Вы находитесь на странице: 1из 6

Defenisi Standard Operating Procedure

1.Ada banyak defenisi tentang Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu panduan yang
menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan.
2. Standard Operating Procedure (SOP) adalah serangkaian instruksi yang mengambarkan
pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada sebuah organisasi.
3. Standard Operating Procedure (SOP) adalah sebuah panduan yang dikemukakan secara jelas
tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatan
sehari-hari.
4. Standard Operating Procedure (SOP) adalah serangkaian instruksi yang digunakan untuk
memecahkan suatu masalah.

Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure


Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure (SOP) adalah untuk mendefenisikan semua
konsep dan teknik yang penting serta persyaratan dibutuhkan, yang ada dalam setiap kegiatan
yang dituangkan ke dalam suatu bentuk yang langsung dapat digunakan oleh karyawan dalam
pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
SOP yang dibuat harus menyertakan langkah kegiatan yang harus dijalankan oleh semua
karyawan dengan cara yang sama. Oleh sebab itu, SOP dibuat dengan tujuan memberikan
kemudahan dan menyamakan presepsi semua orang yang berkepentingan sehingga dapat lebih
dipahami dan dimengerti.

Manfaat Standard Operating Procedure

Menjelaskan secara detail semua kegiatan dari proses yang dijalankan.

Standarisasi semua aktifitas yang dilakukan pihak yang bersangkutan.

Membantu

untuk

menyederhanakan

semua

syarat

yang

diperlukan

dalam

proses

pengambilan keputusan.

Dapat mengurangi waktu pelatihan karena kerangka kerja sudah distandarkan.

Membantu menganalisa proses yang berlangsung dan memberikan feedback bagi


pengembangan SOP.

Dapat meningkatkan konsistensi pekerjaan karena sudah ada arah yang jelas.

Dapat meningkatkan komunikasi antar pihak-pihak yang terkait, terutama pekerja dengan
pihak manajemen.

Tingkat kemungkinan (probability)

HIGH Suatu kejadian yang terjadi berulang ulang (setiap hari, setiap shift) dan
diidentifikasikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan masalah.
Kemungkinannya lebih dari 1 dalam 10 kejadian
MEDIUM Suatu kejadian yang sering terjadi tetapi dengan kekerapan yang lebih
jarang (setiap bulan, kwartal) dan diidentifikasikan sebagai sesuatu yang
dapat menimbulkan masalah. Kemungkinannya 1 dalam 10 sampai dengan
1 sampai 1000 kejadian, kadang kadang terjadi
LOW Suatu kejadian yang sangat jarang terjadi (setiap tahun atau bahkan
kurang) tetapi tetap diidentifikasikan sebagai sesuatu yang dapat
menimbulkan masalah. Kemungkinannya 1 dalam lebih dari 1000
kejadian.

2. 7 Jenis jenis kecelakaan kerja


Menurut Purnama (2010) jenis- jenis kecelakaan yang sering terjadi pada proyek
konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Jatuh
2. Tertimpa benda jatuh
3. Menginjak, terantuk
4. Terjepit,
5. Gerakan berlebihan
6. Kontak suhu tinggi
7. Kontak aliran listrik
8. Kontak dengan bahan berbahaya/radiasi
Kecelakaan kerja adalah hal yang tidak diinginkan dan diharapkan sehingga
dapat
mengacaukan suatu proses aktivitas yang telah diatur, merugikan terhadap
manusia, dan
merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Menurut Haris (2008), jenis
jenis
kecelakaan dapat diklasifikasikan seperti diagram berikut :
VERY
HIGH

- Fatal banyak
- Kerusakan besar fasilitas > $5000.000
- Pencemaran lingkungan 1000-10.000 bbl cairan
HIGH - Fatal tunggal
- Kerusakan besar fasilitas > $ 500000-$ 5000.000
- Pencemaran lingkungan 100 bbl cairan
MEDIUM - Cacat permanen
- Kerusakan besar fasilitas > $ 100000 - $ 5000.000
- Pencemaran lingkungan 15 -100 bbl cairan
LOW - Cedera ringan
- Kerusakan besar fasilitas > $ 10.000 - $ 100.000
- Pencemaran lingkungan 1-15 bbl cairan
VERY
LOW
- Pertolangan pertama ringan
- Kerusakan besar fasilitas > $ 10.000
- Pencemaran lingkungan < 1 bbl cairan
24
Berdasarkan tingkat
keseriusan akibat
Minor Accident
FirstAid
Medical Aid
Serious Accident / Light Duty
Lost Time
Accident (LTA)
Fatality Accident
Gambar 2. 2 Jenis kecelakaan menurut Haris (2008)

Bentuk kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi bermacam-macam dan


merupakan dasar dari penggolongan atau pengklasifikasian jenis kecelakaan.
Macam
macam kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis menurut
Thomas
(1989) yaitu:
Terbentur (struck by)
Kecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga ditabrak atau
ditampar
sesuatu yang bergerak atau bahan kimia. Contohnya: terkena pukulan palu,
ditabrak
kendaraan, benda asing misal material.
Membentur (struck against)
Kecelakaan yang selalu timbul akibat pekerja yang bergerak terkena
ataubersentuhan
dengan beberapa objek atau bahan-bahan kimia.Contohnya: terkena sudut atau
bagian
yang tajam, menabrak pipapipa.
Terperangkap (caught in, on, between)
Contoh dari caught in adalah kecelakaan yang akan terjadi bila kakipekerja
tersangkut di
antara papanpapan yang patah di lantai. Contohdari caught on adalah
kecelakaan yang
timbul bila baju dari pekerja terkena pagar kawat, sedangkan contoh dari caught
between
adalahkecelakaan yang terjadi bila lengan atau kaki dari pekerja tersangkut
bagian mesin
yang bergerak.
Jatuh dari ketinggian (fall from above)
25
Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih tinggike tingkat
yang
lebih rendah. Contohnya jatuh dari tangga atau atap.

Jatuh pada ketinggian yang sama (fall at ground level)


Beberapa kecelakaan yang timbul pada tipe ini seringkali berupa tergelincir,
tersandung,
jatuh dari lantai yang sama tingkatnya.
Pekerjaan yang terlalu berat (over-exertion or strain)
Kecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang terlalu berat yang dilakukan pekerja
seperti
mengangkat, menaikkan, menarik benda atau material yang dilakukan di luar
batas
kemampuan.
Terkena aliran listrik (electrical contact)
Luka yang ditimbulkan dari kecelakaan ini terjadi akibat sentuhan anggota badan
dengan
alat atau perlengkapan yang mengandung listrik.
Terbakar (burn)
Kondisi ini terjadi akibat sebuah bagian dari tubuh mengalami kontak dengan
percikan,
bunga api, atau dengan zat kima yang panas
2.8 Faktor-faktor penyebab kecelakaan konstruksi
Kasus-kasus kecelakaan yang terjadi di luar negeri umumnya adalah metode
pelaksanaan konstruksi yang kurang tepat mengakibatkan gedung runtuh yang
menewaskan banyak korban.
Sedangkan kasus yang terjadi di Indonesia umumnya terjadi karena lemah nya
pengawasan pada proyek konstruksi. Kurang disiplin nya tenaga kerja dalam
mematuhi
ketentuan K3 dan kurang memadainya kuantitas dan kualitas alat perlindungan
diri di
proyek konstruksi.
Dari kasus-kasus diatas ada beberapa faktor penyebab terjadinya kecelakaan
kerja konstruksi adalah akibat dari beberapa hal berikut:
26

1. Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 konstruksi dan penggunaan metode


pelaksanaan yang kurang tepat.
2. Lemahnya pengawasan K3
3. Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatanpelindung
diri
4. Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai
K3.
Kondisi tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan kerja yang pada
umumnya disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error baik aspek
kompetensi
para pelaksana maupun pemahaman arti penting penyelenggaraan K3.
Hambatan
pelaksanaan K3 tersebut antara lain:
1. Terbatasnya persepsi tentang K3
2. Kurang perhatian dan pengawasan
3. Ada anggapan K3 menambah biaya
4. Tanggung jawab K3 hanya pada kontraktor saja
5. Kurang aktifnya perusahaan asuransi terhadap K3.
Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yangmemiliki risiko
kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebabutama kecelakaan kerja
pada
proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek
konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan
dipengaruhi
cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik
yang
tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih.Ditambah
dengan
manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah,akibatnya para pekerja
bekerja dengan
metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko tinggi.

Вам также может понравиться