Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KIMIA INSTRUMENTASI
PERCOBAAN IV
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI DARI SAFARANIN O
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER FTIR
NAMA
: TUTRIYANTI
NIM
: J1B112025
KELOMPOK
: X (SEPULUH)
ASISTEN
: YARA TRIA
PERCOBAAN IV
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI DARI SAFARANIN O
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER FTIR
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasikan gugus-gugus
TINJAUAN PUSTAKA
Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang digunakan
setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain, memberikan warna pada
mikroorganisme non target (Wahyuningsih, 2008).
Prinsip
kerja
spektrofotometer
infra
merah
adalah
sama
dengan
yang
merupakan
ukuran
unit
untuk
frekuensi.
Untuk
inframerah
sangat
berguna
untuk
analisis
kualitatif
(identifikasi) dari senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan
oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang
berbeda. Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar
inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C =
O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670 cm-1 dan 780 cm-1, yang
menyebabkan ikatan karbonil untuk meregangkan (Silverstein, 2002).
Teknik spektroskopi IR digunakan untuk mengetahui gugus fungsional
mengidentifikasi senyawa , menentukan struktur molekul, mengetahui kemurnian
dan mempelajari reaksi yang sedang berjalan. Senyawa yang dianalisa berupa
senyawa organik maupun anorganik. Hampir semua senyawa dapat menyerap
radiasi inframerah (Mudzakir, 2008).
Jika suatu radiasi gelombang elektromagnetik mengenai suatu materi, maka
akan terjadi suatu interaksi, diantaranya berupa penyerapan energi (absorpsi) oleh
atom-atom atau molekul-molekul dari materi tersebut. Absorpsi sinar ultraviolet
dan cahaya tampak akan mengakibatkan tereksitasinya elektron. Sedangkan
PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan sampel yang akan diabsorbansi dengan spektrofotometer
FTIR, yaitu melarutkan sampel Safranin O dalam pelarut etanol
sehingga kadarnya menjadi 0,01%.
2. Memasukkan sampel yang akan diabsorbansi dengan spektrofotometer
FTIR ke dalam botol vial.
3. Mengambil beberapa tetes etanol dengan menggunakan pipet tetes dan
meneteskannya ke dalam kaca objek, kemudian menutupnya dengan
kaca objek yang lain hingga tidak terdapat udara lagi.
4. Memasukkan kaca benda yang berisi etanol ke dalam celah FTIR
(sampel holder) dan mengamati grafik hasil absorbansi muncul di layar
monitor (sebagai blanko).
5. Mengambil beberapa tetes sampel Safranin O dengan menggunakan
pipet tetes dan meneteskannya ke dalam kaca objek, kemudian
menutupnya dengan kaca objek yang lain hingga tidak terdapat udara
lagi.
6. Memasukkan kaca benda yang berisi sampel Safranin O ke dalam celah
FTIR dan mengamati grafik hasil absorbansi muncul di layar monitor
(Larutan uji).
7. Menyimpan data yang dihasilkan dan melakukan pembahasan terhadap
puncak-puncak yang terbentuk.
V.
No
Frekuensi (cm-1)
3250-3500
N-H
amina
2750-3000
CH3
Metil
>2250
C=N
Nitril
Jenis Ikatan
Gugus Fungsi
C=C
Berupa grafik hasil pengukuran dengan FTIR terhadap spectra larutan
sampel safranin O.
B. Pembahasan
Pada percobaan ini akan dilakukan analisa larutan sampel safranin O
(kelompok 10) dengan FTIR. Tujuan dari percobaan ini adalah unutk
mengidentifikasi gugus fungsi Safranin O menggunakan spektrofotometer FTIR
(Fourier Transform Infrared Spectroscopy). Prinsip kerja dari spektroskopi FTIR
ini juga hampir sama dengan spektroskopi lainnya, yaitu memanfaatkan adanya
interaksi materi dengan energi. Dalam hal ini materi berupa larutan berwarna yang
ditembak dengan sejumlah energi berupa sinar infrared yang akan menyebabkan
molekul tersebut bervibrasi. Hal ini terjadi karena energi yang berasal dari sinar
infrared tersebut tidak cukup kuat untuk menyebabkan terjadinya atomisasi
ataupun eksitasi elektron pada molekul senyawa yang ditembak, sehingga hanya
menyebabkan vibrasi, yang mana besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul
berbeda
bergantung
pada
atom-atom
dan
kekuatan
ikatan
yang
yang dibuat haruslah bening agar dapat menerima atau ada interaksi dengan sinar
infrared yang ditembakkan alat FTIR tersebut. Hal ini dimaksudkan agar pellet
yang dihasilkan tidak terlalu gelap dan sulit ditembus infrared karena sampel yang
digunakan merupakan senyawa berwarna maka penggunaannya sangat sedikit.
Pellet dari sampel harus dibuat dengan hati-hati karena dalam pembuatannya
banyak kemungkinan gangguan yang dapat menjadikan sampel rusak baik secara
kimia, fisik (alat), maupun dari praktikan. Pellet yang terbentuk selanjutnya diuji
dengan alat FTIR. Namun pada percobaan kali ini praktikan hanya menganalisis
sampel menggunakan alat langsung sedangkan bahan yang akan di analisa sudah
disediakan oleh asisten praktikum.
Sebelum melakukan pengujian, dilakukan pengaturan pada alat FTIR
terlebih dahulu. Salah satunya adalah mengatur wave range alat tersebut pada
rentang wavenumber range 400-4000 cm-1. Penggunaan range tersebut karena
berdasarkan literature rentang spectra senyawa tersebut berada pada range 4004000 cm-1 yang merupakan golongan daerah infrared pertengahan. Setelah alat
standby, maka dilakukan pengukuran sampel yang telah dibuat.
KESIMPULAN
1. Prinsip kerja dari alat FTIR adalah interaksi antara materi (sampel
senyawa) dengan energi berupa sinar infrared yang menyebabkan
molekul senyawa tersebut bervibrasi yang mana besarnya energi vibrasi
tiap atom/molekul berbeda bergantung pada atom-atom dan kekuatan
ikatan yang menghubungkannya, sehingga dihasilkan frekuaensi yang
berbeda pula.
2. Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada
rentang frekuensi 400-4000 cm-1.
3. Struktur molekul Safranin O adalah C20H19ClN4.
4. Gugus fungsi pada Safaranin O teridentifikasi adanya gugus metil
(CH3) pada frekuensi 2750-3000 cm-1, rangkap dua C=C dan C=N
frekuensi > 2250 cm-1, serta amina N=H dengan frekuensi 3250-3500
cm-1.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Choirul., Sirojudin., & K. S Firdausi., 2007. Analisis Gugus Fungsi pada
Sampel Uji, Bensin dan Spiritus Menggunakan Metode Spektroskopi
FTIR. Vol 10. No 1, April 2007, hal 79-85. ISSN : 1410-9662.
Basset ,J . 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta. EGC.
Harjadi, W., 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Penerbit Gramedia. Jakarta.
Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang. IKIP Press.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.
Mudzakir, A. 2008. Praktikum Kimia Anorganik. Bandung. Jurusan Pendidikan.
Silverstein. 2002. Identification of Organic Compund, 3rd Edition. John Wiley &
Sons Ltd. New York.
Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
JUDUL
Analisis Gugus Fungsi pada Sampel Uji, Bensin dan Spiritus Menggunakan
TUJUAN
Tujuan dari jurnal penelitian ini adalah untuk analisis gugus fungsi pada
menggunakan
spektroskopi
FTIR.
III.
METODE PENELITIAN
Spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared) merupakan spektroskopi
inframerah
yang
inframerah
melewati
sampel,
dibandingkan dengan
gelombang.
pengukuran
intensitas
intensitas cahaya
tanpa
sampel
dengan
detektor
sebagai fungsi
yang
dan
panjang
gambar.
menggunakan
spektrum
diketahui).
IV.
HASIL
Analisis gugus fungsi sampel bensin menunjukkan bahwa terdapat gugus
metil (CH3), gugus alkana, senyawa benzena yang ditunjukkan dengan vibrasi
uluran
CH dan cincin aromatik (C=C) dan gugus lain yang tidak dapat
diidentifikasi
gugus
fungsi
pada
sampel spiritus
dari
(CH3), ikatan rangkap tiga (CCH), gugus nitril (RCN), ikatan rangkap dua
C=C dan CN.
V.