Вы находитесь на странице: 1из 6

MENGIDENTIFIKASI BAHAN KIMIA

DI DALAM PRODUK RUMAH TANGGA


D
I
S
U
S
U
N

OLEH

NAMA

: RIZAL ALIF FADIHLAH


AHMAD APRIANYSAH

GURU PEMBIMBING

: DAVID HENDRIANTO

SMA FITRA BDI PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2016/2017

BAHAN KIMIA RUMAH TANGGA


Bahan kimia rumah tangga Bahan kimia adalah semua bahan yang sehari hari kita
pegang, kita lihat, dan kita cium baunya. Bahkan, tubuh kita sendiri pun terdiri dari bahan
kimia. Demikian juga dengan segala sesuatu yang ada di sekitar kita, termasuk buku yang
sering kita baca maupun udara yang kita hirup. Bahan kimia ada di mana mana. Satu
satunya tempat yang tidak dijumpai bahan kimia hanyalah di tempat hampa (vakum).
Sebagian besar bahan kimia terjadi secara alamiah. Meskipun begitu, ada juga yang
diproduksi oleh makhluk hidup, baik hewan, tumbuhan ataupun manusia. Batuan batuan,
pasir, dan besi; katun dan wol; gula dan garam, merupakan contoh contoh bahan kimia yang
tela digunakan manusia sejak dahulu kala untuk berbagai keperluan, misalnya untuk
membuat tempat tinggal/ bernaung, bahan pakaian dan makanan.
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan ilmu pengetahuan, kini telah banyak
ditemukan bahan kimia alami yang dapat diproses menjadi bahan yang lebih berguna bagi
kehidupan manusia. Sekarang, sejumlah bahan kimia sintesis digunakan dalam berbagai
bidang, termasuk untuk keperluan rumah tangga. Bahan kimia rumah tangga tersebut dibuat
dengan maksud untuk memudahkan kegiatan kita sehari hari, antara lain pembersih,
pemutih, pewangi, dan insektisida. Sungguh sulit dibayangkan bagaimana hidup ini tanpa
bahan kimia tersebut.
Namun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa disamping berbagai keuntungan yang diperoleh
dari bahan kimia, juga telah terbukti banyak produk/ bahan kimia yang menimbulkan
kerugian. Limbah kimia atau pun senjata kimia dapat membahayakan kehidupan manusia
maupun binatang. Oleh karena itu, penelitian untuk menanggulangi berbagai masalah
pencemaran lingkungan perlu terus dilakukan agar dampak dampak yang ditimbulkan dapat
diminimalkan. Berikut beberapa bahan kimia rumah tangga yang sering digunakan.
A. PEMBERSIH
Apa yang sobat rasakan setelah selesai melakukan kegiatan olahraga, misalnya sepak bola,
voli atau lari? Selain capek, tentu badan kita akan terasa lengket. Mengapa? Kotoran dan
debu biasanya menempel di kulit, pakaian, rambut dan permukaan lain yang menyatu dengan
minyak dan lemak. Kotoran yangg menyatu dengan minyak atau lemak tidak dapat
dibersikan anya dengan menggunakan air, sebab air tidak dapat melaarutkan minyak dan
lemak. Untuk itulah diperlukan peran sabun dan detergen sebagai bahan pembersih (bahan
kimia rumah tangga) yang mampu mengangkat kotoran yang berminyak atau berlemak.

1. Sabun

Sabun telah lama dikenal sejak kira


kira 5000 tahun yang lalu. Uniknya, proses kimia pembuatan sabun juga tidak berubah dari
dahulu hingga kini. Sabun dapat dibuat dari bahan alam minyak nabati, atau lemak hewan
dan natrium hidroksida atau kalium hidroksida dengan cara dipanasi (melalui reaksi
saponifikasi sehingga terbentuk padatan lunak. Bahan padat lunak ini dikenal mampu
menambah daya cuci air tehadap lemak atau minyak yang menempel pada badan atau
pakaian kita.
Sabun yang mengandung natrium hidroksida disebut sabun keras, sedangkan sabun yang
mengandung kalium hidroksida disebut sabun lunak. Sabun lunak sering kali diberi pewarna
yang menarik dan pewangi (parfum) serta bahan antiseptik (pembunuh kuman) seperti pada
sabun mandi.
Molekul (bagian yang sangat kecil) sabun berupa rantai yang mempunyai dua ujung. Ujung
yang satu larut dalam air, sedangkan ujung yang lain larut dalam minyak dan lemak. Hal
itulah yang menyebabkan sabun mempunyai daya pembersih. Kotoran berlemak atau
berminyak dapat terlepas bersama air dengan adanya bahan pembersih tersebut.
Namun, daya cuci sabun akan berkurang jika air yang digunakan mengandung kapur (ion
kalsium atau ion magnesium). Air yang mengandung ion kalsium atau ion magnesium disebut
air sadah, contonya air laut dan air dari pegunungan air kapur.
Jika dibandingkan dengan detergen, sabun lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Dengan kata lain, sabun lebih ramah lingkungan dibandingkan dengnan detergen.

2. Detergen

Pada masa Perang Dunia Kedua, terjadi kekurangan persediaan lemak hewan dan minyak
nabati sebagai bahan baku sabun. Ketika itu, lemak hewan dan minyak nabati telah banyak
digunakan sebagai bahan makanan. Hal tersebut sangat mempengaruhi industri pembuatan
sabun. Keadaan ini memaksa ahli kimia untuk mencari bahan pengganti (alternatif) untuk
menghasilkan bahan pencuci. Hasilnya, pada tahun 1916 seorang ahli kimia Jerman bernama
Fritz Gunther memperkenalkan detergen untuk pertama kali.
Detergen tidak sama dengan sabun. Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan detergen
berbeda dengan sabun, yaitu alkil benzena sulfonat (ABS). bahan itu diperoleh dari hasil
pengolahan minyak bumi. Daya cuci detergen jauh lebih kuat dibandingkan sabun dan dapat
bekerja pada air sadah. Namun sayang, detergen sulit diuraikan oleh mikroorganisme,
sehingga dapat mencemari lingkungan. Busa detergen yang tidak terurai dapat menumpuk di
permukaan air sungai atau danau, sehingga menghalangi difusi oksigen ke dalam air.
Akibatnya, binatang air mati karena kekurangan oksigen.
Untuk mengatasi masalah lingkungan yang diakibatkan limbah detergen, saat ini bahan dasar
yang digunakan diganti dengan linier alkil sulfonat (LAS). LAS mudah diuraikan oleh
mikroorganisme dan dikenal sebagai bahan yang ramah lingkungan.
Dewasa ini, detergen diproduksi untuk beragam tujuan penggunaan. Shampo merupakan
detergen khusus yang diciptakan sebagai pencuci rambut. Shampo dibuat dengan
menggunakan bahan dasar natrium lauril sulfat atau natrium dodesil sulfat. Pasta gigi juga
dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang sama, dengan bahan tambahan utama bahan
abrasif; sedangkan detergen yang digunakan khusus untuk mencuci piring dan peralatan
dapur mengandung natrium metasilikat, natrium tripolifosfat, dan sedikit klorin.

B. PEMUTIH

Pemutih pakaian dibuat untuk mengatasi kotoran yang sulit dibersihkan. Bahan pemutih yang
sehari hari digunakan di rumah tangga (bahan kimia rumah tangga) biasanya mengandung
5,25% natrium hipoklorit atau natrium perborat. Bahan ini juga dapat berfungsi sebagai
pembunuh kuman (desinfektan). Penggunaan bahan pemutih yang berlebihan, dapat
memudarkan warna pakaian.
Untuk membersihkan toilet, keramik lantai, dan bak kamar mandi, digunakan pembersih yang
menganung asam sulfat, atau asam nitrat.
Mencampur antar bahan kimia (bahan kimia rumah tangga) dapat sangat berbahaya. Apabila
bahan pemutih yang mengandung natrium hipoklorit dicampur dengan bahan pembersih yang
mengandung asam klorida akan dihasilkan gas klorin. Gas ini dapaat merusak tenggorokan
dan sistem pernafasan, bakan dapat mengakibatkan kematian apabila terhirup dalam jumllah
yang banyak.
C.PEWANGI
Pada awalnya, semua bahan pewangi diambil secara alami dari tanaman, misalnya: daun
pandan, cengkeh, melati, mawar dan lain lain. Akan tetapi saat ini, pewangi sintesis sudah
dapat dibuat di laboratorium, walaupun tidak sebagus aslinya.
Pewangi digunakan untuk memberi aroma yang sedap. Ruangan yang berbau dapat disemprot
dengan pewangi ruangan dengan aroma yangd isukai. Pewangi seringkali ditambahkan pada
bahan bahan lain agar lebih menarik, misalnya pada sabun dan detergen.
Pewangi yang dipakai langsung pada tubuh atau pakaian disebut parfum. Biasanya, parfum
mengandung 10% 25% zat pewangi yang dilarutkan dalam alkohol. Pemakaian parfum
bersama sama dengan bahan kosmetik yang lain dapat menyebabkan alergi.

D. PEWANGI
Sudah sejak dahulu, serangga (insekta) menjadi pengganggu kenyamanan hidup manusia.
Serangga dalam jumla yang berlebihan menjadi hama. Selain mengganggu, serangga di
sekitar rumah juga dapat menjadi media penyebaran penyakit tertentu. Oleh karena itu,
manusia berusaha memberantas serangga pengganggu tersebut.
Bahan kimia peembunuh serangga disebut insektisida. Pada umumnya insektisida
disemprotkan ke udara untuk membunuh serangga yang ada di rumah, seperti nyamuk, lalat,
kecoa, dan lain lain.
Berdasarkan cara kerjanya, insektisida dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Kelompok racun pencernaan
Membunuh serangga apabila ikut termakan.
Contoh: DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana), BHC (Benzena Heksa Klorida), Metoksiklor,
dan lain lain.
2. Kelompok racun luar tubuh
Membunuh serangga apabila mengenai badan.
Contoh: DDT, BHC, Dieldrin, Aldrin dan lain lain.
3. Kelompok racun pernafasan
Membunuh serangga apabila terhirup.
Contoh: BC, asam sianida, karbon disulfida dan lain lain.

Вам также может понравиться