Вы находитесь на странице: 1из 20

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

(UKRIDA)
REFERAT KANDIDIASIS

Oleh:
Yogi Priambada
(11.2015.008)
Pembimbing:
dr. Endang S ,Sp.KK

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS
2016

PENDAHULUAN
Infeksi jamur Candida pertama didapatkan di dalam mulut sebagai thrush yang
dilaporkan oleh Francois Valleix (1836). Langerbach (1939) menemukan jamur penyebab
thrush, kemudian Berhout (1923) memberi nama organisme tersebut sebagai Candida.
Infeksi jamur dewasa ini semakin sering terjadi seiring dengan meningkatnya
penggunaan antibiotika berspektrum luas, steroid, obat-obat sitostatika, penyakit kronik,
keganasan, bayi- bayi dengan berat badan lahir rendah dan penderita-penderita dengan
penurunan daya tahan tubuh.
Spesies jamur yang paling sering dijumpai pada penderita immunokompromi
yaitu infeksi kandida. Jamur kandida merupakan flora mikrobial normal rongga mulut,
saluran pencernaan dan vagina, bersifat invasif/patogen bila daya tahan host (pejamu)
terganggu. Infeksi jamur ini umumnya terjadi di daerah mukokutaneus, tetapi dapat pula
terjadi pada organ- organ lain di dalam tubuh seperti esofagus, ginjal, hati, jantung, mata,
otak dan paru
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang sangat umum. Jamur ini biasa hidup
dalam tubuh. Kandidiasis juga merupakan infeksi oportunistik yang sangat umum pada
orang terinfeksi HIV. Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang.
Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Cara terbaik untuk
menghindari jangkitan kandidiasis adalah dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh
melalui penggunaan terapi antiretroviral. Sebagian besar penyakit kandidiasis dapat
diobati secara mudah dengan terapi lokal. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh
yang lemah, penyakit ini menjadi lebih menetap.1,2,4
I. DEFINISI
Kandidiasis dikenali juga dengan kandidosis dan moniliasis adalah penyakit
jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh jamur intermediate Candida sp.,
biasanya oleh spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,

bronki atau paru, dengan berbagai manifestasi klinisnya yang bisa berlangsung akut,
kronis atau episodik, kadang-kadang dapat menyebabkan septicemia, endokarditis atau
meningitis. Predileksi Candida albicans pada daerah lembab, misalnya pada daerah
lipatan kulit. Karena organisme ini menyukai daerah yang hangat dan lembab.2
II. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik lakilaki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit.
Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-data penyebarannya
dengan tepat. Candida albicans adalah saprofit yang berkoloni pada mukosa seperti
mulut, traktus gastrointestinal, dan vagina. Merupakan jamur yang berbentuk oval dengan
diameter 2-6 um. Dan dapat hidup dalam 2 bentuk yakni bentuk hifa dan bentuk yeast.
Jumlah koloni sangat menentukan derajat penyakit, akan tetapi dilaporkan bahwa
frekuensi terjadinya di mulut 18%, vagina 15%, dan mungkin dalam feses 19%. Di
Jerman ditemukan penyebab yang berbeda-beda pada diaper dermatitis pada 46 laki-laki
dan perempuan. Pada 38 pasien menunjukkan penyebab yang spesifik, 63% dengan
kandidiasis, 16% dengan dermatitis iritan, 11% dengan ekzema, dan 11% dengan
psoriasis. Dari pasien tersebut, 37 orang diterapi dan 73 % dirawat setelah 8 minggu
setelah terapi.1,2
III. ETIOLOGI
Yang tersering sebagai penyebab ialah Candida albicans yang dapat diisolasi dari kulit,
mulut, selaput mukosa vagina, dan feses orang normal. Sebagai penyebab endokarditis
kandidiasis ialah C. parapsilosis dan penyebab kandidiasis septicemia adalah C.
tropikalis. Candida sp adalah jamur sel tunggal, berbentuk bulat sampai oval. Jumlahnya
sekitar 80 spesies dan 17 diantaranya ditemukan pada manusia. Dari semua spesies yang
ditemukan pada manusia, C.albicans lah yang paling pathogen. Candida sp.
memperbanyak diri dengan membentuk blastospora (budding cell). Blastospora akan
saling bersambung dan bertambah panjang sehingga membentuk pseudohifa. Bentuk

pseudohifa lebih virulen dan invasif daripada spora. Hal itu dikarenakan pseudohifa
berukuran lebih besar sehingga lebih sulit difagositosis oleh makrofag. Selain itu,
pseudohifa mempunyai titik-titik blastokonidia multipel pada satu filamennya sehingga
jumlah elemen infeksius yang ada lebih besar.2,3
IV. KLASIFIKASI
Berdasarkan tempat yang terkena CONANT dkk. (1971), mambaginya sebagai berikut:
Kandidiasis selaput lendir:
1. Kandidiasis oral (thrush)
2. Perleche
3. Vulvovaginitis
4. Balanitis atau balanopostitis
5. Kandidiasis mukokutan kronik
6. Kandidiasis bronkopulmonar dan paru

Kandidiasis kutis:
1. Lokalisata:

a. daerah intertriginosa
b. daerah perianal

2. Generalisata
3. Paronikia dan onikomikosis
4. Kandidiasis kutis granulomatosa
Kandidiasis sistemik:
1. Endokarditis
2. Meningitis
3. Pielonefritis
4. Septikemia
Reaksi id. (kandidid)

V. PATOGENESIS
Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel pejamu menjadi syarat mutlak
untuk berkembangnya infeksi. Secara umum diketahui bahwa interaksi antara
mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel
mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Manan dan manoprotein merupakan molekulmolekul Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif. Khitin, komponen kecil
yang terdapat pada dinding sel Candida albicans juga berperan dalam aktifitas adhesive.
Setelah terjadi proses penempelan, Candida albicans berpenetrasi ke dalam sel epitel
mukosa. Dalam hal ini enzim yang berperan adalah aminopeptidase dan asam fosfatase.
Apa yang terjadi setelah proses penetrasi tergantung dari keadaan imun dari pejamu.
Pada umumnya Candida albicans berada dalam tubuh manusia sebagai saproba
dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen
pada tubuh pejamu.1.2

Faktor endogen:
1. Perubahan fisiologik:

Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina


Kondisi vagina selama masa kehamilan menunjukkan kepekaan yang
tinggi terhadap infeksi kandida, hal ini tampak dengan ditemukannya
kolonisasi candida spp yang tinggi pada masa ini sejalan dengan tingginya
simtomatik vaginitis. Keluhan ini paling sering timbul pada usia
kehamilan trimester ketiga. Bagaimana mekanisme hormon-hormon
reproduksi dapat meningkatkan kepekaan vagina terhadap infeksi kandida
masih belum jelas.

Kegemukan, karena banyak keringat

Debilitas

Iatrogenik
4

Endokrinopati, gangguan gula darah pada kulit


Pada penderita diabetes mellitus juga ditemukan kolonisasi candida spp
dalam vagina mungkin karena peningkatan kadar glukosa dalam darah,
jaringan dan urin. Akan tetapi mekanismenya juga tidak diketahui.

Penyakit kronik: tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaan umum


yang buruk.

2. Umur: orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status
imunologiknya tidak sempurna.
3. Imunologik: penyakit genetik.
Faktor eksogen:
1. Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat.
2. Kebersihan kulit
3. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan
memudahkan masuknya jamur.
4. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.
Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida albicans
serta memudahkan invasi jamur ke dalam jaringan tubuh manusia karena adanya
perubahan dalam sistem pertahanan tubuh. Blastospora berkembang menjadi hifa semu
dan tekanan dari hifa semu tersebut merusak jaringan, sehingga invasi ke dalam jaringan
dapat terjadi. Virulensi ditentukan oleh kemampuan jamur tersebut merusak jaringan serta
invasi ke dalam jaringan. Enzim-enzim yang berperan sebagai faktor virulensi adalah
enzim-enzim hidrolitik seperti proteinase, lipase dan fosfolipase.
VI. GEJALA KLINIS
Kandidiasis selaput lendir
i.

Thrush
Biasanya mengenai bayi, tampak pseudomembran putih coklat muda kelabu yang
menutup lidah, palatum mole, pipi bagian dalam, dan permukaan rongga mulut

yang lain. Lesi dapat terpisah-pisah, dan tampak seperti kepala susu pada rongga
mulut. Bila pseudomembran terlepas dari dasarnya tampak daerah yang basah
dan merah.
Pada glositis kronik, lidah tampak halus dengan papila yang atrofik atau lesi
berwarna putih di tepi atau di bawah permukaan lidah. Bercak putih tidak tampak
jelas bila penderita sering merokok.1

Thrus
ii.

Perleche
Lesi berupa fisur pada sudut mulut; lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah, dan
dasarnya eritematosa. Faktor predisposisnya ialah defisiensi riboflavin.

Perleche
iii.

Vulvovaginitis

Biasanya sering terdapat pada penderita diabetes mellitus karena kadar gula
darah dan urin yang tinggi dan pada wanita hamil karena penimbunan glikogen
dalam epitel vagina. Keluhan yang paling sering adalah rasa gatal pada daerah
vulva dan adanya duh tubuh. Sifat duh tubuh bervariasi dari yang cair seperti air
sampai tebal dan homogen dengan noda seperti keju. Kadang-kadang sekret
tampak seperti susu yang disertai gumpalan-gumpalan putih sehingga tampak
seperti susu basi/pecah dan tidak berbau. Akan tetapi lebih sering sekret hanya
minimal saja. Pada yang berat terdapat pula rasa panas, nyeri sesudah miksi, dan
dispaneuria.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan eritema dan pembengkakan pada labia dan
vulva, juga dapat ditemukan lesi papulopustular di sekitarnya. Pada pemeriksaan
yang ringan tampak hiperemia di labia menora, introitus vagina, dan vagina
terutamanya 1/3 bagian bawah. Servik tampak normal sedangkan mukosa vagina
tampak kemerahan. Sering pula terdapat kelainan yang khas bercak-bercak putih
kekuningan. Bila ditemukan keluhan dan tanda-tanda vaginitis serta pH vagina <
4,5 dapat diduga adanya infeksi kandida.1,2
Pada kelainan yang berat juga terdapat edema pada labia menora dan ulkus-ulkus
yang dangkal pada labia menora dan sekitar introitus vaginal.
Fluor albus pada kandidosis vagina bewarna kekuningan. Tanda yang khas ialah
disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu bewarna putih kekuningan.
Gumpalan tersebut berasal dari massa yang terlepas dari dinding vulva atau
vagina terdiri atas bahan nekrotik, sel-sel epitel, dan jamur.

Vulvovaginitis
iv.

Balanitis atau balanopostitis


Penderita mendapat infeksi karena kontak seksual dengan wanitanya yang
menderita vulvovaginitis, lesi berupa erosi, pustula dengan dindingnya yang tipis,
terdapat pada glans penis dan sulkus koronarius glandis.

Balanitis atau balanopostitis


v.

Kandidiasis mukokutan kronik


Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau sistem
hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam defisiensi
yang bersifat genetik, umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya
mirip penderita dengan defek poliendokrin.

Kandidiasis kutis
i.

Kandidiasis intertriginosa
Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara
jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilikus, berupa bercak yang berbatas
tegas, bersisik, basah dan eritematosa.
Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil
atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang
kasar dan berkembang seperti lesi primer.

Kandidiasis intertriginosa

ii.

Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini
menimbulkan pruritus ani.

Kandidiasis perianal

iii.

Kandidiasis kutis generalisata


Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga di lipat payudara, intergluteal,
dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia.
Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini
sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidosis vagina
atau mungkin karena gangguan imunologik.

iv.

Paronikia dan Onikomikosis


Sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaanya berhubungan dengan air,
bentuk ini tersering didapat.
Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjadi
tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-kadang bewarna kecoklatan, tidak
rapuh, tetap berkilat dan tidak terdapat sisa jaringan di bawah kuku seperti pada
tinea unguium.

Onikomikosis

v.

Diaper-rash
Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti yang
dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejala
sisa dermatisis oral dan perianal.

10

Diaper-rash

vi.

Kandidiasis granulomatosa
HOUSER dan ROTHMAN melaporkan bahawa penyakit ini sering menyerang
anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal bewarna kuning
kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat menimbul seperti
tanduk sepanjang 2 cm, lokalisasinya sering terdapat di muka, kepala, kuku,
badan, tungkai dan farings.2

Kandidiasis sistemik
i.

Endokarditis
Sering terdapat pada penderita morfinis sebagai akibat komplikasi penyuntikan
yang dilakukan sendiri, juga dapat diderita oleh penderita sesudah operasi
jantung.

ii.

Meningitis
Terjadi karena penyebaran hematogen jamur, gejalanya sama dengan meningitis
tuberkulosis atau karena bakteri lain.

Reaksi id (kandidid)
Reaksi terjadi karena adanya metabolit kandida, klinisnya berupa vesikel-vesikel yang
bergerombol, terdapat pada sela jari tangan atau bagian badan yang lain, mirip

11

dermatofitid. Di tempat tersebut tidak ada elemen jamur. Bila lesi kandidosis diobati,
kandidid akan menyembuh. Jika dilakukan uji kulit dengan kandidin (antigen kandida)
memberi hasil positif.
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis klinis kandidiasis dibuat berdasarkan keluhan penderita, pemeriksaan
klinis, pemeriksaan laboratorium berupa sediaan basah maupun gram dan pemeriksaan
biakan jamur, selain itu juga pemeriksaan pH cairan vagina untuk kandidiasis
vulvovaginalis.
1. Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10% atau
dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu.
2. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud,
dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu
37C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony. Identifikasi
Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn
meal agar.
3. Identifikasi spesies
Meskipun gambaran klinis sulit dibedakan penentuan etiologi spesisik
Candida sampai ke tingkat spesies berguna untuk menentukan terapi dan
prognosis. Adapun cara mengidentifikasi Candida sp. dapat dilakukan dengan cara
tradisional dan komersil.

a. Germ Tube Test

12

Germ tube test merupakan cara yang digunakan untuk menentukan


indentifikasi spesies C. albicans. Pemeriksaan ini menggunakan media yang
mengandung serum dan diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 2 jam. Bila terdapat
pertumbuhan germ tube atau sprout mycelium,berarti spesies tersebut adalah C.
albicans. Pertumbuhan Germ tube dikenal sebagai Fenomena Reynols-Braude.

b. Penilaian Klamidospora
Penilaian Klamidospora menggunakan media commeal agar dengan Tween
890. Morfologi koloni Candida sp. dibedakan berdasarkan susunan blastospora
dan gambaran morfologi pseudohifa. Umumnya hanya C. albicans yang
menghasilkan klamidiospora.

c. Uji Asimilasi dan Fermentasi


Identifikasi Candida sp. dapat juga dilakukan berdasarkan kemampuan ragi
untuk mengasimilasi dan fermentasi karbohidrat yang berbeda utuk setiap spesies.
Candida albicans dapat mengasimilasi dan memfermentasi glukosa, galaktosa,
maltose, dan sukrosa.

d. CHROM agar candida


CHROM agar kandida merupakan cara komersil media biakan selektif untuk
mengidentifikasi Candida sp. Koloni C. albicans, C. tropicalis, C. glabrata, dan C.
krusei dapat dibedakan berdasarkan morfologi koloni dan warna yang ditimbulkan
oleh masing-masing koloni. Media ini mengandung 10 gr pepton, 20 gr glukosa,
0,5 gr kloramfenikol, 15 gr agar dan 2 gr chromogenic mix. Chromogenic mix
merupakan bahan yang menyebabkan perubahan warna koloni pada Candida sp.3,4

13

1. Serologi
Macam-macam

prosedur

pemeriksaan

serologi

direncanakan

untuk

mendeteksi adanya antibodi Candida yang berkisar pada tes immunodifusi yang
lebih sensitive seperti counter immunoelectrophoresis (CIE), enzyme-linked
immunosorbent assay (ELISA), and radioimmunoassay (RIA). Produksi empat
atau lebih garis precipitin dengan tes CIE telah menunjukkan diagnosis
kandidiasis pada pasien yang terpredisposisi.

2. Pemeriksaan histologi
Didapatkan bahwa spesimen biopsi kulit dengan pewarna periodic acid-schiff
(PAS) menampakkan hifa tak bersepta. Hifa tak bersepta yang menunjukkan
kandidiasis kutaneus berbeda dengan tinea.

3. Uji sensitifitas
Uji sensitifitas ini secara cepat dan tepat berdasarkan PCR dari DNA dapat
juga digunakan untuk mengidentifikasi patogenitas candida dalam jaringan.

4. Pemeriksaan pH vagina
Pada kandidiasis vulvovaginalis pH vagina normal berkisar antara 4,0-4,5 bila
ditemukan pH vagina lebih tinggi dari 4,5 menunjukkan adanya bakterial
vaginosis, trikhomoniasis atau adanya infeksi campuran. 1.4

VII. DIAGNOSIS BANDING

14

1. Kandidiasis kutis lokalisata dengan:


a. Eritrasma
Infeksi bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh
Corynebacterium minutissisum. Lesi kulit dapat berukuran sebesar miliar sampai
plakat. Lesi eritroskuamosa, berskuama halus kadang-kadang dapat terlihat
merah kecoklat-coklatan. Tidak terlihat adanya lesi satelit. Tempat predileksi di
daerah ketiak dan lipatan paha. Kadang-kadang berlokasi di daerah intertriginosa
lain terutama pada penderita yang gemuk. Pada pemeriksaan lampu Wood lesi
terlihat berfluoresensi merah membara (coral red).5,6
b. Dermatitis intertriginosa
Lesi kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga
tampak basah. Tidak ditemukan lesi satelit. Penderita juga mengeluh gatal
c. Dermatofitosis (tinea)
2. Kandidiasis kuku dengan tinea unguium
Pada tinea unguium kuku sudah tampak rapuh pada bagian distal pada bentuk
subungual distal dan tampak rapuh pada bagian proksimal pada bentuk subungual
proksimal. Biasanya penderita tinea unguium mempunyai dermatofitosis ditempat
lain yang sudah sembuh atau yang belum. Kuku kaki lebih sering diserang
daripada kuku tangan.4

IX. PENATALAKSANAAN
Saat ini telah banyak tersedia obat-obat antimikosis untuk pemakaian secara
topikal maupun oral sistemik untuk terapi kandidiasis akut maupun kronik.
Kecenderungan saat ini adalah pemakaian regimen antimikosis oral maupun lokal jangka
15

pendek dengan dosis tinggi. Antimikosis untuk pemakaian lokal/topikal tersedia dalam
berbagai bentuk, misalnya krim, lotion, vaginal tablet dan suppositoria. Tidak ada
indikasi khusus dalam pemilihan bentuk obat topikal. Untuk itu perlu ditawarkan dan
dibicarakan dengan penderita sebelum memilih bentuk yang lebih nyaman untuk pasien.
Untuk keradangan pada vulva yang ekstensi mungkin lebih baik dipilih aplikasi lokal
bentuk krim. Hendaklah mengingatkan pasien untuk menghindari atau menghilangkan
faktor predisposisi.5

Pengobatan:
1. Topikal:

Larutan ungu gentian - 1 % untuk selaput lendir, 1-2 % untuk kulit,


dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.

Nistatin: berupa krim, salap, emulsi

Amfoterisin B

Grup azol antara lain:


i.

Mikonazol 2% berupa krim atau bedak

ii.

Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim

iii.

Tiokonazol, bufonazol, isokonazol

iv.

Siklopiroksolamin 1% larutan, krim

v.

Antimikotik yang lain yang berspektrum luas

2. Sistemik

Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna,


obat ini tidak diserap usus.

Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik

Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per


vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200 mg

16

selama 5 hari atau dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau


dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal.

Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk


orang dewasa 2 x 100 mg sehari, selama 3 hari.

X. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi kutaneus kandidiasis yang bisa terjadi, antara lain :
1. Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit
2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan mungkin
menginfeksi daerah di sekitar kuku.
3. Disseminated

candidiasis

yang

mungkin

terjadi

pada

tubuh

yang

immunocompromised

XI. PENCEGAHAN
Keadaan umum dan higienitas yang baik dapat membantu pencegahan infeksi kandida,
yakni dengan menjaga kulit selalu bersih dan kering.7
XI. PROGNOSIS
Prognosis kutaneus kandidiasis umumnya baik, bergantung pada berat ringanya faktor
predisposisi. Biasanya dapat diobati tetapi sekali-kali sulit dihilangkan. Infeksi berulang
merupakan hal yang umum terjadi.6

17

XII. KESIMPULAN
Kandidosis kutis adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur dari
genus Candida. Predileksi Candida albicans pada daerah lembab, misalnya pada daerah
lipatan kulit, karena organisme ini menyukai daerah yang hangat dan lembab. Prognosis
kutaneus kandidiasis umumnya baik, bergantung pada berat ringanya faktor predisposisi

DAFTAR PUSTAKA

1.

Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda A., Hamzah M., Aishah S., Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi IV, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta, 2006. Pp:103-6

2.

Siregar, R.S. Kandidiasis. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta. 2005 : 31 4.

3.

Madani, F. Infeksi Jamur Kulit, dalam Harahap, M. (ed), Ilmu Penyakit Kulit,
Penerbit Hipokrates, Jakarta.2000: 73 87.
4. Kandidiasis

vulvovaginal.

Edisi

2010.

Diunduh

dari

http://www.scribd.com/doc/34699247/Kandidiasis-Vulvovagina-, 08 November
2016.
5. Setiabudy R, Bahry B. Obat jamur. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007: 571-83.
6.

Prof.Dr.Marwali Harahap, Ilmu Penyakit Kulit, Penerbit Hipokrates,1998.


7. Habif, T. P, eds. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy
4th edition. Pennsylvania. Mosby, inc. 2004. p. 440-450

18

19

Вам также может понравиться

  • Surat Pernyataan
    Surat Pernyataan
    Документ1 страница
    Surat Pernyataan
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Hipotermi Termoregulasi
    Hipotermi Termoregulasi
    Документ31 страница
    Hipotermi Termoregulasi
    Kids Gamer's
    Оценок пока нет
  • Alur Diagnosis TB Paru
    Alur Diagnosis TB Paru
    Документ3 страницы
    Alur Diagnosis TB Paru
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Presentasi Kasus Bell's Palsy Pius
    Presentasi Kasus Bell's Palsy Pius
    Документ41 страница
    Presentasi Kasus Bell's Palsy Pius
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Referat ADHD - Kevin Lukito
    Referat ADHD - Kevin Lukito
    Документ29 страниц
    Referat ADHD - Kevin Lukito
    novia
    Оценок пока нет
  • Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
    Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
    Документ1 страница
    Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Asd
    Asd
    Документ1 страница
    Asd
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Alur Diagnosis TB Paru
    Alur Diagnosis TB Paru
    Документ3 страницы
    Alur Diagnosis TB Paru
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Yogiechimp Tes Khusus
    Yogiechimp Tes Khusus
    Документ14 страниц
    Yogiechimp Tes Khusus
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • 10 PP Enteral DR ID
    10 PP Enteral DR ID
    Документ55 страниц
    10 PP Enteral DR ID
    brigitta_bika
    Оценок пока нет
  • Slide Referat Snooring Fix
    Slide Referat Snooring Fix
    Документ27 страниц
    Slide Referat Snooring Fix
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • TRANFUSI TUKAR (Baru)
    TRANFUSI TUKAR (Baru)
    Документ31 страница
    TRANFUSI TUKAR (Baru)
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Hipotermi Termoregulasi
    Hipotermi Termoregulasi
    Документ31 страница
    Hipotermi Termoregulasi
    Kids Gamer's
    Оценок пока нет
  • Case Ujian
    Case Ujian
    Документ11 страниц
    Case Ujian
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • To 1 Fkui 9 Agustus 2017 1-72 Dan 96-120
    To 1 Fkui 9 Agustus 2017 1-72 Dan 96-120
    Документ1 страница
    To 1 Fkui 9 Agustus 2017 1-72 Dan 96-120
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Penilaian Umur Gestasi
    Penilaian Umur Gestasi
    Документ20 страниц
    Penilaian Umur Gestasi
    Pee Quun
    Оценок пока нет
  • Visum Hidup 06102016 Gladly
    Visum Hidup 06102016 Gladly
    Документ2 страницы
    Visum Hidup 06102016 Gladly
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Awawawa
    Awawawa
    Документ6 страниц
    Awawawa
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Grace Bedah
    Grace Bedah
    Документ8 страниц
    Grace Bedah
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Case Ujian
    Case Ujian
    Документ11 страниц
    Case Ujian
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • TO 1 FKUI 9 AGUSTUS 2017 1-72 Dan 96-120
    TO 1 FKUI 9 AGUSTUS 2017 1-72 Dan 96-120
    Документ28 страниц
    TO 1 FKUI 9 AGUSTUS 2017 1-72 Dan 96-120
    Dinar SFw
    Оценок пока нет
  • TO 1 FKUI 9 AGUSTUS 2017 1-72 Dan 96-120
    TO 1 FKUI 9 AGUSTUS 2017 1-72 Dan 96-120
    Документ28 страниц
    TO 1 FKUI 9 AGUSTUS 2017 1-72 Dan 96-120
    Dinar SFw
    Оценок пока нет
  • Poin Poin Perjanjian
    Poin Poin Perjanjian
    Документ1 страница
    Poin Poin Perjanjian
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Tinea Kruris
    Laporan Kasus Tinea Kruris
    Документ17 страниц
    Laporan Kasus Tinea Kruris
    Dwi Setiawan Hardianto
    Оценок пока нет
  • Keratitis Punctata Superfisialis
    Keratitis Punctata Superfisialis
    Документ12 страниц
    Keratitis Punctata Superfisialis
    Taufik Abidin
    100% (1)
  • Yogie
    Yogie
    Документ20 страниц
    Yogie
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • REFERAT Glaukoma
    REFERAT Glaukoma
    Документ21 страница
    REFERAT Glaukoma
    retkodresti
    100% (1)
  • Makalah KVA
    Makalah KVA
    Документ21 страница
    Makalah KVA
    anon_748027127
    100% (6)
  • VH 121016
    VH 121016
    Документ4 страницы
    VH 121016
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет
  • Kandidiasis Yogi
    Kandidiasis Yogi
    Документ32 страницы
    Kandidiasis Yogi
    Yogie Priambada
    Оценок пока нет