Вы находитесь на странице: 1из 21

CASE BASED DISCUSSION

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat Menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan
RSI Sultan Agung Semarang

Pembimbing :
dr. FX. Sunarto, SpOG

Disusun oleh :
Ari Viandini NF
01.208.5610

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016

IDENTITAS
1 Nama penderita
2 Umur

: Ny. S

: 32 tahun

3 Jenis kelamin

: Perempuan

4 No CM

: 0169.89.62

5 Agama

: Islam

6 Pekerjaan

: ibu rumah tangga

7 Alamat

: Kebonrejo RT 03 RW 03 Tanjungmas Semarang

Utara
8 Pendidikan
9 Status

: SMA

: Kawin

10 Tanggal Masuk

: 28 Oktober 2016

11 Ruang

: Baitun Nisa II

12 Kelas

: III

ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 28 Oktober 2016 pukul 10.00
WIB di ruang B. Nisa II.
1

Keluhan Utama :
Nyeri perut bagian bawah

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Poli Obsgyn RS. Islam Sultan Agung dengan keluhan nyeri perut
bagian bawah sejak 1 bulan SMRS. Nyeri dirasakan memberat dan terasa kemeng
hingga menjalar ke pinggang kanan dan kiri. Pasien merasakan seperti ada yang
mengganjal diperut bagian kanan bawah. Nyeri dirasakan hilang timbul, tidak
memberat saat pasien dalam posisi berdiri maupun berjalan. Pasien kadang-kadang
merasakan mual dan muntah. Pasien tidak merasakan adanya benjolan pada perut.
BAK (+), BAB (+), sesak nafas (-), perut membesar (-), bengkak pada tungkai (-),
nafsu makan baik.

3 tahun SMRS pasien mengeluh nyeri perut bawah saat menstruasi, nyeri dirasakan
sangat berat hingga pasien tidak dapat bangun dari tempat tidur. Nyeri perut bawah
dirasakan pada hari ke-1 sampai hari ke-4 mentruasi, selanjutnya nyeri dirasakan
ringan. Pasien tidak mengeluh nyeri saat berhubungan seksual. Saat ini pasien sudah
memiliki 2 orang anak, dan pernah mengalami keguguran 1 kali. Riwayat pengobatan
sebelumnya pasien menggunakan terapi obat-obatan herbal sejak 1 tahun yang lalu,
namun keluhan tidak berkurang.
3

Riwayat Haid
Menarche

: 12 tahun

Siklushaid

: Tidak teratur (< 28 hari)

Lama haid

: 7-8hari

Dismenore

: (+)

Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pertama kali dengan suami sekarang.
Usia pernikahan 8 tahun.

Riwayat Obstetri ( P1A1 )

P1 : , 7 tahun, lahir spontan di bidan BBL 2300 gram, sehat

A1 : Abortus umur kehamilan 4 minggu, curatege (-)


6

Riwayat KB

KB suntik 3 bulanan.

Riwayat Penyakit Dahulu


-

Riwayat Hipertensi

: disangkal

Riwayat Penyakit Jantung

: disangkal

Riwayat DM

: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


-

Riwayat Hipertensi

: disangkal

Riwayat Penyakit Jantung

: disangkal

Riwayat Penyakit Paru

: disangkal

Riwayat DM

: disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, suami pasien bekerja sebagai karyawan
swasta . Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh BPJS NON PBI.
Kesan ekonomi : Cukup

PEMERIKSAAN FISIK
a

Status Present
Keadaan Umum : baik
Kesadaran

: compos mentis

Vital Sign
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi

: 78 x/menit

RR

: 18 x/menit

Suhu : 36,7 0C
TB

: 153 cm

BB

: 61 kg

BMI

: 26

Status Internus
- Kepala

: Mesocephale

- Mata

: Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)

- Hidung

: Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-)

- Telinga

: Discharge (-)

- Mulut

: Bibir sianosis (-), bibir kering (-)

- Tenggorokan : Faring hiperemesis (-), pembesaran tonsil (-)


- Leher

: Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)

- Kulit

: Turgor baik, ptekiae (-)

- Mamae

: Simetris, benjolan abnormal (-/-)

- Paru

Inspeksi

: Hemithorax dextra dan sinistra simetris

Palpasi

: Stemfremitus dextra dan sinistra sama, nyeri tekan (-)

Perkusi

: sonor seluruh lapang paru

Auskultasi
- Jantung

: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: Redup

Batas atas jantung

: ICS II linea sternalis sinistra

Batas pinggang jantung

: ICS III linea parasternalis sinistra

Batas kanan bawah jantung : ICS V linea sternalis dextra


Batas kiri bawah jantung

: ICS V 2 cm medial linea midclavicularis


sinistra

Auskultasi

: suara jantung I dan II murni, reguler,

suara tambahan (-)


- Extremitas

:
Superior

Inferior

Oedem

-/-

-/-

Varises

-/-

-/-

Reflek fisiologis

+/+

+/+

Reflek patologis

-/-

-/-

Status Ginekologi
- Abdomen

Inspeksi : Datar

Palpasi

: Nyeri tekan (+) pada regio hipogastrica dan inguinal sinistra,

tidak teraba masa di perut, teraba masa di regio hipogastrica sisi sinistra
bentuk bulat, ukuran 6 cm, perabaan kenyal, permukaan tidak berbenjolbenjol.

Perkusi

: Timpani, Pekak sisi (-), Pekak alih (-)

Auskultasi: Bising usus (+)

- Genitalia

Externa

: Fluor (-), Fluxus (-), Massa (-)

Interna

Portio

: Konsistensi kenyal, permukaan licin, sebesar

jempol tangan, nyeri goyang (-), tidak mudah berdarah.


OUE

: Tertutup.

C.U

: Sebesar telur bebek

Adnexa Parametrium : Teraba massa kistik di adnexa parametrium


sinistra ukuran diameter 7 cm, kaku, nyeri tekan (+), adnexa
parametrium dekstra normal, tidak kaku
Cavum Douglas

: Tidak menonjol, nyeri tekan (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium Darah :
Darah Rutin
Hb
: 14,0 gr/dL
Hematokrit
: 40,3 %
Eritrosit
: 4.100. /uL
Lekosit
: 12.280 /uL
Trombosit
: 361.000 /uL
LED
: jam
: 16 mm/jam
1 jam
: 46 mm/jam
Lain-lain
: Golongan darah B, Rhesus (+)
Kimia Darah
Ureum : 23 mg/dl
Cretinin : 0,63 mg/dl
SGOT
: 16 U/I
SGPT
: 19 U/I
GDS
: 110 mg/dl
b. Pemeriksaan serologis : HbsAg (-)
c. Pemeriksaan USG : Tampak massa tumor berupa rongga ukuran 8,28 cm x 5,02
cm cenderung berasal dari ovarium kesan kistoma ovarii
d. Pemeriksaan EKG : NSR (Normo Sinus Rhitm)

A. RESUME
Pasien wanita 32 tahun datang ke Poli Obsgyn RS. Islam Sultan Agung dengan keluhan
nyeri diperut bagian kiri bawah sejak 1 bulan SMRS. Nyeri dirasakan semakin

memberat seperti ditusuk sejak 1 hari SMRS. Pasien belum minum obat untuk
menghilangkan keluhan. Satu hari SMRS nyeri semakin memberat saat pasien berjalan.
Pasien kadang-kadang merasakan mual dan muntah. Pasien tidak merasakan adanya
benjolan pada perut. BAK (+), BAB (+), sesak nafas (-), perut membesar (-), nafsu
makan baik.
Status Present
Status Ginekologi

: Keadaan umum baik


- Abdomen :

Palpasi

: Nyeri tekan (+) pada regio hipogastrica dan inguinal sinistra,

tidak teraba masa di perut, teraba masa di regio hipogastrica sisi sinistra
bentuk bulat, ukuran 6 cm, perabaan kenyal, permukaan tidak berbenjolbenjol.
- Genitalia
Interna : Teraba massa kistik di adnexa parametrium sinistra
ukuran diameter 7

cm, kaku, nyeri tekan (+), adnexa

parametrium dextra normal, tidak kaku


Px.USG
Tampak massa tumor berupa rongga ukuran 8,28 cm x 5,02 cm cenderung
berasal dari ovarium kesan kistoma ovarii

B. DIAGNOSA
P1A1, Usia 32 tahun, dengan kistoma ovarii sinistra

C. PROGNOSA
Dubia ad bonam

D. TERAPI
Perbaikan keadaan umum Raber Penyakit Dalam
Operatif : Salphingo-ooforectomi unilateral (sinistra)
Premedikasi : Inj. Cefotaxim 1 gram

E. SIKAP
1. Pengawasan : KU, vital sign.

2. Pemberian Infus RL 20 tpm


3. Raber penyakit dalam
4. Pengangkatan kistoma ovarii
5. Pemeriksaan PA

F. EDUKASI
1. Memberitahu kondisi pasien kepada keluaga.
2. Memberitahu tujuan terapi yang diberikan.
3. Memberitahu tentang rencana operasi pengangkatan kista dan dilanjutkan
pemeriksaan PA.
4. Memberitahu untuk kontrol setelah keluar dari rumah sakit.

KISTOMA OVARII
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium

ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kirakira setinggi spina illiaka anterior superior, dan ligamentum ovarii propium, yang
mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi, ovarium dapat digerakkan.
Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran
dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran
ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang
berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum
menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat

ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.
Ovarium terdiri dari dua bagian:
1.
Korteks Ovarii
Mengandung folikel primordial
Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
Terdapat korpus luteum dan albicantes
2.
Medula Ovarii
Terdapat pembuluh darah dan limfe
Terdapat serat saraf
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi
hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum
primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap
bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan
tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen)
dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi
wanita normal.
B. DEFINISI
Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung

(pocket, pouch) yang tumbuh

abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahanbahan lain. Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi cairan,
normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kista indung telur
dapat terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampai menopause, juga selama masa
kehamilan.
C. KLASIFIKASI
Terdapat berbagai macam tumor yang dapat timbul pada ovarium. Ada yang
neoplastik dan nonneoplastik. Beberapa di antara tumor neoplastik bersifat jinak

(noncancerous) dan tidak pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya adalah maligna
atau ganas (cancerous) dan dapat menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Selanjutnya tumor neoplastik yang bersifat jinak dapat dibagi menjadi tumor kistik
dan tumor solid. Pada umumnya, tumor ovarium dinamai sesuai dengan asal macam sel
tumor dan berdasarkan ganas tidaknya tumor. Terdapat tiga tipe utama dari tumor
ovarium yaitu tumor sel epitel permukaan ovarium (epithelial tumors), dimulai dari sel
yang melindungi permukaan luar ovarium; tumor sel benih (germ cell tumors), dimulai
dari sel yang menghasilkan ova dan tumor sel stroma (sex cord stromal tumors).
Tumor Nonneoplastik :
a.Tumor akibat radang
b.Tumor lain
1. Kista Folikel
2. Kista Korpus Luteum
3. Kista Lutein
4. Kista Inklusi Germinal
5. Kista Endometrium
6. Kista Stein-Leventhal
Tumor Neoplastik Jinak :
a.

Kistik :
1. Kistoma Ovarii Simpleks
2. Kistadenoma Ovarii Serosum
3. Kistadenoma Ovarii Musinosum
4. Kista Endometroid
5. Kista Dermoid

b.

Solid
1. Fibroma, Leimioma, Fibroadenoma, Papiloma, Angioma, Limfangioma.
2. Tumor Brenner
3. Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)

1.

Kista Fungsional
Ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini
berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi

yang normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa
subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma.
Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat
menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista korpus luteum.
Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang
sendiri dalam waktu 6-8 minggu. Terjadi pada usia reproduksi (siklus ovulasi) dan
tidak dijumpai pada usia premenarche, postmenopause, pemakai obat hormonal atau
pasca oophorektomi bilateral. Pengobatan kista fungsional dilakukan secara
konservatif, observasi selama 4 - 8 minggu. Ultrasonografi merupakan alat bantu
diagnostik dalam observasi pasien.Yang termasuk kista fungsional adalah kista korpus
luteum, kista folikuler dan theca lutein.
- Kista korpus luteum : diagnosis bila terjadi perdarahan (korpus rubrum
hemorhagikum) dengan gejala serupa dengan kehamilan ektopik terganggu.
- Kista folikular : terbentuk akibat hiperstimulasi dari gonadotropin atau
pengobatan dengan klomifen sitrat, atau pada siklus yang anovulatorik.
- Kista theca lutein : timbul akibat stimulasi hormon gonadotropin endogen
atau eksogen. Dijumpai pada mola hidatidosa, penyakit trofoblastik ganas, kehamilan
muda.
2.

Kista Abnormal
Maksud kata abnormal disini adalah tidak normal, tidak umum, atau tidak
biasanya (ada, timbul, muncul, atau terjadi). Semua tipe atau bentuk kista-selain kista
fungsional- adalah kista abnormal, misalnya:

a.

Cystadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat
jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.

b.

Kista coklat (endometrioma)


Termasuk endometriosis eksterna, yaitu endometrium yang tidak pada tempatnya
(tumbuh pada ovarium). Disebut kista coklat karena berisi timbunan darah yang
berwarna coklat kehitaman.Adanya kista ini sangat mempengaruhi fertilitas
seseorang.
c. Kista dermoid
Kista dermoid adalah jenis kista ovarium yang dapat berasal dari jaringan
ektoderm, mesoderm, bahkan endoderm, sehingga dapat berisi jaringan lemak,

rambut, gigi, tulang, dan kulit.Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung
telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.
d. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar
rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium
setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan
infertilitas.
e. Kista hemorrhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri
di salah satu sisi perut bagian bawah.
2. Kista Lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan.
Beberapa tipe kista lutein antara lain:
a. Kista granulosa lutein
Merupakan kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang fungsional.
Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat membesar akibat dari
penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi dan bukan akibat dari tumor.
Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan rasa tidak enak di daerah
panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di rongga perut. Pada wanita yang
tidak hamil, kista ini menyebabkan menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang
tidak teratur.
b. Kista theca lutein
Merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami. Timbulnya
kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormon
3. Kista Polikistik Ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur
secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena
bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten),
operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan
gangguan dan rasa sakit.

Kista ovarium ada yang bersifat jinak dan ganas (kanker). Biasanya kista yang
berukuran kecil bersifat jinak. Kista ovarium sering ditemukan secara tidak sengaja
pada pemeriksaan rutin.

Klasifikasi neoplasma ovarium menurut WHO :


- common epitelial tumors
- sex cords stromal tumors
- lipid cell tumors
- germ cell tumors
- gonadoblastoma

- soft-tissue tumor (not specific to ovary)


- unclassified tumors
- secondary (metastatic) tumors
- tumor-like conditions (not true neoplasm)
Neoplasma kistik epitel jinak :
- cystadenoma serosum
- cystadenoma mucinosum
- kista endometriosis
- kista dermoid (teratoma kistik jinak)
Neoplasma padat jinak :
- kista dermoid (teratoma padat jinak)
- tumor Brenner
- tumor fibroma dan thecoma
(syndroma Meig : tumor padat jinak, asites, hidrothoraks kanan)

Indikasi pembedahan eksplorasi pada massa adneksa :


- kista ovarium lebih dari 5 cm, menetap setelah observasi sampai 8 minggu
- massa adneksa pada usia pramenars
- massa adneksa pada usia pasca menopause
- massa padat pada segala usia
- massa kistik lebih dari 8 cm

D. ETIOLOGI
Faktor yang menyebabkan gejala kista meliputi :
1.

2.

Gaya hidup tidak sehat, diantaranya :

Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

Zat tambahan pada makanan

Kurang olah raga

Merokok dan konsumsi alcohol

Terpapar dengan polusi dan agen infeksius

Sering stress

Faktor genetik

Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen
ini dapatberubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker. (Mansjoer, 2000)
E. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8
cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum,
yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila
tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple
dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien
dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan
LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,
terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari
proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas
atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.
Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini
adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel
tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma
ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik
berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.

F. MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan wanita dengan tumor ovarium tidak menimbulkan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian gejala
dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor
tersebut. Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid. Siklus menstruasi tidak teratur;
bisa juga jumlah darah yang keluar banyak dan nyeri saat menstruasi. Jika tumor sudah
menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan atau nyeri pada saat bersenggama.
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites
(penimbunan cairan dalam rongga perut), penyebaran ke omentum (lemak perut), dan
organ-organ di dalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati. Perut membuncit,
kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil.
Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke
rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak napas.
Klinik Tumor Ovarium
1. Akibat Pertumbuhan
Adanya benjolan pada perut dan penekanan terhadap alat-alat disekitarnya
disebabkan oleh posisi dan besarnya tumor dalam perut. Tumor dapat
menyebabkan gangguan miksi, obstipasi, edema pada tungkai, rasa berat pada
perut, tidak nafsu makan dan rasa sesak.
2. Akibat Aktivitas Hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu
mengeluarkan hormon. Pada tumor ganas, seperti tumor sel granulosa dapat
menimbulkan hipermenore dan arhenoblastoma menyebabkan amenorea
3. Akibat komplikasi
a. Perdarahan dalam kista
b. Putaran tangkai
c. Infeksi pada tumor
d. Robek dinding kista
e. Perubahan Keganasan

G. DIAGNOSIS
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau
di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan,
konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), maka perlu ditentukan jenis tumor
tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor.
Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor
itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung kemih
penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan
tambahan.
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa
menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang
sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites,
akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya
dapat diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka
perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor
nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala
ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak
dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi
besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah :
1. Ultrasonografi atau USG (abdomen atau transvaginal)
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau
solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan
yang tidak.
Hasil USG :
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan
terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan
di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding
depannya.

b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler


(bersepta-septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes)
di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista.

2. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakahsebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada
kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila
dinding kista tertusuk
5. Kolposkopi screening
6. Pemeriksaan darah (tumor marker atau petanda tumor)
7. Pemeriksaan laboratrium
Pemeriksaan sekret (yang meliputi: Trichomonas, Candida/jamur, bakteri batang,
bakteri kokus, epitel, lekosit, eritrosit, epitel, dan pH) dan hematologi, misalnya:
Hb (Hemoglobin).
I. PENATALAKSANAAN

1.

Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala pada penderita dan yang besarnya
tidak melebihi 5 cm diameternya, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2
bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu
atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker).

2.

Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba
(salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan, operasi yang lebih tepat ialah
histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda
yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang
rendah,

dapat

dipertanggungjawabkan

untuk mengambil

resiko dengan

melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.


J. KOMPLIKASI
1. Torsi
2. Ruptur
3. Perdarahan
4. Menjadikeganasan
Potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas sudah dipostulasikan, kista
dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas, akan tetapi dalam
persentase yang relative sedikit.
5. Sindrom Meigs, kasus fibroma ovarii yang disertai asites dan hidrothoraks
K. PROGNOSIS
a. Kista jinak sangat baik.
b. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium
saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan
sudah dalam stadium akhir.

c. Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82%.


d. Karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan
prognosis yang buruk.
e. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah
mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka
kematian yang tinggi.
f. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2% .

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, Ovarian Cyst, dalamwww. heal health care now.org, dikutip tanggal
30.10.2010
Anonim, 2009, Kista, dalam www.medical journal.com, dikutip tanggal 27.09.2010
Cunningham, dkk., 2007, Williams Obstetric, Twenty Second Edition, Texas, Mc Graw Hill

Hariadi,

R.,

2004,

Ilmu

Kedokteran

Fetomaternal,

Surabaya,

Himpunan

KedokteranFetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia


Mansjoer, Arief dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta, Penerbit Media Aesculapius,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Prawiroharjo, S., dkk, 2007, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Cetakan 9, Jakarta, PT. Bina Pustaka
Prawiroharjo, S., dkk, 2007, Ilmu Kandungan, Edisi 2, Cetakan 5, Jakarta, PT. Bina Pustaka
Prawiroharjo, S., dkk, 2007, Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi Pertama, Cetakan 7, Jakarta, PT.
BinaPustaka

Вам также может понравиться