mendalam
dilakukan pada partisipan dengan berpedoman pada pedoman wawancara
yang telah disiapkan sebelumnya.
2.
38
laporan
penelitian,
peneliti
menggunakan
teknik
39
pertemuan
selanjutnya,
kedua adalah
40
kemudian
dapat
melanjutkan
wawancara
untuk
orang
(peneliti
dan
partisipan).
Teknik
yang
telah
41
42
43
G. Keabsahan Data
Menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik
pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah
kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan menurut (Moleong,
2010), yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
1.
Kredibilitas (credibility)
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya.
Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang
detail,
triangulasi,
peer
debriefing,
analisis
kasus
negatif,
b.
44
c.
d.
c.
Keteralihan (transferability)
Keteralihan merupakan teknik untuk meneliti agar laporan hasil
fokus penelitian dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang
menggambarkan konteks tempat penelitian diadakan. Uraiannya harus
mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh
pembaca agar dapat memahami penemuan yang diperoleh. Peneliti akan
45
Kebergantungan (dependability)
Teknik ini tidak dapat dilaksanakan bila tidak dilengkapi dengan
catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil penelitian. Pencatatan
itu diklasifikasikan dari data mentah sehingga formasi tentang
pengembangan
melakukan
instrument
pencatatan
sebelum
auditing
pelaksanaan
dari
dilakukan.
mulai
Peneliti
menentukan
Kepastian (confirmability).
Kapastian (confirmability) bermakna bahwa keyakinan atas data
yang diperoleh. Kepastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak
bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan,
pendapat dan penemuan seseorang. Dapat dikatakan bahwa pengalaman
seseorang itu subjektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa atau
banyak orang, barulah dapat dikatakan objektif. Pada penelitian ini hasil
penelitian ditelusuri oleh pembimbing (auditor) untuk memastikan
apakah hasil temuan itu benar-benar dari data, menelusuri data mentah
yang dibuat peneliti, melihat derajat ketelitian peneliti, dan menelaah
kegiatan peneliti dalam memeriksakan keabsahan data.
46
H. Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek manusia, maka peneliti harus
memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam
menentukan dirinya, sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar
menjunjung kebebasan manusia. Masalah etika penelitian keperawatan sangat
penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan
manusia. Hidayat (2007) menyatakan bahwa masalah etika yang harus
diperhatikan dalam proses penelitian adalah sebagai berikut:
1.
dan
kerahasiaan
partisipan.
Lembar
persetujuan
ini
3.
Kerahasiaan (privacy)
Kerahasiaan partisipan akan dijamin oleh peneliti, baik sebuah
informasi maupun masalah-masalah lainnya yang diberikan oleh
partisipan.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada enam
partisipan melalui proses analisis data dari hasil wawancara mendalam, ditemukan
tema yang selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk naratif dengan penyajian hasil
penelitian sebagai berikut.
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara merupakan salah satu dari
delapan puskesmas kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kembangan.
Puskesmas ini terletak di Jl. Raya Kembangan Rt.005/02 Jakarta Barat,
memiliki luas bangunan/luas tanah 112/470 dan dipimpin oleh dr. Rosmawati
Wijaya.
Kelurahan Kembangan Utara memiliki luas wilayah 348 ha yang
terdiri dari 10 RW, 110 RT dengan jumlah penduduk 15.721 jiwa dan 5.148
KK. Kelurahan Kembangan Utara berada di dalam wilayah Kecamatan
Kembangan yang secara administratif terdiri dari 6 kelurahan, 62 RW, 600
RT,
37.584
KK,
140.201
jiwa
dan luas
area
dengan
kepadatan
47
48
B. Hasil Penelitian
1.
Karakteristik Partisipan
Partisipan penelitian ini adalah seorang ibu primipara yang telah
memberikan ASI eksklusif. Karakteristik dari partisipan antara lain
nama, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, agama dan suku bangsa.
Peneliti melakukan wawancara mendalam pada enam orang partisipan
setelah menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan ibu tersebut
bersedia untuk menjadi partisipan dengan mengisi lembar informed
consent. Karakteristik partisipan yang peneliti dapatkan sebagai berikut:
Nama
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
terakhir
Agama
Suku
bangsa
Usia
anak
P1
25 thn
IRT
SMA
Islam
Betawi
Guru
S1
Islam
Betawi
28 thn
IRT
SMA
Islam
Betawi
P4
27 thn
IRT
SMA
Islam
Betawi
P5
P6
25 thn
25 thn
IRT
SMA
Islam
IRT
SMA
Islam
Tabel 5.1 Karakteristik partisipan
Betawi
Betawi
7 bulan
1 tahun
3 bulan
1 tahun
5 bulan
1 tahun
2 bulan
10bulan
1 tahun
P2
29 thn
P3
49
2.
50
2.
3.
51
5.
ASI eksklusif
Salah satu partisipan mengungkapkan bahwa ASI adalah suplemen
bagi bayi. Berikut ini adalah ungkapan dari partisipan yang bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak berusia 1 tahun:
...ASI yang diberikan kepada bayi dari sejak dilahirkan sampai
usia 6 bulan tanpa tambahan makanan dan minuman lain, pokoknya
ASI aja tuh yang dikasih (sambil tersenyum dan suasana ruangan
tenang)... (P6)
Kandungan ASI
Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa di dalam
kandungan ASI itu memiliki komponen-komponen yang bermanfaat
52
untuk bayi. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak berusia 1 tahun 3
bulan:
...dari ASI tersebut banyak komponen-komponen yang sangat
berguna untuk bayi, pokoknya baiklah (sambil berfikir dan menyusui
anaknya)... (P2)
Kelebihan ASI
Lima dari enam partisipan mengungkapkan bahwa manfaat ASI
eksklusif itu tidak repot, instan, dan praktis. Berikut salah satu
ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
mempunyai anak berusia 1 tahun 3 bulan:
...ASI eksklusif itu tidak repot, instan, praktis, dan mudah, hehehe...
(sambil tertawa)... (P2)
53
54
kekebalan tubuh dan tidak mudah sakit. Berikut salah satu ungkapan
dari partisipan berusia 28 tahun dan bekerja sebagai guru:
... ya..anak saya menjadi lebih sehat... (P3)
Salah satu partisipan berusia 27 tahun mengungkapkan bahwa
manfaat ASI untuk mengawali kehidupan. Berikut ini ungkapannya:
...sangat penting sekali tentunya. Karena ASI adalah cairan
pertama kali diminum untuk mengawali kehidupan anak
bahkan sampai sekarang pun dia itu sangat dibutuhkan untuk
saya, ya itulah ASI. Kehidupan saya maka kehidupan anak
juga... (P4)
yang
saya
anak
saya
bagi
bayi
untuk
meningkatkan
pertumbuhan
dan
55
4.
56
(IMD), 2) posisi ibu saat memberikan ASI eksklusif, 3) posisi anak saat
diberikan ASI eksklusif, 4) waktu pemberian ASI eksklusif, 5) tanda bayi
cukup ASI, 6) pelekatan mulut bayi pada payudara ibu. Berikut kategori
yang terdapat pada subtema:
1.
57
juga
bisa, sambil
digendong
mengungkapkan bahwa
58
59
60
61
62
63
64
Dukungan informasional
Hasil wawancara yang dilakukan pada enam partisipan didapatkan
dukungan informasional dari suami, mama, dan teman kepada ibu
primipara dalam memberikan ASI eksklusif.
Salah satu partisipan berusia 27 tahun mengungkapkan bahwa suami
sering menanyakan dan mengingatkan untuk memberikan ASI.
berikut ini ungkapannya:
...kalau suami saya mendukung sekali ya. Suami paling sering
menanyakan sudah ditetein belum begitu, mengingatkan saya
terutama jika anak menangis dan bangun tidur untuk ditetein...
(P4)
Empat dari enam partisipan mengungkapkan bahwa suaminya bilang
kalau anak lebih baik dan lebih bagus diberikan ASI eksklusif.
Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga dan mempunyai anak berusia 7 bulan:
...suami bilang kalau anak lebih baik dan lebih bagus ASI eksklusif
daripada susu formula untuk anak kita berikan ASI eksklusif sampai
usia 6 bulan... (P1)
65
Dukungan emosional
Dukungan
emosional
didapatkan
oleh
beberapa
partisipan.
Dukungan instrumental
Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa mamanya
mendukung banget dari sejak hamil dan membuatkan sayur daun
katuk. Berikut salah satu ungkapan dari partisipan yang bekerja
sebagai guru dan bersuku Betawi:
...mama ngedukung banget dari pas hamil 8 bulanan lebih,
pokoknya uda bulannya dah, bilang nanti anaknya ASI aja jangan
66
dikasih susu. Sering dibuatin sayur daun katuk katanya biar ASInya
banyak... (P3)
Salah satu partisipan berusia 29 tahun dan pendidikan terakhir SMA juga
mengungkapkan bahwa tidak menanggapi tentang mitos-mitos yang ada.
Berikut ini adalah ungkapan:
...kalau itu sih cuma omongan yah, karena kalau sekarang itu kan harus
ditunjukkan secara medis tidak hanya sekedar omongan... (P2)
67
makan pedes, asem, dan minum es. Berikut salah satu ungkapan dari
partisipan berusia 25 tahun dan mempunyai anak berusia 7 bulan:
...katanya sih, kalau selama memberikan ASI eksklusif itu gak boleh
makan yang pedes, bayi akan mencret-mencret-mencret, makan yang
asem juga sama. Banyak makan es juga anak saya jadi flu,tapi
tergantung dari kekebalan tubuh anaknya juga sih... (P1)
Dua dari enam partisipan mengungkapkan bahwa adanya perubahan pada
payudara yaitu payudara menjadi kendor. Berikut salah satu ungkapan
dari partisipan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berusia 29
tahun:
...pernah denger dari orang, kalau sering menyusui anak, jadi
payudara saya menjadi seperti kendor, berbeda dari sebelum
melahirkan, hehe (sambil tertawa)...(P2)
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini menjabarkan beberapa bagian yang terkait dengan hasil penelitian
yang telah diperoleh. Bagian pertama menjabarkan pembahasan hasil penelitian
yaitu membandingkan dengan konsep, teori, dan berbagai penelitian sebelumnya
yang terkait dengan hasil penelitian ini untuk memperkuat pembahasan
interpretasi hasil penelitian. Bagian kedua adalah mengemukakan berbagai
keterbatasan selama proses penelitian dengan membandingkan pengalaman
selama proses penelitian yang telah dilakukan dengan proses yang seharusnya
dilakukan sesuai dengan aturan.
A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi
Penelitian ini menghasilkan sepuluh tema. Beberapa diantaranya
memiliki sub tema dengan beberapa kategori makna tertentu. Tema tersebut
teridentifikasi berdasarkan tujuan penelitian. Berikut penjelasan secara rinci
untuk masing-masing tema yang dihasilkan dari penelitian ini:
Tema 1. Makna ASI bagi ibu primipara
ASI memiliki makna yang begitu luas, yang mencakup penilaian serta
pemikiran seseorang. Penelitian ini makna ASI bagi ibu primipara
dipersepsikan bervariasi oleh para partisipan. Makna ASI bagi ibu meliputi
air susu ibu, cairan susu berwarna putih, makanan pemula bagi bayi baru
lahir, dan suplemen bagi bayi. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.33 tahun 2012 bahwa yang dimaksud dengan Air
68
69
Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar
payudara ibu. ASI adalah makanan pemula utama untuk bayi (Wong, dkk.,
2008). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa salah
satu partisipan mengungkapkan ASI merupakan makanan pemula yang lebih
utama untuk sang bayi dari pada susu formula lainnya dan partisipan lainnya
juga mengatakan bahwa ASI merupakan cairan yang berasal dari dalam tubuh
ibu yang dikeluarkan melalui payudara bentuknya seperti cairan susu
warnanya putih yang harus diberikan kepada bayi. Woolridge, Fisher (1988)
dalam Wong, dkk (2008), pada setiap awal pemberian makan yang dilakukan
oleh ibu, susu itu mengandung lebih sedikit lemak dan mengalir lebih cepat
daripada susu yang keluar menjelang akhir pemberian makan. Menjelang
akhir pemberian makan, susu ini lebih putih dan mengandung lebih banyak
lemak.
Hasil
penelitian
ini
didapatkan
bahwa
semua
partisipan
70
71
72
menimbulkan banyak sampah, seperti kaleng dan kardus susu. Hal ini sejalan
73
dengan teori yang ditulis oleh Roesli (2005), bahwa ASI akan mengurangi
bertambahnya sampah dan polusi di dunia. Memberi ASI tidak memerlukan
kaleng susu, karton, kertas pembungkus, botol plastik dan dot karet.
inisiasi
menyusui
dini
hanya
sebagai
pendekatan
sekedar
memperagakan bayi untuk mencari puting. Hal ini sesuai dengan Depkes
(2008), bahwa Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah meletakkan bayi
menempel di dada atau perut ibu segera setelah lahir, membiarkannya
merayap mencari puting, kemudian menyusu sampai puas. Proses ini
dibiarkan berlangsung minimal selama satu jam pertama sejak bayi lahir. Hal
ini juga sejalan dengan hasil penelitian Haider, et.al (2010), bahwa prevalensi
ibu yang mempraktekkan perilaku menempatkan bayi ke payudara ibu dalam
satu jam pertama setelah lahir sebanyak 76%, pemberian kolostrum dan tidak
memberikan cairan lain atau makanan dalam tiga hari pertama sebanyak 54%,
tidak memberikan susu botol sebanyak 85%, menyusui on demand sebanyak
96%, dan pemberian ASI eksklusif dari lahir sampai 6 bulan sebanyak 90%,
74
hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan ibu tentang bahaya menunda
inisiasi menyusui dini yang menjadi alasan ibu untuk melakukan praktek itu.
Penelitiannya juga didapatkan hanya seperempat dari ibu yang melaporkan
bahwa memulai menyusui dalam waktu satu jam setelah melahirkan,
sementara mayoritas dari ibu-ibu tersebut melakukannya dalam waktu satu
sampai 3 jam setelah melahirkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee,
et.al (2013), didapatkan bahwa sebagian besar ibu yang pertama kali
melahirkan menyadari pentingnya inisiasi menyusui dini dan nilai kolostrum.
Mereka mengatakan bahwa praktek inisisasi menyusui dini adalah tugas dari
tenaga kesehatan yang membantu mereka untuk melakukannya biasanya
dalam waktu satu jam setelah melahirkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
teori Mercer (1991) yang menyebutkan bahwa komponen utama dari peran
ibu terbagi menjadi tiga yaitu keterikatan pada bayi, memperoleh kompetensi
dalam perilaku ibu, dan mengekspresikan kepuasan dalam interaksi antara ibu
dan bayi. Pada komponen ini ibu harus memiliki rasa kasih sayang pada bayi,
keterampilan dalam praktik menyusui dengan benar dan akhirnya
mendapatkan kepuasan tersendiri setelah semuanya tercapai. Pencapaian
peran sebagai seorang ibu dilakukan dengan empat fase yang salah satunya
adalah fase formal, dimana pada fase ini ibu melahirkan anak pertama dan
belajar memberikan ASI untuk pertama kali dengan orang lain disini yaitu
seorang bidan atau petugas kesehatan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa beberapa
partisipan mengungkapkan dalam memberikan ASI eksklusif dilakukan
dengan posisi duduk, tiduran, berdiri sambil jalan-jalan, dan salah satu
75
76
dengan puting untuk memulai refleks rooting. Bayi akan berputar ke arah
puting lalu mencium bau kolostrum dan susu dengan mulut terbuka.
Meletakkan mulut bayi pada payudara dengan menuntun puting dan jaringan
areola masuk ke mulut bayi di atas lidah. Menekan payudara dengan ibu jari
di atas areola dan jari-jari lain dibawah areola untuk memungkinkan bayi
menghisap dengan efektif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa semua partisipan mengatakan waktu awal-awal
menyusui dibantu menggunakan tangan untuk memasukkan putting lalu
payudara dipegang dan sekarang hanya bantu memasukkan putingnya saja,
sudah tidak dipegangin sampai selesai menyusui. Lowdermilk (2004)
menyatakan hal yang sama, bahwa puting dan sebagian besar areola harus
berada didalam mulut bayi. apabila hidung bayi kelihatan tertutup oleh
payudara, ibu dapat mengangkat panggul bayi sehingga memberikan banyak
ruang
untuk
bernapas.
Selama
menyusui
untuk
beberapa
minggu
77
seimbang,
menghasilkan
ASI.
sehingga
mendapat
Menyusui
pada
stimulasi
malam
hari
yang
sama
dapat
untuk
membantu
78
lebih 15 menit pada payudara pertama, dan selanjutnya diikuti oleh payudara
lainnya. Rata-rata waktu untuk menyusui adalah 15 sampai 20 menit per
payudara.
Semua partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa tanda bayi
mereka sudah cukup ASI yang telah diberikan ketika bayi sudah tertidur
nyenyak dan sebagian dari partisipan mengatakan ketika bayi sudah
melepaskan payudaranya dan kenyang. Hal ini sesuai dengan teori yang
ditulis Leifer (2005), bahwa ibu harus diajarkan untuk mengetahui isyarat
pada bayi baru lahir, bagaimana menentukan ASI yang telah diberikan pada
bayi sudah cukup. Kecukupan ASI pada bayi dapat ditunjukkan pada pola
mengisap bayi yang baru lahir akan memperlambat, bayi yang baru lahir bisa
tertidur, dan payudara ibu terasa lembut, menunjukkan kenyang.
79
darinya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Mercer (1991) yang
menyebutkan bahwa untuk mencapai peran sebagai seorang ibu adanya fase
personal, dimana pada tahap ini ibu sudah menginternalisasi perannya, ibu
primipara merasakan kepuasan karena berhasil dalam memberikan ASI
Eksklusif.
Tema 6. Hambatan ibu primipara selama memberikan ASI eksklusif
Penelitian ini didapatkan bahwa ibu primipara mengalami hambatan
dalam memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian didapatkan bahwa para
parisipan mengalami masalah pada payudara seperti payudara terasa sakit,
lecet pada putting, bengkak, terasa nyeri, produksi ASI yang kurang dan
adanya rasa kantuk serta lelahnya ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Ibu
yang memberikan ASI eksklusif mungkin mengalami beberapa masalah
umum. Beberapa kasus, komplikasi ini dapat dicegah jika ibu menerima
pendidikan yang tepat tentang menyusui (Perry & Wong, 2006). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Tucker, Wilson & Samandari
(2011) yang menyatakan bahwa dari 102 responden yang memulai
memberikan ASI eksklusif tetapi berhenti saat empat bulan pasca melahirkan,
hampir dua per tiga ibu remaja yang terdaftar lebih dari satu alasan untuk
berhenti menyusui yaitu kembali ke sekolah (34%), merasa bahwa ASI saja
tidak memuaskan bayi (33%), produksi ASI mereka tidak cukup (32%), nyeri
puting (28%), dan alasan lain (19%).
Penelitian yang dilakukan Agunbiade & Ogunleye (2012), didapatkan
hasil yang menunjukkan bahwa kendala utama pemberian ASI eksklusif
adalah persepsi ibu bahwa bayi terus menjadi lapar setelah diberikan ASI
80
(29%), masalah kesehatan ibu (26%), takut bayi menjadi kecanduan ASI
(26%), tekanan dari ibu mertua (25%), nyeri di payudara (25%), dan
kebutuhan untuk kembali bekerja (24%). Penelitian ini juga didapatkan hasil
bahwa pengalaman beberapa ibu merasa sangat sulit untuk menyusui selama
enam bulan. Hal ini karena mereka mengeluh bahwa payudara mereka sakit
sedangkan bayi mereka terus saja menghisap dengan kuat agar ASI bisa
mengalir dengan lancar (Agunbiade & Ogunleye, 2012).
ibu
ASI eksklusif
didapatkan baik dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga seperti teman.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti, dimana semua partisipan mendapat
dukungan dari suami dan adanya dorongan dari keluarga mereka untuk
memberikan ASI eksklusif dari sejak kehamilannya. Hasil penelitian juga
sesuai dengan teori Mercer (1991) bahwa untuk pencapaian peran sebagai
seorang ibu dipengaruhi oleh lingkungan makrosistem, dimana dalam
memberikan ASI eksklusif terdapat fungsi keluarga dan adanya dukungan
sosial. Hal ini juga sejalan dengan teori yang ditulis oleh Perry & Wong
(2006), dukungan dari pasangan dan keluarga merupakan faktor yang sangat
besar bagi ibu untuk mencapai kesuksesan dalam memberikan ASI eksklusif.
Persiapan prenatal idealnya dilakukan oleh ayah termasuk menyediakan
informasi tentang keuntungan memberikan ASI eksklusif dan bagaimana
berpatisipasi dalam merawat bayi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian
Mannion, et.al (2013) menyatakan bahwa sebanyak 55% wanita merasa
81
82
dibutuhkan.
Macam-macam
aktivitas
seperti
menyediakan
bantuan,
83
84
85
B. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan pengalaman proses penelitian didapatkan beberapa
keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan tersebut antara lain:
1.
2.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mendapatkan
gambaran
arti
86
87
88
tentang ASI Eksklusif meliputi tidak tahu tentang mitos-mitos ASI eksklusif,
mitos tentang kolostrum kotor dan berwarna kuning, tidak menanggapi
tentang mitos, pantangan makanan yaitu tidak makan pedes, asem dan minum
es selama memberikan ASI eksklusif. Mitos lainnya adalah perubahan bentuk
payudara, dua orang partisipan mengatakan pernah mendengar bahwa
memberikan ASI eksklusif membuat payudara menjaditidak kencang,
berbeda dari sebelum melahirkan.
B. Saran
1.
Pelayanan kesehatan
Perawat dan tenaga kesehatan lainnya mendapatkan gambaran tentang
pemberian ASI eksklusif yang dilakukan oleh ibu primipara. Penelitian
ini dapat menjadi landasan bagi keperawatan untuk mengembangkan
asuhan keperawatan pada pelayanan ibu dan anak serta menjadi landasan
dalam promosi kesehatan dalam upaya meningkatkan pemberian ASI
eksklusif khususnya pada ibu primipara.
2.
Institusi keperawatan
Hasil penelitian ini bagi pendidikan keperawatan dapat menjadi landasan
dalam mengembangkan program kurikulum pendidikan keperawatan
terkait
dengan
mata
ajar
keperawatan
maternitas
dan
dapat
89
3.
Peneliti selanjutnya
Bagi
peneliti
selanjutnya
dapat
menjadi
bahan
referensi
dan
DAFTAR PUSTAKA
Haider, Rukhsana., et.al. Breastfeeding in infancy: identifying the programrelevant issues in Bangladesh, 2010. diakses pada tanggal 18 Desember
2013 dalam http://www.internationalbreastfeedingjournal.com
Hamilton, Persis Mary. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC,
1995
Hegar, Badriul. Bedah ASI. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2008
Hidayat, A. Azis. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2. Jakarta
: Salemba Medika, 2007
Holloway, Immy. A-Z Qualitative Research in Healthcare Second Edition. British
: Blackwell Publishing, 2008
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi,
2012
Kementerian Kesehatan RI, Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Jakarta, 2012. diakses pada tanggal 20 Maret 2013 dalam
http://www.depkes.go.id
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Laporan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Di Indonesia 2010. Jakarta : Bappenas, 2010.
diakses pada tanggal 20 Maret 2013 dalam http://www.bappenas.go.id
Kuzma, Jerzy. Knowledge, attitude and practice related to infant feeding among
women in rural Papua New Guinea: a descriptive, mixed method study,
2013.
diakses
pada
tanggal
18
Desember
2013
dalam
http://www.internationalbreastfeedingjournal.com
Lee, Hope Mei Hong., Jo Durham., Jenny Booth., dan Vanphanom Sychareun. A
qualitative study on the breastfeeding experiences of first-time mothers in
Vientiane, Lao PDR, 2013. diakses pada tanggal 16 Desember 2013 dalam
http://www.biomedcentral.com
Leifer, Gloria. MA, RN. Maternity Nursing an Introductory Text, Tenth Edition.
USA: Saunders Elsevier, 2008
Lowdermilk, B. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC, 2004
Maharditha, I G., Soetjiningsih, I K. G., dan Suandi. Cognitive development in
babies with exclusive breastfeeding using Mullen Scale test, 2008. diakses
pada
tanggal
16
Desember
2013
dalam
http://www.paediatricaindonesiana.org
Mannion, Cynthia A., Amy J Hobbs., Sheila W McDonald., dan Suzanne C
Tough. Maternal perceptions of partner support during Breastfeeding,
2013.
diakses
pada
tanggal
16
Desember
http://www.internationalbreastfeedingjournal.com
2013
dalam
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Mendalam
Pengalaman Ibu Primipara Dalam Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat
A. Petunjuk umum
a. Tahap perkenalan
b. Ucapkan terima kasih kepada partisipan atas ketersediaan dan waktu yang
telah diluangkan untuk pelaksanaan wawancara
c. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam
C. Identitas partisipan
Nama partisipan (inisial)
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Suku bangsa
Nama anak
Umur anak
Waktu
Tempat
D. Pertanyaan Wawancara
1.
Menggali pengetahuan
a. Apa yang ibu ketahui tentang ASI Eksklusif?
b. Darimana ibu mengetahui informasi itu?
2.
Pengalaman
a. Ibu bisa menjelaskan pengalaman ibu dalam memberikan ASI
eksklusif?
b. Menurut ibu apa yang menjadi alasan ibu memberikan ASI eksklusif?
c. Menurut ibu, bagaimana teknik atau cara ibu dalam memberikan ASI
eksklusif?
d. Menurut ibu, apa hambatan atau masalah yang ibu alami dan rasakan
dalam memberikan ASI secara eksklusif?
e. Bagaimana perasaan ibu dalam memberikan ASI eksklusif?
f. Manfaat apa yang ibu dapatkan setelah ibu memberikan ASI secara
eksklusif?
a) Manfaat bagi ibu?
b) Manfaat bagi bayi?
c) Manfaat bagi keluarga?
d) Manfaat bagi lingkungan?
g. Bagaimana tanggapan dari suami keluarga maupun lingkungan
sekitar selama ibu memberikan ASI eksklusif?
h. Menurut ibu apa saja mitos- mitos yang ada tentang ASI eksklusif?
Lampiran 2
MATRIKS ANALISIS TEMATIK
PERNYATAAN SIGNIFIKAN
KATEGORI
SUB TEMA
TEMA
ASI itu cairan yang berasal dari tubuh ibu Cairan susu berwarna
yang dikeluarkan melalui payudara dan
putih
ASI eksklusif
Memiliki banyak
Kandungan ASI
komponen yang
bermanfaat
primipara
Keunggulan ASI
bayi
ASI mengandung DHA untuk
Mengandung DHA
Banyaknya nutrisi
dalam ASI
Praktis
Ekonomis
Kelebihan ASI
ASI tuh
Kalau yang saya tahu itu dapat mencegah
Mencegah penyakit
Memberikan manfaat
Motivasi ibu
payudara
pada ibu
primipara dalam
memberikan ASI
eksklusif
Lebih cepat mengurangi kegemukan
Mengurangi
pasca melahirkan
kegemukan pasca
melahirkan
Anak saya menjadi lebih sehat
Memberikan manfaat
pada anak
Karena ASI adalah cairan yang pertama
ASI mengawali
kehidupan anak
Peningkatan berat
badan
Pertumbuhan dan
perkembangan
meningkat
Meningkatkan IQ
Meningkatkan daya
Memberikan manfaat
keluarga
pada keluarga
Tidak menimbulkan
Memberikan manfaat
banyak sampah
pada lingkungan
Bayi diletakkan di
Proses Inisiasi
tubuh ibu
dalam memberikan
ASI eksklusif
putting
puting
Biasanya duduk terus juga sambil tiduran
eksklusif
Berdiri sambil jalan-jalan juga bisa,
gendong bayinya
Posisi nyaman bayinya aja
diberikan ASI
eksklusif
payudara yang
diberikan
Di gendong pakai
gendongan
tidur
Tidak membatasi. Disaat anak ingin
Durasi memberikan
ASI
memberikannya
Dia sudah tertidur nyenyak
Bayi tertidur
payudara
selesai
Kalau sudah kenyang ya sudah. Tidak
berlebihan
putting sampai ke
payudara
areola
Pelekatan dibantu
Payudara tidak
Merasa senang
Apek psikologis
Perasaan ibu
primipara selama
memberikan ASI
eksklusif
Merasa bangga
Kepuasan diri
Terasa sakit
Masalah pada
Hambatan ibu
payudara
primipara selama
memberikan ASI
eksklusif
Payudara saya bengkak
Payudara bengkak
Putting lecet
Terasa nyeri
ibu
Dukungan
Dukungan
Dukungan ibu
informasional dari
informasional
primipara dalam
suami
memberikan ASI
eksklusif
Dukungan
informasional dari
mama
Teman saya juga bilang sama saya
Dukungan
informasional dari
teman
Dukungan emosional
dari suami
Dukungan emosional
susu formula
Teman saya juga mendukung. Teman
Dukungan emosional
dari teman
Dukungan instrumental
Dukungan
dari mama
instrumental
Tidak tahu
Mitos-mitos selama
memberikan ASI
eksklusif
Mitos tentang
berwarna kuning
kolostrum
Tidak menanggapi
tentang mitos
secara medis
Katanya sih, kalau selama memberikan
Pantangan makanan
Perubahan bentuk
kencang
payudara
Lampiran 3
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Musiskah
Status Pernikahan
: Belum menikah
Alamat
Telepon
: 085697150636
: siezca_mu@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 01 Kembangan Utara Jakarta Barat
[1997-2003]
[2003-2006]
[2006-2009]
[2009-2014]
Organisasi
1. Pramuka
[2003-2004]
2. Paskibra
[2003-2004]
3. Rohis
[2006-2009]