Вы находитесь на странице: 1из 39

KISAH-KISAH TELADAN ANAK YATIM

Anak yatim kenyataannya adalah salah satu


komponen masyarakat yang terabaikan oleh orang
ramai, ada anggapan seolah-olah mereka tak layak
mendapatkan kebahagiaan sebagaimana yang lain
(yang masih ber-ibu dan ber-bapak), tidak sedikit
kita lihat anak-anak terlantar yang meminta-minta di
jalanan, dan bahkan mati kelaparan karna tidak ada
yang memberinya makan. Bnyak di antara mereka
yang terlupakan dan bahkan tak layak dapat
perhatian dari orang lain, sebab mereka bukan apaapanya (saudara atau hubungan kekerabatan), dan
banyak diantara anak yatim ini yang masih memiliki
paman dan bibi, dan saudara yang lain..akan tetapi,
mereka beranggapan; anak yatim tersebut tidak usah
di perhatikan, dan tak usah di ajak bergaul, sebab
akan menimbulkan masalah. Dan bahkan ada yang
menganggap bahwa mereka mencoreng nama baik
keluarga mereka.

Nabi Muhammad SAW adalah anak yatim


Kalau ada orang yang menganggap bahwa anak
yatim itu tidak akan bisa dan tidak layak berperan di
masyarakatnya, maka mereka salah..sebab Nabi
SAW adalah anak yatim, beliau kehilangan ibu
ketika kecil, dan kehilangan bapaknya ketika masih
dalam kandungan ibunya.
Beliau adalah teladan anak-anak yatim supaya
tidak putus asa dalam melanjutkan perjalanan hidup,
sejarah beliau memberi orang beriman petunjuk
bagaimana cara menggauli anak yatim oleh keluarga
terdekat mereka, sebelum orang lain. Sebab beliau di
kafalah (santuni) oleh kakek beliau, kemudian
pamannya, sehingga beliau besar dewasa dan
menjadi manusia yang paling baik di jagat raya ini.

Allah Ta'ala berfirman: "...Dan mereka bertanya


kepadamu tentang anak yatim, katakanlah :

"Mengurus urusan mereka secara patut adalah


kebaikan, dan jika kamu bergaul dengan mereka,
Maka mereka adalah saudaramu!...". (QS. AlBaqarah: 220).

Sebelum yang lain, beliau adalah manusia yang


paling santun terhadap anak-anak yatim; memberi
mereka bantuan materiil dan moril, memberi mereka
semangat supaya tidak luluh dengan kesulitan hidup,
dan mengajak orang lain supaya menyantuni anakanak yatim, dan beliau mencontohkan kepada
manusia akan hal tersebut.
Sehingga banyak sekali kita jumpai haditshadits Nabi yang bercerita tentang keutamaan
menyantuni anak yatim. Amalan ini sangat besar
sekali pahalanya dan bahkan diluar anggapan
manusia, yang tak lain dan bukan adalah demi

berlangsungnya kehidupan yang Islami, yang saling


tolong-menolong dan sejahtera.

Tersenyumlah wahai para penyatun anak yatim,


karena Nabi Muhammad SAW bersama penyantun
anak-anak yatim di akhirat kelak.

Aku dan orang yang mengurus (menyantuni) anak


yatim (nanti) di Syurga seperti ini, seraya
mengisyaratkan dua jarinya". (HR. Bukhari).
Tersenyumlah wahai para penyantun anak yatim,
karena menyantuni janda miskin dan anak yatim
pahalanya seperti jihad di jalan Allah.

Nabi Muhammad SAW bersabda : Orang yang


memperhatikan (menyantuni) janda dan orang

miskin bagaikan mujahid di jalan Allah saya (Abu


Hurairah) mengira beliau juga bersabda:
Bagaikan orang yang beribadah (shalat) tiada
henti dan bagaikan orang yang selalu puasa
(Muttafaq alaih).

Adakah orang yang tidak mau bersama-sama


Nabi di sorga kelak ? Marilah kita menjadi orangorang yang menemani Nabi di sorga kelak, dengan
menyantuni anak-anak yatim.

Tersenyumlah wahai para penyantun anak yatim,


karena Allah menyediakan ampunan bagi penyantun
anak yatim ( Dari blog kolom.abatasa.co.id )

Dahulu di Kota Basrah hidup seorang laki-laki


yang

menghabiskan

waktunya

untuk

mabuk-

mabukan. Semua hartanya habis untuk membeli

minuman. Peringatan dari tetangganya tak pernah


dia gubris sama sekali, akibatnya ia dikucilkan oleh
masyarakat sepanjang hidupnya.
Ketika lelaki pemabuk ini meninggal, tak
seorang

pun

yang

mau

melayat,

mengurus

jenazahnya atau menyalatinya. Akhirnya si istri


berusaha mengurus jenasah suaminya sendirian.
Sesudah selesai memandikan dan mengkafani,
perempuan itu kemudian mengelilingi Kota Basrah
untuk mencari orang-orang yang sekiranya mau
menyalati jenazah suaminya. Namun, tak seorang
pun yang bersedia. Di tengah keputusasaanya, tibatiba

seorang

ulama

zahid

ulama

yang

meninggalkan keduniawian ) datang dan berniat


menyalatinya.Berita kedatangan ulama zahid itu dan
niatnya untuk menshalati jenazah laki-laki pemabuk
tersebut

spontan

menggemparkan

masyarakat

setempat. Apa alasannya ? ternyata :: "Di dalam


tidurku semalam, aku bermimpi mendapat perintah

ke tempat ini untuk mendatangi jenazah seorang


laki-laki yang hanya ditemani oleh istrinya. Dalam
mimpi itu aku juga disuruh untuk menshalatinya,
karena dosa-dosa si mayat selama hidup di dunia
telah diampuni oleh Allah Swt," jelas ulama zahid
itu kepada penduduk Kota Basrah.
Apa yang dikatakan oleh sang ulama membuat
mereka kaget bercampur heran. Mereka bertanyatanya amal kebajikan apakah yang dilakukan oleh
sang mayit sehingga Allah mengampuni dosadosanya. Ketika si istri ditanya tentang suaminya,
dia berkata bahwa, "Demi Tuhan tidak ada sama
sekali

kebaikan

yang

dia

lakukan,"

jelasnya

berusaha menyakinkan sang ulama dan orang-orang


di sekitarnya. Tetapi tiba-tiba dia teringat sesuatu
yang menjadi kebiasaan suaminya, "Hanya saja
apabila suamiku sadar dari mabuknya dan waktu
subuh datang dia langsung berganti pakaian dan
berwudlu

untuk

kemudian

melakukan

salat

berjamaah. Sesudah itu ia kembali melanjutkan


kebiasaanya menenggak arak," ujar sang istri
panjang lebar.
"Dan ketika sadar di tengah keasyikannya
menenggak arak. Ia menangis sambil menyesali diri
dan perbuatannya, Ya Tuhanku, di manakah sudut
neraka Jahanam? Apakah Engkau akan mengisi
sudut neraka Jahanam dengan dosa- dosaku ini?
Begitulah

kalimat

penyesalan

yang

sering

diungkapkan oleh suamiku," kisah perempuan itu


dengan mata berkaca-kaca. "Dan, ada satu hal lagi
yang dilakukan oleh suamiku, rumah kami tidak
pernah sepi dari anak-anak yatim. Setiap hari anakanak yatim mendatangi rumah kami. Suamiku
menyayangi mereka dengan setulus hati melebihi
kasih sayang yang ia berikan kepada anak-anaknya
sendiri," kisah perempuan itu sambil menangis
sesenggukan.

Beberapa saat kemudian sang ulama dan para


penduduk yang hadir ramai-ramai mengambil air
wudlu dan menyalati jenazah Sang Panyantun Anak
yatim itu. Maha benar Allah dan Rasul-Nya.
Wallahualam, hanya Dia-lah Yang Maha tahu atas
segala sesuatu.

Tersenyumlah wahai para penyantun anak yatim,


karena balasannya tiada lain adalah sorga.
Alquran memerintahkan supaya kita
memuliakan anak yatim dan balasannya adalah
surga. (QS al-Insan: 8-22).
Tersenyumlah wahai para penyantun anak yatim,
karena dengan peduli dan perhatian pada anak
yatim, kita akan memperoleh kemudahan rezeki dan
terkabulnya do'a.

Dengan

menyantuni

anak

yatim,

berarti

kemuliaan dunia akherat akan kita raih. Namun, jika


menelantarkannya maka siksa Allah Swt. sangat
berat. Kita juga akan dicap sebagai pendusta agama.

Semoga bermanfaat. Amin ya robbal 'alamin.


Anak Yatim Yang Tawakal
Seseorang masuk ke dalam masjid Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam (Nabawi) di luar waktu
shalat jamaah. Ia mendapati seorang anak yang
umurnya belum genap sepuluh tahun sedang khusyu
shalat.
Laki-laki

itu

menunggu

anak

tersebut

menyelesaikan shalatnya. Dia menghampiri anak


tersebut, mengucapkan salam lalu bertanya.
Wahai anak, anak siapakah engkau?

Anak tersebut hanya menundukkan kepala dan


terlihat air mata membasahi pipinya.Sejurus kemudian
dia mengangkat kepalanya sembari berkata,
Wahai paman, saya adalah anak yatim, ayah ibuku
telah tiada.
Hati laki-laki itupun tersentuh, lalu berkata,
Wahai anak, maukah engkau kujadikan sebagai
anakku?
Anak itu menjawab, Apakah jika aku kelaparan paman
akan memberiku makan?
Ya, tentu, jawabnya
Jika aku tak memiliki pakaian, apakah paman bersedia
memberiku pakaian?
Ya.
Jika aku sakit, apakah paman bias menyembuhkanku?

Itu bukan kuasaku wahai anakku.

Apakah jika aku mati, paman bisa menghidupkan aku


kembali?
Mustahil aku mampu melakukannya wahai anakku.
Jika demikian, tinggalkanlah aku wahai paman, karena
telah ada yang berani menjamin segala kebutuhanku."
Lalu anak itu membaca firman Allah,
(Yaitu Allah) yang telah menciptakan Aku, Maka
Dialah yang menunjuki Aku, yang Dia member Makan
dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah
yang menyembuhkan aku. Dan yang akan mematikan
Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali).
Dan

yang

amat

kuinginkan

akan

mengampuni

kesalahanku pada hari kiamat. (QS asy-Syuaraa 78


82)
Laki-laki itupun terdiam dan meninggalkan anak itu
sementara anak itu bergumam, aku beriman kepada
Allah, dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah,
niscaya Allah akan mencukupinya.

(dialih bahasakan oleh abu umar abdillah dari alAtqiya al-Akhfiya hal. 98, Syeikh Said Abdul
Azhiem)
Kisah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW
Dan inilah kisah anak yatim yang sukses, kisahnya
Nabi Muhammad SAW. Sosok nabi yang memang
selalu dijadikan uswatun hasanah. Dilahirkan pada
tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah atau bertepatan
dengan tanggal 20 april 571 Mahesi. Ibunya bernama
Aminah yang terhormat dan berbudi luhur. Ayahnya
bernama

Abdullah

bin

Abdul

Muthallib

yang

merupakan keluarga bangsawan Quraisy yang sangat


dihormati oleh para penduduk mekah. Kenangan sedih
sebagai anak yatim-piatu itu bekasnya masih mendalam
sekali dalam jiwanya sehingga di dalam Al Quran pun
disebutkan, ketika Allah mengingatkan Nabi akan
nikmat

yang

dianugerahkan

kepadanya

itu:

Bukankah engkau dalam keadaan yatim-piatu? Lalu


Diadakan-Nya

orang

yang

akan melindungimu?

Dan menemukan kau kehilangan pedoman, lalu


ditunjukkanNya jalan itu? (QS, : 6-7).
Menginjak umur 6 tahun, Nabi Muhammad diajak
ibunya untuk mengunjungi makam ayahnya di Kota
Yastrib, Madinah. Sekaligus mengunjungi keluarga
ayahnya. Disana beliau diperlihatkan makam ayahnya.
Betapa haru hatinya ketika mendengar cerita ayahnya
semasa hidup. Di kota tersebut ibunya sempat saktsakitan dan dirawat disana. Satu bulan berada disana,
merekapun pulang ke Mekah. Namun, saat perjalanan
pulang ibunya meninggal dan dimakamkan di Desa
Abwa yaitu desa yang berada di antara Madinah dan
Mekah. Tak pelak, beliaupun merasa sedih dan
kehilangan. Betapa tidak, beberapa hari sebelumnya
ibunya menceritakan kesedihannya ketika ditinggal
oleh ayahanda ketika beliau masih dalam kandungan.
Dan sekarang dia melihat sendiri kepergian ibunya dan
tidak kembali lagi seperti ayahanda.

Dalam

tubuh

yang

masih

kecil

itu

harus

menanggung beban yang sangat berat, sebagai yatim


piatu. Akhirnya, setelah ibunya dimakamkan beliau
diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthallib. Namun, baru
berselang 2 tahun kakeknya menjemput kedua orang
tuanya dalam usia 80 tahun. Nabi Muhammadpun
bersedih kembali.
Setelah itu, Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya
yang bernama Abu Thalib. Pamannya termasuk
keluarga yang miskin dan mempunyai banyak anak.
Namun,

setelah

mengasuh

Nabi

Muhammad,

keluargnya diberi kecukupan oleh Allah SWT.


Beliau sangat dicintai oleh pamannya sendiri karena
budi pekertinya yang baik, cerdas, dan berbakti. Maka
tak heran, ketika Nabi Muhammad berusia 12 tahun,
beliau diajak untuk berdagang bersama pamannya ke
Negri Syam yang bisa dibilang sangat jauh dari tempat
tinggalnya dan medan perjalanannya sulit.

Disana

pamannya

bertemu

dengan

seorang

pendeta yang melihat tanda kenabian dari Nabi


Muhammad SAW dan dia menyarankan untuk segera
kembali lagi karena khawatir dengan keselamatan Nabi
Muhammad. Sekembali dari sana, banyak sekali
pelajaran yang didapat selama tumbuh di dalam
keluarga Abu Thalib.
Ketika Nabi Muhammad memasuki usia 25 tahun,
Sang

Paman

tiba-tiba

memanggilnya

dan

memberitahukan bahwa ada seorang wanita pedagang


bernama Khadijah yang dihormati dan kaya. Dia
sedang akan melalukan persiapan untuk perdagangan
yang akan dibawa ke negeri Syam. Sang paman
menyampaikan keinginannya agar Nabi Muhammad
bisa turut serta dalam perdagangan tersebut. Dan Nabi
Setuju.
Kejujuran dan kemampuan yang dimiliki oleh
Nabi Muhammad memukau Khadijah. Berkatnya
untung yang didapat dari perdagangan bisa melesat

tajam. Khadijahpun merasa sangat senang dengan hasil


kerja sang Nabi. Maka dalam waktu singkat Khadijah
jatuh cinta pada Nabi. Kala itu umur Khadijah 40 tahun
dan sebelumnya banyak dari kalangan bangsawan
Quraisy yang melamar tapi ditolak. Maka, Khadijahpun
menikah dengan Nabi Muhammad.
Memasuki umur ke-35 tahun Nabi Muhammad
turut serta bersama kaum Quraisy dalam perbaikan
Kabah. Kala itu, para pemimpin suku Quraisy berebut
untuk

meletakkan

hajar

aswad,

maka

dengan

kebijaksanaan dan kecerdasannya, Nabi Muhammad


dapat menyelesaikan permasalahan itu tanpa ada yang
merasa kecewa. Nabi Muhammad memang sangat
dikenal sebagai pribadi yang memiliki sifat-sifat
terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, oleh karenanya
gelar Al-Amin yang artinya orang yang dapat
dipercaya diberikan kepadanya.
Di usia yang menanjak ke umur 40 tahun, beliau
sering menyendiri di Gua Hira yang dikenal dengan

Jabal An Nur. Disana Nabi bisa menghabiskan waktu


berhari-hari untuk mencari ketenangan dan bertafakur.
Sifatnya kala itu sangat bersebrangan dengan sifat suku
arab yang senang berkumpul. Dari sinilah Nabi sering
berpikir dengan sangat mendalam sambil memohon
kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan
kebodohan yang kala itu melanda. Dan pada tanggal 17
Ramadahan beliau diangkat menjadi Rasul.
Semenjak itu Beliau menerima ayat-ayat Al-Quran
secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Hingga
akhirnya beliau wafat di Madinah pada hari Senin
bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau bertepatan
dengan tanggal 6 Juni 632 Masehi dalam usia 63 tahun.
Dalam perjalanannya menjadi rasul, banyak sekali
peristiwa besar yang terjadi dan memberikan efek besar
dalam kehidupan umat manusia dari dulu hingga
sekarang.Diantaranya adalah peristiwa Isra Miraj
yang terjadi pada tahun 620 M dimana beliau menerima
perintah shalat 5 waktu. Pengutusan beberapa sahabat

nabi ke berbagai negara untuk menyebarkan kalimat


tauhid, dan lain sebagainya. Berbagai peristiwa yang
terjadi pada saat itu menunjukkan kepada kita betapa
sulitnya menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini.
Tapi rasa optimis akan janji Allah dan tidak putus asa
yang

dimiliki

oleh

pribadi

Nabi

Muhammad

membuatnya memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.


Keyakinan yang menghujam hati Rasulullah inilah
yang membuat roboh unsur-unsur kemusyrikan dan ini
juga yang membawa Islam kepada kejayaan yang
efeknya selalu dapat dirasakan tak hanya bagi umat
Islam, tetapi juga umat manusia.
Maka, jangan heran jika banyak dari kalangan
Non-Muslim yang mengagumi sifat-sifat yang terdapat
dalam pribadi muhammad. Contohnya Michael Hart
yang memposisikan Nabi Muhammad di urutan
pertama dalam karyanya yang berjudul 100 orang yang
berpengaruh di dunia. Dan ada juga tokoh dari
kalangan

profesor

filosofi

yang

bernama

K.S

Ramakrishna Rao. Dia dalam bukunya yang berjudul


The Prophet of Islam menuliskan sosok Muhammad
sebagai sang Nabi, sang pejuang, sang pengusaha, sang
negarawan, sang orator ulung, sang pembaharu, sang
pelindung anak yatim-piatu, dan sebutan-sebutan mulia
lainnya.
Dan Kisah Nabi Muhammad adalah sebaikbaiknya kisah anak yatim yang sukses dunia akhirat..
Semoga kita dapat mencontoh sebagian sifat-sifat yang
ada dalam pribadi muhammad..
Aamiin Ya Robbal Alamiin..

Menolong Janda dan Anak Yatim, Allah Balas


dengan Surga
Terdapat riwayat tentang seseorang dari kaum
alawiyyin bahwa dia singgah di daerah ajam (selain
bangsa Arab). Dia mempunyai seorang istri alawiyah
dan beberapa anak perempuan. Mereka hidup
dengan kenikmatan yang melimpah. Kemudian sang
suami meninggal dunia. Setelah itu, istri dan putriputrinya

mengalami

kefakiran

dan

sangat

membutuhkan. Lantas perempuan tersebut bersama


putri-putrinya keluar ke daerah lain lantaran
khawatir musuh-msuhnya merasa gembira dengan
musibah yang menimpanya. Lantaran udara yang
terlalu dingin, perempuan tersebut membawa anakanaknya

singgah

ke

beberapa

masjid

yang

dimuliakan.
Tatkala perempuan tersebut berjalan untuk
mencari makanan, dia melewati dua orang, yaitu

seorang muslim yang merupakan sesepuh daerah


tersebut

dan

orang

Majusi

yang

merupakan

penanggung jawab daerah tersebut. Perempuan itu


menemui lelaki muslim tadi, dia bercerita kepadanya
mengenai kondisi dirinya dan bahwa dia merupakan
golongan alawiyah dan syarifah. Dia ingin mendapat
makanan untuk anak-anaknya. Lalu si muslim
berkata, Tunjukkan bukti dan saksi bahwa engkau
seorang alawiyah dan syarifah.
Perempuan

tersebut

menjawab,

Saya

perempuan asing. Di daerah ini tidak ada orang yang


mengenali saya.
Lalu si muslim berpaling darinya. Perempuan
itu pun berjalan meninggalkannya dalam keadaan
kecewa dan bersedih.
Kemudian dia mendatangi orang Majusi dan
menceritakan kondisi dirinya kepadanya, lantas si
Majusi bangkit dan mengutus pembantunya untuk

menjemput putri-putri perempuan itu, lalu putri-putri


perempuan tersebut dibawa ke rumahnya. Dia
memberi makan kepada mereka dengan makanan
yang paling enak dan memberi mereka pakaian
dengan

pakaian

yang

paling

membanggakan.

Semalaman mereka bersama si Majusi dengan penuh


kenikmatan dan kemuliaan.
Pada saat tengah malam, sesepuh yang muslim
bermimpi dalam tidurnya seakan-akan kiamat telah
datang. Dia memegang bendera di atas kepala Nabi
shallallahu alaihi wa sallam. Tiba-tiba tampak
sebuah istana dari zamrud hijau, terasnya terbuat
dari mutiara dan Yaqut. Di dalamnya terdapat kubahkubah terbuat dari mutiara dan marjan. Lalu dia
bertanya, Untuk siapakah gedung ini?
Rasulullah

shallallahu

alaihi

wa

sallam

menjawab, Bagi seorang muslim yang bertauhid.

Dia berkata, Wahai Rasulullah! Saya seorang


muslim yang bertauhid.
Rasulullah

shallallahu

alaihi

wa

sallam

bersabda, Tunjukkan bukti dan saksi bahwa engkau


seorang muslim yang bertauhid.
Dia pun kebingungan.
Rasulullah

shallallahu

alaihi

wa

sallam

bersabda lagi, Ketika seorang perempuan alawiyah


minta tolong kepadamu, engkau berkata kepadanya,
tunjukkan bukti kepadaku bahwa kamu seorang
alawiyah. Demikian pula engkau. Tunjukkan bukti
kepadaku bahwa engkau seorang muslim.
Lantas dia terbangun dari tidurnya sambil
bersedih karena telah menolak perempuan alawiyah
dalam keadaan kecewa. Kemudian dia berkeliling di
daerah dan menanyakan tentang perempuan tersebut
hingga akhirnya dia tahu bahwa perempuan tersebut
berada di tempat Majusi. Lalu dia mendatanginya.

Dia berkata kepada Majusi, Saya menghendaki


perempuan syarifah alawiyah serta putri-putrinya
dari dirimu?
Si Majusi menjawab, Tidak ada jalan bagiku
melakukan hal ini. Sungguh, saya telah memperoleh
berkah dari mereka.
Dia berkata lagi, Sialakan ambil seribu dinar
dari diriku, tetapi serahkan perempuan tersebut
kepadaku!
Si

Majusi

menjawab,

Saya

tidak

akan

melakukannya.
Dia berkata, Harus.
Si Majusi berkata, Hal yang engkau inginkan
itu sayalah yang lebih berhak sedangkan gedung
yang engkau lihat di dalam mimpi memang
diciptakan untukku. Apakah engkau menunjukkan
Islam kepadaku? Demi Allah, semalam saya dan

keluarga saya tidak tidur sebelum kami masuk Islam


melalui tangan perempuan syarifah ini. Saya juga
bermimpi ketika tidur sebagaimana yang engkau
impikan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda kepadaku, Apakah perempuan alawiyah
serta putri-putrinya bersama kamu? Saya menjawab,
Iya. Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam. Beliau shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Gedung itu untukmu dan keluargamu.
Kamu dan keluargamu termasuk penduduk surga.
Di dalam Azali, Allah Subhanahu wa Taala
memang menciptakanmu sebagai orang mukmin.
Kemudian orang muslim tersebut pulang dengan
membawa kesedihan dan kesusahan yang hanya
diketahui oleh Allah Subhanahu wa Taala. Oleh
karena itu, lihatlah berkah dan kemuliaan berbuat
baik kepada para janda dan anak yatim.

Kisah Pemabuk dan Anak Yatim

Dikisahkan, seorang salaf berkata, Dahulu aku


adalah seorang yang tenggelam dalam berbagai macam
perbuatan maksiat dan mabuk-mabukan. Pada suatu
hari aku menemukan seorang anak yatim yang miskin.
Lalu aku ambil anak yatim itu dan aku berbuat baik
kepadanya"
Aku beri ia makan, pakaian, dan aku mandikan ia
sampai bersih semua kotoran yang menempel di
tubuhnya, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Aku
menyayanginya seperti seorang ayah menyayangi
anaknya, bahkan lebih. Malamnya aku tidur dan
bermimpi bahwa kiamat sudah tiba. Aku dipanggil
menuju hisab. Kemudian aku diperintahkan untuk
masuk neraka karena banyaknya dosa dan maksiat yang
aku kerjakan.
Malaikat

Zabaniyyah

menyeretku

untuk

memasukkanku ke dalam neraka. Saat itu aku merasa


kecil dan hina di hadapan mereka. Tiba-tiba anak yatim
itu menghadang di tengah jalan sambil berkata,

Tinggalkan ia wahai malaikat Rabb-ku! Biarlah aku


memintakan syafaat untuknya kepada Rabb-ku! Dialah
yang dulu telah berbuat

baik kepadaku, telah

memuliakanku!
Malaikat berkata, Tetapi aku tidak diperintahkan
untuk itu. Sekonyong-konyong terdengar seruan dari
Allah, firman-Nya, Biarkan dia, sungguh Aku telah
mengampuninya dengan syafaat anak yatim itu dan
kebaikannya kepadanya! Lalu aku terbangun dan aku
pun bertaubat kepada Allah azza wa jalla, dan saya
terus

berusaha

semaksimal

mungkin

untuk

mencurahkan kasih sayang kepada anak-anak yatim.

Kisah Muwaffaq dalam Ibadah Hajinya


Pada suatu masa ketika Abdullah bin Mubarak
berhaji, tertidur di Masjidil Haram. Dia telah bermimpi
melihat dua malaikat turun dari langit lalu yang satu
berkata kepada yang lain, Berapa banyak orang-orang
yang

berhaji

pada

tahun

ini?

Jawab yang lain, Enam ratus ribu. Lalu ia bertanya


lagi, Berapa banyak yang diterima ? Jawabnya,
Tidak seorang pun yang diterima, hanya ada seorang
tukang sepatu dari Damsyik bernama Muwaffaq, dia
tidak dapat berhaji, tetapi diterima hajinya sehingga
semua yang haji pada tahun itu diterima dengan berkat
hajinya Muwaffaq.
Ketika

Abdullah

bin

Mubarak

mendengar

percakapannya itu, maka terbangunlah ia dari tidurnya,


dan langsung berangkat ke Damsyik mencari orang
yang bernama Muwaffaq itu sehingga ia sampailah ke
rumahnya. Dan ketika diketuknya pintunya, keluarlah
seorang lelaki dan segera ia bertanya namanya. Jawab
orang itu, Muwaffaq. Lalu Abdullah bin Mubarak
bertanya padanya, Kebaikan apakah yang telah
engkau lakukan sehingga mencapai darjat yang
sedemikian itu? Jawab Muwaffaq, Tadinya aku ingin
berhaji tetapi tidak dapat kerana keadaanku, tetapi
mendadak aku mendapat wang tiga ratus diirham dari
pekerjaanku membuat dan menampal sepatu, lalu aku

berniat haji pada tahun ini sedang isteriku pula hamil,


maka suatu hari dia tercium bau makanan dari rumah
jiranku dan ingin makanan itu, maka aku pergi ke
rumah jiranku dan menyampaikan tujuan sebenarku
kepada wanita jiranku itu.
Jawab jiranku, Aku terpaksa membuka rahsiaku,
sebenarnya anak-anak yatimku sudah tiga hari tanpa
makanan, kerana itu aku keluar mencari makanan untuk
mereka. Tiba-tiba bertemulah aku dengan bangkai
himar di suatu tempat, lalu aku potong sebahagiannya
dan bawa pulang untuk masak, maka makanan ini halal
bagi kami dan haram untuk makanan kamu. Ketika
aku mendegar jawapan itu, aku segera kembali ke
rumah dan mengambil wang tiga ratus dirham dan
keserahkan kepada jiranku tadi seraya menyuruhnya
membelanjakan wang itu untuk keperluan anak-anak
yatim yang ada dalam jagaannya itu. Sebenarnya
hajiku adalah di depan pintu rumahku. Kata Muwaffaq
lagi.

Teladan Rasulullah SAW dan Anak Yatim


Siang itu, di salah satu sudut Kota Madinah,
sejumlah anak sedang asyik bermain. Semuanya
mengenakan pakaian baru dan sangat gembira. Hari itu
bertepatan dengan Idul Fitri. Di belakangnya, seorang
anak tampak bersedih.
Seorang

lelaki

dengan

penuh

saksama

memerhatikan mereka, tak terkecuali anak yang


bersedih itu. Lelaki ini pun mendekatinya, kemudian
bertanya, Wahai ananda, mengapa engkau tak bermain
seperti teman-temanmu yang lainnya?
Dengan berurai air mata, ia menjawab, Wahai
tuan, saya sangat sedih. Teman-teman saya gembira
memakai pakaian baru, dan saya tak punya siapa-siapa
untuk membeli pakaian baru.
Lelaki ini kembali bertanya, Kemanakah orang
tuamu? Anak kecil ini menuturkan ayahnya telah
syahid karena ikut berperang bersama Rasulullah.
Sedangkan ibunya menikah lagi, sedangkan semua

harta ayahnya dibawa serta, dan ayah tirinya telah


mengusirnya dari rumah.
Lelaki

ini

pun

kemudian

memeluk

dan

membelainya. Wahai ananda, mau engkau kalau saya


menjadi ayahmu, Aisyah sebagai ibumu, dan Fatimah
jadi saudarimu?
Anak kecil itu pun tampak sangat gembira. Lelaki
itu lalu membawa anak itu ke rumahnya, dan
memberikan pakaian yang layak untuknya.
Beberapa saat kemudian, anak itu kembali
menemui teman-temannya. Ia tampak sangat bahagia
dengan pakaian yang lebih baru. Menyaksikan hal itu,
teman-teman

sebaya

heran

dan

bertanya-tanya.

Kemarin aku lapar, haus, dan yatim. Tetapi sekarang


aku bahagia, karena Rasulullah SAW menjadi ayahku.
Aisyah ibuku, Ali adalah pamanku dan Fatimah
saudariku. Bagaimana aku tak bahagia, ujarnya.
Setelah mendengarkan perubahan itu, giliran
teman-temannya yang bersedih. Mereka iri dengan
anak itu, karena kini lelaki yang membawanya telah

menjadi orang tua asuhnya yang tak lain adalah


Rasulullah SAW.
Ketika Rasulullah SAW wafat, anak itu kembali
menangis dan bersimpuh di atas pusara Rasul SAW
dengan berlinang air mata. Ya Allah, hari ini aku
menjadi yatim yang sebenarnya. Ayahku yang sangat
mencintaiku sudah tiada. Apakah aku harus hidup
sebatangkara lagi?
Mendengar hal itu, Sayyidina Abu Bakar AshShiddiq

menghampirinya

sambil

membujuk

dan

memeluknya. Akulah yang akan menjadi pengganti


ayahmu yang sudah tiada. (Diriwayatkan oleh Anas
bin Malik RA).
Kisah

ini

memberikan

pelajaran

bahwa

menyantuni, memelihara, dan mengasuh anak yatim


merupakan

tanggung

jawab

kita

semua.

Kita

berkewajiban untuk memberinya makanan, pakaian,


dan tempat tinggal yang layak, serta pendidikan yang
memadai hingga mereka dewasa.

Rasulullah SAW adalah teladan umat manusia.


Beliau sangat mengasihi dan menyayangi anak-anak
yatim. Dalam salah satu sabdanya, Rasul menjelaskan,
bahwa

kedudukan

menyantuni

dan

orang

mengasihi

yang
anak

memuliakan,
yatim,

akan

mendapatkan surga yang jaraknya bagaikan jari


telunjuk

dan

jari

tengah.

Rasul SAW sangat membenci orang-orang yang


menelantarkan anak yatim. Dalam Alquran, Allah SWT
mengecam orang-orang yang suka menghardik anak
yatim, dan enggan memberi makan fakir miskin. Allah
menyebut mereka itu sebagai pendusta agama. (QS alMaun [107]: 1-7). Wallahu alam.
Makam Menjadi Istana
Pada suatu hari, Haidar bermimpi bertemu dengan
Tufail, sahabatnya yang sudah meninggal dunia. Ia
bermimpi bahwa Tufail ini telah mendapat istana di
alam kuburnya.

Menurut

istrinya,

semasa

hidup,

suaminya

istikamah memelihara anak yatim dan bersedekah.


Tufail, sahabat Haidar ini sangat gemar bersedekah
dan memelihara anak yatim piatu.Tufail juga dikenal
sebagai orang kaya yang suka menolong tetangganya,
serta tekun beribadah. Namun suatu saat, ia meninggal
dunia dengan cepat, dan meninggalnya setelah shalat
Ashar.
Tepat di hari yang ke tiga puluh setelah Tufail
wafat, haidar bermimpi, ia datang ke suatu tempat yang
sangat indah. Dia berjalan di suatu lorong yang sangat
panjang, dan di dalam lorong itu dia menemukan
berbagai

macam

tempat

yang

indah.

Lorong itu bagaikan istana yang terbuat dari emas.


Sayang sekali, baru beberapa saat dia berjalan, ia
terbangun

dari

tidurnya,

"Wah, indah sekali lorong itu, istana apakah itu? Aku


belum pernah melihat lorong sebagus itu sebelumnya,"
ujarnya dalam hati.

Dan dua hari kemudian, saat Haidar tertidur


setelah seharian bekerja, dia bermimpi kembali ke
dalam lorong itu. Kali ini perjalanan lebih jauh, Haidar
sampai melewati sebuah kolam yang sangat panjang
dengan

air

yang

jernih

sekali.

"Subhanallah, tempat apa ini ya? Tempat ini penuh


dengan permata, sinarnya sangat menyilaukan mata,"
kata Haidar dalam hati.
Wanita cantik.
Melihat

tempat

itu,

seketika

Haidar

ingin

memasukinya, kemudian ia melihat sosok lelaki yang


dikellingi wanita cantik dengan sayap di belakangnya.
Namun belum sempat dia melihat wajah laki-laki itu, ia
keburu

terbangun

lagi

dari

tidurnya.

"Siapakah lelaki itu?" gumannya dalam hati.


Rasa penasaran haidar.
Nampaknya mimpi itu telah terbawa hingga siang
hari, Haidar merasa kagum. Beberapa hari kemudian,
Haidar bermimpi lagi, dan mimpi yang sama terulang
dan bahkan berlanjut.

Dia menyusuri lorong itu dan memasuki ruangan


yang terbuat dari permata. Dan betapa terkejutnya
Haidar, karena dari belakang ada seorang laki-laki yang
menyapanya dengan suara akeras,
"Hai Haidar, kemarilah."
Haidar merasa tidak asing dengan suara itu dan
ketika berbalik ke belakang, Haidar terkejut karena
lelaki itu adalah sahabatnya, Tufail.
"Masya Allah Tufail, ternyata engkau bertambah
muda dan tampan," kata Haidar dengan senang.
"Iya aku, karena sejak dulu aku suka dan ikhlas
bersedekah dan memelihara anak yatim. Karena itulah
Allah SWT mengganti makam ini menjadi istana dan
beberapa bidadari cantik yang tak ternilai," nasehat
Tufail kepada Haidar.
Namun belum sempat Haidar betanya hal lainnya,
dia keburu terbangun lagi. Dan keesokan harinya
Haidar sudah tidak mengalami mimpi itu lagi.
Karena diselimuti rasa penasaran yang tinggi, Haidar

mencoba mencari tahu sosok Tufail dengan mendatangi


rumahnya.
Sesampainya di rumah Tufail, ia disambut oleh
seorang wanita yang tak lain adalah istri Tufail. Di
dalam rumah itu banyak sekali anak-anak kecil dan
Haidar pun menceritakan perihal mimpinya kepada istri
Tufail.
Setelah menceritakan mimpinya, Haidar bertanya,
"Apa amalan Tufail selain senang bersedekah?" ytanya
Haidar.
"Dia senang sekali memelihara anak yatim piatu.
Rumah ini dia jadikan tempat tinggal orang-orang
terlantar,"

cerita

wanita

paroh

baya

itu.

Haidar semakin mengagumi sosok Tufail karena dia


tidak hanya senang bersedekah, namun ia juga terkenal
ramah dan gemar memelihara anak yatim.

Вам также может понравиться