Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kortikosteroid merupakan anti-inflamasi yang identik dengan kortisol, hormon steroid alami
pada manusia yang disintesis dan disekresi oleh korteks adrenal.1 Efek antiinflamasi
kortikosteroid mempengaruhi berbagai sel imunokompeten seperti sel T, makrofag, sel
dendritik, eosinofil, neutrofil, dan sel mast, yaitu dengan menghambat respons inflamasi dan
menyebabkan apoptosis berbagai sel tersebut.2
Kerja kortikosteroid menekan reaksi inflamasi pada tingkat molekuler terjadi melalui
mekanisme genomik dan nongenomik. Glukokortikoid (GK) berdifusi pasif dan berikatan
dengan reseptor glukokortikoid (RG) di sitosol. Ikatan GKRG mengakibatkan translokasi
kompleks tersebut ke inti sel untuk berikatan dengan sekuens DNA spesifik, yaitu
glucocorticoid response elements (GRE). Ikatan GK-RG dengan DNA mengakibatkan
aktivasi atau supresi proses transkripsi. Mekanisme non-genomik GK terjadi melalui aktivasi
endothelial nitric oxide synthetase (eNOS) yang menyebabkan lebih banyak pelepasan nitric
oxide (NO), suatu mediator anti-inflamasi.3,4
Imunosupresi secara genomik terjadi melalui aktivasi annexin-1 (lipocortin-1) dan
mitogen-activated proteinkinase (MAPK) phosphatase 1. Selain itu, GK juga meningkatkan
transkripsi gen anti-inflamasi secretory leukoprotease inhibitor (SLPI) interleukin-10 (IL-10)
dan inhibitor nuclear factor-kB (IkB-a). Annexin-1 menghambat pelepasan asam arakhidonat
sehingga produksi mediator inflamasi menurun (prostaglandin, tromboksan, prostasiklin, dan
leukotrien).20,22 Kerja enzim MAPK phosphatase 1 menyebabkan MAPK 1 tidak aktif
sehingga aktivasi sel T, sel dendritik, dan makrofag terhambat.3
Mekanisme genomik lain berupa inhibisi faktor transkripsi yang berperan dalam
produksi mediator inflamasi, yaitu nuclear factor-kB (NF-kB) dan activator protein-1 (AP1).4,5 NF-kB dan AP-1 mengatur ekspresi gen sitokin, inflammatory enzymes, protein dan
reseptor yang berperanan dalam inflamasi (IFN-g, TNF-a, dan IL-1). Penghambatan
keduanya akan menurunkan produksi mediator inflamasi.2-6
Mekanisme secara pasti dari glaukoma yang diinduksi oleh obat steroid belum
diketahui pasti. Yang diketahui adalah steroid secara sekunder dapat meningkatkan resistensi
pengeluaran humor akuos sehingga terjadi peningkatan tekanan intraokuler. Dengan
peningkatan TIO secara terus menerus menyebabkan tekanan pada saraf optik sehingga
terjadi kerusakan saraf optik (cupping), proses tersebut akan bertambah luas seiring dengan
terus berlangsungnya kerusakan jaringan, sehingga skotoma pada lapangan pandang makin
bertambah luas hingga terbentuk defek atau pola lapang pandang yang khas.7-9
Steroid merupakan suatu obat yang dapat meningkatkan TIO melalui mekanisme
sudut terbuka. Mekanisme tersebut dikaitkan dengan peningkatan resistensi pengeluaran
humor akuos. Mekanismenya menunjukkan bahwa defek dapat ditingkatkan oleh akumulasi
glikosaminoglikan (GAG) atau peningkatan produksi protein pada anyaman trabekular
meshwork yang diinduksi oleh respon glukokortikoid (gambar 3), sehingga mengakibatkan
obstruksi aliran keluar humor akuos. Mekanisme lainnya mengarah pada perubahan
sitoskeletal yang diinduksi oleh kortikosteroid sehingga dapat menghambat pinositosis dari
humor akuos atau menghambat penghilangan glikosaminoglikan sebagai hasilnya terjadi
akumulasi substansi. Kortikosteroid juga menyebabkan penurunan sintesis prostaglandin oleh
kortikosteroid yang mengatur fasilitas/pengeluaran humor akuos sehingga terjadi peningkatan
tekanan intraokuler.10,11
D
C
Gambar 3 : Morfologi EfekPpemberian Steroid pada Jaringan Trabecular Meshwork. (A) Transmisi
elektron mikroskop dari jalur keluar mata manusia. (B) Arus jalur dari mata manusia dengan DEXinduced hipertensi okular, menunjukkan akumulasi bahan halus fibrillar (Asterisk) dan debris selular
(panah). (C) trabecular meshwork (jaringan juxtacanalicular dan kanal Schlemm) dari penderita 60
tahun dengan steroid-induced glaukoma dengan terapi prednisolon sistemik. Materi ekstraseluler
fibrillar (bintang) muncul di jaringan juxtacanalicular dan meningkat berdekatan dengan dinding
endotel luar (panah). (D) perbesaran yang lebih tinggi dari bahan ekstraseluler seperti gambaran
sidik jari di trabecular meshwork seorang penderita 13 tahun dengan glaukoma disebabkan oleh
steroid topikal mata. SC, kanal Schlemm . [(A) dan (B) atas izin dari Clark AF, Wilson K, deKater
AW, Allingham RR, McCartney MD. Dexamethasone-induced ocular hypertension in perfusion
cultured human eyes. Invest Ophthalmol Vis Sci 1995; 36: 478-489. (C) dan (D) milik Douglas
Johnson, MD, dan direproduksi dengan izin dari Johnson D, Gottanka J, Flugel C, Hoffman F, Fluta
T, perubahan Lutjen-Drecoll E. Ultrastructural changes in the trabecular meshwork of human eyes
treated with glucocorticoids. Arch Ophthalmol1997; 115: 373-383].
Sumber:
kesehatan.
2007.
[cited
29
november
2011].
Diperoleh
dari
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/8457. Rhee J D, MD. Glaucoma, Drud-Induced. 2009. [cited 5 Desember 2011]. Diperoleh
dari : http://www.emidicine.medscape.com/article/1205298
8. Barnes PJ. How corticosteroids control inflammation: QuintiSLE Prize Lecture 2005. Br
J Pharmacol. 2006;148:245-54.
9. Smoak KA, Cidlowski JA. Mechanisms of glucocorticoid receptor signaling during
inflammation. Mec Ageing Dev. 2004;125:697-706.
10. Dada T, Nair S, Dhhawan M. Steroid-Induced Glaukoma. India. 2009. [cited 18
Penglihatan halo mengacu pada meiihat cincin berwarna seperti pelangi yang mengelilingi
cahaya atau objek yang terang. Efek ini dapat dijelaskan melalui prinsip fisikal bahwa
sewaktu cahaya melewati air (pada mata, melalui air mata, atau sel-sel dari berbagai media
anteretina), akan dipecah menjadi spektrum warna.Penglihatan halo biasanya berkembang
mendadak; durasinya bergantung pada kelainan penyebabnya. Terjadi bersama kelainan yang
berkaitan dengan robekan besar dan edema epitelial kornea. Di antara penyebab ini, yang
paling umum dan signifikan adalah glaukoma sudut tertutup akut, yang menyebabkan
kebutaan. Pada kelainan ini, kenaikan tekanan intraokular yang meningkat (IOP) akan
mendorong cairan ke jaringan kornea di depan membran Bowman, menimbulkan edema.
Sumber:
Springhouse. 2012. Nursing: Interpreting Signs & Symptoms. Netherlands: Wolters Kluwer.
Journal
of
the
Australian
Optometrical
Association.
(Internet).