Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting
karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk
menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah
penyakit bahkan obat juga dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak
obat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak
tepat. Oleh sebab itu, penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap
akan sangat mendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik
kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan
penggunaan obat (Anonim,2005).
Pesatnya perkembangan IPTEK mendorong percepatan teknologi dan
penelitian di bidang obat. Dewasa ini meningkatnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan juga mendorong masyarakat menuntut pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan informasi tentang obat. Di sisi lain, hubungan
antara dokter dan pasien yang masih belum sejajar, membuat komunikasi yang
terbangun antar dokter dan pasien juga relatif terbatas. Pada umumnya dokter
hanya memberikan penjelasan secukupnya sesuai pertanyaan pasien. Sementara
pasien dengan keawamannya terkadang tidak tahu apa yang harus ditanyakan.
Informasi mengenai penyakit dan obat yang disampaikan oleh dokter sering kali
terbatas. Dari sisi kefarmasian, apoteker pun sejauh ini belum benar-benar
yang
diatur
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
nomor:
kehendak pasien untuk 4 berpartisipasi aktif dalam cara pengobatan yang dapat
dinilai sebagai upaya untuk mempercepat penyembuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang akan diteliti dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penilaian konsumen apotek terhadap pelayanan informasi
obat?
2. Bagaimana menginformasikan penggunaan obat yang rasional terhadap
pasien?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui penilaian konsumen apotek terhadap pelayanan informasi obat
2. Mengetahui cara penggunaan obat yang rasional kepada pasien
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan Informasi Obat
PIO
(Pelayanan
Informasi
Obat)
didefinisikan
sebagai
kegiatan
10. Publikasi
11. Mendukung Panitia Komite Farmasi dan Terapi
(Anonim, 2006).
b. Sumber informasi obat
1. Sumber daya, meliputi :
a. Tenaga kesehatan Dokter, apoteker, dokter gigi, perawat, tenaga
kesehatan lain.
b. Pustaka Terdiri dari majalah ilmiah, buku teks, laporan penelitian dan
Farmakope.
c. Sarana Fasilitas ruangan, peralatan, komputer, internet, dan perpustakaan.
d. Prasarana Industri farmasi, Badan POM, Pusat informasi obat,
Pendidikan tinggi farmasi, Organisasi profesi (dokter, apoteker, dan lainlain).
2. Pustaka sebagai sumber informasi obat, digolongkan dalam 3 (tiga)
kategori :
a. Pustaka primer
Artikel asli yang dipublikasikan penulis atau peneliti, informasi yang
terdapat didalamnya berupa hasil penelitian yang diterbitkan dalam
jurnal ilmiah. Contoh pustaka primer :
Laporan hasil penelitian
Laporan kasus
Studi evaluatif
Laporan deskriptif
b. Pustaka sekunder
Berupa sistem indeks yang umumnya berisi kumpulan abstrak dari
berbagai kumpulan artikel jurnal. Sumber informasi sekunder sangat
membantu dalam proses pencarian informasi yang terdapat dalam
sumber informasi primer. Sumber informasi ini dibuat dalam berbagai
data base, contoh : medline yang berisi abstrak-abstrak tentang terapi