Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH
NAMA
GURU PEMBIMBING
: DAVID HENDRIANTO
1. Sabun
2. Detergen
Pada masa Perang Dunia Kedua, terjadi kekurangan persediaan lemak hewan dan minyak
nabati sebagai bahan baku sabun. Ketika itu, lemak hewan dan minyak nabati telah banyak
digunakan sebagai bahan makanan. Hal tersebut sangat mempengaruhi industri pembuatan
sabun. Keadaan ini memaksa ahli kimia untuk mencari bahan pengganti (alternatif) untuk
menghasilkan bahan pencuci. Hasilnya, pada tahun 1916 seorang ahli kimia Jerman bernama
Fritz Gunther memperkenalkan detergen untuk pertama kali.
Detergen tidak sama dengan sabun. Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan detergen
berbeda dengan sabun, yaitu alkil benzena sulfonat (ABS). bahan itu diperoleh dari hasil
pengolahan minyak bumi. Daya cuci detergen jauh lebih kuat dibandingkan sabun dan dapat
bekerja pada air sadah. Namun sayang, detergen sulit diuraikan oleh mikroorganisme,
sehingga dapat mencemari lingkungan. Busa detergen yang tidak terurai dapat menumpuk di
permukaan air sungai atau danau, sehingga menghalangi difusi oksigen ke dalam air.
Akibatnya, binatang air mati karena kekurangan oksigen.
Untuk mengatasi masalah lingkungan yang diakibatkan limbah detergen, saat ini bahan dasar
yang digunakan diganti dengan linier alkil sulfonat (LAS). LAS mudah diuraikan oleh
mikroorganisme dan dikenal sebagai bahan yang ramah lingkungan.
Dewasa ini, detergen diproduksi untuk beragam tujuan penggunaan. Shampo merupakan
detergen khusus yang diciptakan sebagai pencuci rambut. Shampo dibuat dengan
menggunakan bahan dasar natrium lauril sulfat atau natrium dodesil sulfat. Pasta gigi juga
dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang sama, dengan bahan tambahan utama bahan
abrasif; sedangkan detergen yang digunakan khusus untuk mencuci piring dan peralatan
dapur mengandung natrium metasilikat, natrium tripolifosfat, dan sedikit klorin.
B. PEMUTIH
Pemutih pakaian dibuat untuk mengatasi kotoran yang sulit dibersihkan. Bahan pemutih yang
sehari hari digunakan di rumah tangga (bahan kimia rumah tangga) biasanya mengandung
5,25% natrium hipoklorit atau natrium perborat. Bahan ini juga dapat berfungsi sebagai
pembunuh kuman (desinfektan). Penggunaan bahan pemutih yang berlebihan, dapat
memudarkan warna pakaian.
Untuk membersihkan toilet, keramik lantai, dan bak kamar mandi, digunakan pembersih yang
menganung asam sulfat, atau asam nitrat.
Mencampur antar bahan kimia (bahan kimia rumah tangga) dapat sangat berbahaya. Apabila
bahan pemutih yang mengandung natrium hipoklorit dicampur dengan bahan pembersih yang
mengandung asam klorida akan dihasilkan gas klorin. Gas ini dapaat merusak tenggorokan
dan sistem pernafasan, bakan dapat mengakibatkan kematian apabila terhirup dalam jumllah
yang banyak.
C.PEWANGI
Pada awalnya, semua bahan pewangi diambil secara alami dari tanaman, misalnya: daun
pandan, cengkeh, melati, mawar dan lain lain. Akan tetapi saat ini, pewangi sintesis sudah
dapat dibuat di laboratorium, walaupun tidak sebagus aslinya.
Pewangi digunakan untuk memberi aroma yang sedap. Ruangan yang berbau dapat disemprot
dengan pewangi ruangan dengan aroma yangd isukai. Pewangi seringkali ditambahkan pada
bahan bahan lain agar lebih menarik, misalnya pada sabun dan detergen.
Pewangi yang dipakai langsung pada tubuh atau pakaian disebut parfum. Biasanya, parfum
mengandung 10% 25% zat pewangi yang dilarutkan dalam alkohol. Pemakaian parfum
bersama sama dengan bahan kosmetik yang lain dapat menyebabkan alergi.
D. PEWANGI
Sudah sejak dahulu, serangga (insekta) menjadi pengganggu kenyamanan hidup manusia.
Serangga dalam jumla yang berlebihan menjadi hama. Selain mengganggu, serangga di
sekitar rumah juga dapat menjadi media penyebaran penyakit tertentu. Oleh karena itu,
manusia berusaha memberantas serangga pengganggu tersebut.
Bahan kimia peembunuh serangga disebut insektisida. Pada umumnya insektisida
disemprotkan ke udara untuk membunuh serangga yang ada di rumah, seperti nyamuk, lalat,
kecoa, dan lain lain.
Berdasarkan cara kerjanya, insektisida dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Kelompok racun pencernaan
Membunuh serangga apabila ikut termakan.
Contoh: DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana), BHC (Benzena Heksa Klorida), Metoksiklor,
dan lain lain.
2. Kelompok racun luar tubuh
Membunuh serangga apabila mengenai badan.
Contoh: DDT, BHC, Dieldrin, Aldrin dan lain lain.
3. Kelompok racun pernafasan
Membunuh serangga apabila terhirup.
Contoh: BC, asam sianida, karbon disulfida dan lain lain.